Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

( PERANAN MAKANAN DALAM PENULARAN PENYKIT )

OLEH :

MELA

MUSYAROFAH NIM.

1913351037

(REGULER 1)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN

TANJUNGKARANG 2020
Daftar isi
Kata Pengantar......................................................................................................iii

Daftar Isi...............................................................................................................ii

Bab l......................................................................................................................1

Pendahuluan.........................................................................................................4

1.1. Latar Belakang...............................................................4

1.2. Rumusan Masalah..........................................................5

1.3. Tujuan............................................................................5

1.4. Manfaat..........................................................................5

Bab ll.......................................................................................................................6

Pembahasan............................................................................................................6

2.1. Hygiene Sanitasi Makanan.............................................................6

2.2. Peryaratan Hygiene Sanitasi Makana.............................................8

2.3. Mekanisme Kontaminasi Makanan...............................................9

2.4. Mekanisme Terjadinya Pencemaran Makanan..............................12

Bab lll....................................................................................................................15

Penutup.................................................................................................................15

A. Kesimpulan..............................................................................................15

B. Saran........................................................................................................15

Daftar Pustaka......................................................................................................16

3ii
Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat –Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang
Peranan Makanan dalam Menimbulkan Penyakit.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kapada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman.
Makalah yang saya buat ini merupakan suatu tugas yang diberikan dan sebagai
kewajiban kami untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Mei selaku dosen mata kuliah
Penyehatan Makanan Minuman Penulis berharap makalah yang telah disusun ini
bisa memberikan sumbangsih untuk menambah pengetahuan para pembaca, dan
akhir kata, dalam rangka perbaikan selanjutnya, penulis akan terbuka terhadap saran
dan masukan dari semua pihak karena penulis menyadari skripsi yang telah disusun
ini memiliki banyak sekali kekurangan.

3iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan


kehidupan. Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi
yang optimal seperti : vitamin, mineral, hidrat arang, lemak dan lainnya. Makanan
harus murni dan utuh dalam arti tidak mengandung bahan pencemar serta harus
hygiene. Bila salah satu faktor tersebut terganggu makanan yang dihasilkan akan
menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit bahkan keracunan makanan
(Farida, Yayuk dkk, 2004).
Konsep personal hygiene dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang
sangat penting dan harus diperhatikan karena konsep personal hygiene akan
mempengaruhi kesehatan seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi
oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu
diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap
kesehatan (Adams dan Y. Motarjemi, 2003).
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling
berkaitan dengan masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Pemecahan masalah
kesehatan masyarakat, tidak hanya di lihat dari segi kesehatannya sendiri, tetapi
harus di lihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat
sakit” atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Salah satunya
adalah hygiene dan sanitasi makanan ( Depkes, 2000).

4
Masalah kesehatan khususnya masalah hygiene dan sanitasi
makanan merupakan masalah yang sangat kompleks dan sebenarnya
bukan merupakan masalah yang baru. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menyimpulkan bahwa sekitar 30% dilaporkan keracunan
makanan untuk kawasan Eropa terjadi pada rumah-rumah pribadi akibat
tidak memperhatikan hygiene dan sanitasi makanan. Menurut WHO, di
Amerika Serikat saja setiap tahunnya ada 76 juta kasus penyakit bawaan
makanan menyebabkan 325.000 jiwa rawat inap dan 500 kematian.
Sekitar 70 % kasus keracunan makanan di dunia disebabkan oleh makanan
siap santap yaitu makanan yang sudah diolah, terutama oleh usaha katering,
rumah makan, kantin, restoran maupun makanan jajanan (Depkes, 2000).
Di Indonesia masalah hygiene dan sanitasi makanan merupakan
masalah yang sudah lama dan terus berulang terjadi dan mengancam
jutaan orang. Delapan warga di Sulawesi Selatan tewas keracunan
makanan saat buka puasa. 130 buruh pabrik keracunan ketika makan
bersama di Bekasi. 64 buruh pabrik sepatu keracunan makanan di
Semarang. 55 warga Jember keracunan setelah menyantap hidangan
resepsi pernikahan (Aide, 2010 )

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, agar penelitian ini
jelas dan lebih terarah pada Peran Makanan dalam Penularan
penyakit.

1.3. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca mengetahui


bahwa makanan juga salah satu penyebab terjadinya penyakit.

1.4. Manfaat
Manfaat dari makalah ini bisa di jadikan informasi kepada
para pembaca khususnya dalam bidang kesehatan untuk masyarakat
agar menjaga hygen sanitasi
BAB II

45
PEMBAHASAN

2.1. Hygiene Sanitasi Makanan

“Pengertian hygiene dan sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara
kebersihan individu. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan
tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian
makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan”
(Depkes 2000).

Menurut Streeth, J.A. and Southgate,H.A, (1986) Kata “hygiene” berasal dari
bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan.
Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea
(Dewi pencegah penyakit). Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama
yaitu:
1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan
kesehatan jasmani, rohani dan sosial untuk mencapai tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi.

2. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha


kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat
orang tersebut berada.

Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh
faktor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan
atau masyarakat

Macam-macam personal hygiene :

a. Perawatan kulit kepala dan rambut.


b. Perawatan mata.
c. Perawatan hidung.
d. Perawatan telinga.
e. Perawatan kuku tangan dan kuku kaki.
f. Perawatan genetalia.

g. Perawatan kulit seluruh tubuh.


h. Kebiasaan buang air besar di jamban.
i. Kebiasaan minum air yang sudah di masak.

46
Masalah hygiene tidak dapat dipisahkan dari masalah sanitasi, dan pada
kegiatan pengolahan makanan masalah sanitasi dan hygiene dilaksanakan
bersama-sama. Kebiasaan hidup bersih, bekerja bersih sangat membantu dalam
mengolah makanan yang bersih pula
Ruang lingkup hygiene meliputi:

1. Hygiene perorangan

2. Hygiene makanan dan minuman

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik


beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari
segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum
makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan tersebut siap untuk
dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini
bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah
konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan
pembeli, mengurangi kerusakan makanan (Depkes, 2000)

Sanitasi makanan bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian


makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang
akan merugikan pembeli, mengurangi kerusakan/pemborosan makanan. Hygiene
dan sanitasi makanan bertujuan untuk mengendalikan faktor makanan, tempat
dan perlengkapannnya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan lainnya. (Depkes, 2000).

Makanan yang aman dalam mencukupi kebutuhan kehidupan kita ketika


pengolahan dan penyajian sangatlah penting. Penanganan makanan yang
kurang bahkan tidak baik dapat menimbulkan penyakit, kecacatan dan bahkan
kematian. Penjamah makanan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
penyiapan dan penyajian makanan kepada orang lain. Perlindungan konsumen,
perusahaan dan diri sendiri dapat dilakukan dengan mempelajari dan
menerapkan penanganan makanan yang aman (Depkes, 2000).

Ilmu sanitasi merupakan penerapan dari prinsip-prinsip yang akan


membantu memperbaiki, mempertahankan, atau mengembalikan kesehatan yang
baik pada manusia, sanitasi meliputi kegiatan–kegiatan aseptik dalam persiapan,
pengolahan, dan penyajian makanan; pembersihan dan sanitasi lingkungan kerja

4
7
dan kesehatan pekerja. Usaha untuk meminimalisasi dan menghasilkan kualitas
makanan yang memenuhi standar kesehatan, dilakukan dengan menerapkan
prinsip-prinsip sanitasi. Secara lebih terinci sanitasi meliputi pengawasan mutu
bahan makanan mentah, penyimpanan bahan, suplai air yang baik, pencegahan
kontaminasi makanan dari lingkungan, peralatan, dan pekerja, pada semua tahap
proses (Depkes RI, 2001)

Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan


dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan,
pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian. Peran penjamah makanan
sangat penting dan merupakan salah satu faktor dalam penyediaan
makanan/minuman yang memenuhi syarat kesehatan. Personal hygiene dan
perilaku sehat penjamah makanan harus diperhatikan. Seorang penjamah
makanan harus beranggapan bahwa sanitasi makanan harus merupakan
pandangan hidupnya serta menyadari akan pentingnya sanitasi makanan, hygiene
perorangan dan mempunyai kebiasaan bekerja, minat maupun perilaku sehat
(Febria Agustina, 2009).

Pemeliharaan kebersihan penjamah makanan, penanganan makanan


secara higienis dan hygiene perorangan dapat mengatasi masalah kontaminasi
makanan dengan bakteri. Dengan demikian kebersihan penjamah makanan adalah
sangat penting untuk diperhatikan karena merupakan sumber potensial dalam
mata rantai perpindahan bakteri ke dalam makanan sebagai penyebab penyakit
(WHO, 2005).

2.2. Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan

Persyaratan hygiene perilaku penjamah makanan, khususnya pada kantin


sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/Menkes/SK/VII/2003 meliputi, antara lain :
1. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan
dengan cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.
2. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan :

8
sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok garpu
dansejenisnya.
3. Setiap tenaga pengolah makanan pada saat bekerja harus memakai
celemek dan penutup rambut. dengan : sarung tangan plastik,
penjepit makanan, sendok garpu dan sejenisnya
4. Setiap tenaga pengolah makanan pada saat bekerja
harus memakai celemek dan penutup rambut.
5. Setiap tenaga penjamah makanan pada saat bekerja
harus berperilaku :
a. Tidak makan atau mengunyah makanan kecil/permen.
b. Tidak memakai perhiasan (cincin).
c. Tidak bercakap-cakap.
d. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah
keluar dari kamar kecil.
e. Tidak memanjangkan kuku.
f. Selalu memakai pakaian yang bersih.

2.3. Mekanisme Kontaminnasi Makanan

Proses terjadinya kontaminasi makanan terutama disebabkan oleh


berbagai faktor, antara lain masih rendahnya pengetahuan dan perilaku penjamah
makanan, faktor higiene perorangan penjamah, kebersihan alat makan serta
sanitasi lingkungan. Pada umumnya bila terjadi kasus keracunan makanan maka
yang dicurigai sebagai penyebab keracunan makanan adalah dari bahan makanan
itu sendiri. Keracunan makanan juga dapat disebabkan berbagai faktor seperti
terjadinya kontaminasi peralatan makanan, orang, kontaminasi silang, serta
karena zat kimia. Sedangkan mekanisme terjadinya kontaminasi makanan dapat
dibedakan berdasarkan tiga macam sumber, antara lain:

 Kontaminan fisik: Kontaminan fisik dapat berupa


benda- benda asing yang terdapat dalam makanan, yang bukan
menjadi bagian dari makanan tersebut. Benda ini merupakan
kontaminan fisik yang selain menurunkan nilai estetis makanan

4
9
juga dapat menimbulkan luka serius bila tertelan, seperti kerikil,
pecahan logam dan lainnya.
 Kontaminasi biologis: Kontaminasi biologis merupakan
organisme yang hidup dan menimbulkan kontaminan makanan.
Organisme hidup yang sering menjadi kontaminan atau pencemar
bervariasi mulai yang berukuran besar seperti serangga, sampai
yang amat kecil seperti mikroorganisme. Mikroorganisme adalah
bahan pencemar yang harus diwaspadai, karena keberadaannya di
dalam makanan sering tidak disadari, sampai menimbulkan akibat-
akibat yang tidak diinginkan, misalnya kerusakan makanan atau
keracunan makanan. Jenis mikroorganisme yang sering
menyebabkan pencemaran makanan adalah bakteri (Clostridium
perfringens, Streptokoki fecal, Salmonella), fungi (Aspergillius,
Penicillium, Fusarium), parasit (Entamoeba histolytica, Taenia
saginata, Trichinella spiralis, dan virus (virus hepatitis A/HAV).
 Kontaminan kimiawi: Kontaminasi kimiawi adalah
berbagai macam bahan atau unsur kimia yang menimbulkan
pencemaran atau kontaminan pada bahan makanan. Unsur kimia
ini dapat berada dalam makanan melalui beberapa cara seperti
terlarutnya lapisan alat pengolah karena digunakan untuk
mengolah makanan yang dapat melarutkan zat kimia dalam
pelapis, logam yang terakumulasi di dalam produk perairan
misalnya kerang atau tanaman yang habitat asalnya tercemar,
bahan pembersih atau sanitasi kimia pada pengolah makanan yang
tidak bersih pembilasannya atau yang secara tidak sengaja
mengkontaminasi makanan karena penyimpanan yang berdekatan.

Terkait dengan penyakit dan keracunan ini, peranan makanan sebagai


perantara penyebaran penyakit dan keracunan makanan, antara lain makanan
dapat berperan sebagai agent (penyebab), vehichel (pembawa) dan sebagai media:
 Sebagai Agent : Pada kasus ini dapat kita ambil contoh tumbuhan
maupun binatang yang secara alamiah telah mengandung zat

4
10
beracun. Agen penyakit infeksi banyak berasal dari binatang dan
menularkan kepada manusia lewat makanan, tetapi penularannya
masih bisa dengan cara yang lain.

 Sebagai Vehicle: Makanan sebagai pembawa penyebab penyakit,


seperti bahan kimia atau parasit yang ikut termakan bersama
makanan dan juga mikroorganisme yang patogen serta bahan
radioaktif. Makanan tersebut tercemar oleh zat-zat yang
membahayakan kehidupan. Jadi dalam kategori ini makanan
tersebut semula tidak mengandung zat¬zat yang membahayakan
tubuh, tetapi karena satu dan lain hal akhirnya mengandung zat
yang membahayakan kesehatan.
 Sebagai Media: Kontaminan yang jumlahnya kecil jika dibiarkan
berada dalam makanan dengan suhu dan waktu yang cukup, maka
akan tumbuh dan berkembang sehingga menjadi banyak dan dapat
menyebabkan wabah yang serius. Penjamah makanan yang
menderita sakit atau karier menularkan penyakit yang dideritanya
melalui saluran pernapasan, sewaktu batuk atau bersin dan melalui
saluran pencernaan, biasanya kuman penyakit mencemari makanan
karena terjadi kontak atau bersentuhan dengan tangan yang
mengandung kuman penyakit

Sedangkan penularan penyakit melalui makanan (food borne disease) dapat


digolongkan menjadi food infection dan food poisoning.
 Food Infection: Food infection adalah masuknya mikroorganisme
dalam makanan, berkembang biak sangat banyak dan dimakan
orang dimana mikroorganisme tersebut menyebabkan sakit.

Jenis-jenis mikroorganisme yang paling sering Salmonella,


Shigella, E. coli, Vibrio cholerae, Vibrio parahaemolyticus.
Bakteri patogen yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui
makanan merupakan penyebab penyakit. Bakteri patogen
penyebab penyakit, mempunyai masa inkubasi dan gejala
tergantung pada patogenitasnya

4
 Food Poisoning:
Food poisoning adalah bahan makanan yang memang
mengandung bahan racun alami maupun makanan diberi zat-zat 11
racun yang mempunyai tujuan komersial maupun nilai-nilai
ekonomis, dapat juga disebabkan oleh makanan yang sudah
tercemar oleh mikroorganime menghasilkan racun contoh bakteri
Staphylococcus.
Ada beberapa racun yang dihasilkan adalah eksotoksin dan
endotoksin. Eksotoksin yaitu toksin yang disintesis di dalam sel
mikroba, kemudian dikeluarkan ke substrat di sekelilingnya.
Endotoksin yaitu toksin yang disintesis di dalam sel bakteri dan
baru bersifat toksik bila sel mengalami lisis. Eksotoksin yang
dihasilkan oleh bakteri biasanya bekerja secara spesifik terhadap
tenunan- tenunan atau sel-sel tertentu. Misalnya sel-sel saraf, otot,
sel-sel pada saluran pencernaan, dan sebagainya. Beberapa
eksotoksin yang dihasilkan oleh bakteri seperti racun botolinum
yang bersifat neurotoksin (menyerang sel-sel saraf sehingga
menyebabkan kelumpuhan), racun stafilokokus dan racun
perfringens yang disebut enterotoksin karena penyerang sel-sel
usus dan dapat menyebabkan diare. Endotoksin lebih bersifat
tahan terhadap panas dibandingkan dengan eksotoksin.

2.4. Mekanisme Terjadinya Pencemaran Makanan

Makanan yang terkontaminasi dapat menimbulkan gejala penyakit baik


infeksi maupun keracunan. Kontaminasi makanan adalah terdapatnya bahan atau
organisme berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja. Bahan atau
organisme disebut kontaminan. Terdapatnya kontaminan dalam makanan dapat
terjadi melalui 2 (dua) cara yaitu kontaminasi langsung dan tidak langsung atau
kontaminasi silang. Kontaminasi langsung adalah kontaminasi yang terjadi pada
makanan mentah, karena ketidaktahuan atau kelalaian baik disengaja atau tidak
disengaja.

4
12
Sedangkan kontaminasi silang adalah kontaminasi yang terjadi secara
tidak langsung akibat ketidaktahuan dalam pengelolaan makanan. Contoh
makanan mentah bersentuhan dengan makanan masak, makanan bersentuhan
dengan peralatan kotor, seperti piring, sendok, pisau dan lainnya.

Makanan mulai dari proses pengolahan sampai siap dihidangkan dapat


memungkinkan terjadinya pencemaran oleh mikrobia. Pencemaran mikrobia
dalam makanan dapat berasal dari lingkungan, bahan-bahan mentah, air, alat-alat
yang digunakan dan manusia yang ada hubungannya dengan proses pembuatan
sampai siap disantap.

Kontaminasi makanan dapat dibedakan dalam tiga macam, antara lain :

 Kontaminasi biologis. Kontaminasi biologis adalah organisme


yang hidup yang menimbulkan kontaminan dalam makanan. Jenis
mikroorganisme yang sering menyebabkan pencemaran makanan
adalah bakteri (Clostridium perfringens, Streptokoki fecal,
Salmonella), fungi (Aspergillius, Penicillium, Fusarium), parasit
(Entamoeba histolytica, Taenia saginata, Trichinella spiralis, dan
virus (virus hepatitis A/HAV)
 Kontaminan kimiawi : Kontaminasi kimiawi adalah berbagai
macam bahan atau unsur kimia yang menimbulkan pencemaran
atau kontaminan pada bahan makanan. Beberapa mekanisme
proses kontaminasi, seperti dengan cara terlarut pada saat
digunakan untuk proses pemasakan.
 Kontaminan fisik : Kontaminan fisik adalah benda-benda asing
yang bukan bagian dari bahan makanan, yang terdapat dalam
makanan.

Pada dasarnya peranan makanan sebagai perantara penyebaran penyakit dan


keracunan makanan, antara lain bahwa makanan dapat berperan sebagai agent
(penyebab), vehichel (pembawa) dan sebagai media

4
13
 Peran makanan sebagai Agent :
Dalam hubungannya dengan penyakit/keracunan, makanan dapat
berperan sebagai agen penyakit, seperti jamur/ikan/tumbuhan lain yang
secara alamiah telah mengandung zat beracun.
 Peran makanan sebagai Vehicle :
Makanan juga dapat sebagai pembawa (vehicle) penyebab penyakit.
Seperti bahan kimia atau parasit yang ikut termakan bersama makanan,
juga mikroorganisme pathogen dan bahan radioaktif. Makanan ini pada
awalnya tidak mengandung zat¬ zat yang membahayakan tubuh, tetapi
karena satu dan lain hal akhirnya mengandung zat yang membahayakan
kesehatan.
 Peran makanan sebagai media :
Kontaminan yang jumlahnya kecil jika dibiarkan berada dalam makanan
dengan suhu dan waktu yang cukup, maka akan tumbuh dan berkembang
sehingga menjadi banyak dan dapat menyebabkan wabah yang serius..
Penjamah makanan yang menderita sakit atau karier menularkan penyakit
yang dideritanya melalui saluran pernapasan, sewaktu batuk atau bersin
dan melalui saluran pencernaan, biasanya kuman penyakit mencemari
makanan karena terjadi kontak atau bersentuhan dengan tangan yang
mengandung kuman penyakit

4
BAB III
PENUTUP

14
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini di dapat kesimpulan yaitu bahwa kontaminasi lewat
makanan dibagi jadi 3 hal yaitu:

1. Kontaminasi Biologis
2. Kontaminasi Kimiawi
3. Kontaminasi Fisik

Peranan makanan sebagai perantara penyebaran penyakit dan keracunan


makanan, antara lain makanan dapat berperan sebagai agent (penyebab), vehichel
(pembawa) dan sebagai media.

B. Saran

Sebaiknya bagi penjamah makanan diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan


mengenai hygiene dan sanitasi, penjamah makanan di harapkan memperhatikan
sarana maupun media yang digunakan

4
Daftar Pustaka

 Departemen Kesehatan RI, 2001, Kumpulan Modul Kursus Penyehatan


15
Makanan Bagi Pengusaha Makanan dan Minuman, Jakarta:Yayasan
Pelayanan Sanitasi Lingkungan NAsional(PESAN).
 2000. Prinsip-Prinsip Higiene dan Sanitasi Makanan. Jakarta : Depkes RI
 Kepmenkes RI No. 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang persyaratan
higiene dan sanitasi rumah makan dan restoran.
http://www.depkes.go.id/download/SK1098.03.pdf ,
diakses pada 16 maret 2012
 WHO, 2005. Data Keracunan Makanan.
http://www.esp.or.id/handwashing/media/diare.pdf. Di akses 03 maret 2012.
 Agustiana Febria, 2009. hygiene, sanitasi pada pedagang jajanan makanan
tradisional di lingkungan sekolah dasar dikelurahan DemangLebar Daun
Palembang. http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/27/higiene-dan-
sanitasi-makanan,
di akses pada 30 April 2012.
 Sanitasi Makanan dan Minuman pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi.
Depkes RI: (1988)
 Farida, Yayuk dkk. 2004, Pengantar Pangan dan Gizi, Jakarta: Penebar
SwadayaFathonah Siti, 2005, Higiene dan Sanitasi Makanan, Semarang:
UNNES Press

16

Anda mungkin juga menyukai