Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“PERSONAL HYGIENE IBU DANDIARE PADA ANAK”

DISUSUN OLEH:

ROCHMAT TANZILA

(P202001061)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syuur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan nakalah ini tentunya tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Pada penyusunan makalah ini, saya mengambil judul
“PERSONAL HYGIENE IBU DAN DIARE PADA ANAK”

Saya berharap meskipun penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa agar
kita semua dapat mengambil pelajaran dan nilai-nilai positif.Adapun kurang dan
lebihnya saya mohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

01, Desember 2020

Penulis

I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………...…I
Daftar Isi…………………………………………………………………………II
BAB 1
Pendahuluan…………………………………………………………………...…1
A. Latar Belakang………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...3
C. Tujuan…………………………………………………………………...3
BAB 2
Pembahasan………………………………………………………………………4
A. Personal Hygiene…………………………………………………………4
B. Diare……………………………………………………………………..12
C. Hubungan Personal Hygiene Ibu dan Diare Pada Anak……………..17
D. Pengobatan………………………………………………………………19
E. Pencegahan……………………………………………………………...20
BAB 3
Penutup……………………………………………………………………….…21
A. Kesimpulan……………………………………………………………...21
B. Saran……………………………………………………………………..21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..22

II
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Penyakitdiare masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan dan


kematian yang tinggidiberbagainegara terutama dinegara berkembang,dan juga
sebagai salahsatu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di
dunia. Secara umum,diperkirakanlebihdari10 juta anak berusia kurang dari 5
tahunmeninggalsetiaptahunnya didunia dimana sekitar 20%meninggalkarena
infeksidiare (Magdarina, 2010dalamHardi dkk, 2012).

Komplikasi yang dapat muncul pada penderita diare bila tidak segera
ditangani dengan benar dapat terjadi dehidrasi (ringan, sedang, berat,
hipotonik, isotonic, hipertonik), renjatan hipovolemik, hypokalemia,
hipoglikemia, intolerasni sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan
defisiensi enzim lactase, terjadi kejang pada dehidrasi hipertonik.
Selanjutnya dapat terjadimalnutrisi energy akibat muntah dan diare
(Ngastiyah, 2005).

Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara


kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari
kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan
karena kebersihan akan memengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan.Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan
adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan ters dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum.

1
Personal hygiene menurut Ambarwati dan Sunarsih (2011) adalah
kebersihan perseorangan atau tindakan tindakan untuk menjaga kebersihan
seseorang.Brooker (2009) mendefinisikan personal hygiene sebagai
aktivitas yang memiliki tujuan kebersihan dan penampilan tubuh.

Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,


keamanan, dan kesehatan.Seperti pada orang sehat mampu memenuhi
kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik
memerukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.

Selain itu, beragan factor pribadi dan social budaya mempengaruhi


praktik hygiene pasien.Perawat menentukan kemampuan pasien untuk
melakukan perawatan diri dan memberikan perawatan hygiene menurut
kebutuhan dan pilihan pasien (Hidayat, 2005).

Faktor personal hygiene (kebersihan perorangan) ibu juga sangat


berpengaruh terhadap kejadiandiare pada balita. Perilaku ibu yang tidak
hygienisseperti tidak mencuci tangan padasaat memberi makan anak, tidak
mencuci bersih peralatan masak dan makan, dapat menyebabkan balita
terkena diare. Personal hygiene ibu dan sanitasi lingkungan perumahan yang
baik bisa terwujudapabila didukung oleh perilaku masyarakatyang
baik(DepkesRI,2008dalam Siregar 2016).

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Personal Hygiene?
2. Apa yang dimaksud dengan diare?
3. Apa saja penyebab penyakit diare?
4. Apa gejala diare?
5. Apa hubungan Personal Hygiene Ibu dan diare pada anak?
6. Bagaimana mencegah penyakit diare?
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan personal hygiene
2. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan diare
3. Dapat mengetahui penyebab dari diare
4. Mengetahui apa saja gejala dari diare
5. Dapat mengetahui hubungan personal hygiene Ibu dan diare pada anak
6. Dapat mengetahui cara mencegah diare

3
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Personal Hygiene
1. Pengertian
Istilah personal hygiene berasal dari bahasa yunani, personal artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat.Personal hygiene adalah suatu
aktivitas untuk menjaga serta merawat tubuh agar tubuh selalu sehat
dan bersih serta mampu meningkatkaan derajat kesehatan pada tubuh
sehingga masalah kesehatan serta dampak negative dari fisik maupun
social dapat teratasi dengan baik.
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam
kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena
kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal
jika hal itu dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum
(Hidayat, 2008).
Personal hygiene menurut Ambarwati dan Sunarsih (2011) adalah
kebersihan perseorangan atau tindakan untuk menjaga kebersihan
seseorang.Brooker (2009) mendefenisikan personal ygiene sebagai
aktivtas yang memiliki tujuan kebersihan dan penampilan tubh.
Aktivitas tersebut meliputi mencuci, mandi, bercukur bagi pria jika
perlu, prawatan mata dan alat bantu penglihatan, perawatan telinga,
rambut, kuku, gigi dan gusi, dan sebagainya.
Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan
individu, kemanan, dan kesehatan.Seperti pada orang sehat mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau

4
tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik
kesehatan yang rutin.Selain itu, beragam factor pribadi dan social
budaya mempengaruhi praktik personal hygiene. Perawat menentukan
kemampuan pasien untuk melakukan perawatan diri dan memberikan
perawatan hygiene menurut kebutuhan dan pilihan pasien (Hidayat,
2005)
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perwatan kebersihan utnuk dirinya (Potter dan
Perry, 2005)
2. Tujuan personal hygiene

Tujuan dilakukannya personal hygiene adalah peningkatan derajat


kesehatan, memelihara kesehatan diri, memperbaiki personal hygiene,
mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan
keindahan.

Tujuan personal hygiene adalah untuk mempertahankan kebersihan


dan dapat melatih hidup sehat/bersih dengan memperbaiki gambaran
atau persepsi trhadap kesehatan dan kebersihan serta menciptakan
penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan (Uliyah dan
Hidayat, 2008).

3. Factor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene


Menurut Uliyah dan Hidayat (2008), personal hygiene dipengaruhi
oleh beberapa factor. Antara lain:
 Budaya
 Nilai social pada individu atau keluarga
 Pengetahuan terhadap perawatan diri
 Persepsi terhadap kesehatan diri

5
MenurutAmbarwati&Sunarsih(2005),sikapseseorangmelakukan
personalhigienedipengaruhiolehsejumlahfaktorantaralain:
a. Citratubuh(bodyimage)
Penampilan umumpasiendapatmenggambarkan pentingnya higiene
pada orangtersebut.Citratubuhmerupakankonsepsubjektifseseorang
tentangpenampilanfisiknya.Citratubuhini dapatseringkaliberubah.Citra
tubuhmempengaruhicaramempertahankanhigiene.Citratubuh
pasiendapatberubahakibatpembedahanatau penyakitfisikmaka perawat
harus membuat suatu usaha ekstrauntuk meningkatkan higiene.
b. Praktiksocial
Kelompok-kelompoksosial wadahseorangpelayanberhubungandapat
mempengaruhipraktikhigienepribadi.
c. Statussosialekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat
praktikkebersihanyang digunakan.Perawatharusmenentukanapakah
pasiendapatmenyediakanbahan-bahanyang pentingsepertideodoran,
sampo,pasta gigi, dankosmetik.Perawatjuga harusmenentukanjika
penggunaandari produk-produkini merupakanbagiandari kebiasaan
sosialyangdipraktikanolehkelompoksosialpasien.
d. Pengetahuan

Pengetahuan tentang hygiene dan implikasinya bagi kesehatan


mempengaruhi praktik hygiene.Kendati demikian, pengetahuan itu
sendiri tidaklah cukup.Pasien juga termotivasi untuk memelihara
perawatan diri.

e. Kebudayaan
Kepercayaankebudayaanpasiendan nilai pribadimempengaruhi
perawatan higienis.Orang dari latar kebudayaan yang berbeda,
mengikutipraktikperawatandiriyangberbeda.

f. Kebiasaandankondisifisikseseorang

6
Setiappasienmemilikikeinginanindividudan pilihantentangkapan
untukmandi,bercukur,dan melakukanperawatanrambut.Orangyang
menderitapenyakittertentuatau yangmenjalanioperasiseringkali
kekuranganenergifisikatau ketangkasanuntukmelakukanhigiene pribadi.
Menurut Green (1980), terdapat 3 faktor yang mempengaruhi perilaku
kesehatan (personal hygiene), yaitu:
 Faktor predisposisi. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan,
sikap, kepercayaan, tradisi, nilai budaya atau norma yang
diyakini seseorang.
 Factor pendukung. Yaitu factor lingkungan yang memfasilitasi
perilaku seseorang. Factor pendukung disini adalah ketersediaan
sumber-sumber atau fasilitas. Misalnya puskesmas, obat-obatan,
alat-alat kontrasepsi, jamban, air bersih dan sebagainya.
 Factor pendorong atau penguat. Factor yang menentukan apakah
tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Factor ini
terwujud dalam sikap dan perilaku. Perilaku orang lain yang
berpengaruh (tokoh masyarakat, tokoh agama, guru, petugas
kesehatan, keluarga, pemegang kekuasaan) yang dapat
mendorong seseorang untuk berperilaku.
4. Jenis –jenis Personal Hygiene
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008) dan Potter dan Perry (2006),
jenis-jenis personal hygiene adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan kuku, kaki, dan tangan
Tangan yang kotor dapat menyebabkan penyakit terkait
makanan, seperti infeksi salmonella dan E. coli.
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting
dalam mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat
masuk kedalam tubuh melalui kuku.dalam menjaga kebersihan.
Dalam menjaga kebersihan kaki dapat dilakukan dengan
menggunakan alas kaki yang lembut, aman, dan nyaman.
b. Kebersihan rambut

7
Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat rambut
terpelihara dengan subur dan indah sehingga akan
menimbulkan kesan cantik dan memilii fung tidak berbau apek.
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi
proteksi dan pengatur suhu.
Dalam menjaga kebersihan rambut dapat dilakukan dengan
keramas.Keramas dapat dilakukan dua kali dalam seminggu.
c. Kebersihan gigi dan mulut
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus
dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai
kuman dapat masuk.Hygiene mulut membantu
mempertahankan status lesehatan gigi, gusi, dan bibir.
d. Kebersihan mata
Dalam menjaga kesehatan dan kebersihan mata dapat dilakukan
dengan cara mengusap kotoran pada mata dari sudut mata
bagian dalam lesdudut mata bagian luar mata menggunakan
kain yang lembut dan bersih serta selalu melindungi mata dari
kemasukan debu dan kotoran
e. Kebersihan telinga
Pada saat membersihkan harus dilakukan dengan hati-hati
menggunakan alay yang bersih dan aman. Tidak diperbolehkan
menggunakan alat yang tajam seperti peniti untuk
membersihka serumen yan ada pada telinga.
f. Kebersihan hidung
Dalam menjaga kebersihan hidung dapat dilakukan dengan
menggunakan kapas, sapu tangan atau tisu yang bersih dengan
cara mengangkat sekresi hidung dengan lembut.

g. Kebersihan kulit
Dalam menjaga kebersiha kulit dapat dilakukan dengan
melakukan mandi, karena dengan mandi setiap hari dapat

8
menghilangkan kotoran, bau badan, keringat, dan membuat
rasa nyaman.Mandi dilakukan secara rutin minimal 2 kali
sehari dan selalu mengunkn sabun.

Mengganti pakaian secara teratur merupakan salah satu cara


menjaga kebersihan kulit. Dalam mengganti pakaian, minimal
dilakukan 1 kali dalam sehari.Seseoramg perlu mengganti pakaian
lebih sering apabila beraktivitas dengan banyak keringat.

5. Macam-macam tindakan personal hygiene dan manfaatnya


Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikisnya.Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik
apabilaorang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang
meliputi kebersihan kulit, kuku, rambut, mulut dan gigi, kebersihan
dan kerapihan pakaiannya, kebersihan mata, hidung, dan telinga, serta
kebersihan alat kelaminnya (Hidayat, 2008).
Manfaat yang dapat diperoleh dari tindakan pemeliharaan personal
hygiene yang dilakukan oleh perawat selama memberikan asuhan
keperawatan dirumah sakit antara lain, Potter & Perry (2005).
a. Memandikan ditempat tidur
Memandikan pasienadalah bagian perawatan higienis total.
Mandi dapatdikategorisasikansebagaipembersihanatau
teraupetik.Keluasan mandipasiendanmetodeyangdigunakan
untukmandiberdasarkan pada kemampuanfisikpasiendan
kebutuhantingkathigieneyang diperlukan.Mandidi
tempattiduryanglengkapdiperlukanbagipasien
denganketergantungantotal
danmemerlukanperawatanhigienistotal. Secara garis besar
tujuan memandikan pasien diatas tempat tidur meliputi:
membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan yang tidak
sehat, memberikan rasa nyaman dan relaksasi, merangsang

9
sirkulasidarahpada kulit,mencegahinfeksipadakulit dan
mendidik pasiendalamkebersihanperorangan.

b. Perawatan rambut
Penampilan dankesejahteraan seseorang sering kali
tergantung dari cara penampilandan
perasaanmengenairambutnya.Penyakitatau ketidakmampuan
mencegah pasien untuk memelihara perawatan rambutsehari-
hari. Rambutpasienimmobilisasiakan terlihatmenjadi kusut.
Balutan bisameninggalkan darah yang lengket atau larutan
antiseptik pada rambut. Menyikat, menyisir, dan bersampo
adalah cara-cara dasar higienis untuk semua pasien. Pasien
juga harusdiizinkanbercukurbilakondisimengizinkan.

Pertumbuhan, distribusi, dan pola rambut dapat menjadi


indikator status kesehatan umum. Perubahan hormonal, stress
emosional maupunfisik,penuaan,infeksi,dan
penyakittertentuatauobat-obatan
dapatmempengaruhikarateristikrambut.Helai
rambutadalahstruktur yang tidakberdaya. Perubahan
warnaatau kondisi terjadi akibat
aktivitashormonaldanperedarannutrisikefolikel.

Tujuanmencucirambutpada
pasienadalahmemberikanperasaan senangdansegarpada
pasien,rambuttetapbersih,rapi danterpellihara
selamasakit,merangsangsirkulasidarahdan kulitkepaladan
membersihkankutusertaketombe.

c. Memelihara dan memotong kuku

10
Kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi,bau,dan
cederapadajaringan.Perawatandapatdigabungkan
selamamandiatau
waktuyangterpisah.Seringkali,orangtidaksadar akanmasalah
kuku sampai terasa nyeri atau ketidaknyamanan.
Masalahdihasilkankarenaperawatanyang salahataukurangpada
kaki
dantangansepertimenggigitkukuataupemotonganyangtidak
tepat, danpemaparanzat-zat
kimiayangtajam.Ketidaknyamanandapat
mengarahpadastresfisikdanemosional.

Tujuanmerawatdan
memotongkukuadalahmenjagakebersihan
tangandankaki,mencegahtimbulnyainfeksi,mencegahkaki
berbau tidak sedap dan mengkaji/memonitor masalah-
masalah pada kuku kakidantangan.

d. Membantu pasien memelihara kebersihan gigi dan mulut

Higienemulutmembantumempertahakan status
kesehatanmulut,gigi, gusidanbibir. Menggosok
membersihkan gigidari partikel-partikel
makanan,plak,danbakteri;memasasegusi; dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang
tidak
nyaman.Flossingmembantulebihlanjutdalammengangkatplak
dan tartar di antara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan
infeksi. Higienemulutyanglengkapmemberikan
rasasehatdanselanjutnya menstimulusnafsumakan.

11
Tanggungjawabperawatpada
higienemulutadalahpemeliharaandan pencegahan.Hal ini
penting khusus jika pasien hendak menerima
radiasiataukemoterapisebagaibagiandari
pengobatanmedis.Perawat
membantupasienuntukmempertahankanhigienemulutyang
baik dengan mengajarkanteknik yang benar atau dengan
menampilkan higienesecaraaktualpadapasienlemahataucacat.

Tujuandaripemeliharaangigidanmulutmeliputisupayamulut
dan gigitetap bersihdantidakbau,mencegahinfeksipadamulut,
kerusakangigi,bibirdanlidah pecah-pecahdan
stomatiti,memberikan perasaansenangdan segarpada
pasien,membantumerangsangnafsu
makandanmendidikpasiendalamkebersihanperorangan.

e. Membantu menggantikan pakaian dan kain tenun

Adalahsuatu
tindakanmembantupasienmenggantikanpakaiankarena
pasientidakmampumelakukansendiri.Tujuan
membantumenggantikanpakaianmeliputimemberikan
perasaan senangdannyaman bagipasien, memberikan
rasapercaya diri,mencegah terjadinya dekubitus
danmemelihara kebersihan dan kerapian.

6. Dampak personal hygiene


Dampak yang seringtimbul pada masalah personal hygiene adalah
(Ambarawati&Sunarsih,2011):
a. Dampak fisik
Banyakgangguankesehatanyang
dideritaseseorangkarenatidak terpeliharanya

12
kebersihanperorangan dengan baik. Gangguan fisikyang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta
gangguanfisikpadakuku.
b. Dampak psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman,
kebutuhan mencintai dicintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi social.

B. Diare
1. Pengertian
Diare ( berasal dari bahasa yunani dan latin: dia, artinya melewati,
dan rheein, yang artinya mengalir atau lari) merupakan masalah umum
untuk orang yang menderita “pengeluaran feses yang terlalu cepat atau
terlalu encer” (Goodman and Gilman, 2003).
Diare adalah meningkatnya frekuensi dan berkurangnya
konsentrasu buang air besar (BAB) disbanding dengan pola BAB
normalnya.Terjadinya BAB 3 kali atau lebih dalam sehari dengan
konsistensi lembek atau cair yang tidak seperti bisanya, yang biasanya
hanya dua kali atau tiga kali dalam seminggu (Yulinah, 2008).

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan


yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar
dengan bentuk tinja yang encer dan cair(Suriadi & Yuliana,2006).
Diarea dalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (>3kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadicair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir
(Suraatmaja,2005).

Diare adalah penyakit yang membuat penderitaya sering buang air


besar, dengan kondisi tinja yang encer.Pada umumnya, diare terjadi

13
akibat makanan dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau
parasite.
Berdasarkan data informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017
dari kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia adalah sekitar
7 juta.
2. Gejala Diare
Gejala diare bervariasi, umumnya meliputi perut kembung atau
kram, tinja encer, rasa mulas, atau terkadang mual dan
muntah.Penderita dapat mengalami satu atau beberapa gejala
sekaligus, tergantung dari penyebab diare.
Gejala lainnya yang mungkin dapat terjadi adalah:
 Penurunan berat badan
 Tinja berlendir, berdarah, atau mengandung makanan yang
belum tercerna
 Demam
 Sakit kepala
Sedangkan tanda-tanda yang menunjukkan penderita mengalami
dehidrasi adalah:
 Pusing
 Haus berlebihan
 Urine menjadi sedikit atau berwarna gelap
 Mulut dan kulit kering
 Lemas
Pada bayi dan anak-anak, dehidrasi juga bisa dikenali dari gejala:
 Mata, perut, dan pipi yag terlihat cekung
 Air mata berkurang saat menangis
 Tidak ada urine dalam popok selama 3 jam atau lebih
 Rewel

Diare akut mengakibatkan terjadinya:

14
 Kehilangan air daan elektrolit serta gangguan asam basa
yang menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik dan
hipokalemik
 Gangguan sirkulasi darah dapat beruparenjatan
hipovolemik atau prarenjatan sebagai akibat diare dengan
atau tanpa dehidrasi dengan muntah, pendarahan diotak
dapat terjadi, kesadaran menurun dan bila tidak cepat
diobati penderita dapat meninggal.
 Gangguan gizi yang tejadi akibat keluarnya cairan yang
berlebihan karena diare dan muntah.
Jenis dan banyaknya gejala tergantung pada jenis dan
banyaknya mikroorganisme atau racun yang
tertelan.Gejalanya juga bervariasi tergantung dari daya tahan
tubuh seseorang.Gejala biasanya terjadi tiba-tiba yaitu mual,
muntah, sakit kepala, demam, dingin, badan tak enak, sering
buang air besar, tanpa darah dan akhirnya dehidrasi.
3. Penyebab Diare
Beberapa kondisi dapat menyebabkan seseorang mengalami diare,
umumnya adalah infeksi virus pada usus besar.Jenis-jenis virus
tersebut meliputi rotavirus, Norwalk, cytomegalovirus, dan virus
hepatitis.Rotavirus merupakan virus yang paling sering menyebabkan
diare pada anak.
Selain infeksi virus, penyebab diare lainnya adalah:
 Infeksi bakteri
 Infeksi parasite
 Alergi makanan
 Makanan yang mengandung pemanis buatan
 Intoleransi fruktosa (pemanis alami pada madu dan buah-
buahan) dan intoleransi laktosa (zat gula yang terdapat
pada susu dan produk sejenisnya)

15
 Pasca operasi batu empedu
 Efek samping obat-obatan
 Protozoa
 Malabsorsi karbohidrat, lemak, dan protein
 Makan basi, beracun, makanan pedas

Pada kasus diare yang berlangsung lama (kronis), factor-faktor


penyebabnya meliputi:

 Radang usus, seperti pada penyakit crohn, colitis ulseratif,


atau colitis mikroskopik
 Irritable bowel syndrome (sindrom iritasi usus)
 Penyakit celiac (tubuh menolak protein gluten)
4. Jenis diare
a. Diare menurut sifatnya
1) Diare akut
2) Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan
konsistensi tinja yang lebih lembek dan cair, bersifat
mendadak datangnya dan berlangsung kurang dari dua
minggu.
3) Diare kronis
Diare yang berlangsung lebih dari dua minggu (Suharyono,
2008)
b. Diare menurut mekanismenya
1) Diare sekretori
Diare yang umumnya terjadi bila telah timbul cedera pada
usus dan terjadi sekresi cairan dan elektrolit ke dalam lumen
usus.
2) Diare osmotic

16
Diare yang biasanya disebabkan oleh solute yang sulut
diabsorsi di dalam usus.Penyebabnya adalah intoleransi
terhadap laktosa dan penelanan laksatif asmotik.

5. Diagnosis diare
Padapenyakitdiare,untukmenegakkandiagnosispenyakitdiaredengan cara:

a. Pemeriksaantinja:makroskopisdanmikrokopis,pHdankadargulajik
a diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman
untuk mencarikumanpenyebab danujiresistensi terhadapberbagai
antibiotik (padadiarepersisten)
b. Pemeriksaandarah:darahperiferlengkap,analisisgasdarahdanelektrolit
(terutamaNa,K,Ca,danPserumpadadiareyangdisertaidengankejang)
c. Pemeriksaankadarureumdankreatinindarahuntukmengetahuifaalginja
d. Duodenolicubation,untukmengetahuikumanpenyebabpenyakitdiare

C. Hubungan Personal Hygiene Ibu dan Diare Pada Anak


Kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan sesorang (Isro’in
dan Andarmoyo, 2012).Ada beberapa factor yang meningkatkan resiko
diare salah satunya kebersihan perorangan (Sander, 2005 dalam Ferlando
danAsfawi, 2014).Factor personal hygiene (kebersihan perorangan) ibu
sangat berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita (Depkes RI, 2008
dalam Siregar 2016). Selain itu kebersihan perorangan pda anak juga
merupakan factor resiko yang ikut berperan dalam timbulnya diare
(Ngastiyah, 2005).
Diare pada balita dapat disebabkan oleh beberapa factor salah
satunya yakni Personal Hygiene ibu. Personal hygiene ibu yang jelek
akan memudahkan menularnya penyakit diare. Perilaku ibu yang tidak
hygienis seperti tidak mencuci tangan dan tidak mencuci peralatan makan
dan masak yang bersih, dapat menyebabkan balita terkena diare.Selain
personal hygiene ibu, kebersihan perorangan anak juga dapat

17
mempengaruhi timbulnya penyakit diare. Akan tetapi dengan menjaga
kebersihan terutama kebrsihan perorangan baik kebersihan ibu maupun
kebersihan anak akan dapat mencegah menularnya penyakit diare.
Tingkat pengetahuan yang rendah tentang diare, seorang ibu
cenderung kesulitan untuk melindungi dan mecegah balitanya dari
penularan diare.Pengetahuan yang rendah ini menyebabkan masyrakat
mempunyai pandangan tersendiri dan berbeda terhadap penyakit
diare.Penetahuan yang rendah tentang diare, pencegan dan tindakan bila
anak memiliki diare.Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya
seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk
memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.Kebiasan tidak mencuci
tangan dengan sabun sesudah buang air besar merupakan kebiasaan yang
dapat membahayakan balita terutama balita hendak makan (Wahit Iqbal,
2008).
Semakin buruk personal hygiene seorang ibu, maka akan semakin
tinggi pula akan terjadinya diare pada anak. Persona hygiene sangat
diperlukan untuk mencegah terjadinya diare pada anak dari factor
makanan, lingkungan dan kebiasaan.Maka dari itu, ibu harus lebih
memperhatikan kebersihan pada anak agar kejadian diare dapat
diperkecil.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Tarwonto dan Wartonah
(2008) bahwa kebersihan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal
yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan
memengaruhi kesehatan seseorang.
Sesorang mengalami sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan, hal ii terjadi karena menganggap bahwa masalah kebersihan
diri adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum bisa menyebabkan penyakit
seperti diare.

18
D. PENGOBATAN
Sebagian besar kasus diare dapat pulih dalam beberapa hari tanpa
memerlukan pengobatan. Penderita diare dapat menerapkan beberapa hal
berikut untuk meredakan gejalanya:
 Meningkatkan konsumsi cairan
Mengganti kehilagan cairan dan elektrolit adalah salah satu kunci
penting dalam penanganan diare. Hal ini juga diperlukan untuk
mencegah terjadinya dehidrasi
 Mengonsumsi makanan yang tepat
Saat mengalami diare, penderita dianjurkan untuk mengonsumsi
makanan lunak selama beberapa hari

Jika upaya penanganan diare secara mandiri belum berhasil, maka


dokter dapat memberikan obat diare.Dokter dapat meresepkan antibiotic
jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri.

Menurutdefinisidari WHO,pengobatanobat yangrasionalberarti


mensyaratkan bahwa pasien menerima obat-obatan yang sesuai pada
kebutuhanklinikmereka,dalamdosisyang memenuhikebutuhanindividu
merekasendiri,untuksuatu periodewaktu yang memadai,dan
hargaterendah untukmasyarakat(SiregardanEndang,2006).

Terapi yang rasional diharapkan akanmemberikan hasil yang


maksimal.Terapirasionalmeliputi:.

a. Pemilihanobatyangbenar
b. Tepatindikasi:alasanmenulisresepyangdidasarkan
padapertimbangan medis.
c. Tepatobat:mempertimbangkan kemanjuran, keamanan,
kecocokan bagi pasien,danharga
d. Tepatdosis,carapemberian,dandurasipemberianyangtepat.
e. Tepatpasien:tepatpadakondisipasienmasing-
masing,dalamartiantidak ada kontraindikasidan
kemungkinanterjadireaksiyangmerugikanadalah minimal.

19
f. Kepatuhanpasienterhadappengobatan(SiregardanEndang,2006).

E. PENCEGAHAN
Upaya pencegahan diare tergantung pada kedisiplinan seseorang
dalam menjaga kebersihan makanan dan minuman. Dengan menerapkan
kebiasaan bersih, seseorang dapat terhindar dari virus atau
mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan diare.
Dianjurkan untuk:
 Rajin mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan,
setelah menyentuh daging yang belum dimasak, sehabis dari
toilet, atau stelah bersin dan batu. Bersihkan tangan dengan sabun
dan bilas dengan air bersih.
 Mengonsumsi makanan yang sudah dimasak. Hindari memakan
buah-buahan atau sayuran mentah yang tidak dipotong sendiri.
 Minum air matang.

BAB 3

20
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare pada balita disebabkan oleh banyak hal dan salah satunya
adalah personal hygiene ibu. Personal hygiene ibu yang jelek akan
memudahkan menularnya penyakit diare pada anak terutama balita.
Selain personal hygiene ibu, kebersihan perorangan anak juga dapat
mempenaruhi timbulnya penyakit diare.
Akan tetapi, dengan mejaga kebersihan perorangan dan personal
hygiene ibu akan dapat mencegah menularnya penyakit diare.
B. Saran
Bagi mahasiwa dan pembaca, makalah ini dijadikan sebagai acuan
untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan memberikan informasi
kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan diri agar
terhindar dari berbagai penyakit utamanya diare.
Bagi masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat terutama ibu akan pentingnya menjaga kebersihan diri, agar
tidak terjadi diare. Selain perlu mengajarkan pada anak kita cara menjaga
kebersihan diri terutama saat makan makanan dan minuman, setelah
bermain, dan setelah BAB dan buang air kecil. Hal ini merupakan salah
satu cara untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat diare.

DAFTAR PUSTAKA

21
 Potter dan Perry. 2005. BUKU AJAR FUNDAMENTAL KEPERAWATAN
KONSEP, PROSES DAN PRAKTIK. Jakarta:EGC.
 Hidayat dan Uliyah. 2008. Pratikum keterampilan dasar praktik klinik:
Aplikasi dasar-dasar praktik kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
 Green, Lawrence. 1980. Health Education: A Diagnosis Approach.
Maryland: The Johm Hopkins University, Mayfield Publishing Co.
 Linda Rizki Emil, Budi Nugroho, Sestu Retno D.A. 2018. HUBUNGAN
PERSONAL HYGIENE IBU DAN BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE
PADA BALITA DI DESA BARENG KECAMATAN BARENG
KABUPATEN JOMBANG. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Jombang: STIKES
PEMKAB.

22

Anda mungkin juga menyukai