1.2 Tujuan
1. Bagaimanakah konsep personal Hygiene
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
1.3 Rumusan Masalah
Untuk mempelajari dan memahami personal hygiene
1.4 Manfaat
a. Pembaca dapat memahami personal hygiene
b. Pembaca dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis
personal ffffffhygiene
c. Pembaca dapat mengetahui dan melaksanakan prosedur
personal hygiene
BAB II
PEMBAHASAN
e. Poter. Perry
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah
suatutindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisidimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah
2006 )
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan
kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita
menganggap masalah kebersihan adalah masalah
sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu
hendaknya setiap orang selalu berusaha
supayapersonal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan.
Kebersihan dankerapian sangat penting dan diperlukan
agar seseorang disenangidan diterima dalam
pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan
agar seseorang dapat hidup secara sehat.
B. Faktor yang mempengaruhi personal hygiene
a. Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan
pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh
merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering
berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali
maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian
ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi
pada klien sebelum membuat keputusan tentang
bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra
tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau
penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu
usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.
b. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien
berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene
pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka.
Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan
ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya
merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi
perawatan kebersihan.
c. Status sosial - ekonomi
sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis
dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat
hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan
bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo,
pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan
jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian
dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok
social klien.
d. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan
implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik
hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk
memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran
tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk
meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu
yang diharapkan dan menguntungkan dalam
mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang
untuk memenuhi perawatan yang perlu.
e. kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi
mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar
kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan
dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara
eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara
penuh hanya sekali dalam seminggu.
f. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan
tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan
perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda
(mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi)
menurut pilihan pribadi.
g. kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker
tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali
kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene pribadi.
C. Perawatan rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali
tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai
rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah
seseorang untuk memelihara perawatan rambut
seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah
cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola
rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum,
perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik,
penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan
dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut
merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi
sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut
perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi.
Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak
dapat memelihara perawatan rambut sehari hari. Pasien
immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut.
Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar
higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus
diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang
mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk
memelihara perawatan rambut sehari hari. Sedangkan
pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi
memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam
melakukan higyene rambut. Tujuan perawatan rambut
adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang
bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan
harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam
melakukan praktik perawatan rambut.
D. Kesehatan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada
kulit yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup. Bentuk
kuku bermacam-macam tergantung dari kegunaannya
ada yangpipih, bulat panjang, tebal dan tumpul
(Depdikbud, 1986:21).Guna kuku adalah sebagai
pelindung jari, alatkecantikan, senjata , pengais dan
pemegang (Depdikbud ,1986:22). Bila untuk keindahan
bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka harus
dirawat terutama dalam halkebersihannya. Kuku jari
tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga
kebersihannya karena kuku yang kotor dapat
menjadisarang kuman penyakit yang selanjutnya akan
ditularkan kebagian tubuh yang lain.
1) Perawatan kaki dan kuku
Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian
khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada
jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan
masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau
ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting
dalam mempertahankan personal hygiene karena
berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui
kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam
keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat
digabungkan selama mandi atau pada waktu yang
terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien
akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang
lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan
memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan
kuku dengan benar.
2) Memotong kuku pasien
a) Definisi
Memotong kuku adalah mengurangi panjang kuku
tangan dan kuku kaki dengan menggunakan alat
pemotong kuku agar kotoran tidak masuk ke dalam
tubuh melalui kuku sehingga kuku tetap dalam
keadaan sehat dan bersih. Menjaga kebersihan kuku
merupakan aspek penting dalam mempertahankan
perawatan diri karena kuman dapat masuk ke dalam
tubuh melalui kuku. Yang bermanfaat mencegah
infeksi, rasa nyaman pada pasien, mencegah
musuknya mikroorganisme ke dalam kuku yang
panjang, bau kaki dan cidera pada jaringan lunak
b) Indikasi
Pada pasien yang kukunya panjang yang tidak
dapat melakukan sendiri.
c) Kontraindikasi
1. Memotong kuku pasien tidak terlalu dalam
2. Pada pasien diabetes memotong kuku harus
dengan hati kkkkkkkkkkkk hati karena bisa berakibat fatal
d) Pelaksanaan
1. Alat dan bahan
a. Gunting kuku dan pengikir
b. Bengkok berisi larutan lisol 2-3 % 1 buah
c. Baskom berisi air hangat (40-42C) 1 buah
d. Baskom berisi air bersih 1 buah
e. Handuk 1 buah
f. Pengalas perlak atau kain 1 buah
g. Sikat kuku 1 buah
h. Sabun 1 buah
i. Aseton dan kapas 1 buah
j. Lesion atau minyak 1 buah
k. Kain pel 1 buah (jika pelu)
2. Cara kerja
a. Identifikasi kebutuhan pasien.
b. Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan
dilakukan.
c. Siapkan alat-alat sesuai dengan kebutuhan
pasien.
d. Cuci tangan.
e. Pasang sampiran/penutup pintu.
f. Atur posisi pasien.
g. Pasang pengalas di bawah tangan tepat pada
bagian kuku yang akan dibersihkan. Bersihkan
cat kuku dengan jaseton (bila pasien
menggunakan cat kuku), kemudian letakkan
baskom berisi air hangat.
h. Rendam kuku tangan dengan air hangat selama
1-2 imenit.
i. Sikat kuku dengan sikat khusus kuku dan
sabun, lalu bersihkan dan keringkan.
j. Dekatkan bengkok berisi larutan lisol 2-3%
kepasien. Kemudian tangan diletakkan
diatasnya. Potong kuku tangan dengan lurus
dan tidak boleh sampai batas dasar kuku,
kemudian kikir pinggiran-pinggiran kuku.
b. Cuci kuku dan tangan dengan air bersih dan
keringkan (jika perlu berikan lotion pada jari-
jari).
c. Angkat pengalas dan pindahkan ketangan yang
lainnya. Lakukan langkah-langkah g sampai
dengan j.
d. Atur kembali posisi pasien.
e. Rapikan alat-alat dan kembalikan ketempatnya
f. Cuci tangan.
g. Observasi keadaan pasien.
h. Cacat tindakan yang dilakukan dan hasilnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu
personalyang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.
Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah
satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan
diri. Macam personal hygiene adalah perawatan yang
mencakup seluruh bagian tubuh. Jenis-jenisnya yaitu,
perawatan pagi hari, siang hari, menjelang tidur, dan dini
hari.
DAFTAR PUSTAKA