Anda di halaman 1dari 26

Dokumentasi keperawatan

“ personal hygine ”

DOSEN PENGAJAR:
Dahrizal,S,Kp,MPH

DISUSUN
OLEH :

WIDYA ANDRIANI
NIM P0 5120219 089

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU


JURUSAN KEPERAWATAN BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN
2020/2021
KONSEP PERSONAL HYGIENE

A.    KONSEP  PERSONAL HYGIENE

1.      Pengertian Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya
peroranagan danhygiene  berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan yang
dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahtaraan fisik
dan psikis (Tarwoto dan Wartonah, 2004).
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis (Aziz Alimul H, 2006).
Definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene merupakan kegiatan
atau tindakan membersihkan seluruh anggota tubuh yang bertujuan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang.
Higiene adalah ilmu pengetahuan tentang kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Higiene
personal adalah perawatan diri dengan cara melakukan beberapa fungsi seperti mandi,
toileting, higiene tubuh umum, dan berhias. Higiene adalah persoalan yang sangat pribadi dan
ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk nilai-nilai dan praktik individual. Higiene meliputi
perawatan kulit, rambut, kuku, gigi, rongga mulut dan hidung, mata, telinga, dan area
perineum-genital.
Pemeliharaan higiene perseorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan,
dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri,
pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik
kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi
praktik higiene klien. Perawat menentukan kemampuan klien untuk melakukan perawatan
diri dan memberikan perawatan hygiene menrut kebutuhan dan pilihan klien. Di lingkungan
rumah, perawat membantu klien dan anggota keluarga beradaptasi teknik dan pendekatan
hygiene. Ketika memberikan perawatan kesehatan rutin, perawat mengkaji status fisik dan
emosional klien, dan mengimplementasi proses perawatan bagi kesehatan total klien.
Misalnya, pengkajian lengkap tentang integumen dapat dilakukan selama klien mandi dan
perawat mengkaji tingkat psikososial klien juga.
2.      Tujuan Personal Hygiene
Tujuan dari personal hygiene adalah:
a) Meningkatkan derajat kesehatan.
b) Memelihara kebersihan diri.
c) Memperbaiki personal hygiene.
d) Pencegahan penyakit.
e) Meningkatkan percaya diri.
f) Menciptakan keindahan
3.      Dampak yang Timbul pada Masalah Personal Hygiene
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene (Tarwoto & Wartonah, 2004)
meliputi:
 Dampak fisik
 Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
 Dampak psikososial
 Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

B.     PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN PERSONAL HIGIENE


Beberapa prinsip perawatan personal hygiene yang harus diperhatikan oleh
perawat  (Potter & Perry, 2005), meliputi:
1. Perawat menggunakan keterampilan komunikasi terapeutik.
2. Perawat mengintegrasikan strategi perawatan lain (seperti: latihan rentang gerak).
3. Perawat mempertimbangkan keterbatasan fisik klien.
4. Perawat menghormati pilihan budaya, kepercayaan nilai dan kebiasaan klien.
5. Perawat menjaga kemandirian klien.
6. Menjamin privasi klien.
7. Menyampaikan rasa hormat dan mendorong kesehatan fisik klien.
8. Menghormati klien lansia.
C.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE
Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara
lain:
 Citra tubuh (Body Image).
 Citra tubuh mempengaruhi cara seseorang memelihara hygiene.Jika seorang klien
rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika
merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat
keputusan tentang bagaimana memberikan perawawatan hygienis. Klien yang
tampak berantakan atau tidak peduli dengan hygiene atau pemeriksaan lebih lanjut
untuk melihat kemampuan klien berpartisipasi dalam hygiene harian(Potter &
Perry, 2009).
 Body image seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya
(Wartonah, 2004).
 Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya personal
hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang
tentang tubuhnya, termasuk penampilan, struktur atau fungsi fisik. Citra tubuh
dapat berubah karena operasi, pembedahan, menderita penyakit, atau perubahan
status fungsional. Maka perawat harus berusaha ekstra untuk meningkatkan
kenyamanan dan penampilan hygiene klien (Potter & Perry, 2009).
 Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh
individu (Stuart & Sudeen, 1999 dalam setiadi, 2005).

 Praktik sosial.
 Kelompok sosial mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan
praktik personal hygiene.Termasuk produk dan frekuensi perawatan pribadi.
Selama masa kanak-kanak, kebiasaan keluarga mempengaruhi hygiene, misalnya
frekuensi mandi, waktu mandi dan jenis hygienemulut. Pada masa
remaja, hygienepribadi dipengruhi oleh teman. Misalnya remaja wanita mulai
tertarik pada penampilan pribadi dan mulai memakai riasan wajah. Pada masa
dewasa, teman dan kelompok kerja membentuk harapan tentang penampilan
pribadi. Sedangkan pada lansia beberapa praktikhygieneberubah karena kondisi
hidupnya dan sumber yang tersedia (Potter & Perry, 2009).
 Menurut Wartonah, 2004 Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene.

 Status sosial ekonomi.


 Status ekonomi akan mempengaruh jenis dan sejauh mana
praktik  hygiene dilakukan. Perawat harus sensitif terhadap status ekonomi klien
dan pengaruhnya terhadap kemampuan pemeliharaanhygieneklien tersebut. Jika
klien mengalami masalah ekonomi, klien akan sulit berpartisipasi dalam akifitas
promosi kesehatan seperti hygienedasar. Jika barang perawatan dasar tidak dapat
dipenuhi pasien, maka perawat harus berusaha mencari alternatifnya. Pelajari juga
apakah penggunaan produk tersebut merupakan bagian dari kebiasaan yang
dilakukan oleh kelompok sosial klien. Contonya, tidak semua klien menggunakan
deodorant atau kosmetik (Potter & Perry, 2009).
 Selain itu, menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi (2008), pendapatan  dapat
mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakanfasilitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dankelangsungan hidup
keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenisdan tingkatan
praktik personal hygiene. Untuk melakukan personal hygiene yang
baikdibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi,
peralatanmandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (misalnya: sabun, sikat
gigi, sampo, dan lain-lain).

 Pengetahuan dan motivasi kesehatan.


 Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karenapengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan tentangpentingnya hygiene dan
Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga
harustermotivasi untuk memelihara personal higiene. Individu dengan
pengetahuan tentangpentingnya personal higene akan selalu menjaga kebersihan
dirinya untuk mencegahdari kondisi atau keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998 dalam
pratiwi, 2008).
 Pengetahuan tentang hygieneakan mempengaruhi praktik hygiene. Namun, hal ini
saja tidak cukup, karena motivasi merupakan kunci penting
pelaksanaan hygiene. Kesulitan internal yang mempengaruhi akses
praktik hygieneadalah ketiadaan motivasi karena kurangnya pengetahuan. Atasi
hal ini dengan memeriksa kebutuhan klien dan memberikan informasi yang tepat.
Berikan materi yang mendiskusikan kesehatan sesuaidengan prilaku yang ingin
dicapai, termasuk konsekuensi jangka panjang dan pendek bagi klien. Klien
berperan penting dalam menentukan kesehatan dirinya karena perawatan diri
merupakan hal yang paling dominan pada kesehatan masyarkat kita. Banyak
keputusan pribadi yang dibuat tiap hari membentuk gaya hidup dan lingkungan
sosial dan fisik (Pender, Murdaugh, dan Parsons, 2002 dalam Potter & Perry,
2009).
 Penting untuk mengetahui apakah klien merasa dirinya  memiliki risiko.
Contohnya: apakah klien merasa berisiko menderita penyakit gigi, penyakit gigi
bersifat serius, dan apakah menyikat gigi dan menggunakan benang gigi dapat
mengurangi risiko ini? Jika klien mengetahui risiko dan dapat bertindak tanpa
konsekuesi negatif, mereka lebih cenderung untuk menerima koneling oleh
perawat (Potter & Perry, 2009).

 Variabel Budaya.
 Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuanperawatan personal
higiene. Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda,mengikuti
praktek perawatan personal higiene yang berbeda. Keyakinan yangdidasari kultur
sering menentukan defenisi tentang kesehatan dan perawatan diri.Dalam merawat
pasien dengan praktik higiene yang berbeda, perawat menghindarimenjadi
pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar kebersihannya(Potter
& Perry, 2005).
 Beberapa budaya tidak menganggap sebagai hal penting ( Galanti, 2004 dalam
Potter & Perry, 2009). Perawat tidak boleh menyatakan ketidaksetujuan jika klien
memiliki praktik higieneyang berbeda dari dirinya. Di Amrika Utara, kebiasaan
mandi adalah setiap hari sedangkan pada budaya lain hal ini hanya dilakukan satu
kali seminggu (Potter & Perry, 2009).

 Kebiasaan atau Pilihan pribadi.


 Setiap pasien memiliki keinginanindividu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatanrambut. Pemilihan produk didasarkan pada
selera pribadi, kebutuhan dan dana. Pengetahuan tentang pilihan klien akan
membantu perawatan yang terindividualisai. Selain itu, bantu klien untuk
membagun praktik higienebaru jika ada penyakit. Contohnya, perawat harus
mengajarkan perawatan higienekaki pada penderita diabetes (Potter & Perry,
2009).

 Kondisi Fisik Seseorang.


 Klien dengan keterbatasan fisik biasanya tidak memiliki energi dan ketangkasan
untuk melakukanhigiene. Contohnya: pada klien dengan traksi atau gips, atau
terpasang infus intravena. Penyakit dengan rasa nyeri membatasi ketangkasandan
rentang gerak. Klien di bawah efek sedasi tidak memiliki koordinasi mental untuk
melakukan perawatan diri. Penyakit kronis (jantung, kanker, neurologis,
psikiatrik) sering melelahkan klien. Genggaman yang melemah akibat artritis,
stroke, atau kelainan otot menghambat klien untuk menggunakan sikat gigi,
handuk basah, atau sisir. (Potter & Perry, 2009).

D.    JENIS-JENIS PERSONAL HYGIENE
Jenis-jenis perawatan personal hygiene menurut Perry & Potter (2005) dibedakan menjadi
dua,  yaitu :
1.      Berdasarkan Waktu
1. Perawatan  dini  hari
2. Perawatan  dini  hari merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun
tidur untuk melakukan tindakan seperti perapian dalam pemeriksaan, mempersiapkan
pasien melakukan  sarapan dan lain-lain.
3. Perawatan pagi hari
4. Perawatan pagi hari merupakan perawatan yang dilakukan setelah melakukan
pertolongan dalam memnuhi kebutuhan eliminasi  mandi sampai merapikan tempat
tidur pasien.
5. Perawatan siang hari
6. Perawatan siang hari merupakan perawatan yang dilakukan  setelah melakukan
perawatan diri yang dapat dilakukan  antara lain mencuci mukan dan tangan,
mebersihkan mulut, merapikan tempat tidur, serta melakukan pembersihan
lingkungan pasien.
7. Perawatan  menjelang tidur
8. Perawatan  menjelang tidur merupakan perawatan yang dilakukan pada saat
menjelang tidur agar pasien dapat tidur beristirahat dengan tenang. Seperti mencuci
tangan dan muka membersihkan mulut, dan memijat dareah punggung
2.      Berdasarkan Tempat
 Perwatan diri pada kulit
 Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh
dari berbagai kuman atau tarauma sehingga diperlukan perawatan yang adekuat
dalam mempertahankan fungsinya.
 Fungsi kulit:
o Proteksi tubuh
o Pengaturan temperatur tubuh
o Pengeluaran pembuangan air
o Sensasi dari stimulus lingkungan
o Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit
o Memproduksi dan mengabsorsi vitamin D
 Faktor yang mempengaruhi perubahan dan kebutuhan pada kulit:
 Umur
 Jaringan kulit
 Kondisi atau keadaan lingkungan.
 Mandi
 Mandi bermanfaat untuk menghilangkan atau membersihkan bau badan, keringat,
dan sel yang mati serta merangasang sirkulasi darah dan membuat rasa nyaman
 Perawatan Diri Pada Kaki Dan Kuku
 Perawatan  kaki dan kuku untuk mencegah infeksi, bau kaki, dan cedera jaringan
lunak. Integritas kaki dan kuku ibu jari penting untuk mempertahankan fungsi
normal kaki sehingga orang dapat berdiri atau berjalan dengan nyaman.
 Perawatan  Rambut
 Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi dan
pengatur suhu. Indikasi perubahan status kesehatan diri juga dapat dilihat dari
rambut. Perawatan ini bermanfaat mencegah infeksi daerah kepala.
 Perawatan Gigi Dan Mulut
 Gigi  dan mulut adalah bagian penting  yang harus dipertahankan kebersihannya.
Sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.

 Perawatan Perineal Wanita


 Perawatan perineal wanita meliputi genitalia eksternal. Prosedur biasanya dilakukan
selama mandi. Perawatan perineal mencegah dan mengontrol penyebaran infeksi,
mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan dan mempertahankan
kebersihan.

 Perawatan Perineal Pria


 Klien pria memerlukan perhatian khusus selama perawatn perinel, khususnya bila ia
tidak di sirkumsisi. Foreskin menyebakan sekresi mengumul dengan mudah di
sekitar mahkota penis dekat meatus uretral. Kanker penis terjadi lebih sering pada
pria yang tidak disirkumsisi dan diyakini berkaitan kebersihan.
 Kebutuhan kebersihan lingkungan pasien

Yang dimaksud disini adalah  kebersihan pada tempat tidur. Melalui kebersihan tempat tidur
diharapakan pasien dapat tidur dengan nyaman  tanpa ganguan selama tidur sehingga dapat
membantu proses penyembuhan. 

REFERENSI :
 A.    Perry, potter. 2006. Fundamental keprawatan: konsep,proses, dan praktik.       
Jakarta: EGC.
 B.     Kozier, Erb. 2009. Buku ajar praktik keprawatan klinis: ed 5. Jakarta: EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “WS” DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE
DI RUANG ANGGREK RSU BANGLI
TANGGAL 4 – 7 DESEMBER 2014

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 4 Desember 2014 pada pukul 08.00 WITA di
Ruang Anggrek RSU Bangli dan masuk rumah sakit pada tanggal 3 Desember 2014 pukul
20.45 WITA. Data diperoleh dari pasien, keluarga pasien, dan catatan medik No. CM
208231 yang dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik.
A. Identitas Pasien Penanggung
Nama : “WS” : “KW”
Jenis kelamin : Laki-laki : Laki-laki
Usia : 62 tahun : 40 tahun
Status perkawinan : Menikah : Menikah
Agama : Hindu : Hindu
Suku bangsa : Indonesia : Indonesia
Pendidikan : SMP : SMA
Bahasa yang digunakan : Bahasa Bali : Bahasa Bali
Pekerjaan : Pemangku : Pegawai Swasta
Alamat : Selat Tengah, Susut : Selat Tengah, Susut
Diagnosa Medis : Dispepsia + HT
Sumber biaya : Umum
Hubungan dengan pasien : Anak pasien
B. Alasan Dirawat
1. Alasan MRS
Pada saat MRS pasien mengeluh mual, muntah, nyeri pada ulu hati, dan pusing
sejak 5 hari yang lalu.

2. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian pasien mengeluh mual, muntah, nyeri pada ulu hati, pusing,
dan pasein mengeluh gatal pada bagian punggung, ketiak, dan paha.
C. Riwayat Penyakit
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 2 Desember 2014 pukul 13.30 WITA pasien datang ke IGD RSU
Bangli dengan keluhan mual, muntah,dan nyeri pada ulu hati namun setelah
mendapatkan penanganan pasien dipulangkan. Pada tanggal 3 Desember pukul
20.45 WITA pasien dibawa ke IRD RSU Bangli oleh keluarga dengan keluhan
yang sama dan disarankan untuk rawat inap. Saat di IRD pasien didiagnosa
Dispepsia + HT dan mendapatkan therapy IVFD RL 20 tpm, Pantoprazole 1 vial,
Ranitidine 1 amp, obat oral captopril 12,5 2 tablet, antasida sirup 10 cc.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Saat pengkajian, pasien mengatakan sudah pernah dibawa ke rumah sakit
sebelumnya dengan penyakit yang sama namun tidak sampai rawat inap. Pasien
tidak memiliki alergi terhadap obat.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit yang
sama.
D. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Bernafas
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan saat bernafas.
Tidak terpasang alat bantu pernapasan.
2. Makan dan Minum
Saat penkajian, pasien mengatakan sebelum MRS makan 1-2 kali sehari dengan
waktu makan yang tidak teratur (sekali makan habis ¾ porsi) dan jarang
mengkonsumsi sayur dan buah. Semenjak MRS pasien mengatakan tidak nafsu
makan. Sehari makan 3 kali, sekali makan hanya menghabiskan 2 sendok karena
merasa mual dan mau muntah.
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum MRS minum 1 gelas air setelah
makan (200cc) dan jarang mengkonsumsi air putih kecuali setelah makan. Dalam
sehari pasien menghabiskan 3-4 gelas air putih (600-800cc). Sejak MRS pasien
mengatakan minum sama seperti sebelum MRS.
3. Eliminasi
BAB
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum MRS pasien BAB 1 kali dalam sehari
sampai 1 kali dalam dua hari. Sejak MRS pasien mengatakan baru BAB 1 kali
dengan warna faces kuning kecoklatan dan padat.
BAK
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum MRS kencing 2-3 kali dalam sehari.
Sejak MRS pasien mengatakan kencing 1 kali sehari (1 kali BAK 250 ml) dengan
warna kuning dan bau khas urine. Pasien mengatakan dibantu oleh keluarga untuk
menuju kamar mandi. Setelah kencing pasien tidak membersihkan area
genetalianya.
4. Gerak dan Aktivitas
Saat pengkajian, pasien mengatakan hanya bangun dari tempat tidur saat kencing.
Karena sakit pada ulu hatinya pasien malas untuk bergerak. Aktivitas pasien masih
dibantu oleh keluarga.
5. Kebersihan Diri
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum MRS biasa mandi dan gosok gigi 2
kali sehari yaitu di pagi dan sore hari dan keramas 2 kali seminggu. Sejak MRS
pasien tidak pernah mandi, gosok gigi, dan keramas. Saat pengkajian pasien
mengatakan tidak memiliki keinginan untuk mandi atau membersihkan diri.
Pasien mengeluh sakit pada ulu hatinya membuatnya tidak perduli dengan
kebersihan dirinya. Pasien juga mengatakan merasa gatal pada tubuh bagian
punggung, ketiak, dan paha. Tercium bau tidak enak dari badan pasien.

6. Istirahat Tidur
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum MRS tidur 6-7 jam dalam sehari
biasanya dari pukul 23.00 WITA sampai 05.00 WITA. Sejak MRS pasien tidur
kurang lebih 4 jam dalam sehari dan terjaga 3-4 kali karena nyeri yang dirasakan.
7. Pengaturan Suhu Tubuh
Saat pengkajian, suhu tubuh pasien 36,7OC.
8. Rasa Nyaman
Pasien mengatakan tidak nyaman dengan kondisinya. Pasien mengatakan nyeri
pada ulu hati seperti ditusuk-tusuk, pusing dan merasa gatal-gatal di bagian
punggung, ketiak, dan paha.
9. Rasa Aman
Pasien mengatakan cemas dengan penyakitkan namun mempercayakannya kepada
petugas medis. Pasien mengatakan aman karena didampingi oleh keluarganya.
10. Sosialisasi dan Komunikasi
Saat pengkaian pasien sesekali berkomunikasi dengan perawat dan keluarga.
11. Rekreasi
Saat pengkajian pasien hanya tertidur di tempat tidur dan sesekali berbincang
dengan keluarga dan penjeguk.
12. Prestasi
Saat pengkajian pasien mengatakan belum pernah memperoleh prestasi.
13. Pengetahuan
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak tau dengan penyebab penyakitnya dan
tidak tau apa yang menyebabkan tubuhnya merasa gatal.
14. Ibadah
Saat pengkajian pasien mengatakan menjadi pemangku sebelum MRS pasien
biasa menghantarkan upacara agama, namun sejak MRS pasien hanya dapat
berdoa dari tempat tidur.
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesan umum : Lemas
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Postur tubuh : Kurus
d. Kebersihan diri: Kurang
e. Turgor kulit : Baik
f. Warna kulit : Sawo Matang
2. Gejala Kardinal
a. Suhu : 36,7OC
b. Nadi : 88 x/menit
c. TD : 140/90 mmHg
d. RR : 22 x/menit
3. Keadaan Fisik
a. Kepala
Bentuk simetris, persebaran rambut hitam keputihan merata, ketombe (-),
berkutu (-), benjolan (-), rambut rontok (-).
b. Wajah
Bentuk simetris, pucat (+), edema(-), nyeri tekan (-), kebersihan kurang.
c. Mata
Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, sclera agak keruh, pupil mata
ishokor, penglihatan sedikit rabun, kotoran mata (+), gatal (-), bengkak (-).
d. Hidung
Bentuk simetris, secret (+), nafas ciping hidung (-), penciuman baik, kotoran
(+), kebersihan kurang.
e. Mulut
Bentuk simetris, mukosa kering, lesi (-), gigi utuh, karang gigi (+), karies (-),
terdapat kotoran di sela-sela gigi, kebersihan kurang, berbau.
f. Telinga
Bentuk simetris, lesi (-), kotoran (+), serumen (+), nyeri tekan (-),
pendengaran baik, kebersihan kurang.
g. Thorax
Bentuk simetris, gerakan dada simetris, nyeri tekan (-), benjolan (-).
h. Andomen
Bentuk simetris, nyeri tekan (+) pada epigastrium, kembung (-).
i. Genetalia
Tidak diperiksa
j. Ekstremitas
Atas : bentuk normal, terpasang infuse pada tangan kanan, edema (-), nyeri
tekan (-).
Bawah : bentuk normal, edema (-), nyeri tekan (-).
k. Kuku
Tangan: pertumbuhan merata, warna kecoklatan, lesi (-), cukup bersih.
Kaki : pertumbuhan merata, warna kecoklatan, lesi (-), cukup bersih.
l. Kulit
Kusam, lengket (+), turgor kulit baik, warna sawo matang, lesi (-), gatal pada
bagian punggung, ketiak dan paha, berbau.
F. Data Penunjang
HAsil pemeriksaan darah lengkap tanggal 3 Desember 2014

Paramet Hasil Standar Normal


WBC 9.22 103/µl 5.00 - 10.00
NEO 6.50 70.5% 2.00 - 7.50
LYM 2.31 25.1% 1.30 - 4.00
MONO 0.32 3.5 % 0.15 - 0.20
EOS 0.08 0.9 % 0.00 - 0.50
BASO 0.0 % 0.00 - 0.15
RBC 4.93 103/µl 4.00 - 5.50
HGB 14.9 g/dL 12.0 - 17.4
HCT 41.1 % 36.0 - 52.0
MCV 83.4 fL 76.0 - 96.0
MCH 30.3 pg 27.0 - 32.0
MCHC 36.3 g/dL 31.0 - 38.0
RDWcv 16.3 % 0.0 - 16.0
RDWsd 41.5 fL 46.0 - 59.0
PLT 290 103/µl 150 - 400
MPV 4.8 fL 8.0 - 15.0
PCT 0.14 %
PDWcv 39.4 %
PDWsd 14.6 fL

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Analisis Data

Rumusan
No. Data Fokus Standar Normal
Masalah

1. DS:
 Pasien mengatakan Difisit
 Pasien tidak
merasa gatal pada
bagian punggung, merasa gatal pada perawatan diri
ketiak, dan paha. tubuhnya.
 Pasien mengatakan
tidak memiliki
keinginan untuk  Pasien mandi 2
untuk merawat diri kali sehari
sejak sakit pada ulu
hatinya dan pusing
yang dirasakannya.

DO :

 Kulit pasien tampak


kusam dan lengket.

 Kulit pasien tidak


 Terdapat kotoran di
kusam dan lengket
mata, telinga,
(bersih).
hidung, dan gigi
 Tidak terdapat
pasien.
kotoran pada mata,
 Tercium bau tidak
telinga, hidung,
enak pada sekujur
dan gigi pasien.
tubuh pasien
 Tidak tercium bau
tidak enak dari
tubuh pasien

2. Analisa Data
P : Defisit perawatan diri
E : Penurunan Motivasi
S : Pasien mengatakan merasa gatal pada bagian punggung, ketiak, dan paha,
pasien mengatakan tidak memiliki keinginan untuk untuk merawat diri sejak sakit
pada ulu hatinya dan pusing yang dirasakannya, kulit pasien tampak kusam dan
lengket, terdapat kotoran di mata, telinga, hidung, dan gigi pasien, dan tercium bau
tidak enak dari tubuh pasien.
Proses terjadinya :
Keluhan yang dirasakan oleh pasien (mual, muntah, nyeri pada ulu hati, dan pusing)
mengakibatkan pasien tidak memiliki keinginan untuk untuk merawat diri atau
penurunan motivasi untuk beraktivitas termasuk untuk mandi dan memenuhi
kebersihan diri lainnya sehingga pasien mengalami defisit perawatan diri yang
ditandai dengan pasien mengatakan merasa gatal pada bagian punggung, ketiak, dan
paha, pasien mengatakan tidak memiliki keinginan untuk untuk merawat diri sejak
sakit pada ulu hatinya dan pusing yang dirasakannya, kulit pasien tampak kusam dan
lengket, terdapat kotoran di mata, telinga, hidung, dan gigi pasien, dan tercium bau
tidak enak dari tubuh pasien. Dan apabila tidak ditangani akan mengakibatkan
timbulnya masalah yang lain seperti gangguan rasa nyaman dan dapat mengakibatkan
penyakit seperti jamuran dan kerusakan integritas kulit.
3. Rumusan Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan motivasi ditandai dengan
pasien mengatakan merasa gatal pada bagian punggung, ketiak, dan paha, pasien
mengatakan tidak memiliki keinginan untuk untuk merawat diri sejak sakit pada ulu
hatinya dan pusing yang dirasakannya, kulit pasien tampak kusam dan lengket,
terdapat kotoran di mata, telinga, hidung, dan gigi pasien, dan tercium bau tidak enak
dari tubuh pasien.
III. PERENCANAAN

No Waktu Dx Tujuan Intervesi Rasional


.
NOC : NIC :
1. Kamis, 4 I 1. Untuk mengetahui
Self care : Self Care
Desember batas kemampuan
Activity of assistane : ADLs
2014 pasien dalam
Daily Living 1. Monitor
perawatan dirinya
(ADLs) kemampuan
2. Mengetahui
Setelah klien untuk
kebutuhan dari
dilakukan perawatan diri
klien untuk
tindakan yang mandiri.
keperawatan 2. Monitor
kebersihan dirinya.
selama 2x24 jam kebutuhan
3. Meningkatkan
Defisit klien untuk
kebersihan diri
perawatan diri alat-alat bantu
pasien
teratasi dengan untuk
4. Meminimalisir
kriteria hasil: kebersihan
ketergantungan
1. Klien diri,
yang tinggi dari
terbebas dari berpakaian,
pasien terhadap
bau badan berhias,
orang lain
2. Menyatakan toileting dan
5. Meminimalisir
kenyamanan makan.
ketergantungan
terhadap 3. Sediakan
yang tinggi dari
kemampuan bantuan
pasien terhadap
untuk sampai klien
orang lain
melakukan mampu secara
6. Meningkatkan
ADLs utuh untuk
pengetahuan dan
3. Dapat melakukan
peran serta keluarga
melakukan self-care.
pasien
ADLS 4. Dorong klien
7. Meminimalkan
dengan untuk
ketergantungan
bantuan melakukan
terhadap orang lain
aktivitas
8. Usia berpengaruh
sehari-hari
terhadap
yang normal
kemandirian klien
sesuai
tentang kebersihan
kemampuan
dirinya.
yang dimiliki.
5. Dorong untuk
melakukan
secara
mandiri, tapi
beri bantuan
ketika klien
tidak mampu
melakukannya
.
6. Ajarkan klien/
keluarga untuk
mendorong
kemandirian,
untuk
memberikan
bantuan hanya
jika pasien
tidak mampu
untuk
melakukannya
.
7. Berikan
aktivitas rutin
sehari- hari
sesuai
kemampuan.
8. Pertimbangka
n usia klien
jika
mendorong
pelaksanaan
aktivitas
sehari-hari.  

IV. IMPLEMENTASI

No Efaluasi
Waktu Dx Implementasi Paraf
. Formatif
1. Kamis, 4 I Mengobservasi KU S:
Desembe pasien Pasien mengeluh
r 2014 nyeri pada ulu hati
Pukul dan pusing
10.00 O:
wita Pasien tampak
lemas, kebersihan
kurang, kulit kusam
dan lengket, mata,
telinga, hidung,
mulut dan gigi
kotor, tubuh berbau.
Pukul I Mengkaji pola S:
14.00 kebersihan diri Pasien mengatakan
wita pasien. sebelum sakit mandi
dan gosok gigi 2x
sehari namun sejak
sakit pasien
mengatakan tidak
ingin membersihkan
dirinya.
O:
Pasien kooperatif
saat ditanya.
Pukul I Memonitor S:
16.00 kemampuan pasien Pasien mengatakan
wita untuk perawatan tidak berkeinginan
diri yang mandiri membersihkan diri
karena sakit pada
ulu hati dan pusing
O:
Pasien tampak lemas
dan belum ingin
beraktivitas, hanya
tidur di tempat tidur,
hanya sesekali
bangun untuk
kencing dan dibantu
oleh keluarga.
Pukul I Membantu S:
18.00 membersihkan Pasien mengatakan
wita tubuh pasien lebih nyaman
-Mengelap tubuh setelah di lap oleh
pasien dengan air perawat
bersih O:
-Menggosok gigi Pasien kooperatif,
pasien tubuh pasien terlihat
segar, bau badan
berkurang
Pukul I Memberikan HE S:
19.00 tentang pentingnya Pasien dan keluarga
Wita kebersihan diri mengatakan
pada pasien dan mengerti dengan
keluarga penjelasan yang
diberikan dan mau
untuk
melakukannya.
O:
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif

2. Jumat, 5 I Menyediakan S:
Desembe lingkungan yang Pasien mengatakan
r 2014 bersih dan nyaman lebih nyaman
Pukul -Membersihkan TT setelah tempat
08.00 pasien tidurnya
wita dibersihkan.
O:
Pasien kooperatif
saat dibersihkan
tempat tudurnya

Pukul I Mengobservasi KU S:
10.00 pasien Pasien mengatakan
wita nyeri pada ulu hati
dan pusing
berkurang
O:
Pasien tampak
masih lemas, kulit ,
mata, telinga,
hidung, mulut dan
gigi tampak lebih
bersih, bau badan
berkurang
Pukul I Memonitor S:
11.00 kemampuan pasien Pasien mengatakan
wita untuk perawatan masih tidak ingin
diri yang mandiri membersihkan
dirinya secara
mandiri karena nyeri
ulu hati dan pusing
yang dirasakan
belum hilang.
O:
Tampak keluarga
pasien membantu
pasien untuk
menggosok gigi dan
membersihkan
wajah pasien.
Pukul I Mendorong pasien S:
17.00 untuk melakukan Pasien mengatakan
wita aktivitas hygiene mau mencoba.
sesuai kemampuan O:
yang dimiliki Pasien mencoba
menggosok gigi
sendiri dan
mengelap tubuh
sendiri namun masih
dibantu oleh
keluarga dan
perawat. Pasien
tampak lebih bersih.
Pukul I Memberikan HE S:
19.00 kepada pasien dan Pasien dan keluarga
wita keluarga tentang mengatakan
cara membersihkan mengerti dengan
tubuh pasien penjelasan yang
seperti carang diberikan dan mau
menggosok gigi untuk
dan membersihkan melakukannya.
tubuh dengan O:
benar. Pasien dan keluarga
tampak kooperatif

3. Sabtu, 6 I Menyediakan S:
Desembe lingkungan yang Pasien mengatakan
r 2014 bersih dan nyaman lebih nyaman
Pukul -Membersihkan TT setelah tempat
08.00 pasien tidurnya
wita dibersihkan.
O:
Pasien kooperatif
saat dibersihkan
tempat tudurnya

Pukul I Mengobservasi KU S:
10.00 pasien Pasien mengatakan
wita nyeri pada ulu hati
sudah hilang tapi
masih pusing.
Pasien mengatakan
gatal-gatal sudah
hilang.
O:
Pasien tampak
bersih, kulit , mata,
mulut, telinga
tampak lebih bersih,
bau badan berkurang
Pukul I Memonitor S:
11.00 kemampuan pasien O:
wita untuk perawatan Tampak pasien
diri yang mandiri berusaha untuk
menggosok gigi,
mengelap tubuh, dan
membersihkan
telinga sendiri.
Pukul I Mendorong pasien S:
17.00 untuk melakukan Pasien mengatakan
wita aktivitas hygiene mau melakukannya.
sesuai kemampuan O:
yang dimiliki Pasien dapat
menggosok gigi
sendiri dan
mengelap tubuh
sendirin. Pasien juga
berusaha untuk
makan, kencing, dan
BAB dengan
mandiri.

4 Minggu, I Menyediakan S:
7 lingkungan yang Pasien mengatakan
Desembe bersih dan nyaman lebih nyaman
r 2014 -Membersihkan TT setelah tempat
Pukul pasien tidurnya
08.00 dibersihkan.
wita O:
Pasien kooperatif
saat dibersihkan
tempat tudurnya
Pukul I Menganjurkan S:
10.00 pasien dan Pasien dan keluarga
wita keluarga mandi mengatakan
minimal 2x sehari mengerti dengan
jika kondisi penjelasan yang
memungkinkan, diberikan dan mau
sikat gigi minimal untuk
2x sehari, dan melakukannya.
menjaga O:
kebersihan tubuh Pasien dan keluarga
lainnya. tampak kooperatif
V. EVALUASI

No Waktu Dx Evaluasi Sumatif Paraf


.

1. Minggu, 7 I S : Pasien mengatakan gatal-


Desember gatalnya sudah hilang dan sudah
Pukul merasa nyaman.
11.00 wita O : Pasien tampak segar dan bersih,
kulit tampak bersih dan tidak
lengket, mata, hidung, telinga, gigi
dan mulut tampak bersih, tidak ada
bau badan, pasien mampu
beraktivitas mandiri sesuai
kemampuan.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan keadaan pasien

Anda mungkin juga menyukai