Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH HUBUNGAN ANTARA

EKONOMI,PANGAN DAN GIZI DALAM KELUARGA


MATA KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI PANGAN

Disusun oleh:

Nama : ZARKIYAN HERLAN SARAJI


KELAS :A
NIM : PO7131117038

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM KEMENKES
RI
D IV JURUSAN GIZI
TAHUN AJARAN 2018/2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................


Bab 1 pendahuluan ...................................................................................
1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1.2 Rumusan masalah .................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................
1.4 Bab II Pembahasan ..................................................................................
2.1 Pengertian ekonomi,pangan dan gizi ....................................................
2.2 Klasifikasi pangan dan gizi ..................................................................
2.3 ekonomi,pangan dan gizi dari sisi kesehatan ........................................
2.4 hubungan ekonomi,pangan dan gizi dalam keluarga ...........................
Bab III Penutup .......................................................................................
3.1 kesimpulan ...........................................................................................
3.2 Daftar pustaka ......................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat allah SWT. Karena hana
kepada-nya kita memuji dan bersukur,memohon pertolongn dan ampunan. Kepada-
nya pula kita memohon perlindungan dari keburukan diri dan syaiton yang selalu
menghembuskan kebatilan pada diri kita.

Atas berkat rahmat dan pertolongan-nya, Alhamdulillah makalah manajemen


industri pangan yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA EKONOMI,PANGAN,DAN
GIZI DALAM KELUARGA” ini dapat kami selesaikan dengan baik. Kami
menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di makalah
ini.

Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi
kami dalam pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan
cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan
dating.

Mataram,02 Agustus 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumberdaya manusia.
Penentu gizi yang baik terdapat pada jenis pangan yang baik pula yang
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Jenis pangan yang baik harus mempunyai
ketahanan pangan dan keamanan pangan yang baik. Ketahanan pangan (food
security) ini harus mencakup aksesibilitas, ketersediaan, keamanan dan
kesinambungan. Aksesibilitas di sini artinya setiap rumah tangga mampu
memenuhi kecukupan pangan keluarga dengan gizi yang sehat. Ketersediaan
pangan adalah rata-rata pangan dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan
konsumsi di tingkat wilayah dan rumah tangga. Sedangkan keamanan pangan
(food safety) dititikberatkan pada kualitas pangan yang memenuhi kebutuhan gizi.
Ketahanan pangan merupakan basis ketahanan ekonomi dan ketahanan nasional
secara berkesinambungan. Namun. di Indonesia ketahanan pangan ini belum bisa
terpenuhi secara optimal karena banyak masyarakat yang terkendala dengan
kemiskinan. Kemiskinan ini yang mengakibatkan timbulnya penyakit gizi seperti
busung lapar, kwashiorkor, dll. Secara umum dapat dikatakan bahwa peningkatan
ekonomi sebagai dampak dari berkurangnya kurang gizi dapat dilihat dari dua sisi,
pertama berkurangnya biaya berkaitan dengan kematian dan kesakitan dan di sisi
lain akan meningkatkan produktivitas.
Masalah kemiskinan sangat erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan gizi
pada setiap individu. Kemiskinan bsangat erat kaitannya dengan masalah
ketahanan pangan, dimana kemiskinan merupakan penyebab mikro dari timbulnya
masalah ketahanan pangan. Baik atau buruknya ketahanan pangan suatu keluarga
dapat diketahui dengan mengukur ketahanan pangan keluarga tersebut. Ketahanan
pangan keluarga adalah tingkatan dari suatu keluarga yang mampu menyediakan
bahan makanan yang cukup, aman, dan bergizi dalam memenuhi kebutuhan
pangan sehari-hari untuk dapat hidup aktif dan sehat
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi,pangan dan gizi?
2. Jelaskan klasifikasi pangan dan gizi?
3. Jelaskan ekonomi,pangan dan gizi dari sisi kesehatan?
4. Apa hubungan ekonomi,pangan dan gizi dalam keluarga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ekonomi,pangan dan gizi
2. Untuk mengetahui klasifikasi pangan dan gizi
3. Untuk mengetahui ekonomi,pangan dan gizi dari sisi kesehatan
4. Agar lebih memahami ekonomi,pangan dan gizi dalam keluarga
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Ekonomi, Pangan dan Gizi Pengertian Ekonomi


Ekonomi merupakan salah satu ilmu social yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi
barang dan jasa. Istilah Ekonomi sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu
oikos=keluarga atau rumah tangga, nomos=peraturan atau hukum. Ilmu Ekonomi
adalah ilmu mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan
untuk menggunakan sumber daya yang langka dengan atau tanpa uang dalam
meningkatkan kualitas hidupnya.
Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan makanan yang dapat dijadikan
makanan. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan
unsur-unsur ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang
berguna bila dimasukkan kedalam tubuh.
Kata ’gizi’ berasal dari bahasa Arab ’ghidza’ yang berarti makanan.
Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan
kata gizi dari bahasa Inggris
nutrition
menjadi nutrisi. Namun yang resmi, baik dalam dokumen maupun aturan pemerintah
digunakan kata gizi. Berdasarkan kamus umum bahasa Indonesia Badudu-Zain,
nutrisi lebih mengacu pada makanan ternak.
Ekonomi Pangan dan Gizi adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana menyeimbangkan kebutuhan
manusia yang tidak terbatas akan zat gizi karena pertambahan penduduk dengan jumlah bahan yang
dijadikan makanan /yang menghasilkan zat gizi itu

2.2. Klasifikasi Pangan dan Gizi


Secara umum pangan diklasifikasikan menjadi dua yaitu pangan hewani dan
pangan nabati. Pangan hewani meliputi daging, ikan, kerang, telur, susu dan hasil
susu. Pangan nabati meliputi; serelia, kacang-kacangan, sayuran, biji-bijian, buah-
buahan dan pangan lainnya (madu, gula dll.) Selain itu penggolongan pangan
dikemukakan pula oleh FAO yang dikenal dengan Desirable Dietary Pattern (Pola
Pangan Harapan/PPH) yang dikelompok dalam 9 kelompok yaitu padi-padian, umbi-
umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah biji berminyak, kacang-kacangan,
gula, sayur dan buah serta lain-lain (minuman dan bumbu). Penggolongan pangan
dapat dijumpai juga dalam Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) yang
mengklasifikasikan dalam 10 golongan. Secara khusus di Indonesia dikenal
penggolongan makanan sesuai dengan pola makan masyarakat. Penggolongan
tersebut meliputi pangan pokok (beras, jagung, ubi, singkong, sagu), lauk pauk
( daging, ikan, telur, tahu, tempe), sayuran, buah dan susu. Hal ini di kenal dengan
konsep empat sehat lima sempurna. Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh
yang dikenal sebagai zat gizi. Zat gizi dibagi dalam kelas utama yaitu; karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Paling sedikit terdapat 45 jenis zat gizi,
esensial dan tidak esensial yang diperlukan tubuh dari keenam kelompok zat gizi
tersebut. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh, tetapi tubuh tidak
dapat mensintesanya dan atau tubuh tidak mampu memsintesisnya dalam jumlah
cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Zat gizi tidak esensial karena tubuh bisa
mensistesisnya. Zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses
dalam tubuh, untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan yang rusak. Zat gizi
utama yang berfungsi sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak dan protein.
Zat gizi utama untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan adalah protein,
lemak, vitamin, mineral dan air. Zat gizi utama yang berfungsi untuk mengatur proses
di dalam tubuh adalah vitamin, mineral dan air.

2.3. Ekonomi Pangan dan Gizi dari Sisi Kesehatan


Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa kesehatan
adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pada batasan ini kesehatan mencakup
empat aspek yaitu fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi. Keempat aspek
kesehatan itu saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada
seseorang, kelompok atau masyarakat.
Ketahanan pangan dan status gizi merupakan suatu kesatuan yang pada
akhirnya berpengaruh terhadap Jurnal JUMANTIK Vol. 1 No.1 Nopember 2016 | 135
peningkatan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Status gizi seseorang
ditentukan oleh kuantitas dan kualitas (ragam) pangan yang dikonsumsi oleh
seseorang karena setiap pangan memiliki nilai gizi yang berbeda-beda. Semakin
beragam pangan yang dikonsumsi, maka semakin baik zat gizi yang diterima oleh
tubuh. Status gizi yang baik dapat mencerminkan baik atau buruknya ketahanan
pangan suatu keluarga (Amaliyah, 2011).
Baik atau buruknya ketahanan pangan suatu keluarga dapat diketahui dengan
mengukur ketahanan pangan keluarga tersebut. Ketahanan pangan keluarga adalah
tingkatan dari suatu keluarga yang mampu menyediakan bahan makanan yang cukup,
aman, dan bergizi dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari untuk dapat hidup
aktif dan sehat. Menurut Rumalean (2013) yang mengutip pendapat Handewi (2004),
terdapat empat ketahanan pangan tingkat keluarga, yaitu : keluarga tahan pangan,
rentan pangan kurang pangan, dan keluarga rawan pangan (Rumalean, 2013).

2.4. Hubungan ekonomi,pangan dan gizi dalam rumah tangga


Pada hubungan ekonomi,pangan dan gizi dalam rumah tangga berikut
contohnya:
Pendapatan keluarga di Kelurahan Wonokusumo sebagian besar kurang dari rata –
rata yaitu Rp 2.363.092 sebesar 53,6%. Penelitian serupa menunjukkan keluarga yang
tinggal di pedesaan maupun perkotaan yang memiliki balita dengan status gizi
underweight tergolong pendapatan kurang dari rata – rata13. Pendapatan kurang dari
rata – rata akan berdampak pada pengeluaran rumah tangga untuk pangan.
Pengeluaran rumah tangga termasuk didalamnya pengeluaran untuk pangan salah satu
indikator dalam menentukan ketahanan pangan rumah tangga6. Kelurahan
Wonokusumo sebagian besar rumah tangga pengeluaran untuk pangan kurang dari
rata-rata Rp 1.724.943 sebesar 75,3%.
Status ketahanan pangan rumah tangga di Kelurahan Wonokusumo menunjukkan
hasil yang bervariasi, namun sebagian besar tergolong rawan pangan dengan derajat
kelaparan sedang sebesar 54,9%. Rumah tangga peserta Urban Farming di wilayah
perkotaan Surabaya sebagian besar mengalami rawan pangan14. Penduduk Indonesia
hampir disemua provinsi rumah tangga rentan pangan relatif tinggi. Fakta ini
mengindikasikan pentingnya prioritas peningkatan pendapatan dalam upaya
peningkatan ketahanan pangan rumah tangga. Upaya peningkatan pendapatan maupun
kemampuan daya beli pada kelompok tergolong rentan pangan merupakan kunci
untuk meningkatkan akses terhadap pangan. Hasil pengukuran status gizi balita
menurut indeks BB/U balita menunjukkan hasil sebesar 56,7% dengan status gizi
normal. Namun ditemukan pula balita dengan status gizi kurang sebesar 26,8%, status
gizi buruk sebesar 7,2% dan balita dengan status gizi lebih sebesar 9,3%. Wilayah
perkotaan yang rentan mengalami rawan pangan dapat menimbulkan berbagai
masalah, termasuk masalah gizi pada kelompok rentan salah satunya adalah balita2.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Ekonomi Pangan dan Gizi merupakan ilmu yang
mempelajari upaya manusia dalam masyarakat utk memenuhi pangan & gizi dgn
sumberdaya yg terbatas serta mempelajari peranan pangan & gizi dlm pembangunan
ekonomi.

3.2 Daftar pustaka


1. https://www.academia.edu/9241253/Makalah_Ekonomi_Pangan_dan_Gizi
2. HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI
KELUARGA BURUH KAYU DI KAMPUNG KOTALINTANG KECAMATAN
KOTA KUALA SIMPANG KABUPATEN ACEH
TAMIANG PROVINSI ACEH TAHUN 2014, Oleh Diza Fathamira Hamzah

Anda mungkin juga menyukai