Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 3

ASRIYANA MUSLAN
ESTI
NURILHIDA
NOFITA FAJARWATI

PERAN PANGAN
DAN GIZI DALAM
PEMBANGUNAN
Latar Belakang

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama


kualitas sumber daya manusia. Penentu gizi yang baik
terdapat pada jenis pangan yang baik pula yang
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Sedangkan
keamanan pangan (food safety) dititik beratkan pada
kualitas pangan yang memenuhi kebutuhan gizi.
Ketahanan pangan merupakan basis ketahanan ekonomi
dan ketahanan nasional secara berkesinambungan.
Namun di Indonesia ketahanan pangan ini belum bisa
terpenuhi secara optimal karena banyak masyarakat
yang terkendala dengan kemiskinan.
Pengertian Pangan, Gizi dan Pembangunan Pangan
Gizi adalah suatu proses yang terjadi pada makhluk hidup,
untuk mengambil dan menggunakan zat yang ada dalam
makanan dan minuman guna mempertahankan hidup,
pertumbuhan, berproduksi dan untuk menghasilkan energi.
Definisi pembangunan itu sendiri adalah proses atau
kumpulan berbagai kegiatan baik fisik (infrastruktur) maupun
nonfisik (sosial) yang dilakukan oleh berbagai bidang
(ipoleksosbudhankam), dilakukan secara terencana serta
bertanggung jawab untuk menuju ke arah yang lebih baik,
biasanya untuk kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan itu sendiri
diartikan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan dengan cukup,
baik secara ekonomi atau non ekonomi seperti kepuasaan.
Hubungan Pangan dan Gizi
Arti istilah gizi sendiri adalah suatu proses yang terjadi pada
makhluk hidup, untuk mengambil dan menggunakan zat yang
ada dalam makanan dan minuman guna mempertahankan hidup,
pertumbuhan, berproduksi dan untuk menghasilkan energi.
Pangan menyediakan unsr-unsur kimia tubuh yang dikenal
sebagai zat gizi. Pada gilirannya, zat gizi tersebut menyediakan
tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan membuat
lancarnya pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh.
Susunan pangan dalam makanan yang seimbang adalah susunan
bahan pangan yang dapat menyediakan zat gizi penting dalam
jumlah cukup yang diperlukan tubuh, tenaga, pemeliharaan,
pertumbuhan dan perbaikan jaringan.
Status Gizi
Status gizi di bagi menjadi 3 :
 Kecukupan Gizi (gizi seimbang)

Kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh kebutuhan gizi basal,


kegiatan dan pada keadaan fisiologis tertentu, serta dalam keadaan
sakit.
 Gizi kurang

Keadaan tidak sehat (patologis) yang timbul karena tidak cukup


makan dengan demikian konsumsi energi dan protein kurang selama
jangka waktu tertentu .
 Gizi Lebih

Keadaan patologis (tidak sehat) yang disebab kebanyakan makan.


Mengkonsumsi energi lebih banyak dari pada yang diperlukan tubuh
untuk jangka waktu yang panjang dikenal sebagai gizi lebih.
Kegemukan (obesitas) merupakan tanda pertama yang bisa dilihat dari
keadaan gizi lebih.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
seseorang adalah sebagai berikut :
 Produk Pangan (Jumlah dan Jenis makanan)
 Prasangka Buruk Terhadap Bahan Makanan Tertentu
 Pantangan Terhapat Makan Tertentu
 Kesukaan Terhadap Jenis Makanan Tertentu.
 Keterbatasan Ekonomi
 Kebiasaan Makan
 Selera Makan
 Sanitasi Makanan (Penyiapan, Penyajian,
Penyimpanan)
 Pengetahun gizi
Gizi Pangan dan Pembangunan
Gizi memiliki peranan penting dalam pembangunan. Hubungan gizi dengan
pembangunan bersifat timbal balik, yang artinya bahwa gizi akan menentukan
keberhasilan suatu bangsa, begitupula sebaliknya kondisi suatu bangsa dapat
mempengaruhi status gizi masyarakatnya. Gizi dalam kaitannya dengan
pembangunan suatu bangsa berkaitan dengan sumber daya manusia, karena gizi
sebagai sentral untuk pembangunan manusia.
Gizi memiliki pengertian secara makro dan mikro. Pengertian gizi secara mikro
yaitu gizi merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan fungsi-
fungsinya, dalam hal ini terutama pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan berkaitan dengan pertambahan ukuran tubuh (fisik) sedangkan
perkembangan berkaitan dengan fungsi psikologis dari manusia (non fisik),
seperti mental, kemampuan berfikir, dan lainnya. Jadi, pengertian gizi secara
mikro yaitu gizi sebagai dasar dalam tumbuh kembang manusia. Gizi secara
mikro harus dipandang sebagai sesuatu yang bersifat holistik, dalam hal ini
berkaitan dengan pentingnya gizi dalam setiap tahapan kehidupan dimulai dari
konsepsi sampai dengan manusia lanjut usia. Selain faktor gizi, tumbuh
kembang manusia juga dipengaruhi oleh faktor non gizi, yang diantaranya
meliputi pola pengasuhan anak, pendidikan orang tua, dan lainnya yang
mungkin mempengaruhi.
Kualitas Pangan
Kualitas pangan adalah keseluruhan sifat-sifat pangan yang dapat berpengaruh
terhadap penerima pangan oleh konsumen. Atribut dari komponen kualitas pangan
meliputi:
 Sifat inderawi/organoleptic, yaitu sifat-sifat yang dapat dinilai dengan panca indera,
seperti :
1. Penampakan (bentuk, ukuran, warna)
2. Cita rasa (asam, asin, manis, pahit)
3. Flavor (baud an rasa)
4. Tekstur (keras, alot, renyah, lunak)
 Nilai Gizi

Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi (kalori, protein, vitamin, mineral)
maka dalam bahan pangan tersebut harus memenuhi nilai gizi yang dibutuhkan
manusia.
 Keamanan Pangan

Makanan dapat menjadi sumber penyakit dan keracunan pada manusia, misalnya
penyakit typus, cholera, disentri, dan keracunan makanan yang disebabkan oleh
mikroorganisme tertentu (botulinum, asam bongkrek, aflatoksin, dan lain-lain.) dan
toksin alami (alkaloida, hydrogen sianida, mimosin dan lain-lain)
Konsep gizi seimbang yang mendukung
meningkatkan SDM
Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah masalah gizi kurang dan gizi
lebih. Pola pertumbuhan dan status gizi merupakan indikator kesejahteraan. Oleh
karena itu, perlu adanya program gizi yang berguna untuk mendorong kedua hal
tersebut
Adapun tujuan program pangan dan gizi yang dikembangkan untuk mencapai
Indonesia Sehat adalah:
1. Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang
cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan
produksi dan penganekaragaman serta pengembangan produksi olahan.
2. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan
ketahanan pangan tingkat rumah tangga.
3. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik
dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih.
4. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi
untuk mencapai hidup sehat.
Hubungan Pangan Gizi dan Pembangunan
Manusia Indonesia
Masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan menimbulkan
masalah pembangunan di masa selajutnya.
 Oleh karena itu, anak-anak memerlukan perhatian lebih dalam
hal jaminan ketersediaan zat-zat gizi, karena berbagai hal
berikut:
 Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan
menurunnya produktvitas kerja manusia. Ha ini berarti akan
menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas
kesehatan.
 Kekurangan gizi berakibat pada menurunnya kecerdasan
generasi muda yang cerdas yang sanga dibutuhkan dalam
pembangunan bangsa
THANKS

Anda mungkin juga menyukai