Anda di halaman 1dari 22

Nama : Eska Zuhriana Adam

Nim : A02418001
Prodi : Geografi

 Citra satelitnLandsat 8
Landset 8 berasal dari amaerika
Waktu diluncurkan pada tanggal 11 februari 2013
Resolusi.(spasial, temporal, spektral),
Panajang gelombang :
Tabel Karakteristik Citra Landsat 8 (OLI)

Panjang Gelombang
Band Spektral Resolusi Spasial (m) Kegunaan Citra
(mikro meter)

Band 1 Coastal Coastal dan Studi


0,43 – 0,45 30
Aerosol Aerosol

Bathymetric
mapping,
distinguishing soil
Band 2 Blue 0,45 – 0,51 30 from vegetation and
deciduous from
coniferous
vegetation

Emphasizes peak
vegetation, which is
Band 3 Green 0,53 – 0,59 30
useful for assessing
plant vigor

Discriminates
Band 4 Red 0,64 – 0,67 30
vegetation slopes

Emphasizes biomass
Band 5 Near Infrared
0,85 – 0,88 30 content and
(NIR)
shorelines
Discriminates
Band 6 Short moisture content of
Wavelenght Infrared 1,57 – 165 30 soil and vegetation;
(SWIR) penetrates thin
clouds

Improved moisture
Band 7 Short
content of soil and
Wavelenght Infrared 2,11 – 2,29 30
vegetation and thin
(SWIR)
cloud penetration

15 meter resolution,
Band 8
0,5 – 0,68 15 sharper image
Panchromatic
definition

Improved detection
Band 9 Cirrus 1,36 – 1,38 30 of cirrus cloud
contamination

100 meter
resolution, thermal
Band 10 Long
10,6 – 11,19 100 mapping and
Wavelenght Infrared
estimated soil
moisture

100 meter
resolution, Improved
Band 11 Long
11,5 – 12,51 100 thermal mapping
Wavelenght Infrared
and estimated soil
moisture

Landsat 8 digunakan untuk pendeteksian, pengukuran, dan untuk menganalisis perubahan objek
pada permukaan Bumi pada level yang rinci, dimana pengaruh alamiah dan aktivitas yang
diakibatkan manusia dapat diidentifikasi dan dinilai secara akurat. andsat 8 ini juga dapat
digunakan untuk monitoring perkembangan bencana alam, gunung merapi, gempa bumi dan lain
sebagainya.
Umur landsat merekam :
Umur rancangan adalah 5 tahun, persediaan yang dapat dikonsumsi pada satelit di orbitnya
(hydrazine: 386 kg) akan berakhir untuk umur operasi 10 tahun. Satelit LDCM (Landsat-8)
dirancang pada orbit mendekati lingkaran sikron matahari, pada ketinggian 705 km, dengan
inklinasi 98.2º, periode 99 menit, waktu liput ulang (resolusi temporal) 16 hari, waktu melintasi
khatulistiwa (Local Time on Descending Node-LTDN) nominal pada jam 10:00 s.d 10:15 pagi.
 Citra satelit sentinel-2A
sentinel- 2A milik European Space Agency (ESA)
Sentinel 2A diluncurkan pada tanggal 23 Juni 2015 dengan roket Vega di 01:52 GMT (03:52 WIT)
Resolusi sentinel-2
Sentinel-2 Satelit membawa berbagai petak-resolusi tinggi imager multispektral dengan 13 band
spektral. (band-band yang masuk ke spektrum visible, near infrared, shortwave infrared).
Panjang gelombang
ilengkapi instrumen multispektral dengan 13 saluran spektral dari saluran cahaya
tampak, inframerah dekat, serta gelombang pendek inframerah. Satelit yang direncanakan dapat
bertahan selama 7 tahun ini, mempunyai resolusi spasial 10 meter (untuk band-band cahaya
tampak dan inframerah dekat), 20 meter dan 60 meter (untuk band-band gelombang inframerah
dekat dan gelombang pendek inframerah).
Dan, berikut daftar 13 band Satelit Sentinel-2A :

Sentinel-2 digunakan untuk melakukan pengamatan terestrial dalam mendukung layanan seperti
pemantauan hutan, deteksi perubahan lahan tutupan, dan manajemen bencana alam.
Umur merekam sentinel-2 3 bulan
 Citra satelit ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection
Radiometer)
ASTER merupakan hasil kerjasama antara NASA, Japan’s Ministry of Economy, Trade and
Industry (METI), dan Japan Space Systems (J-pacesystems).

18 December 1999 at Vandenberg Air Force Base, California,


Launch Date USA

Equator Crossing 10:30 AM (north to south)

Orbit 705 km altitude, sun synchronous

Orbit Inclination 98.3 degrees from the equator

Orbit Period 98.88 minutes

Grounding Track Repeat


Cycle 16 days

Resolution 15 to 90 meters

Resolusion:
Karakteristik utama dari sensor ASTER ini adalah sebagai berikut :
 Observasi pada 3 VNIR, 6 SWIR, 5 TIR bands atau bekerja dengan 14 bands atau dapat
merekam data citra permukaan bumi dari panjang gelombang daerah visible (sinar
tampak) ke daerah thermal infrared.
 Stereoscopic data dapat diperoleh dengan single orbit.
 Space resolutions: 15m untuk VNIR, 30m untuk SWIR, dan 90m untuk TIR.
 Vertical pointing function: ± 24 derajat untuk VNIR, ± 8.55 derajat untuk SWIR, ± 8.55
derajat untuk TIR.
 Sensor optic dengan resolusi geometric dan radiometric yang tinggi pada semua
frekuensi chanal. Sehingga karakteristik ini dapat memenuhi kebutuhan para pengguna /
user data dalam bidang lingkungan dan sumberdaya alam (SDA).

Tabel 9. Karakteristik Sensor Citra ASTER


Characteristic VNIR SWIR TIR
Spectral range Band 1: 0.52 – 0.60 Band 4: 1.600 – Band 10: 8.125 –
µm 1.700 µm 8.475 µm
Nadir looking
Band 5: 2.145 – Band 11: 8.475 –
2.185 µm 8.825 µm
Band 2: 0.63 – 0.69
µm
Nadir looking Band 6: 2.185 – Band 12: 8.925 –
2.225 µm 9.275 µm

Band 3: 0.76 – 0.86


µm Band 7: 2.235 – Band 13: 10.25 –
2.285 µm 10.95 µm
Nadir looking

Band 8: 2.295 – Band 14: 10.95 –


Band 3: 0.76 –
2.365 µm 11.65 µm
0.86 µm
Backward looking
Band 9: 2.360 –
2.430 µm

Ground 15 m 30 m 90 m
Resolution

Data Rate 62 23 4.2


(Mbits/sec)

Cross-track ±24 ±8.55 ±8.55


Pointing (deg)

Cross-track ±318 ±116 ±116


Pointing (km)

Swath Width 60 60 60
(km)

Detector Type Si PtSi-Si Hg Cd Te

Quantization 8 8 12
(bits)
Orbit Sinkron Matahari
Local time 10.30 : AM
Ketinggian 700 – 737 km (707 km
di khatulistiwa)

Orbit 98.2°
inclination

Recurrence 16 hari
cycle
Cycle 98.88 menit

Berikut adalah perbandingan band dalam Citra ASTER 14 band dengan Citra Landsat 7/8 band.

ASTER Spektrum Landsat TM Spektrum


bands (mikrometer) bands (mikrometer)

1 0.450 - 0.515

1 (VNIR) 0.520 - 0.600 2 0.525 - 0.605

2 (VNIR) 0.630 - 0.690 3 0.630 - 0.690

3 (VNIR) 0.760 - 0.860 4 0.750 - 0.90

4 (SWIR) 1.600 - 1.700 5 1.550 - 1.750

5 (SWIR) 2.145 - 2.185

6 (SWIR) 2.185 - 2.225


7 2.090 - 2.350
7 (SWIR) 2.235 - 2.285

8 (SWIR) 2.295 - 2.365

9 (SWIR) 2.360 - 2.430

10 (TIR) 8.125 - 8.475

11 (TIR) 8.475 - 8.825

12 (TIR) 8.925 - 9.275

13 (TIR) 10.25 - 10.95


6 10.400 - 12.500
PEKTRUM CITRA ASTER
a. Penerapan Citra ASTER
Klimatologi Permukaan Lahan
Penelitian parameter permukaan lahan, temperatur permukaan, dan lain-lain, untuk memahami
interaksi permukaan lahan dan energi dan perubahan-perubahan kelembaba
Dinamika Vegetasi dan ekosistem
penelitian persebaran vegetasi dan tanah dan perubahannya untuk mengestimasi produktivitas
secara biologi, untuk memahami tentang interaksi lahan-atmosfer dan mendeteksi perubahan
ekosistem
Hidrologi
Mempelajari energi global dan proses hidrologi dan hubungannya dengan perubahan global,
termasuk evapotranspirasi tanaman
Perubahan Permukaan Lahan dan Penutup Lahan
Monitoring kekeringan, deforestasi, urbanisasi, memperoleh data untuk monitoring konservasi
pada area suaka, tanam nasional, dan area hutan belantara.
 Karakteristik spektral terhadap mineral dan batuan
Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam, sehingga memerlukan penanganan tersendiri
agar dalam proses pengelolaan sumber alam tersebut tidak menimbulkan pengaruh negatif atau
efek sampingan terhadap alam dan lingkungan, khususnya terhadap mahluk hidup di atasnya
termasuknya manusia. Penanganan yang terencana dengan baik akan menghasilkan hasil olah yang
baik pula. Citra TERRA/ASTER diharapkan dapat memberikan bantuan solusi untuk proses
persiapan pengolahan (penambangan) hingga proses paska penambangan. Citra satelit ini
mempunyai 14 channel yang masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dalam proses analisa
citra satelit. Contoh penerapannya untuk pemetaan sifat spectral berdasarkan penyerapan mineral
tanah liat di daerah pertambangan Escondida selatan, Chili.
 Klasifikasi jenis tanah
Citra TERRA/ASTER dapat pula digunakan untuk memetakan jenis tanah, khususnya untuk
keperluan pertanian, khususnya untuk perencanaan tata ruang dan tata kota.
 Monitoring aktifitas gunung berapi
Sensor VNIR dan SWIR dapat diterapkan untuk mengetahui aktifitas gunung, sehingga kerusakan
dan korban yang ditimbulkan oleh bencana alam ini dapat dihindari atau dikurangi. Sensor TIR
dapat digunakan untuk mengetahui distribusi awan panas yang dikeluarkan oleh gunung, dimana
sensor ini dapat dioperasikan utk siang dan malam hari.
 Pemetaan tumbuhan di daerah kering dan basah
Seperti halnya satelit lain (JERS-1 dan Landsat), citra TERRA/ASTER dapat pula digunakan
untuk memetakan distribusi tumbuhan di permukaan bumi, terutama untuk daerah kering dan
basah dengan menggunakan sensor VNIR dan SWIR.
 Monitoring suhu permukaan laut
Distribusi temperature permukaan laut dapat diperoleh dengan mudah menggunakan citra
TERRA/ASTER, atau langsung dengan menggunakan citra sensor TIR. Aplikasi dari citra ini
dapat digunakan untuk mengetahui distribusi panas air laut, dimana informasi ini dapat diterapkan
untuk mengetahui fenomena kelautan, termasuk distribusi tumbuhan dan ikan.
 Monitoring hutan bakau (mangrove)
Pengrusakan hutan bakau, baik secara sengaja maupun pengaruh perubahan alam, dapat dideteksi
dengan menggunakan citra TERRA/ASTER. Beberapa sensor satelit ini mempunyai kesamaan
dengan JERS-1 maupun Landsat, oleh karena itu kombinasi citra satelit lain dapat digunakan untuk
monitoring hutan bakau dan hutan lainnya.
 Produk ASTER ortho dan DEM-Z
Satelit TERRA/ASTER juga dapat menghasilkan data ketinggian permukaan bumi (DEM) seperti
contoh pada gambar 11 yang menunjukkan hasil data DEM-Z yang dioverlay dengan citra optik
wilayah Bandung dan sekitarnya.
 Monitoring kebakaran hutan
Citra TERRA/ASTER dapat memonitor area kebakaran hutan, dimana VNIR menghasilkan
liputan wilayah bakar dan kumpulan asap yang dihasilkan oleh kebakaran tsb, SWIR menunjukkan
distribusi temparature wilayah bakar, dan TIR menunjukkan distribusi lahan bakar berdasarkan
intensitas suhu permukaan lahan bakar. Warna merah dan biru yang terdapat dalam gambar
menunjukkan distribusi suhu tinggi dan rendah.
 Monitoring suhu permukaan tanah
Distribusi permukaan bumi dapat diturunkan dengan mudah menggunakan data VNIR dan TIR
citra TERRA/ASTER. Penerapan proses ini dapat digunakan untuk mengetahui fenomena
pemanasan yang terjadi di daerah perkotaan.
 Korelasi DEM
Data DEM yang diturunkan dari citra TERRA/ASTER (Level 1) dapat diperoleh informasi kontur
permukaan bumi, dimana informasi ini dapat diterapkan untuk berbagai macam bidang, misalnya
pertambangan, pembangkit listrik, perencanaan dam atau bendungan, penanggulangan banjir dan
lain-lain. Contoh software yang dapat dipergunakan untuk membuat DEM atau TM dari citra
ASTER adalah PCI Geomatics.

Ester dapat merekam


Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan pergerakan satelit
dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa
sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal
yang sama setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.

 Sistem satelit The Indian Remore Sensing (IRS)


IRS (Indian Remoting Sensing) merupakan suatu satelit observasi bumi yang dioperasikan oleh
lembaga angkasa india.
Waktu peluncuran : pada 17 maret 1988
Rosolusi : IRS-1A dan 1B mempunyai Resolusi Temporal = 22 hari
 IRS – 1C dan 1D mengunjungi wilayah yang sama setiap 24 hari melalui mode perekaman
normal (vertical).
IRS melewati wilayah Equator pada pukul 10:25 pagi, secara descending. Yaitu melintas dari
selatan ke utara. Satelit IRS mempunyai 3 sensor diantaranya :
1. LISS (Linear Self-Scanning Sensors)
2. Sensor Pankromatik
3. WiFS (Wide Field Sensor)
Sensor LISS
LISS (Linear Self-Scanning Sensors)
Merupakan suat sistem sensor yang merekam secara along track scanning (sepanjang lintasan)
pada empat saluran spectral. Sensor LISS ini mengalami perkembangan versi sampai tiga kali,
diamna LISS-I dan LISS-II merekam pada wilayah spectral yang sama, namun berbeda dalam hal
liputan medan dan Resolusi spasialnya.
Lebar sapuan sensor LISS-I adalah 148 km sedangkan LISS-II merekam pasangan jalur dengan
pertampalan (overlap) 74 km antar dua jalur sehingga empat citra LISS-I meliputi satu citra LISS-
I. LISS-III yang dibawa oleh satelit IRC-1C dilengkapi dengan empat saluran spectral, dimana
saluran 1-3 memberikan citra dengan resolusi spasial 23,5 meter, sedangkan saluran 4 memberikan
citra dengan resolusi 70 meter.
Sensor LISS dapat bekerja baik dengan dalam bentuk Pankromatik atau dalam bentuk
multispectral dengan band-band yang sam. Berikut adalah gambaran resolusi dari sensor LISS :
Stasiun jaringan IRS :

 Ada 15 stasiun IRS yang aktif dalam mengumpulkan data


 Tidak semua stasiun memiliki lisensi untuk mengumpulkan data diluar areanya
 Harus menyelesaikan masalah yang ada pada setiap prbit
Digunakan untuk Kemampuan aplikasi :
• Pertanian
 pemantauan dan kondisi Tanaman penilaian
 stres Tanaman air kanopi
 perkiraan hasil Tanaman
 Penilaian kerusakan
• Kehutanan
 Inventarisasi dan memperbarui
 Perambahan
 Analisis Habitat
 Kerusakan Api
• Pemantauan Lingkungan
 Penggunaan lahan
 Kontaminasi tanah
 analisis Desertifikasi
 Tumpahan Minyak dan pemantauan bencana
 penilaian dampak lingkungan
• Geologi dan Eksplorasi
 Rock Jenis pemetaan
 penilaian polusi Pertambangan
 analisis api Coal
 Longsor kerentanan / resiko
• Infrastruktur dan Utilitas
 Jaringan Jalan
 model kota 3D
 persediaan Struktural dan hidrologi
 Utilitas koridor
 Perubahan deteksi
• Kartografi / Pemetaan
• Keamanan nasional
Satelit TERRA
Terra satelit (EOS AM-1) adalah satelit yang diluncurkan pada Desember 1999. Terra membawa
lima instrumen penginderaan jauh yang mencakup MODIS dan ASTER. ASTER (Advanced
Spaceborn Thermal Emission and Reflectance Radiometer) adalah sebuah spektrometer citra
beresolusi tinggi.
Instrumen ASTER didesain dengan 3 band pada jangkauan spektral visible dan near-infrared
(VNIR) dengan resolusi 15 m, 6 band pada spektral short-wave infrared (SWIR) dengan resolusi
30 m dan 5 band pada thermal infrared dengan resolusi 90 m. Band VNIR dan SWIR mempunyai
lebar band spektral pada orde 10. ASTER terdiri dari 3 sistem teleskop terpisah, dimana masing-
masing dapat dibidikkan pada target terpilih. Dengan penempatan (pointing) pada target yang sama
dua kali, ASTER dapat mendapatkan citra stereo beresolusi tinggi. Cakupan scan (Swath witdh)
dari citra adalah 60 km dan revisit time sekitar 5 hari.

Citra ASTER via wikimedia.org


MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) mengamati seluruh permukaan bumi
setiap 1-2 hari dengan whisk-broom scanning imaging radiometer. MODIS dengan lebar tampilan
(lebih 2300 km) menyediakan citra radiasi matahari yang direfleksikan pada siang hari dan emisi
termal 13 siang/ malam diseluruh penjuru bumi. Resolusi spasial MODIS berkisar dari 250 – 1000
m (Janssen dan Hurneeman 2001).
TERRA MODIS adalah salah satu instrumen utama yang dibawa Earth Observing System (EOS)
Terra satellite yang merupakan bagian dari program antariksa Amerika Serikat, National
Aeronautics and Space Administration (NASA). Program ini merupakan program jangka panjang
untuk mengamati, meneliti, dan menganalisa lahan, lautan, atmosfir bumi, dan interaksi diantara
faktor-faktor ini. Satelit Terra berhasil diluncurkan pada Desember 1999 dan akan disempurnakan
dengan satelit Aqua pada tahun 2002 ini. MODIS mengorbit bumi secara polar (arah utara-selatan)
pada ketinggian 705 km dan melewati garis khatulistiwa pada jam 10:30 waktu lokal. Lebar
cakupan lahan pada permukaan bumi setiap putarannya sekitar 2330 km. Pantulan gelombang
elektromagnetik yang diterima sensor MODIS sebanyak 36 bands (36 interval panjang
gelombang). Data terkirim dari satelit dengan kecepatan 11 Mega bytes setiap detik dengan
resolusi radiometrik 12 bits. Artinya obyek dapat dideteksi dan dibedakan sampai 212 (= 4.096)
derajat keabuan (grey levels).
Satu elemen citranya (pixels, picture element) berukuran 250 m (band 1-2), 500 m (band 3-7) dan
1.000 m (band 8-36). Di dalam dunia penginderaan jauh (remote sensing), ini dikenal dengan
resolusi spasial. MODIS dapat mengamati tempat yang sama di permukaan bumi setiap hari, untuk
kawasan di atas lintang 30, dan setiap 2 hari, untuk kawasan di bawah lintang 30, termasuk
Indonesia. Kelebihan MODIS dibanding NOAA-AVHRR adalah lebih banyaknya spektral
panjang gelombang (resolusi radiometrik) dan lebih telitinya cakupan lahan (resolusi spasial) serta
lebih kerapnya frekuensi pengamatan (resolusi temporal).
Produk MODIS dikatagorikan menjadi tiga bagian: produk pengamatan vegetasi, radiasi
permukaan bumi, dan tutupan lahan. Diantara capaian riset adalah pendeteksian kebakaran hutan,
pendeteksian perubahan tutupan lahan dan pengukuran suhu permukaan bumi. Suhu permukaan
bumi dipadukan dengan data albedo (fraksi cahaya yang dipantulkan permukaan bumi)
dimanfaatkan untuk pemodelan iklim. Dengan resolusi spasial yang semakin tinggi, dimungkinkan
riset tentang prakiraan, dampak serta adaptasi regional yang diperlukan dalam menghadap
perubahan lingkungan.
Pemanfaatan resolusi maksimum pada 250, 500, dan 1.000 meter sangat cocok untuk melakukan
studi regional. Jika dipadukan dengan data Landsat TM, studi ini akan menghasilkan data dasar
untuk monitoring dan pemodelan perubahan tutupan dan penggunaan lahan (land cover and land
use) serta data dasar untuk pengamatan unsur karbon yang menjadi salah satu parameter penting
dalam studi lingkungan global (Thoha 2008).
 Citra satelit hyperion
hyperion di sini bukanlah satelit punya-nya bulan, tapi merupakan salah satu citra satelit hasil
keluaran dari satelit EO-1 (Earth Observation-1) punya-nya NASA. Keunggulan dari hyperion ini
adalah jumlah band-nya yang mencapai 242 buah band (bandingkan dengan citra satelit
WorldView-2 yang hanya mempunyai 8 buah band) atau dengan kata lain resolusi spektral-nya
tinggi, namun sayangnya resolusi spasial hyperion tergolong sangat rendah (30 meter).

Resolusi Spektral :
Kemampuan sensor untuk mengisi kanal yang ada dengan wavelength (panjang
gelombang). Semakin kecil interval kanal (atau semakin banyak spectral band),
resolusi spektral akan semakin baik.
Resolusi Spasial :
Ukuran terkecil obyek yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor. Dengan kata
lain, maka resolusi spasial mencerminkan kerincian informasi yang dapat disajikan
oleh suatu sistem sensor. Ada dua cara menyatakan resolusi spasial, yakni: resolusi
citra dan resolusi medan.

Di bawah ini, terdapat tabel mengenai karakteristik dari citra satelit hyperion :
Tabel 1. Karakteristik Instrumen Hyperion

Dengan kekuatan di sektor resolusi spektral, maka data hyperion ini sangat cocok dalam
pengklasifikasian suatu objek. Suatu objek akan mempunyai nilai spektral yang berbeda dengan
objek yang lainnya, sehingga dengan menggunakan data citra satelit hyperion beserta sedikit
pengolahan di software, maka kita bisa memprediksi objek yang kita lihat pada data hyperion
tersebut berdasarkan nilai spektral-nya (library nilai spektral-nya sendiri bisa di dapatkan di situs-
nya NASA) atau kita juga dapat membuat library nilai spektral terhadap objek-objek yang kita
kehendaki dengan cara survey langsung ke lapangan ataupun cara mudahnya kita bandingkan
dengan citra satelit lain yang mempunyai nilai resolusi spasial tinggi (bisa dari Google Earth
ataupun Quickbird, WorldView-1, atau WorldView-2).

Contohnya seperti ini :


Misalkan kita punya data citra satelit hyperion untuk daerah sekitaran Bogor, nah
dengan pengolahan data menggunakan software ENVI (salah satu software yang
dapat digunakan untuk pengolahan data citra satelit hyperion), kita bisa
mendapatkan nilai spektral pada objek-objek yang kita inginkan. Namun, karena
resolusi spasial dari hyperion ini rendah (gak keliatan objek tersebut secara detail),
maka kita bisa survey langsung ke lapangan untuk memastikan, atau menggunakan
data dari Google Earth, Quickbird, WorldView-1, atau WorldView-2 untuk
memperjelas objek yang tidak terlihat di data Hyperion. Nah, saya pernah
melakukan hal tersebut dengan menggunakan Google Earth sebagai data
pembanding, di mana kita tinggal menumpuk data hyperion kita dengan data di
Google Earth (alias dibuat semacam layer).
China – Brazil Earth Resources Satellite 1 ( CBERS-1 ), juga dikenal sebagai Ziyuan I-
01 atau Ziyuan 1A , adalah satelit penginderaan jauh yang dioperasikan sebagai bagian
dari program Satelit Sumber Daya Bumi China-Brazil antara China National Space
Administration dan Institut Nasional Penelitian Antariksa Brasil . [1] Satelit CBERS pertama
yang terbang, diluncurkan oleh Cina pada tahun 1999. [3]

CBERS-1

Gambar garis pesawat ruang angkasa CBERS /


ZY-1

Jenis misi Penginderaan jauh

Operator CNSA / INPE [1]

ID COSPAR 1999-057A

SATCAT no. 25940

Situs web CBERS

Durasi misi 2 tahun [2]

Properti pesawat ruang angkasa


Jenis pesawat ruang CBERS
angkasa

Bis Phoenix-Eye 1 [1]

Luncurkan misa 1.450 kilogram (3.200


lb) [2]

Kekuasaan 1.100 watt [2]

Mulai dari misi

Tanggal peluncuran 14 Oktober 1999,


03:15 UTC [3]

Roket Chang Zheng 4B

Luncurkan situs Taiyuan LC-7

Akhir dari misi

Pembuangan Tidak aktif

Dinonaktifkan September 2003 [4]

Parameter orbital

Sistem referensi Geosentris

Rezim Sun-sinkron
Sumbu semi-utama 7.153,45 kilometer
(4.444,95 mi)

Keanehan 0,0004025

Ketinggian Perigee 779 kilometer (484 mi)

Ketinggian puncak 785 kilometer (488 mi)

Kecenderungan 98,34 derajat

Titik 100,35 menit

Masa 30 November 2013,


20:57:46 UTC [5]

CBERS-1 adalah pesawat ruang angkasa 1.450 kilogram (3.200 lb) yang dibangun oleh China
Academy of Space Technology dan berbasis pada bus satelit Phoenix-Eye 1 . [1] Wahana
antariksa ini ditenagai oleh satu larik surya tunggal, yang menyediakan daya 1.100 watt untuk
sistem satelit. [2] [6] Rangkaian instrumen di atas pesawat ruang angkasa CBERS-1 terdiri dari
tiga sistem: Wide Field Imager (WFI) menghasilkan gambar yang tampak cahaya hingga hampir
inframerah dengan resolusi 260 meter (850 kaki) dan lebar petak dari 890 kilometer (550
mi); kamera CCD resolusi tinggi digunakan untuk pencitraan multispektral pada resolusi 20 meter
(66 kaki) dengan lebar petak 113 kilometer (70 mil); instrumen ketiga, Infrared Multispectral
Scanner (IMS), memiliki resolusi 80 meter (260 kaki) dan lebar petak 120 kilometer (75 mi). [7]
Roket pembawa Chang Zheng 4B , yang dioperasikan oleh Akademi Teknologi Peluncuran
Kendaraan Tiongkok , digunakan untuk meluncurkan CBERS-1. Peluncuran berlangsung pada
pukul 03:15 UTC pada tanggal 14 Oktober 1999, menggunakan Launch Complex 7 di Pusat
Peluncuran Satelit Taiyuan . [3] Satelit tersebut berhasil ditempatkan ke orbit yang
selaras dengan matahari .
CBERS-1 dinonaktifkan pada September 2003, hampir empat tahun setelah
diluncurkan. [4] Satelit terlantar tetap berada di orbit; per 30 November 2013 berada dalam orbit
dengan perigee sepanjang 779 kilometer (484 mi), puncak 785 kilometer (488 mi), kemiringan
98,34 derajat, dan periode 100,35 menit. Orbit memiliki sumbu semimajor 7.153,45 kilometer
(4.444,95 mi), dan eksentrisitas 0,0004025. [5]
Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI adalah satelit yang pertama kali dibuat di Indonesia. Satelit
ini diluncurkan pada tanggal 28 September 2015. Satelit ini telah beroperasi dengan membawa
misi pengamatan kapal, citra resolusi permukaan bumi serta untuk komunikasi amatir radio
diseluruh wilayah ekuator.

Satelit ini akan digunakan dalam Bimtek komunikasi melalui satelit yang diikuti oleh para peserta
dari Mahasiswa, Pelajar SMU sampai masyarakat umum. Kegiatan ini merupakan pengenalan
terhadap sistem komunikasi nirkabel melalui satelit yang dapat digunakan dengan praktis, mudah
dan ekonomis dan dapat menjadi sarana komunikasi alternatif terutama ketika terjadi situasi
bencana.

Bimtek ini membuktikan hukum hukum fisika dan membuktikan teory yang didapat dikelas dalam
pelajaran fisika dan elektronik serta komunikasi. Dengan kesempatan yang baik ini pula
dikenalkan teknologi satelit yang mana pembuatan suatu satelit sangat berguna buat keperluan
umum dan diharapkan akan dapat menarik kecintaan para siswa/mahasiswa untuk lebih
mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan di demonstrasikannya alat komunkasi yang
antenanya dibuat sendiri dan dapat menjadi jembatan antara bumi dan antariksa dan kembali lagi
ke bumi ini membuktikan hukum cepat rambat gelombang elektromagnetik. Keberhasilan dari
Bimtek ini adalah dapat melakukan komunikasi dengan lawan bicara yang sangat jauh melalui
satelit. Dengan kata kunci Inspiring dan interesting diharapkan generasi penerus akan cinta dan
memperdalam ilmu komunikasi dan mendorong Indonesia memiliki calon ahli dibidang
telekomunikasi via satelit yang handal. Kecintaan pada Space atau antariksa pun akan mendorong
penguasaan teknologinya demi tercapainya kemandirian bangsa.

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk paparan teori dasar antena, Radio dan demo teknologi
komunikasi melalui Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI yang diikuti oleh seluruh peserta yang
dibagi dalam grup dengan satu grup berkisar antara 8 sampai dengan 10 orang, dengan quota per
BIMTEK sampai 200 orang.
Peserta akan dipandu oleh instruktur secara langsung cara merakit antenna satelit dengan cara yg
mudah dan melakukan demo komunikasi melalui satelit secara langsung. Durasi untuk time kontak
dengan satelit diharapkan maksimal dengan waktu 12 menit.
Persiapan awal yang harus dilakukakan dalam operasi voice repeater satellite memerlukan
peralatan :
Radio HT (Handy transceiver) yang bekerja pada band VHF dan UHF
Antena ( yang nanti akan dibuat secara manual ).
Satellite tracking software, amsatdroid, aboveheaven (untuk android), orbitron, previsat, satpc
(untuk computer) untuk melihat arah dan datangnya satelit.Kompas untuk arah mata angin.Arloji
( Jam ) sebagai acuan waktu.

 Citra satelit Himawari-8


Citra satelit himmawari-8 adalah sebuah satelit cuaca yang dioperasikan oleh JMA- Badan
Meteorologi Jepang[2] . Himawari merupakan Geostasioner Meteorologi Satelit (GMS) yang
merupakan generasi baru dari satelit MTSAT ( Multi Fungsi Transportasi Satelit).

Himawari-8 diluncurkan pada Oktober 2014 dan mulai beroperasi pada pertengahan 2015. Posisi
Himawari berada pada 140° BT untuk memantau kawasan bagian timur Asia dan barat Pasifik.

Satelit Himawari dilengkapi sensor bernama Advanced Himawari Imager (AHI), yang memiliki
resolusi temporal, spektral dan spasialnya lebih baik dibandingkan seri sebelumnya. Kanal yang
dimiliki Satelit Himawari-8 adalah 16 kanal yang terdiri dari 3 kanal visibel, 3 kanal infra merah-
dekat atau near infrared (NIR) dan 10 kanal Infrared (IR).
Proses sistem transmisi dan pengolahan produk satelit cuaca Himawari-8 [2]

Satelit Himawari memiliki resolusi spasial 0.5 km dan 1 km untuk kanal cahaya tampak (visible),
2 km untuk data kanal IR serta 1 km dan 2 km untuk data kanal NIR. Adapun resolusi temporal,
Himawari 8 memiliki resolusi tiap 10 menit untuk pengamatan global dan 2,5 menit sekali untuk
pengamatan khusus.

Kelebihan lain Satelit Himawari-8 dengan kanalnya yang sangat banyak, maka kita dapat
memanfaatkannya untuk membuat produk RGB (red greenlue) dengan mengkombinasikan
beberapa kanal dari beberapa kanal yang ada tersebut [3].
Pada laman JMA, disebutkan bahwa Satelit Himawari-8 baik satelit maupun stasiun buminya
dioperasikan oleh sebuah perusahaan bernama HOPE (Himawari Operation Enterprise
Corporation) yang kemudian mentransmisikan datanya ke JMA.

Data yang diterima diproses oleh Meteorological Satellite Center (MSC), sebuah unit kerja milik
JMA yang memang bertugas untuk mengamati meteorologi dan fenomena terkait lainnya
berdasarkan data satelit.

Sistem komputer pada MSC akan mengolah data hasil observasi satelit Himawari-8 dan satelit
NOAA serta data NWP, yang digunakan untuk berbagai tujuan seperti untuk memantau suhu muka
laut atau untuk mendeteksi karakateristik aliran atmosfer. Semua data tersebut didistribusikan
kepada kantor-kantor meteorologi negara lain yang berkepentingan.

MSC secara rutin menerima data primer dan sekunder dari stasiun bumi untuk diproses dan
menggunakan hasil prosesing tersebut untuk membuat standar data Himawari, file-file HRIT dan
DCP yang telah diedit untuk pengguna khusus.

Pada kondisi di mana terjadi gangguan pada sistem MSC karena tidak berfungsinya sistem-sistem
yang ada atau karena bencana alam maka data dan produks tertentu dapat disediakan oleh Osaka
Regional Headquarters.
 Produk satelit cuaca Himawari-8
Hasil observasi satelit cuaca Himawari-8 melalui proses komputer diolah lebih lanjut untuk
menghasilkan produk untuk mendukung prediksi cuaca dan lainnya. Produk utama Himawari
sebagai mana terlihat pada gambar berikut.

 Produk utama satelit cuaca Himawari


Atmospheric Motion Vector (AMV) - Vektor Gerak Atmosfer, diperoleh melalui rekaman jejak
lintasan awan tunggal atau pola uap air dalam citra satelit yang berurutan. Vektor gerak atomsfer
ini sangat membantu untuk mendukung prediksi cuaca secara numeris utamanya di lautan di mana
jarang terdapat kegiatan pengamatan cuaca.
Clear Sky Radiance (CSR), diperoleh menggunakan AHI, dengan perhitungan berdasarkan data
infra merah dari setiap kotak 16 x 16 pixel .
High-resolution Cloud Analysis Information (HCAI), tersedia dalam lima unsur yaitu tutupan
awan termasuk tutupan debu, tutupan salju dan es, ketinggian puncak awan, jenis awan serta
informasi pengecekan kualitas.
Aerosol Optical Thickness, merupakan informasi optik aerosol dengan ketebalan 500 nm dan
index Angstrom di atas lautan saat siang hari dan ketebalan optik aerosol di atas daratan.

Anda mungkin juga menyukai