Chapter III-V
Chapter III-V
SENSOR ULTRASONIC
gejala atau sinyal yang berbentuk gelombang. Gelombang ultrasonic adalah gelombang
dengan besar frekuensi diatas frekuensi gelombang suara yaitu lebih dari 20 KHz.
Gelombang ultrasonic merupakan gelombang ultra (di atas) frekuensi gelombang suara
(sonik). Gelombang ultrasonic dapat merambat dalam medium padat, cair dan gas.
Reflektivitas dari gelombang ultrasonic ini di permukaan cairan hampir sama dengan
permukaan padat, tapi pada tekstil dan busa jenis gelombang ini akan diserap. Kelebihan
gelombang ultrasonik yang tidak dapat di dengar, bersifat langsung dan mudah di
fokuskan.
Sensor ultrasonic ini terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonic yang disebut
transmitter dan rangkaian penerima ultrasonic yang disebut receiver. Adapun Sinyal
ultrasonic yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonic. Ketika sinyal
mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan diterima oleh receiver
ultrasonic. Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikoneksikan dengan peralatan
kontrol yang pada umumnya memerlukan input sinyal yang berupa besaran listrik.
Adapun hasil pengukuran level adalah berupa besaran listrik antara 4 – 20 mA.
Dan alat ini dapat beroperasi dengan suplai tegangan yaitu 36 Volt DC, yang
mana suplai tegangan dari power supply dihubungkan ke terminal conection yang
sekitar 70 MHZ.
merupakan produk dari Endress and Hauser dan merupakan tipe yang paling populer
Digunakan mengukur level Silo ( B – 201 ) dengan ketinggian 5,325 m dan material
- Ukuran partikel : 5 – 18 mm
dan masing – masing mempunyai panjang gelombang yang berbeda dan aplikasi yang
berbeda. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 radar frekuensi band berikut.
cairan.
Satelit transponders.
pemetaan resolusi-medium,
9. Pemetaan resolusi-tinggi,
Ku 12–18 GHz 1.67-2.5 cm
pengukuran tinggi satelit,
panduan gelombangnya.
teknologi pengukuran sensor dengan mengukur waktu penerbangan dari sinyal yang
dipancarkan kepada sinyal hasil refleksi dari pancaran gelombang terhadap permukaan
objek yang akan diukur. Teknologi sensor ultrasonic tidak memerlukan suatu perjalanan
frekuensi 70 MHz. Sinyal ini jika menyentuh material padat ( kokas ) akan memantul.
Pantulan sinyal tersebut kembali akan di tangkap oleh sensor. Waktu yang dibutuhkan
saat sinyal dipancarkan dan ditangkap kembali juga akan dihitung oleh sensor.
Alat ini beroperasi pada frekwensi sekitar 70 MHz dengan panjang gelombang
± 0.9-6 m, pancaran pulsa energi maksimum dari 1mW (dengan keluaran daya merata 1
µW), Waktu yang dibutuhkan untuk penerbangan sinyal yang dipancarkan terhadap
Secara prinsip, kontrol tidak ada, yang ada pengukuran dan indikasi.
Level Bin / silo, diukur oleh sensor FMU 43 dan diindikasikan / ditampilkan pada
displaynya, data pengukuran ini juga dikirimkan dalam bentuk sinyal instrumen
mempunyai 2 kontak relay, yaitu untuk level high dan level low.
High
level
Prosonic
Remote
M FMU 43 Alarm
Indicator
kepermukaan objek pada frekuensi 70 MHz, akan direfleksikan oleh objek ke antena
berdasarkan gema hasil refleksi gelombang mikro yang dipancarkan kepermukaan objek.
Yang selanjutnya gema hasil refleksi gelombang tadi akan diteruskan ke HF Modul
Prosonic M FMU 43 yang terdapat pada housing yang berfungsi untuk menindas gema
gangguan yang terdapat pada gema hasil pantulan untuk diteruskan ke bagian elektronik.
Dimana pada bagian elektronik terdapat suatu mikroprosesor, yang berfungsi untuk
tingkatan gema yang disebabkan hasil refleksi gelombang pada permukaan permukaan
produk.
dan RL.
1. Input
2. Output : 4 – 20 mA
10 : Housing
aluminium).
20 :Cover
gasket.
25 : Cover
30 : Electronics
40 : Display
tampilan digital
65 : Sealing kit.
berikut, dimana Jarak permukaan produk ke referensi point dari pengukuran (D)
sebanding dengan waktu (t) dari penerbangan impuls sinyal. Dan level dari produk (L)
merupakan pengurangan dari empty calibration (E) terhadap Jarak permukaan produk ke
L=E–D
T
D = c.
2
liquid Bulk
materials
diagnosa.
yang lama.
PADA SILO
Blok anoda karbon diproduksi di pabrik karbon dengan menggunakan bahan baku
berupa Kokas (Petroleum Coke) yang didatangkan dari Jepang dan Amerika, dan Pitch
keras (Hard pitch) yang telah dicairkan dan berfungsi sebagai binder/perekat yang
reduksi (Return Butt) dan bongkahan bekas dari pabrik pemanggangan masih digunakan
IV.2 Pembuatan Blok Anoda Mentah di Pabrik Anoda Mentah (Green Anode
Plant)
Kokas yang berasal dari penyimpanan kokas (Coke Silo) di bawah ke pabrik
anoda mentah dengan menggunakan ban berjalan (Belt Conveyor) dan bucket elevator.
tingkat 8 sehingga akan tersaring sesuai dengan ukurannya. Setelah penyaringan, maka
34
Universitas Sumatera Utara
Masing-masing ukuran tersimpan di bagian penampungan tersendiri. Hard pitch
yang telah dicairkan pada Hard pitch Melting Tank (temperatur hard pitch 200ºC)
dialirkan ke tanki penyimpanan hard pitch. Sedangkan return butt, dipisahkan dari
tangkai anoda di Rodding Plant. Return butt tersebut kemudian dipecah dan disimpan di
penampungan puntung anoda (Butt Storage Bin). Kemudian tiap-tiap ukuran kokas
Untuk memperoleh anoda mentah yang baik diatur komposisi sebagai berikut
c. Menegah(Medium) : 18%
Hal yang sama dilakukan di return butt. Setelah itu kokas dan butt dicampur dan
ditambahkan hard pitch dan green scrap, kemudian dilakukan pencampuran dengan
dengan ko-kneader 2 sehingga dihasilkan pasta karbon. Pasta karbon yang dihasilkan di
bawah ke shaking machine dengan belt conveyor untuk dibentuk menjadi blok-blok
Hal-hal yang perlu dikontrol dalam pembuatan anoda mentah, sehingga diperoleh
anoda mentah yang baik, adalah :ukuran kokas harus diatur komposisinya, karena akan
dibutuhkan juga sensor yang dapat mengukur level kokas pada silo tersebut agar
tidak berjalannya proses suatu pabrik. Sehingga digunakan sensor ultrasonic Prosonic M
FMU 43.
material kokas pada silo di green plant PT.Inalum adalah digunakan untuk mengukur
level bin ( B -201 ). Dan hasil pengukurannya berupa sinyal elektrik 4-20 mA yang
mewakili pengukuran 0 – 100 %. Dimana hasil pengukuranya dapat dilihat dari display
berarti apabila level dalam keadaan 0 m (kosong) maka keluarannya adalah 4 mA, dan
apabila level pada tangki 5 m maka keluarannya adalah 20 mA. Untuk itu dapat dilihat
1. Level
C − Cmin
Cp = × 100 %
Cmax − Cmin
a. Cp = 0 %
C=0m
b. Cp = 12,5 %
C−0m
12,5 % = × 100 %
5m−0m
C = 1,5 m
c. Cp = 25 %
C−0m
25 % = × 100 %
5m−0m
C=2m
d. Cp = 37,5 %
C−0m
37,5 % = × 100 %
5m−0m
C = 2,5 m
e. Cp = 50 %
C−0m
50 % = × 100 %
5m−0m
C=3m
f. Cp = 62,5 %
C−0m
62,5 % = × 100 %
5m−0m
C = 3,5 m
g. Cp = 75 %
C=4m
h. Cp = 87,5%
C−0m
87,5% = × 100 %
5m−0m
C = 4,5 m
i. Cp = 100 %
C − 0m
100% = x100%
5m − 0m
=5m
2. Time of flight
L=E–D
T
D = c.
2
pengukuran (m)
L = E−D
0 m = 5,325 m − D
D = 5,325m
T
5,325 = (3 × 10 8 ) .
2
T = 35,5 ns
2. L = 1,5 m
L = E−D
0 m = 5,325 m – 1,5 m
D = 3,82 m
T
3,82 = (3 × 10 8 ) .
2
T = 25,46 ns
3. L = 2 m
L = E−D
0 m = 5,325 m – 2
D = 3,32 m
T
3,32 = (3 × 10 8 ) .
2
T = 22,13 ns
4. L = 2,5 m
0 m = 5,325 m – 2,5 m
D = 2,82 m
T
2,82 = (3 × 10 8 ) .
2
T = 18,8 ns
5. L = 3 m
L = E−D
0 m = 5,325 m – 3 m
D = 2,32 m
T
2,32 = (3 × 10 8 ) .
2
T = 15,46 ns
6. L = 3,5 m
L = E−D
0 m = 5,325 m – 3,5 m
D = 1,82 m
T
1,82 = (3 × 10 8 ) .
2
T = 12,13ns
7. L = 4 m
L = E−D
D = 1,32 m
T
1,32 = (3 × 10 8 ) .
2
T = 0.88 ns
8. L = 4,5 m
L = E−D
0 m = 5,325 m – 4,5 m
D = 0,8 m
T
0.8 = (3 × 10 8 ) .
2
T = 5,3 ns
9. L = 5 m
L = E−D
0 m = 5,325 m – 5m
D = 0,32 m
T
5,325 = (3 × 10 8 ) .
2
T = 3,5 ns
3. I Teori
Maka didapat:
I1 = 4 mA, L1 = 0 m
I2 = 20 mA L2 = 5m
Iout = m L + I0
Maka :
20mA = m(5m) + Io
−
4mA = m(0m) + Io
16mA = 5m
m = 3,2mA / m
I0 = 4 mA – (0 m ) × 3.2 mA/m
= 1,25 mA
a. L = 1,5 m
b. L = 2 m
c. L = 2,5 m
d. L =3 m
e. L = 3,5 m
f. L = 4 m
g. L = 4,5 m
h. L = 5 m
4. % Ralat
Iactual − Iteori
% Ralat = × 100%
Iactual
3,98mA − 4,45mA
a. % Ralat = × 100% = 11,8 %
3,98
8,02mA − 7,6mA
c. % Ralat = × 100% = 5,2 %
8,02
10,03mA − 9,25mA
d. % Ralat = × 100% = 27,2 %
10,03
11,98mA − 10,85mA
e. % Ralat = × 100% = 13,53 %
11,98
14,03mA − 12,45mA
f. % Ralat = × 100% = 11,26 %
14,03
16,03mA − 14,05mA
g. % Ralat = × 100% = 12,35 %
16,03
18,02mA − 15,65mA
h. % Ralat = × 100% = 13,15 %
18,02
20,03mA − 17,25mA
i. % Ralat = × 100% = 13,8%
20,03
BAB V
V.1 Kesimpulan
V.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan penulis pada penulisan Karya Akhir ini yaitu:
letak dan jarak keterpasangan Sensor Ultrasonik M FMU 43 pada silo yang
3. Untuk mengawasi agar proses pengukuran level kokas pada silo brjalan dngan
DAFTAR PUSTAKA
47