Anda di halaman 1dari 14

EKOSISTEM LAMUN

PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN

DOSEN PENGAMPU: TRI YULIANTO, S.Pi, M.PSDA

OLEH : ESTER YOSEFA AMBARITA

NIM: 2202030006

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN


UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
saya panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil


hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Tanjungpinang 12 November 2022

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN .................................................................................
I.1 Latar Belakang ................................................................................
I.2 Rumusan Masalah ...........................................................................
I.3 Tujuan .............................................................................................

II. PEMBAHASAN ...................................................................................

III. PENUTUP .............................................................................................


III.1Kesimpulan .....................................................................................
III.2Saran ................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita ketahui bahwa 2/3 bumi ini terdiri dari lautan, yang di dalamnya
memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang beragam, baik flora maupun
fauna nya sebagai biota laut.

Pada beberapa tahun belakangan ini, perhatian terhadap biota


laut semakin meningkat dengan munculnya kesadaran dan minat
setiap lapisan masyarakat akan pentingnya lautan. Laut sebagai
penyedia sumber daya alam yang produktif baik sebagai sumber
pangan, tambang mineral, dan energi, media komunikasi maupun
kawasan rekreasi atau pariwisata. Karena itu wilayah pesisir
dan lautan merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan
kebutuhan di masa datang.

Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat
dimanfaatkan adalah lamun, dimana secara ekologis lamun
mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun
merupakan produktifitas primer di perairan dangkal di seluruh
dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak
organisme.

Mengingat pentingnya ekosistem lamun dalam suatu ekosistem


laut, maka pada makalah ini, akan membahas tentang ekosistem
lamun yang ada agar pengetahuan kita tentang suatu ekosistem di
lautan bertambah dan semakin meluas.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini ialah :
1. Apakah pengertian dari ekosistem lamun?
2. Apakah ciri-ciri dari ekosistem lamun?
3. Apa sajakah fungsi dari ekosistem lamun?
4. Interaksi apakah yang terjadi dalam ekosistem lamun?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat pada makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari ekosistem lamun.
2. Mengetahui ciri-ciri ekosistem lamun.
3. Mengetahui fungsi dari ekosistem lamun.
4. Dan untuk mengetahui interaksi apa saja yang terjadi pada
ekosistem lamun.
II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Padang Lamun


Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang
berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun,
bunga dan buah. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae).
Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di daerah kutub.
Padang lamun merupakan habitat bagi beberapa organisme laut.
Hewan yang hidup di padang lamun ada yang sebagai penghuni
tetap dan ada pula yang bersifat sebagai pengunjung. Ada hewan
yang datang untuk memijah seperti ikan dan ada pula hewan yang
datang mencari makan seperti sapi laut (dugong-dugong) dan
penyu (turtle) yang makan lamun Syriungodium isoetifolium dan
Thalassia hemprichii.
Di daerah padang lamun, organisme melimpah, karena lamun
digunakan sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator
dan kecepatan arus yang tinggi dan juga sebagai sumber bahan
makanan baik daunnya maupun epifit atau detritus. Jenis-jenis
polichaeta dan hewan–hewan nekton juga banyak didapatkan pada
padang lamun. Lamun juga merupakan komunitas yang sangat
produktif sehingga jenis-jenis ikan dan fauna invertebrata
melimpah di perairan ini. Lamun juga memproduksi sejumlah besar
bahan bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit,
mikroflora dan fauna (Husni, 2003).

2.2 Ciri – Ciri Padang Lamun/ Ekosistem Lamun


Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat
khusus dan berbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu
karang.
Ciri-ciri ekologis padang lamun antara lain adalah :
1. Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran
lumpur/pasir.
2. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau
atau di dataran terumbu karang.
3. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang
dan terlindung.
4. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke
perairan.
5. Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika
keseluruhan tubuhnya terbenam air termasuk daur generatif.
6. Mampu hidup di media air asin.
7. Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.

2.3 Fungsi Padang Lamun


Ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang
kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, peranan
tersebut sebagai berikut :
1. Sebagai produsen primer : Lamun memiliki tingkat
produktifitas primer tertinggi bila dibandingkan dengan
ekosistem lainnya yang ada dilaut dangkal seperti ekosistem
terumbu karang.
2. Sebagai habitat biota : Lamun memberikan tempat perlindungan
dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan
(alga). Disamping itu, padang lamun (seagrass beds) dapat
juga sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan makanan
berbagai jenis ikan herbivora dan ikan-ikan karang (coral
fishes) (Kikuchi dkk, 1977).
3. Sebagai penangkap sedimen : Daun lamun yang lebat akan
memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak,
sehingga perairan disekitarnya menjadi tenang. Disamping
itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat
sedmen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar
permukaan. Jadi, padang lamun disini berfungsi sebagai
penangkap sedimen dan juga dapat mencegah erosi.
4. Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting
dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang
langka dilingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang
dibutuhkan oleh algae epifit (Saleh, 2003).

Zonasi lamun secara vertikal sebagai berikut:

Zona intertidal, dicirikan oleh tumbuhan pionir yang didominasi


oleh Halophila ovalis, Cymodocea rotun
2.4 Zonasidata dan Holodule pinifolia.
1. Zona intertidal bawah, didominasi oleh Thalassodendron
ciliatum. 
Komunitas lamun biasanya ada dalam area yang luas dan rapat.
Secara umum komunitas lamun dibagi menjadi 3 asosiasi
spesies sehingga membentuk suatu zonasi lamun yaitu:
2. Padang lamun monospesifik (monospesifik seagrass beds)
Hanya terdiri dari 1 spesies saja. Akan tetapi keberadaannya
hanya bersifat temporal dan biasanya terjadi pada phase
pertengahan sebelum menjadi komunitas yang stabil (padang
lamun campuran).
3. Asosiasi 2 atau 3 spesies
Ini merupakan komunitas lamun yang terdiri dari 2 sampai 3
spesies saja. Dan lebih sering dijumpai dibandingkan padang
lamun monospesifik.
4. Padang lamun campuran (mixed seagrass beds)
Padang lamun campuran umumnya terdiri dari sedikitnya 4 dari
7 spesies berikut: Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata,
Enhalus acoroides, Halodule uninervis, Halophila ovalis,
Syringodium isoetifolium, dan Thalassia hemprichii. Tetapi
padang lamun campuran ini, dalam kerangka struktur
komunitasnya, selalu terdapat asosiasi spesies Enhalus
acoroides dengan Thalassia hemprichii (sebagai spesies lamun
yang dominan), dengan kemelimpahan lebih dibanding spesies
lamun yang lain (Bengen, 2001).

2.5 Faktor Abiotik yang Mempengaruhi


Temperatur, substrat, intensitas cahaya, kecepatan arus,
salinitas dan kandungan oksigen terlarut merupakan faktor-
faktor abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan dan penyebaran
lamun.
1. Temperatur
Lamun akan berfotosintesis secara maksimal pada kisaran suhu
28°-30°C. Semakin jauh suhu perairan dari suhu optimal
ini, semakin berkurang kemampuan lamun untuk
berfotosintesis.
2. Salinitas
Tiap-tiap jenis lamun mempunyai kisaran salinitas berbeda-
beda. Namun secara umum, lamun membutuhkan salintias sebesar
10-40 o/oo. Sedangkan rusaknya padang lamun saat ini salah
satunya disebabkan oleh meningkatnya salinitas karena
berkurangnya suplai air tawar dari sungai.
3. Intensitas cahaya
Lamun memerlukan cahaya untuk berfotosintesis, sehingga
semakin sedikit cahaya, semakin kurang berkembang lamunnya.
4. Arus
Produktivitas padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan
arus perairan. Pada saat kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik,
jenis Thallassia testudium mempunyai kemampuan maksimal
untuk tumbuh.
5. Kandungan Oksigen (DO)
Suhu, salinitas, dan turbulensi air mempengaruhi kadar
oksigen terlarut dalam air. Kadar oksigen terlarut berkurang
dengan meningkatnya suhu, ketinggian, altitude dan
berkurangnya tekanan atmosfer.
Selain itu kandungan oksigen terlarut juga mempengaruhi
keanekaragaman hayati suatu ekosistem perairan seperi padang
lamun. Perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan
perikanan sebaiknya memilih kadar oksigen tidak kurang dari
5mg/l. Kadar oksigen terlarut kurang dari 4 mg/l
mengakibatkan efek yang kurang menguntungkan bagi hampir
semua organisme akuatik. 
Sumber oksigen terlarut biasanya berasal dari difusi oksigen
yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas
fotosintesis oleh tumbuhan air termasuk dan fitoplankton.
6. Substrat
Tumbuhan lamun membutuhkan dasar yang lunak untuk ditembus
oleh akar-akar dan rimpangya guna menyokong tumbuhan
ditempatnya. Lamun dapat memperoleh nutrisi baik dari air
permukaan melalui helai daun-daunnya, maupun dari sedimen
melalui akar dan rimpangnya. 
Kesesuaian substrat yang paling utama bagi perkembangan
lamun ditandai dengan kandungan sedimen yang cukup.Semakin
tipis substrat (sedimen) perairan akan menyebabkan kehidupan
lamun yang tidak stabil, sebaliknya semakin tebal substrat,
lamun akan tumbuh subur yaitu berdaun panjang dan rimbun
serta pengikatan dan penangkapan sedimen semakin tinggi.
Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas sedimen mencakup
dua hal,yaitu : 1) pelindung tanaman dari arus laut. 2)
tempat pengolahan dan pemasok nutrien.
Padang lamun hidup diberbagai tipe sedimen, mulai dari
lumpur sampai sedimen dasar yang terdiri dari 40% endapan
lumpur dan fine mud (Dahuri et al., 1996). Semua tipe
substrat dihuni oleh tumbuhan lamun mulai dari lumpur lunak
sampai batu-batuan, tetapi lamun yang paling luas dijumpai
pada substrat yang lunak. Berdasarkan tipe karakteristik
tipe substratnya padang lamun yang tumbuh di perairan
Indonesia dapat dikelompokkan menjai 6 kategori, yaitu : 1)
Lumpur, 2) Lumpur pasiran, 3) Pasir, 4) Pasir lumpuran, 5)
Puing karang dan 6) Batu karang. Pengelompokkan tipe
substrat ini berdasarkan ukuran partikelnya dengan
menggunakan Segitiga Milla (Fahruddin,2002).

2.6 Interaksi Pada Ekositem Lamun


Hal menarik yang dapat kita lihat bahwa padang lamun atau yang
di kenal dengan seagrass bukan hanya sebagai tempat mencari
makan bagi duyung dan manate tapi juga tempat hidup yang sangat
cocok bagi beberapa organisme kecil seperti udang dan ikan.
Bahkan penyu hijau (Chelonia mydas) pun sering mengunjungi
padang lamun untuk mencari makan.  Lantas mengapa padang lamun
bisa menjadi tempat yang cocok bagi umumnya hewan kecil?
Kondisi lamun yang menyerupai padang rumput di daratan ini
mempunyai beberapa fungsi ekologis yang sangat potensial berupa
perlindungan bagi invertebrata dan ikan kecil.  Daun-daun
lamun yang padat dan saling berdekatan dapat meredam gerak
arus, gelombang dan arus materi organik yang memungkinkan
padang lamun merupakan kawasan lebih tenang dengan
produktifitas tertinggi di lingkungan pantai di samping terumbu
karang.  Melambatnya pola arus dalam padang lamun memberi
kondisi alami yang sangat di senangi oleh ikan-ikan kecil dan
invertebrata kecil seperti beberapa jenis udang, kuda laut,
bivalve, gastropoda dan echinodermata.  Hal terpenting lainnya
adalah daun-daun lamun berasosiasi dengan alga kecil yang
dikenal dengan epiphyte yang merupakan sumber makanan
terpenting bagi hewan-hewan kecil tadi.  Epiphyte ini dapat
tumbuh sangat subur dengan melekat pada permukaan daun lamun
dan sangat di senangi oleh udang-udang kecil dan beberapa jenis
ikan-ikan kecil.  Disamping itu padang lamun juga dapat
melindungi hewan-hewan kecil tadi dari serangan predator.
Sangat khas memang pola kehidupan hewan-hewan kecil ini di
padang lamun yang tidak jarang memberikan konstribusi besar
bagi kelangsungan ikan dan udang ekonomis penting.  Ini adalah
sebagian kecil dari peran penting padang lamun yang menyebar di
sekitar perairan pantai Indonesia. 
Sebagaimana terumbu karang, padang lamun menjadi menarik karena
wilayahnya sering menjadi tempat berkumpul berbagai flora dan
fauna akuatik lain dengan berbagai tujuan dan kepentingan. Di
padang lamun juga hidup alga (rumput laut), kerang-kerangan
(moluska), beragam jenis ekinodermata (teripang-teripangan),
udang, dan berbagai jenis ikan.

Ikan-ikan amat senang tinggal di padang lamun. Ada jenis ikan


yang sepanjang hayatnya tinggal di padang lamun, termasuk untuk
berpijah (berkembang biak). Beberapa jenis lain memilih tinggal
sejak usia muda (juvenil) hingga dewasa, kemudian pergi untuk
berpijah di tempat lain. Ada juga yang hanya tinggal selama
juvenil. Sebagian lagi memilih tinggal hanya sesaat. Suatu
penelitian menunjukkan, jumlah ikan bernilai ekonomis penting
yang ditemukan di kawasan padang lamun relatif kecil. Itu
berarti bahwa padang lamun lebih merupakan daerah perbesaran
bagi ikan-ikan tersebut.
Dari sekian banyak hewan laut, penyu hijau (Chelonia mydas) dan
ikan duyung atau dugong (Dugong dugong) adalah dua hewan
‘pencinta berat’ padang lamun. Boleh dikatakan, dua hewan ini
amat bergantung pada lamun. Hal ini tak lain karena tumbuhan
tersebut merupakan sumber makanan penyu hijau dan dugong. Penyu
hijau biasanya menyantap jenis lamun Cymodoceae, Thalassia, dan
Halophila. Sedangkan dugong senang memakan jenis Poisidonia dan
Halophila. Dugong mengkonsumsi lamun terutama bagian daun dan
akar rimpangnya (rhizoma) karena dua bagian ini memiliki
kandungan nitrogen cukup tinggi.
Apabila air sedang surut rendah sekali atau surut purnama,
sebagian padang lamun akan tersembul keluar dari air terutama
bila komponen utamanya adalah Enhalus acoroides, sehingga
burung-burung berdatangan mencari makan di padang lamun ini
(Bengen, 2001).

III. PENUTUP

I.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah
:
1. Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji
satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah.
Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae).
2. Padang lamun merupakan habitat bagi beberapa organisme laut.
3. Di daerah padang lamun, organisme melimpah, karena lamun
digunakan sebagai perlindungan dan persembunyian dari
predator dan kecepatan arus yang tinggi dan juga sebagai
sumber bahan makanan baik daunnya mapupun epifit atau
detritus.
4. Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat
khusus dan berbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu
karang.
5. Temperatur, substrat, intensitas cahaya, kecepatan arus,
salinitas dan kandungan oksigen terlarut merupakan faktor-
faktor abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan dan penyebaran
lamun.
6. Peranan ekosistem padang lamun adalah sebagai produsen
primer, sebagai habitat biota, sebagai penangkap sedimen dan
sebagai pendaur zat hara.

I.2 Saran
Sebagai masyarakat yang baik kita sebaiknya menjaga laut karena
ekosistem yang ada di dalamnya sangat mempunyai keanekaragaman
hayati yang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Azkab, M.H. 1988. Pertumbuhan dan Produksi Lamun, Enhalus


acoroides di rataan Terumbu di Pari Pulau Seribu. Jakarta :
Balai Penelitian Biologi Laut Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi-LIPI.

Bengen, D.G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir.


Institut Pertanian Bogor : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir
dan Lautan.

Fahruddin. 2002. Pemanfaatan, Ancaman, dan Isu-isu Pengelolaan


Ekosistem Padang Lamun. Institut Pertanian Bogor : Program
Pasca Serjana.

Kikuchi dan J.M. Peres. 1977. Consumer Ecology of Seagrass Beds,


pp. 147-193. In P. McRoy and C.Helferich (eds). Seagrass
ecosystem. A scientific perspective. Mar.Sci.Vol 4. New
York : Marcel Dekker Inc.

Husni. 2003. Ekosistem Lamun Produsen Organik Tinggi. Pusat


Penelitian Oseanografi : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI).

Saleh, M. 2003. Analisis Konsentrasi Fosfat pada Akar, Batang dan


Daun (Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii) pada Daerah
Puntondo Kabupaten Takalar. Makassar : Universitas
Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai