Anda di halaman 1dari 50

BOTANI LAUT :

ADAPTASI LAMUN,
EKOLOGI LAMUN (3-4)

IR. ITA RINIATSIH, MSI


Ekologi Lamun
Padang lamun (Seagrass bed/ Seagrass meadows) adalah  
hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area
pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih
dengan kerapatan padat atau jarang.
Lamun umumnya mem­bentuk padang lamun yang luas di
dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari
yang memadai bagi per­tumbuhan­nya.
Lamun hidup di perairan yang dangkal dan jernih, dengan
sirkulasi air yang baik.
Biota laut asosiasi di Padang Lamun
Ekologi Lamun
Air yang bersirkulasi diperlukan untuk menghantarkan zat-
zat hara dan oksigen, serta meng­angkut hasil metabolisme
lamun ke luar daerah padang lamun.

Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi lamun, mulai


dari substrat berlumpur sampai berbatu.

Namun padang lamun yang luas lebih sering ditemukan di


substrat lumpur-berpasir yang tebal antara hutan rawa
mangrove dan terumbu karang.
HABITAT
LAMUN
Cymodocea sp.: terdapat di daerah intertidal berdekatan dgn
mangrove, substrat pasir berlumpur

Enhalus sp.: tumbuh di substrat berlumpur, dapat membentuk


komunitas tunggal

Halophila sp.: pertumbuhan cepat dan merupakan jenis pioner di


substrat pasir berlumpur di daerah intertidal

Halodule sp.: dapat membentuk padang lamun jenis tunggal pada


rataan pasir halus dan pecahan karang
HABITAT
LAMUN
Syringodium isoetifolium: umum dijumpai di daerah subtidal pada
substrat pasir halus berlumpur

Thalassia hemprichii: biasa dijumpai di daerah subtidal dengan


substrat pasir halus berlumpur

Thalassodendron ciliatum: banyak dijumpai di habitat yang


bersubstrat pasir kasar dan dapat berasosiasi dengan terumbu
karang
Ekologi Lamun
Sedangkan sistem (organisasi) ekologi padang
lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik
disebut Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem).

Habitat / tempat hidup lamun adalah perairan


dangkal yang masih terkena sinar matahari dengan
substrat dasar berpasir dan sering juga dijumpai
berasosiasi dengan terumbu karang.
Ekologi Lamun
Di seluruh dunia diperkirakan terdapat sebanyak 52 jenis
lamun, di mana di Indonesia ditemukan sekitar 15 jenis
yang termasuk ke dalam 2 famili: (1) Hydrocharitaceae,
dan (2) Potamogetonaceae. Jenis yang membentuk
komunitas padang lamun tunggal, antara lain:

Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis,


Oceana serrulata, dan Thallassodendron ciliatum. 
Jaring-jaring Makanan di Ekosistem
Padang Lamun
KETERKAITAN 3 EKOSISTEM
PESISIR
Asosiasi bulu babi dan dugong di ekosistem
padang lamun
Ekologi Lamun
 Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi
produktivitas bahan organiknya, dengan keanekaragaman
biota yang juga cukup tinggi.

Pada ekosistem ini hidup beraneka ragam biota laut, seperti


ikan, krustasea, moluska (Pinna sp., Lambis sp.,
Strombus sp.), Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp.,
Diadema sp., Archaster sp., Linckia sp.), dan cacing
Polikaeta.
Ekologi Lamun
Secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting
bagi wilayah pesisir, yaitu :

1.Produsen detritus dan zat hara.


2.Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan
sistem perakaran yang padat dan saling menyilang.
3.Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan
memijah bagi beberapa jenis biota laut,  terutama yang melewati masa
dewasanya di lingkungan ini.
4.Sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang lamun
dari sengatan matahari.
Ekologi Lamun

Pemanfaatan Padang Lamun


Padang lamun dapat dimanfaatkan sebagai berikut :
1.Tempat kegiatan mari­kultur berbagai jenis ikan,
kerang-kerangan dan tiram.
2.Tempat rekreasi atau pariwisata.
3.Sumber pupuk hijau.
4.Makanan ternak.
Ekologi Lamun
 Ciri-ciri
Ekologis              
Menurut Den Hartog, 1977, Lamun mempunyai beberapa
sifat yang menjadikannya mampu bertahan hidup di laut
yaitu :

Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran


lumpur/pasir
Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau
atau di dataran terumbu karang.

Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan


tenang dan terlindung
Ekologi Lamun
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
distribusi dan kestabilan ekosistem padang lamun
adalah :

1.Kecerahan           
2.Temperatur
3.Salinitas
4.Substrat
5.Kecepatan arus
Ekologi Lamun
Kecerahan

Penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan sangat


mempengaruhi proses fotosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan lamun.

Lamun membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi


untuk proses fotosintesa.  
Jika suatu perairan mendapat pengaruh masukan dari
daratan (Run off dari sungai) atau akibat aktivitas
pembangunan sehingga meningkatkan sedimentasi pada
badan air yang akhirnya mempengaruhi turbiditas.

Kondisi perairan yang keruh:  dapat berdampak buruk


terhadap proses fotosintesis.

Kondisi ini secara luas akan mengganggu produktivitas


primer dan kondisi kesehatan ekosistem lamun.
Ekologi Lamun
Temperatur

Secara umum ekosistem padang lamun ditemukan secara


luas di daerah bersuhu dingin dan di tropis.

Hal ini mengindikasikan bahwa lamun memiliki toleransi


yang luas terhadap perubahan temparatur.
Kondisi ini tidak selamanya benar jika kita hanya
memfokuskan terhadap lamun di daerah tropis karena
kisaran lamun dapat tumbuh optimal hanya pada
temperatur 28-300C.

Hal ini berkaitan dengan kemampuan proses fotosintesis


yang akan menurun jika temperatur berada di luar kisaran
tersebut.
Ekologi Lamun
Salinitas

Kisaran salinitas yang dapat ditolerir lamun adalah 10-40‰


dan nilai optimumnya adalah 35‰.

Kenaikan salinitas akan menurunkan kemampuan lamun


untuk melakukan fotosintesis.

Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi juga terhadap 


jenis dan umur.
Lamun yang tua dapat mentoleransi fluktuasi salinitas
yang besar.

Salinitas juga berpengaruh terhadap biomassa,


produktivitas, kerapatan, lebar daun dan kecepatan pulih.

Sedangkan kerapatan semakin meningkat dengan


meningkatnya salinitas.
Ekologi Lamun
Substrat

Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe sedimen,


mulai dari lumpur sampai karang.

Kebutuhan substrat yang utama bagi pengembangan


padang lamun adalah kedalaman sedimen yang cukup.

Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas sedimen


mencakup 2 hal yaitu : pelindung tanaman dari arus laut
dan tempat pengolahan dan pemasok nutrien.
Kecepatan arus

Produktivitas padang lamun dipengaruhi oleh


kecepatan arus.
Jika perairan yang mempunyai kecepatan arus cukup
tinggi proses fotosintesa terganggu
ZONASI LAMUN
Daerah Pertama : yaitu daerah lamun jenis Halodule
yang hidup pada daerah intertidal menengah dengan arus
dan kisaran pasang surut yang relative tinggi, dengan
membentuk komunitas dengan kelebatan yang relativ
tinggi
Daerah Kedua : adalah daerah padang lamun yang biasa
ditumbuhi asosiasi antara jenis Halophila-Halodule. Biasa
tumbuh pada habitat dengan substrat pasir berlumpur pada
kedalaman hingga 2 meter
Daerah Ketiga : daerah padang lamun yang biasa
ditemukan asosiasi antara Thalassia-Cymodocea dan
Enhalus
Fisiologi lamun:
- Lamun hidup terbenam di dasar perairan yang masih
terkena sinar matahari
- Lamun sebagai tumbuhan berklorophil mampu
melakukan fotosintesa (sebagai produsen perairan)
- Penyerapan nutrien dari media perairan melalui
kutikula pada daun (fungsi hampir sama dengan
stomata, terdiri dari jaringan sel dengan membran
selaput yang tipis sehingga ion nutrien dan air dapat
melewati) dan dari substrat dasar melalui akar lamun
PERANAN PADANG LAMUN DI
LINGKUNGAN LAUT DANGKAL

 Sebagai Produsen Primer: mempunyai tingkat


produktivitas primer tertinggi diantara ekositem
pesisir lainnya (ekosistem mangrove dan terumbu
karang)
 Sebagai habitat berbagai biota laut: memberikan
tempat perlindungan bagi biota laut
PERANAN PADANG LAMUN DI
LINGKUNGAN LAUT DANGKAL
 Sebagai perangkap sedimen: tajuk daun lamun dapat
meredam dan menenangkan arus sehingga sedimen
dapat terperangkap dan mengendap di padang lamun
 Sebagai pendaur zat hara: proses produksi melalui
proses fotosintesa oleh lamun dan proses
dekomposisi dari serasah lamun oleh bakteri
pengurai yang dapat mengembalikan nutrien ke
perairan
PADANG LAMUN SEBAGAI
SEDIMEN TRAP
FUNGSI PADANG LAMUN
SECARA EKOLOGIS

Secara Ekologis ekosistem lamun mempunyai fungsi


sebagai:

1. Daerah pemijahan (Spowning ground )


2. Daerah asuhan (Nursery ground )
3. Daerah mencari makan (Feeding ground )
FUNGSI PADANG LAMUN
SEBAGAI NURSERY GROUND
FUNGSI FISIK PADANG LAMUN
Secara fisik (Bengen, 2000):
1. Tajuk daun lamun di bawah perairan menenangkan
gelombang
2. Tajuk daun lamun menciptakan habitat yang tenang
dan teduh untuk perlindungan bagi berbagai larva
organisme laut
3. Sebagai media bagi organisme penempel (mikroalga
epifit atau biota epifit) yang merupakan sumber
makanan bagi organisme laut lainnya
FUNGSI FISIK PADANG LAMUN

4. Rhizoma lamun tumbuh saling menyilang di dalam


substrat dasar yang berfungsi sebagai penahan abrasi

5. Tajuk daun lamun dapat berfungsi sebagai sedimen


trap sehingga sedimen mengendap di dasar perairan
 dapat melindungi terumbu karang dari sedimentasi
Fungsi Ekosistem Lamun
5 Hal yang menjadikan ekosistem lamun sebagai tempat
berlindung bagi biota laut (Kikutchi, 1990):
1. Lamun membentuk vegetasi lebat di bawah permukaan
air dan menyediakan lapisan dasar bagi organisme
penempel (epifit) dan bentik.
2. Vegetasi yang lebat menenangkan gerakan air yang
ditimbulkan oleh arus dan gelombang. Beragai jenis
ikan dan udang menyenangi habitat yang tenang ini.
Fungsi Ekosistem Lamun
 3.Karena kondisi hidrodinamik yang tenang maka
partikel sedimen mudah mengendap di dasar perairan.
Sedimen bersama serasah lamun terdekomposisi
membentuk lingkungan yang baik untuk kehidupan
mikroorganisme dan organisme penggali (infauna ).
 4. Gerombolan daun lamun dapat mengurangi sinar
matahari pada siang hari, sehingga menimbulkan
lingkungan yang teduh di dasar perairan, sehingga
menjadi habitat yang nyaman untuk berlindung bagi
berbagai jenis organisme laut kecil.
Fungsi Ekosistem Lamun
 5. Berdasarkan beberapa alasan di atas, padang lamun
merupakan habitat yang baik bagi larva dan juvenil
serta nekton dari berbagai organisme bahari
berukuran kecil untuk mendapatkan tempat
berlindung dan makanan.
Ekosistem Padang Lamun:
Keanekaragaman Hewan di Padang Lamun

Golongan I: biota yang hidup di daun lamun:


 1.Flora epifit dan mikro serta meiofauna yang hidup di
dalamnya (Protozoa, Foraminifora, Nematoda,
Polichaeta, Rotifera, Tardigroda, Copepoda dan
arhtropoda)
 2.Fauna sesil (Hydrozoa, Actinia, Bryozoa, Polichaeta
dan Ascidia)
 3.Epifauna vergerak merayap dan berjalan di daun
lamun (Gastropoda, Polychaeta, Turbellaria, Crustacea
dan Echinodermata)
Ekosistem Padang Lamun:
Keanekaragaman Hewan di Padang Lamun

 4. Hewan yang bergerak tapi dapat beristirahat di


antara daun lamun (Mysidacea, Hydromedusa,
Cephalopoda, dan Syngnathidae/ikan tangkur)

 Golongan II: biota epifit yang menempel pada daun


lamun dan rimpang /rhizoma lamun (Amphipo dan
Polichaeta)
Ekosistem Padang Lamun:
Keanekaragaman Hewan di Padang Lamun

 Golongan III: hewan yang bergerak bebas di antara


tajuk daun lamun (ikan, cumi, udang, ular laut, dll)
yang terbagi menjadi 4 kategori berdasar periode
mereka tinggal di padang lamun:

 1) Penghuni tetap
 2) Penghuni musiman
 3) Penghuni temporal
 4) Peruaya yang tidak menentu
DAMPAK KEGIATAN MANUSIA
PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN
 Pengerukan dan Pengurugan yang berkaitan dengan
reklamasi pantai, pembangunan pelabuhan, real estate,
areal industri (1). Perusakan total padang lamun di
sekitar pembuangan hasil pengerukan, (2). Kerusakan
sekunder pada perairan karena tingginya sedimentasi
 Pencemaran limbah industri (logam berat dan bahan
organik)  (1). Terjadinya akumulasi logam berat
pada vegetasi lamun melalui proses biological
magnification
DAMPAK KEGIATAN MANUSIA
PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN
 Pembuangan sampah organik  (1). Penurunan
kandungan oksigen terlarut (BOD dan COD tinggi), (2).
Dampak terjadinya eutrifikasi yang menyebabkan
blooming perifiton (mikroalga epifit) yang menempel di
daun lamun, sehingga menghalangi sinar matahari
mengganggu proses fotosintesa
DAMPAK KEGIATAN MANUSIA
PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN
 Pencemaranoleh limbah pertanian  (1).
Pencemaran perstisida organochlorin (mematikan
hewan yang hidup berasosiasi di padang lamun), (2).
Pencemaran pupuk menyebabkan eutrifikasi
 Pencemaran
minyak  lapisan minyak pada daun
lamun mengganggu proses fotosintesa
DAMPAK KEGIATAN MANUSIA
PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN
DAMPAK KEGIATAN MANUSIA
PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN
DAMPAK KEGIATAN MANUSIA
PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN
KEGIATAN MANUSIA PEMICU KERUSAKAN
PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN
KERUSAKAN EKOSISTEM PADANG LAMUN
(Epifit, Sedimentasi)
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM:
Lamun Perpapar Sinar Matahrai saat
Surut Terendah  Perubahan pola
pasang surut
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai