PRAKTIKUM XI
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS LAMUN
OLEH :
A. Latar Belakang
produktivitas primer tinggi. Salah satu dari massa daun lamun dapat
sebagian siklus hidup dan sepanjang hidupnya pada ekosistem padang lamun
dan terdapat juga spesies yang tidak di perdagangkan sebagai sumber makanan
penting.
berkembang baik pada dasar perairan laut dangkal mulai daerah pasang surut
sampai dengan kedalaman 40 meter. Lamun di dunia terdiri dari dua famili, 12
genus dengan 49 spesies, dari 12 genus tersebut tujuh genus diantaranya hidup
lunak dengan sistem perakaran yang padat dan saling menyilang. Dapat
banyak jenis biata dari pemangsa. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
B. Rumusan Masalah
spesiesnya?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
spesiesnya.
D. Manfaat Praktikum
berikut:
spesiesnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Lamun
melingungi garis pantai sera daratan pulau kecil. Lamun di dunia terdiri dari
dua famili, 12 genus dengan 49 spesies, dari 12 genus tersebut tujuh genus
lingkungan laut yang bermedia air asin. Lamun mampu berfungsi normal
memiliki batang yang terbenam dalam pasir yang disebut rimpang. Rimpang
dan akar lamun terbenam di dalam substrat yang membuat lamun dapat berdiri
produktif dan sebagai sumber produktifitas primer di perairan. Salah satu peran
lamun memiliki arti penting bagi hewan yang hidup di area padang lamun,
yang menyokong perikanan laut lepas dan untuk habitat lainnya, seperti rawa
payau, terumbu karang dan hutan mangrove. (Maabuat, dkk., 2012). Lamun
terbagi menjadi dua famili yaitu Famili Cymodoceaes (9 marga, 35 jenis) dan
indonesia hingga saat ini diketahui terdapat 12 spesies lamun dari tujuh marga,
Sumatera, Bali, Nusa tenggara, Papua, Ambon dan Maluku utara (Pranata,
2018).
C. Ciri-ciri Lamun
tingkat keseragaman yang tinggi. Hampir semua genera memiliki rhizoma yang
sudah berkembang dengan baik dan bentuk daun yang memanjang (linear) atau
berbentuk sangat panjang seperti ikat pinggang (belt), kecuali jenis Halophila
memiliki bentuk lonjong. Berbagai bentuk pertumbuhan tersebut mempunyai
kaitan dengan perbedaan ekologi lamun Lamun memiliki akar sejati, daun,
pembuluh internal yang merupakan sistem yang menyalurkan nutrien, air dan
gas (Mandasari, 2014). Mutu kesehatan ekosistem lamun dapat dievaluasi pada
tanaman, seperti panjang dan jumlah daun. Kedua, tingkat komunitas yang
D. Habitat Lamun
oleh beberapa faktor antara lain suhu. Kecepatan arus, kecerahan, salinitas,
yang sering di jumpai di daerah pasang surut bawah dan subtidal atas. Lokasi
pantai pesisir dan terumbu karang condong kearah laut (Harpiansyah, dkk.,
habitat, mulai dari dasar pasir kasar sampai ke lumpur yang lunak, mulai dari
daerah pasang surut sampai ke tempat yang cukup dalam dan mulai dari laut
E. Fungsi Fisiologis
Massa daun lamun juga akan menurunkan pencahayaan matahari di siang hari,
mikro pada dasar vegetasi. Lamun merupakan habitat potensial bagi komunitas
ikan untuk berlindung, mencari makan dan memijah. Daerah padang lamun
hidup berbagai jenis biota laut seperti ikan, krustasea, mollusca dan
sangat kompleks, sehingga terjadi aliran energi dan terdapat pula alga dan
fitoplankton yang menempel pada daun lamun (epifit) atau di sekitar perairan
untuk flora epifit dan fauna. Lamun mengurangi aksi gelombang dan pasang
surut dapat mereduksi gerakan air, mineral terlarut, dan partikel organik
dapat dilihat dari besarnya perubahan dalam struktur dan fungsinya yang
terjadi sepanjang waktu. Selain itu padang lamun merupakan salah satu
habitat dan naungan dari berbagai jenis biota laut lebih besar dibanding
perannya sebagai produsen primer selain itu perananan fisiologis sebagai
Sulawesi Tenggara.
B. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
C. Bahan Praktikum
D. Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum identifikasi jenis-jenis lamun dapat dilihat pada Tabel 1.
(Alprianti, 2018).
(Irawan, 2015).
(Rawung, 2018).
2. Enhalus acroides Ciri-ciri umum Enhalus acoroides merupakan salah satu lamun yang mempunyai morfologi yang
besar. Enhalus acoroides memliki rambut-rambut berwarna hitam yang tumbuh pada rhizoma dan
memiliki akar yang banyak. Ujung daun tumbuhan ini terdapat gerigi. Enhalus acoroides di daerah ini
tumbuh pada substrat pasir, pasir berlumpur dan pasir pecahan karang (Rawung, 2018).
3. Halodule uninervis Ciri-ciri umum Halodule uninervis memiliki rhizoma berukuran kecil dan berwarna putih. Halodule
uninervis memiliki karakteristik tulang daun yang tidak lebih dari tiga, ciri khas spesies ini adalah
ujung daun yang berbentuk seperti trisula. Rata-rata panjang daun 37,83 mm dan rata-rata lebar daun
2,22 mm. Halodule uninervis pada daerah ini tumbuh pada substrat pasir berlumpur (Rawung, 2018).
B. Pembahasan
melindungi garis pantai serta daratan pulau kecil. Daun-daun lamun yang lebat
berperan dalam memperlambat serta mengurangi arus dan gelombang air laut,
sehingga diperairan sekitarnya menjadi tenang. Rimpang dan akar lamun dapat
substrat dan yang dapat mencegah terjadinya erosi di wilayah pesisir. Jenis
lamun yang secara umum ditemukan pada perairan tropis yaitu E. acoroides,
Syringodium isoetifolium.
lamun, maka di Tanjung Tiram terdapat tiga jenis lamun dengan ciri secara
karakter bisa tumbuh dengan jenis lain dan dapat tumbuh hingga kedalaman 25
meter, sering dijumpai pada substrat berpasir. Daun bercabang dua (distichous)
dan tidak berpisah. Akar tidak tertutupi dengan jaringan hitam, dengan serat-
serat kasar. Rimpangnya berbuku-buku, panjang daun maksimal 8,5 cm, serta
menyususn vegetasi tunggal. Jenis lamun ini dapat hidup di berbagai jenis
substrat mulai dari substrat lumpur, berpasir sangat halus sampai berpasir
kasar. Jenis lamun ini merupakan jenis yang kehadirannya tertinggi
adaptasi yang baik terhadap berbagai jenis substrat sebagai tempat tumbuhnya.
Ujung daunnya membulat, halus dan pinggiran rapi, rimpang tebal, berbuku
jelas dengan warna coklat berselang seling dan akar terselubung tebal
lamun tropika. Jenis lamun ini memiliki akar yang kuat dan diselimuti oleh
benang-benang hitam yang kaku. Daun berwarna hijau pekat, daunnya panjang
dan lebar seperti sabuk. Daun mempunyai tulang daun, dan terdapat dalam
merupakan akar dan akar lainnya yang menjulur ke bawah berwarna putih dan
kaku. Tumbuhan ini terdapat di bawah air surut rata-rata pada pasang surut
purnama pada dasar pasir dan lumpur. Menurut (Rizaldi dkk., 2018) bahwa
berwarna putih, daun berbentuk seperti pita dengan pinggiran daun yang
membentuk padang lamun jenis tunggal pada rataan terumbu karang yang
sudah rusak. Tiap nodus hanya terdiri dari satu tegakan, tiap tangkai daun
terdiri dari 1 sampai 2 helai daun. Tiap nodus berakar tunggal dan banyak,
tidak lebih dari tiga, ciri khas daunnya berbentuk seperti trisula. Panjang daun
rata-rata 37,83 mm dan lebar 2,22 mm. Jenis lamun Halodule uninervis ini
A. Simpulan
1. Jenis lamun dapat diidentifikasi sesuai dengan divisi, kelas, subkelas, ordo,
B. Saran
praktikannya.
Harpiansyah, P.A dan Yandri, F., 2014, Struktur Komunitas Padang Lamun di
Perairan Desa Pengudang Kabupaten Bintan, Jurnal Ilmu Kelautan dan
Perikanan, 5(2): 1
Ira, O. D., dan Juliati, 2012, Kerapatan dan Penutupan Lamun pada Daerah
Tanggul Pemecah Ombak di Perairan Desa Terebino Propinsi Sulawesi
Tengah, Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumber daya Perairan, 2(4) : 89-90
Kiswara, W., dan Hutomo, W., 2010, Habitat dan Sebaran Geografik Lamun,
Jurnal Oseana, 10(1) : 21-30
Mandasari, A.M R., 2014, Hubungan Kondisi Padang Lamun dengan Sampah
Laut di Pulau Barrang lompo, Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Riniatsih, I., 2016, Struktur Komunitas Larva Ikan pada Ekosistem Padang Lamun
di Perairan Jepara, Jurnal Kelautan Tropis, 19(1): 21
Rizaldi, R., Woro, H. S. dan Sudarno, 2018, Isolasi dan Karakterisasi Bakteri
Proteolotik yang Berasosiasi dengan Lamun Enhalus acroides di Pantai
Barma, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 10 (1) : 10
Setiawati, T., Maryam, A., Zainal, M. dan Muhammad, N., 2018, Studi Morfologi
Beberapa Jenis Lamun di Pantai Timur dan Pantai Barat Cagar Alam
Pangandaran, Jurnal Pro-Life, 5 (1) : 490
Subur, R., Yulianda, F., Susilo S.B., dan Fahruddin, A., 2011, Kapasitas Adaptif
Ekosistem Lamun (Seagrass) di Gugus Pulau Guraici Kabupaten
Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara, Jurnal Agribisnis, 12(3) : 207-
208
Taurusman, A. A., Isdahartati, Sheliadesti, dan Ristiani, 2013, Pemulihan Stok
dan Restorasi Habitat Teripang: Status Ekosistem Lamun di Lokasi
Restocking Pulau Pramuka dan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu,
Jakarta, Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 18(1) : 1-4