FITOKIMIA
BUNTU MATABING, KECAMATAN LAROMPONG, KABUPATEN LUWU,
SULAWESI SELATAN
LABORATORIUM FITOKIMIA
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO
2023
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas
perairan laut mencapai 75% dari total wilayahnya. Indonesia mempunyai
potensi sumber daya laut dengan keanekaragaman hayati yang sangat
besar, namun belum terdayagunakan dengan sebaik mungkin untuk
keperluan manusia. Keanekaragaman hayati di Indonesia adalah sebesar
15,3% dari total keanekaragaman hayati di dunia dan 37% spesies laut
dunia berada di Indonesia. Sumber daya laut yang banyak dapat
memberikan manfaat yang sangat besar untuk kehidupan manusia.
Pemanfaatan biota laut saat ini bukan hanya untuk dikonsumsi saja tetapi
juga mengarah kepada penelitian yang lebih jauh seperti penemuan obat–
obatan dan sebagai kosmetik yang berbahan dasar biota laut (Budiana,
2023).
Indonesia memiliki sumber daya alam laut yang besar baik ditinjau
dari kuantitas maupun keanekaragaman hasilnya. Meskipun organisme laut
adalah sumber zat obat yang berpotensi besar, sedikit sekali obat dari
bahan alam yang berasal dari laut. Kebanyakan obat kita justru berasal dari
tanaman atau mikroorganisme darat. Zat obat yang terdapat di dalam
organisme laut mempunyai struktur kimia beranekaragam. Struktur
molekulnya pun tidak sama dengan yang ditemukan pada tanaman darat.
Senyawa bioaktif bintang laut sangat menarik untuk diteliti terutama
berkaitan dengan sifat karakteristik kimia maupun biokimianya serta
pemanfaatannya untuk bidang pangan dan kesehatan
(Wulaisfan dkk, 2019).
Sebagian besar bintang laut ditemukan di daerah tropis Indo Pasifik.
Banyaknya terumbu karang menjadi faktor kelimpahan bintang laut di
daerah Indo pasifik. Seringkali biota ini di ketemukan di dekat terumbu
karang atau berasosiasi dengan terumbu karang dan terumbu karang
merupakan sumber makanan dari bintang laut. Menurut (Djibran
dkk,2014) salah satu spesies asteroidea ditemukan bersama dan berlimpah
pada permukaan yang keras, berbatu, berpasir, atau di dasar yang lunak.
Spesies yang lain ditemukan berada di dasar laut yang berbatu. Spesies
Asteroidea umumnya soliter tetapi pada kondisi ekologi tertentu bintang
laut menghindari sinar matahari langsung atau pengeringan yang
berlebihan, beberapa individu berkumpul pada tempat yang sama demi
pertahanan. Asteroidea bergerak merayap di atas dasar substrat dengan
kecepatan yang agak lambat. Habitat dari bintang laut membentang dari
zona intertidal, yaitu pantai yang terkena udara saat air surut dan zona
abyssal yang berada di bawah air selama pasang. Tidak hanya di zona
intertidal dan zona abyssal, bintang laut sering diketemukan di lubang –
lubang kecil. Semua filum Echinodermata memiliki peran dalam ekosistem
laut baik ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang. Bintang laut
disebut sebagai kunci ekologi yang berperan dalam menjaga keseimbangan
ekosistem laut. (Triana dkk, 2015).
TINJAUAN PUSTAKA
II.3 Fitokimia
Fitokimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan interaksi
senyawa kimia metabolit sekunder dalam tumbuhan. kenberadaan metabolit
sekunder ini sangat penting bagi tumbuhan untuk dapat mempertahankan
dirinya dari makhluk hidup lainnya, mengundang kehadiran serangga untuk
membantu penyerbukan dan lain-lain. Metabolit sekunder juga memiliki
manfaat bagi makhluk hidup lainnya (Tatang, 2019).
Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi dengan melakukan
perendaman sampel atau simplisia dengan pelarut organik pada temperatur
ruang. Metode maserasi dapat menguntungkan dalam isolasi bahan alam yang
tidak tahan panas (Handoyo,2020). Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
ekstraksi yaitu suhu, waktu ekstraksi, ukuran partikel, jenis pelarut dan rasio
bahan dengan volume pelarut (Distantina dkk, 2017).
B. Bahan
1. Bulu babi
2. Bintang laut
3. Formalin
4. Es batu
5. Lakban
6. Esgel
7. Handscoon
8. Etanol 96%
III.2 Cara Kerja
1. Cara kerja sampel bintang laut
a. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
b. Cek lokasi pengambilan sampel untuk mengetahui surutnya air
agar mempermudah pengambilan sampel
c. Sampel biota laut (bintang laut) di ambil menggunakan
keranjang
d. Masukkan bintang laut kedalam box berisi es batu dan es gel
untuk mengawetkan sampel
e. Kemudian di lakukan preparasi sampel:
1). Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan pengotor
atau benda asing lainnya seperti sampel yang sudah tidak
layak digunakan
2). Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan pongotor
pada sampel menggunakan air mengalir
3). Perajangan
Perajangan adalah proses merubah bentuk sampel
menjadi lebih kecil dengan ukuran yang sesuai untuk
memperluas permukaan sampel
f. Setelah itu sampel bintang laut dimaserasi dengan cara
memasukkan bintang laut ke dalam toples lalu
ditambahkan dengan etanol sebanyak 500 ml
2. Cara kerja sampel lamun
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Cek lokasi pengambilan sampel untuk menegtahui surutnya air
agar mempermudah pengambilan sampel
c. Sampel biota laut (lamun) diambil menggunakan keranjang
d.Masukkan lamun ke dalam toples berisi formalin hingga sampel
terendam untuk mengawetkan sampel
e. Kemudian dilakukan preparasi sampel
1) Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan pengotor atau
benda asing lainnya seperti bagian sampel yang digunakan
2) pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan pengotor pada
sampel menggunakan air mengalir
3) perajangan
Perajangan adalah proses merubah bentuk sampel
menjadi lebih kecil dengan ukuran yang sesuai untuk
mempermudah pengeringan
4) Pengeringan
Masukkan sampel dalam wadah lalu dikeringkan dengan
cara diangin-anginkan
5) Setelah dikeringkan sampel lamun dihaluskan dengan
menggunakan blender kemudian di masukkan ke dalam toples
lalu dimaserasi dengan menggunakan etanol 96% sebanyak
336ml.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
IV.1 HASIL
IV.2 PEMBAHASAN
Fitokimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan interaksi
senyawa kimia metabolit sekunder dalam tumbuhan. kenberadaan metabolit
sekunder ini sangat penting bagi tumbuhan untuk dapat mempertahankan
dirinya dari makhluk hidup lainnya, mengundang kehadiran serangga untuk
membantu penyerbukan dan lain-lain. Metabolit sekunder juga memiliki
manfaat bagi makhluk hidup lainnya (Tatang, 2019).
Pada praktek kerja lapangan (PKL) kami menggunakan lamun
sebagai sampel yang akan kami gunakan. Lamun merupakan tumbuhan
tingkat tinggi (Anthophyta) yang hidup dan tumbuh terbenam di
lingkungan laut yang memiliki rimpang (rhizome), akar, dan berkembang
biak secara generatif yaitu perkembangbiakan secara kawin atau seksual
pada tumbuhan berbiji satu (monokotil) dan vegetatif yang merupakan
perkembangbiakan secara aseksual (Sjafrie dkk, 2018).