Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EKOSISTEM MANGROVE

Disusun Oleh:
Nama : Nasywa Khansa Putri
NIM : 2011101010089
Mata Kuliah : Biologi Laut 02

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
DESEMBER, 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Ekosistem
Mangrove ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini. Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………… i


DAFTAR ISI ………………………………………………… ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………. 1
B. Tujuan …………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Deskripsi Mangrove …………………………………………………. 3
B. Klasifikasi …………………………………………………. 4
C. Karakteristik Morfologi dan Fisiologi Tumbuhan Mangrove ……….. 4
D. Habitat dan Distribusi ………………………………………………... 6
E. Jenis – Jenis Mangrove ………………………………………………. 6
F. Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove ……………………………….. 7
G. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Vegetasi Mangrove ……… 8
H. Zonasi Mangrove …………………………………………………. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 11
B. Saran ………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan Mangrove merupakan salah satu komunitas tumbuhan yang hidup di
kawasan pinggiran pantai. Ekosistem mangrove, baik sebagai sumber daya alam
maupun sebagai pelindung lingkungan memiliki peran yang amat penting dalam
aspek ekonomi dan ekologi bagi lingkungan sekitarnya. Mangrove merupakan
habitat bagi berbagai jenis satwa liar, seperti primata, reptilia dan aves.
Berdasarkan luasnya kawasan, hutan mangrove Indonesia merupakan hutan
mangrove terluas di dunia yaitu ± 2,5 juta hektar melebihi Brazil 1,3 juta ha, Nigeria
1,1 juta ha dan Australia 0,97 ha (Noor dkk, 1999). Namun demikian, kondisi
mangrove Indonesia baik secara kualitatif dan kuantitatif terus menurun dari tahun
ke tahun. Ekosistem hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman kurang
lebih 202 spesies yang terdiri atas 89 spesies pohon, 5 spesies palem, 19 spesies
liana, 44 spesies epifit, dan satu spesies sikas (Bengen 2001).
Anwar (1984) dalam Saru (2014) menyebutkan ekosistem mangrove memiliki
fungsi dan manfaat penting dilingkungan pesisir yang terdiri dari tiga fungsi utama
yaitu fisik, biologis dan ekonomi. Fungsi fisik sebagai penahan abrasi, penahan
intrusi air laut, penahan angin dan menurunkan kadar CO2. Fungsi biologi yaitu
tempat pemijahan (spawning ground) dan asuhan (nursery ground) benihbenih ikan,
udang, kerang, tempat bersarang burung-burung dan sebagai habitat alami bagi
banyak biota. Selain fungsi fisik dan biologis, mangrove juga memiliki manfaat
ekonomi yang cukup tinggi diantaranya dimanfaatkan sebagai kayu bangunan, kayu
bakar, kayu lapis, bubur kertas, tiang pancang dan kerajinan tangan (Prayogi, 2017).
Salah satu bagian dari ekosistem mangrove yang paling unik dan menarik adalah
tumbuhan bakau (Rhizophora sp). Penting untuk diketahui bahwa sebagian
masyarakat Indonesia belum tepat menempatkan pengertian mangrove dan bakau.
Mangrove sebenarnya mencakup semua jenis tumbuhan apapun yang ada di
kawasan tanah yang memiliki salinitas tinggi, tergenang, berlumpur, atau
terpengaruh pasang suru air laut. Sementara itu, tanaman bakau merujuk kepada
tanaman dari jenis Rhizopora sp saja. Jadi tanaman bakau (Rhizopora sp) adalah
salah satu jenis tumbuhan dari ekosistem mangrove. Bakau dan mangrove bukan
tumbuhan yang memiliki makna yang sama.
B. Tujuan
1. Mengetahui Deskripsi Mangrove
2. Mengetahui Klasifikasi dan Karakteristik dari Mangrove
3. Mengetahui Habitat dan Jenis- Jenis Mangrove
4. Mengetahui Fungsi dari Mangrove
5. Mengetahui Zonasi Mangrove
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Mangrove
Mangrove adalah jenis tumbuhan dikotil yang hidup di habitat payau. Tumbuhan
dikotil adalah tumbuhan yang buahnya berbiji berbelah dua. Pohon mangga adalah
contoh pohon dikotil dan contoh tanaman monokotil adalah pohon kelapa.
Kelompok pohon di daerah mangrove bisa terdiri atas suatu jenis pohon tertentu saja
atau sekumpulan komunitas pepohonan yang dapat hidup di air asin. Hutan
mangrove biasa ditemukan di sepanjang pantai daerah tropis dan subtropis, antara
32° Lintang Utara dan 38° Lintang Selatan.
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan fauna
daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut, antara batas air pasang
dan surut. Berperan dalam melindungi garis pantai dari erosi, gelombang laut dan
angin topan. Tanaman mangrove berperan juga sebagai buffer (perisai alam) dan
menstabilkan tanah dengan menangkap dan memerangkap endapan material dari
darat yang terbawa air sungai dan yang kemudian terbawa ke tengah laut oleh arus.
Hutan mangrove tumbuh subur dan luas di daerah delta dan aliran sungai yang
besar dengan muara yang lebar. Di pantai yang tidak ada sungainya, daerah
mangrovenya sempit. Hutan mangrove mempunyai toleransi besar terhadap kadar
garam dan dapat berkembang di daratan bersalinitas tinggi di mana tanaman biasa
tidak dapat tumbuh.
Istilah mangrove tidak selalu diperuntukkan bagi kelompok spesies dengan
klasifikasi taksonomi tertentu saja, tetapi dideskripsikan mencakup semua tanaman
tropis yang bersifat halophytic atau toleran terhadap garam. Tanaman yang mampu
tumbuh di tanah basah lunak, habitat air laut dan terkena fluktuasi pasang surut.
Sebagai tambahan, tanaman tersebut mempunyai cara reproduksi dengan
mengembangkan buah vivipar yang bertunas (seed germination) semasa masih
berada pada pohon induknya.
B. Klasifikasi Mangrove
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Clasis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Species : Rhizophora mucronata Lmk. Rhizophora mucronata Lmk.
Tumbuhan dari suku Rhizophoraceae ini berbatang pendek, bercabang banyak
dengan akar tunjang.

C. Karakteristik Morfologi dan Fisiologi Tumbuhan Mangrove


Morfologi dan struktur ekosistem mangrove dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Karakteristik yang menarik dari spesies mangrove dapat dilihat dari sistem
perakaran dan buah. Tanah pada habitat mangrove adalah anaerobik (hampa udara)
bila berada di bawah air. Beberapa species memiliki sistem perakaran khusus yang
disebut akar udara yang cocok untuk kondisi tanah yang anaerobik.
Ada beberapa tipe perakaran yaitu, akar tunjang, akar napas, akar lutut, dan
akar papan baner. Semua spesies mangrove memproduksi buah yang biasanya
disebarkan melalui air. Ada beberapa macam bentuk buah, seperti berbentuk silinder
(Rhizophoraceae), bulat (Sonneratia dan Xylocarpus) dan berbentuk kacang
(Avicenniaceae).

 Sistem akar
Pohon mangrove memiliki sistem perakaran yang khas. Bentuk perakaran tumbuhan
mangrove yang khas tersebut adalah sebagai berikut (Onrizal, 2008):
1. Akar pasak (Pheumatophore)
Akar pasak berupa akar yang muncul dari sistem akar kabel dan memanjang keluar
ke arah udara seperti pasak, contonya pada Avicennia, Xylocarpus, dan Sonneratia.
2. Akar lutut (knee root)
Akar lutut merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada umumnya tumbuh ke
arah permukaan substrat kemudian melengkung menuju ke substrat lagi, contohnya
pada Bruguiera spp.
3. Akar tunjang (stilt root)
Akar tanjung merupakan akar (cabang – cabang akar) yang keluar dari batang dan
tumbuh ke dalam substrat,contonya Rhizophora spp.
4. Akar papan (buttress root)
Akar papan hampir sama dengan akar tanjung tetapi akar ini melebar menjadi bentuk
lempeng, mirip struktur silet, contohnya Heritiera
5. Akar gantung (aerial root)
Akar gantung adalah akar yang tidak bercabang yang muncul dari batang atau
cabang bagian bawah tetepi biasanya tidak mencapai substrat, contonya Rhizophora,
Avicennia, dan Acanthus.
 Daun
Daun merupakan organ yang penting pada tumbuhan dan pada umumnya, setiap
tumbuhan mempunyai sebagian besar daun. Daun hanya terdapat pada bagian batang
saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain tumbuhan. Bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku (nodus), dan tempat di atas daun
yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun
biasanya tipis melebar dan kaya akan klorofil, oleh karena itu daun mangrove
biasanya berwarna hijau.

 Buah
Semua jenis mangrove menghasilkan buah yang penyebarannya dilakukan oleh
air (arus). Bentuk-bentuk buah tersebut antara lain berbentuk bola, biji buncis, dan
silinder atau tongkat. Avicennia memiliki bentuk buah seperti biji buncis, Aegiceras
buahnya berbentuk silinder dan Nypa memiliki buah yang bertipe cryptovivipar,
yaitu kecambahnya masih terbungkus oleh kulit buah sebelum lepas dari tanaman
induknya. Buah Sonneratia dan Xylocarpus berbentuk seperti bola yang terdiri dari
perkecambahan normal.

D. Habitat dan Distribusi Mangrove


Hutan mangrove menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia, terutama
di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di subtropika. Luas hutan
mangrove di Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar, merupakan mangrove yang
terluas di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia
(0,97 ha).
E. Jenis – Jenis Mangrove
Sejauh ini di Indonesia tercatat setidaknya 202 jenis tumbuhan mangrove,
meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44
jenis efipit, dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis ditemukan sebagai
mangrove sejati, sementara jenis lain ditemukan disekitar mangrove dan dikenal
sebagai mangrove ikutan (Noor dkk, 2006).
Yang termasuk mangrove sejati menurut Noor dkk (2006), meliputi :
Acanthaceae; Pteridaceae, Plumbaginaceae, Myrsinaceae, Laranthaceae,
Avicenniaceae, Rhizophorzceae, Bombacaceae, Euphorbiaceae, Asclepiadaceae,
Sterculiaceae, Combretaceae, Arecaceae, Nyrtaceae, Lythraceae, Rubiaceae,
Sonneriatiaceae, Meliaceae. Sedangkan untuk mangrove tiruan meliputi :
Lecythidaceae, Guttiferae, Apocynaceae, Verbenaceae, Leguminosae, Malvaceae,
Convolvulaceae, Melastomataceae.
Dari sekian banyak jenis mangrove di Indonesia, jenis yang palng banyak di
temukan adalah Avicennia sp., Rhizophora sp., Bruguiera sp. dan Sonneratia sp.
Jenis – jenis mangrove ini merupakan kelompok mangrove yang menangkap,
menahan endapan dan menstabilkan atanah habitatnya.

F. Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove


Kawasan mangrove mempunyai beberapa keterkaitan dalam pemenuhan
kebutuhan manusia sebagai penyedia bahan pangan, papan, dan kesehatan, serta
lingkungan dibedakan menjadi lima fungsi :
1. Fungsi fisik kawasan mangrove adalah sebagai berikut :
a. Menjaga garis pantai agar tetap stabil.
b. Melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi, serta
menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat.
c. Menahan sedimen secara periodik sampai terbentuk lahan baru.
d. Kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke darat, atau sebagai
filter air asin menjadi tawar.
2. Fungsi kimia kawasan mangrove adalah sebagai berikut :
a. Tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan oksigen.
b. Penyerap karbondioksida.
c. Pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapal-kapal di
lautan.
3. Fungsi biologis kawasan mangrove adalah sebagai berikut :
a. Penghasil bahan pelapukan yang merupakan sumber makanan penting bagi
invertebrata kecil pemakan bahan pelapukan (detritus), yang kemudian berperan
sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih besar.
b. Kawasan pemijah atau asuhan (nursery ground) bagi udang, ikan, kepiting,
kerang dan sebagainya.
c. Kawasan untuk berlindung, bersarang, serta berkembang biak bagi burung dan
satwa lain.
d. Sumber plasma nutfah atau sumber genetika.
e. Habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut lainnya.
4. Fungsi ekonomi kawasan mangrove adalah sebagai berikut :
a. Penghasil kayu, misalnya kayu bakar, arang, serta kayu untuk bahan bangunan
dan perabot rumah tangga.
b. Penghasil bahan baku industri, misalnya pulp, kertas, tekstil, makanan, obat-
obatan, alkohol, penyamak kulit, kosmetika, dan zat warna.
c. Penghasil bibit ikan, udang, kerang, kepiting, telur burung, dan madu.
5. Fungsi lain (wanawisata) kawasan mangrove adalah sebagai berikut :
a. Kawasan wisata alam pantai dengan keindahan vegetasi dan satwa, serta
berperahu di sekitar mangrove.
b. Tempat pendidikan, konservasi, dan penelitian.

G. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Vegetasi Mangrove


1. Topografi pantai
Topografi pantai merupakan faktor penting yang mempengaruhi karakteristik
struktur vegetasi, komposisi spesies, distribusi spesies dan ukuran serta luas
mangrove. Semakin datar pantai dan semakin besar pasang surut maka semakin lebar
mangrove yang tumbuh.
2. Angin
Angin berpengaruh terhadap gelombang dan arus pantai, yang dapat menyebabkan
abrasi dan mengubah struktur vegetasi mangrove, meningkatkan evapotranspirasi
dan angin kuat dapat menghalangi pertumbuhan dan menyebabkan karakteristik
fisiologis abnormal, tetapi angin diperlukan untuk penyebaran benih tanaman.
3. Pasang surut
Pasang surut menentukan zonasi dan komunitas flora dan fauna mangrove. Durasi
pasang surut berpengaruh besar terhadap perubahan salinitas pada areal mangrove.
Perubahan tingkat salinitas pada saat pasang merupakan salah satu faktor yang
membatasi distribusi spesies mangrove terutama distribusi horizontal. Pada area
yang selalu tergenang hanya Rhizophora sp, yang tumbuh baik, sedangkan
Bruguiera sp, dan Xylocarpus sp, jarang mendominasi daerah yang sering tergenang.
4. Suplai air tawar dan salinitas
Suplai air tawar dan salinitas merupakan faktor penting dari pertumbuhan, vegetasi,
daya tahan dan zonasi spesies mangrove. Kusmana (2005) dalam Taher (2011)
menyatakan bahwa kisaran salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk
tumbuh berkisar antara 10‰-30‰. Beberapa spesies dapat tumbuh didaerah dengan
salinitas yang tinggi. Menurut Dahuri (2003) bahwa spesies vegetasi mangrove
memiliki mekanisme adaptasi yang tinggi terhadap salinitas, namun bila suplai air
tawar tidak tersedia, hal ini akan meyebabkan kadar garam dalam tanah dan air
mencapai kondisi ekstrim sehingga mengancam kelangsungan hidup mangrove.
Faktor yang mempengaruhi fluktuasi salinitas yaitu pola sirkulasi air, ketersediaan
dan pasokan air tawar, penguapan, curah hujan, dan aliran sungai (Nontji, 2003).
5. Suhu
Suhu berperan penting dalam proses fisiologi yang dapat mempengaruhi proses-
proses dalam suatu ekosistem mangrove seperti fotosintesis dan respirasi.
Aksornkoae (1993) dalam Taher (2011) mengemukakan bahwa tinggi rendahnya
suhu pada habitat mangrove disebabkan oleh intensitas cahaya matahari yang
diterima oleh badan air, banyak sedikitnya volume air yang tergenang pada habitat
mangrove, keadaan cuaca, dan ada tidaknya naungan (penutupan) oleh tumbuhan.
Kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan mangrove adalah 18-30oC (Saenger,
1979 dalam Setyawan, dkk, 2002).
6. Derajat Keasaman (pH) tanah
Nilai pH didefinisikan sebagai logaritma dari aktivitas-aktivitas ion hidrogen.
Derajat keasaman tanah mempengaruhi transportasi dan keberadaan nutrien yang
diperlukan tanaman. Arief (2003) mengatakan bahwa jenis tanah banyak
dipengaruhi oleh keasaman tanah yang berlebihan, yang mengakibatkan tanah
sangat peka terhadap terjadinya proses biologi. Jika keadaan lingkungan berubah
dari keadaan alaminya, keadaan pH tanah juga akan dapat berubah. Proses
dekomposisi bahan organik pada umumnya akan mengurangi suasana asam.
Menurut Murdiyanto (2003) dalam Kristoper (2011) bahwa umumnya pH tanah
tmangrove berkisar antara 6-7, kadang-kadang turun menjadi lebih rendah dari 5.
7. Substrat
Substrat mangrove dibentuk oleh akumulasi sedimen yang berasal dari pantai dan
erosi hulu sungai. Secara umum hutan mangrove dapat tumbuh pada berbagai
macam substrat (tanah berpasir, lempung, tanah lumpur, tanah lumpur berpasir,
tanah berbatu dan sebagainya). Dahuri (2001) mengemukakan bahwa mangrove
dapat tumbuh pada berbagai jenis substrat yang bergantung pada proses pertukaran
air untuk memelihara pertumbuhan mangrove. Soeroyo (1993) dalam Bahri (2007)
menyatakan bahwa Rhizophora dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam/tebal
dan berlumpur.
Menurut Irwanto (2006) bahwa tanah mangrove merupakan tanah alluvial yang
dibawa sebagai sedimen dan diendapkan oleh sungai dan laut. Tanah ini dapat
diklasifikasikan sebagai pasir (sand), lumpur/debu halus (silt) dan lempung/tanah
liat (clay). Tanah disusun oleh ketiganya dengan komposisi berbeda-beda,
sedangkan lumpur (mud) merupakan campuran dari lumpur halus dan lempung yang
keduanya kaya bahan organik (detritus).

H. Zonasi Mangrove
Pertumbuhan komunitas vegetasi mangrove secara umum mengikuti suatu pola
zonasi. Pola zonasi berkaitan erat dengan faktor lingkungan seperti tipe tanah,
keterbukaan terhadap hempasan gelombang, salinitas, serta pengaruh pasut (Dahuri,
2003). Jalur – jalur atau zonasi vegetasi hutan mangrove disebutkan secara berurutan
dari ang paling dekat dengan laut ke arah darat sebagai berikut (Indriyanto, 2006):
1. Jalur padada yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Avicennia sp. dan
Sonneratia sp.
2. Jalur bakau yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Rhizophora sp. dan kadang
- kadang Bruguiera sp., Ceriops sp., dan Xylocarpus sp.
3. Jalur tancang yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Bruguiera sp. dan kadang
– kadang Kandelia sp., Xylocarpus sp., dan Aegiceras sp.
4. Jalur transisi antara hutan payau dengan hutan rendah yang umumnya adalah
hutan nipah dengan spesies Nypa fruticans.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penyusunan makalah di atas dapat saya simpulkan antara lain sebagai
berikut :
1. Mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu
varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-
pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh
pada perairan asin.
2. Mangrove menpunyai 5 sistem akar akar pasak (pheumatophore), akar lutut
(knee root), akar tunjang (stilt root), akar papan (buttress root), dan akar gantung
(aerial root). Selain itu juga mempunyai buah, daun, dan batang.
3. Fungsi mangrove diantaranya fungsi fisik; fungsi biologis; fungsi kimia; dan
fungsi ekonomi.
4. Faktor pembatas pertumbuhan mangrove diantaranya topografi pantai,
salinitas, aliran air masuk, suhu, ph, substrat, pasut, dan angin.
5. kerusakan mangrove disebabkan oleh Faktor alam, seperti : banjir, kekeringan
dan hama penyakit, yang merupakan faktor penyebab yang relatif kecil. Faktor
penyebab yang relatif besar adalah kegiatan Manusia.

B. Saran
Manusia tidak luput dari kesalahan dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini yang dapat
saya ungkapkan. Jika ada kesalahan materi maupun merugikan pihak-pihak tertentu
saya meminta kritik dan sarannya, kritik maupun sarannyan sangatlah penting untuk
pengintrospesikan diri melengkapi makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, Y. Nursal dan Supriyanti. 2004.Struktur dan Penyebaran Vegetasi Strata


Sapling Di Kawasan Hutan Mangrove Pulau Bengkalis Provinsi Riau.
Laboratorium Botani Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau,
Pekanbaru 28293.
Gunarto.2004. Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan
Pantai. Sulawesi Selatan : Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau.
Harahab, N. 2010.Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan Aplikasinya
Dalam Perencanaan Wilayah Pesisir.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kitamura, S., Anwar C., Chaniago, A. dan Baba, S. 1997.Handbook of Mangroves
in Indonesia.The Development of Sustainable Mangrove Management
Project. Ministry of Forestry Indonesia and Japan International
Cooperation Agency.
Indriyanto. 2002. Ekologi Hutan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai