EKOSISTEM MANGROVE
Disusun Oleh:
Nama : Nasywa Khansa Putri
NIM : 2011101010089
Mata Kuliah : Biologi Laut 02
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Ekosistem
Mangrove ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini. Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
A. Deskripsi Mangrove
Mangrove adalah jenis tumbuhan dikotil yang hidup di habitat payau. Tumbuhan
dikotil adalah tumbuhan yang buahnya berbiji berbelah dua. Pohon mangga adalah
contoh pohon dikotil dan contoh tanaman monokotil adalah pohon kelapa.
Kelompok pohon di daerah mangrove bisa terdiri atas suatu jenis pohon tertentu saja
atau sekumpulan komunitas pepohonan yang dapat hidup di air asin. Hutan
mangrove biasa ditemukan di sepanjang pantai daerah tropis dan subtropis, antara
32° Lintang Utara dan 38° Lintang Selatan.
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan fauna
daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut, antara batas air pasang
dan surut. Berperan dalam melindungi garis pantai dari erosi, gelombang laut dan
angin topan. Tanaman mangrove berperan juga sebagai buffer (perisai alam) dan
menstabilkan tanah dengan menangkap dan memerangkap endapan material dari
darat yang terbawa air sungai dan yang kemudian terbawa ke tengah laut oleh arus.
Hutan mangrove tumbuh subur dan luas di daerah delta dan aliran sungai yang
besar dengan muara yang lebar. Di pantai yang tidak ada sungainya, daerah
mangrovenya sempit. Hutan mangrove mempunyai toleransi besar terhadap kadar
garam dan dapat berkembang di daratan bersalinitas tinggi di mana tanaman biasa
tidak dapat tumbuh.
Istilah mangrove tidak selalu diperuntukkan bagi kelompok spesies dengan
klasifikasi taksonomi tertentu saja, tetapi dideskripsikan mencakup semua tanaman
tropis yang bersifat halophytic atau toleran terhadap garam. Tanaman yang mampu
tumbuh di tanah basah lunak, habitat air laut dan terkena fluktuasi pasang surut.
Sebagai tambahan, tanaman tersebut mempunyai cara reproduksi dengan
mengembangkan buah vivipar yang bertunas (seed germination) semasa masih
berada pada pohon induknya.
B. Klasifikasi Mangrove
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Clasis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Species : Rhizophora mucronata Lmk. Rhizophora mucronata Lmk.
Tumbuhan dari suku Rhizophoraceae ini berbatang pendek, bercabang banyak
dengan akar tunjang.
Karakteristik yang menarik dari spesies mangrove dapat dilihat dari sistem
perakaran dan buah. Tanah pada habitat mangrove adalah anaerobik (hampa udara)
bila berada di bawah air. Beberapa species memiliki sistem perakaran khusus yang
disebut akar udara yang cocok untuk kondisi tanah yang anaerobik.
Ada beberapa tipe perakaran yaitu, akar tunjang, akar napas, akar lutut, dan
akar papan baner. Semua spesies mangrove memproduksi buah yang biasanya
disebarkan melalui air. Ada beberapa macam bentuk buah, seperti berbentuk silinder
(Rhizophoraceae), bulat (Sonneratia dan Xylocarpus) dan berbentuk kacang
(Avicenniaceae).
Sistem akar
Pohon mangrove memiliki sistem perakaran yang khas. Bentuk perakaran tumbuhan
mangrove yang khas tersebut adalah sebagai berikut (Onrizal, 2008):
1. Akar pasak (Pheumatophore)
Akar pasak berupa akar yang muncul dari sistem akar kabel dan memanjang keluar
ke arah udara seperti pasak, contonya pada Avicennia, Xylocarpus, dan Sonneratia.
2. Akar lutut (knee root)
Akar lutut merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada umumnya tumbuh ke
arah permukaan substrat kemudian melengkung menuju ke substrat lagi, contohnya
pada Bruguiera spp.
3. Akar tunjang (stilt root)
Akar tanjung merupakan akar (cabang – cabang akar) yang keluar dari batang dan
tumbuh ke dalam substrat,contonya Rhizophora spp.
4. Akar papan (buttress root)
Akar papan hampir sama dengan akar tanjung tetapi akar ini melebar menjadi bentuk
lempeng, mirip struktur silet, contohnya Heritiera
5. Akar gantung (aerial root)
Akar gantung adalah akar yang tidak bercabang yang muncul dari batang atau
cabang bagian bawah tetepi biasanya tidak mencapai substrat, contonya Rhizophora,
Avicennia, dan Acanthus.
Daun
Daun merupakan organ yang penting pada tumbuhan dan pada umumnya, setiap
tumbuhan mempunyai sebagian besar daun. Daun hanya terdapat pada bagian batang
saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain tumbuhan. Bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku (nodus), dan tempat di atas daun
yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun
biasanya tipis melebar dan kaya akan klorofil, oleh karena itu daun mangrove
biasanya berwarna hijau.
Buah
Semua jenis mangrove menghasilkan buah yang penyebarannya dilakukan oleh
air (arus). Bentuk-bentuk buah tersebut antara lain berbentuk bola, biji buncis, dan
silinder atau tongkat. Avicennia memiliki bentuk buah seperti biji buncis, Aegiceras
buahnya berbentuk silinder dan Nypa memiliki buah yang bertipe cryptovivipar,
yaitu kecambahnya masih terbungkus oleh kulit buah sebelum lepas dari tanaman
induknya. Buah Sonneratia dan Xylocarpus berbentuk seperti bola yang terdiri dari
perkecambahan normal.
H. Zonasi Mangrove
Pertumbuhan komunitas vegetasi mangrove secara umum mengikuti suatu pola
zonasi. Pola zonasi berkaitan erat dengan faktor lingkungan seperti tipe tanah,
keterbukaan terhadap hempasan gelombang, salinitas, serta pengaruh pasut (Dahuri,
2003). Jalur – jalur atau zonasi vegetasi hutan mangrove disebutkan secara berurutan
dari ang paling dekat dengan laut ke arah darat sebagai berikut (Indriyanto, 2006):
1. Jalur padada yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Avicennia sp. dan
Sonneratia sp.
2. Jalur bakau yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Rhizophora sp. dan kadang
- kadang Bruguiera sp., Ceriops sp., dan Xylocarpus sp.
3. Jalur tancang yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Bruguiera sp. dan kadang
– kadang Kandelia sp., Xylocarpus sp., dan Aegiceras sp.
4. Jalur transisi antara hutan payau dengan hutan rendah yang umumnya adalah
hutan nipah dengan spesies Nypa fruticans.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penyusunan makalah di atas dapat saya simpulkan antara lain sebagai
berikut :
1. Mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu
varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-
pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh
pada perairan asin.
2. Mangrove menpunyai 5 sistem akar akar pasak (pheumatophore), akar lutut
(knee root), akar tunjang (stilt root), akar papan (buttress root), dan akar gantung
(aerial root). Selain itu juga mempunyai buah, daun, dan batang.
3. Fungsi mangrove diantaranya fungsi fisik; fungsi biologis; fungsi kimia; dan
fungsi ekonomi.
4. Faktor pembatas pertumbuhan mangrove diantaranya topografi pantai,
salinitas, aliran air masuk, suhu, ph, substrat, pasut, dan angin.
5. kerusakan mangrove disebabkan oleh Faktor alam, seperti : banjir, kekeringan
dan hama penyakit, yang merupakan faktor penyebab yang relatif kecil. Faktor
penyebab yang relatif besar adalah kegiatan Manusia.
B. Saran
Manusia tidak luput dari kesalahan dan rasa khilaf. Barangkali hanya ini yang dapat
saya ungkapkan. Jika ada kesalahan materi maupun merugikan pihak-pihak tertentu
saya meminta kritik dan sarannya, kritik maupun sarannyan sangatlah penting untuk
pengintrospesikan diri melengkapi makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA