Anda di halaman 1dari 14

POTENSI ACANTHUS ILICIFOLIUS SEBAGAI TANAMAN OBAT

(Observasi Mangrove di Pos 1 Pelabuhan Kota Cirebon)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester


Dosen : Bambang Karsidin.M.Si.
Mata Kuliah : Bahan Alam Bahari

Disusun Oleh :
AIS HAMIDAH PURNAMA SARI
AYUN SUHARTO
BACHRI ISKANDAR MAULANA
NOPIYAH
NOVI INAWATI
TRI PUJISETIAWATI

NON REGULER /SMT 3

SEKOLAH TINGGI FARMASI


YAYASAN PENDIDIKAN IMAM BONJOL
CIREBON
2014

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya
kita dapat merasakan dan menikmati hidup yang penuh berkah, terutama penulis
dapat membuat dan menyusun makalah ini. Selain itu, Shalawat serta salam kita
panjatkan kepada Junjungan Besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
juga para sahabat yang senantiasa menemani dan mendukung Beliau, serta para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam makalah ini penulis ingin membahas tentang salah satu tanaman
Mangrove yaitu Acanthus ilicifolius, dimana potensinya sebagai tanaman obat masih
banyak pihak yang mengabaikannya. Disamping itu, penulis menyadari bahwa kami
hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari khilaf dan salah, oleh karena itu, penulis
memohon maaf dan maklum serta selalu mengharapkan segala kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca yang budiman serta para pembimbing yang
bijak.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, masayarakat
umum dan khususnya bagi penulis, serta dapat menambah ilmu juga memperluas
wawasan kita.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sumber Daya Alam Cirebon kaya dan beragam, baik dari sektor pertanian,
hutan, dan kelautan seperti perikanan, penambangan lepas pantai dengan
produksi minyaknya, perhubungan seperti arus lalu lintas kapal tanker yang
membawa minyak mentah dan hasil olahanya serta kapal nelayan telah
dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan ekonomi regional dan nasional.
Salah satu ekosistem yang potensial adalah hutan mangrove.

Hutan

mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas,
terdapat di daerah pasang surut di wilayah pesisir, pantai, dan atau pulau-pulau
kecil, dan merupakan potensi sumberdaya alam yang sangat potensial. Secara
ekologis hutan mangrove di samping sebagai habitat biota laut, juga merupakan
tempat pemijahan bagi ikan yang hidup di laut bebas.
Keragaman jenis mangrove dan keunikannya juga memiliki potensi
sebagai wahana hutan wisata dan atau penyangga perlindungan wilayah pesisir
dan pantai, dari berbagai ancaman sedimentasi, abrasi, pencegahan intrusi air laut,
serta sebagai sumber pakan habitat biota lautKawasan pesisir dan laut merupakan
sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik
(Siregar dan Purwaka, 2002).
Dewasa ini Potensi Mangrove selain sebagai penyangga perlindungan
wilayah pesisir dan pantai, mangrove juga dapat dijadikan tanaman obat,
penelitian ini masih jarang dilakukan, namun secara tradisional masyrakat pesisir
sering memanfaatkan mangrove sebagai obat.
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk membuat sebuah kajian pustaka
mengenai salah satu tanaman mangrove yakni Acanthus ilicifolius atau disebut
juga tanaman daruju.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Hutan Mangrove ?
2. Bagaimana Deskripsi tanaman Acanthus ilicifolius ?
3. Apa saja kandungan yang terdapat dalam Acanthus ilicifolius?
4. Manfaat tanaman Acanthus ilicifolius ?

1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum Pembuatan Makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Ujian
Semester Akhir mata Kuliah Bahan Alam Bahari.
2. Tujuan Khusus
Adapun Tujuan Khusus dari Pembuatan makalah ini adalah :
a. Mengetahui hutan Mangrove
b. Memahami deskripsi tanaman Acanthus ilicifolius
c. Mengetahui Kandungan yang terdapat dalam Acanthus ilicifolius
d. Mengetahui Manfaat obat tanaman Acanthus ilicifolius

BAB II
ACANTHUS ILICIFOLIUS

2.1 Defenisi Hutan Mangrove

Hutan Mangrove adalah suatu komunitas tumbuhan atau suatu individu


jenis tumbuhan yang membentuk komunitas tersebut di daerah pasang surut.
Hutan mangrove adalah tipe hutan yang secara alami dipengaruhi oleh pasang
surut air laut, tergenang pada saat pasang naik dan bebas dari genangan pada saat
pasang rendah. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas
lingkungan biotik dan abiotik yang saling berinteraksi di dalam suatu habitat
mangrove.
Sebagian ilmuwan mendefinisikan, hutan mangrove adalah kelompok
jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub tropis
yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan
bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob. Sebagian lainnya
mendefinisikan bahwa hutan mangrove adalah tumbuhan halofit (tumbuhan yang
hidup pada tempat-tempat dengan kadar garam tinggi atau bersifat alkalin) yang
hidup disepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai
daerah mendekati ketinggian rata-rata air laut yang tumbuh di daerah tropis dan
sub-tropis.
Komposisi hutan mangrove terdiri dari asosiasi Avicenia spp, Sonneratia
spp, Rhizophora spp, Bruguiera spp, Ceriops spp, Lumnitzera spp dan
Xylocarpus spp. Nipa merupakan batas hutan mangrove dan hutan rawa atau
hutan pantai. Susunan formasi dari masing-masing di atas sangat dipengaruhi
oleh kadar garam yang semakin ke darat semakin berkurang.

Jenis pohon yang berbeda membentuk zonasi vegetasi antara tempat yang
satu dengan yang lain berbeda. Zonasi adalah mintakat atau suatu daerah yang
dicirikan oleh suatu organisme atau biota yang hidupnya melimpah dan
mendominasi serta seragam pada daerah tertentu, zonasi tumbuhan mangrove
mempunyai variasi pada lokasi yang berbeda.

Hutan mangrove memiliki zona tumbuh tertentu. Pembagian zona ini di


mulai dari bagian yang paling kuat mengalami pengaruh angin dan ombak yakni

zona terdepan yang digenangi air berkadar garam tinggi dan ditumbuhi
pohon pionir (Sonneratia spp). Dari depan kebelakang zona tumbuh mangrove
antara lain :
1. Zona yang paling depan yakni ; tumbuhan Avicenia spp (api-api) yang
berasosiasi dengan Sonneratia spp, zona ini menghadapi ombak, tanah
berlumpur agak lembek dengan salinitas tinggi.
2. Zona Rhizophora (mange-mange) umumnya didominasi dengan tanaman
bakau jenis Rhizophora spp. Pada beberapa tempat berasosiasi dengan jenis
seperti Bruguiera sp (tongke).
3. Zona Bruguiera, umumnya didominasi oleh tanaman bakau jenisBruguiera
spp. Pada beberapa tempat sering dijumpai berasosiasi dengan jenis lain
seperti Ceriops tagal. Salinitas sedang. .
4. Zona Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang hidup pada zona menengah
sampai belakang pada ekosistem mangrove, yaitu daerah yang dipengaruhi
pasang surut dan bisanya mendapat pasokan air tawar lebih banyak.
5. Zona kering dan nipa. Pada zona ini salinitas airnya sangat rendah dan
tanahnya keras serta kurang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Daerah ini
umumnya didominasi oleh tumbuhan nipa (Nypa fruticans).
2.2 Deskripsi Acanthus ilicifolius
1. Penyebaran dan Morfologi Acanthus ilicifolius
Acanthus ilicifolius tersebar Dari India hingga Australia tropis, Filipina dan
Kepulauan Pasifik barat juga Terdapat di seluruh Indonesia. Tanaman ini
hidup di daerah pasang surut air laut, terutama pada daerah berlumpur.
Tanaman ini cukup senang hidup dekat dengan air asin atau payau, karena
tahan terhadap salinitas air laut, namun tanaman ini juga bisa hidup di air
tawar. Acanthus Ilicifolius di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Jeruju,
sarimunte atau Kalli-kalli.
Acanthus ilicifolius merupakan Herba rendah, tumbuh terjurai di permukaan
tanah, kuat, dan agak berkayu, hidup di ketinggian hingga 2m. Cabang
umumnya tegak tapi cenderung kurus sesuai dengan umurnya. Percabangan
tidak banyak dan umumnya muncul dari bagian-bagian yang lebih tua. Akar
udara muncul dari permukaan bawah batang horizontal.

Gambar 01. Tanaman Achantus ilicifolius


Adapun morfologi dari tanaman Acanthus ilicifolius adalah sebagai berikut :
a. Daun

Dua sayap gagang daun yang berduri terletak pada tangkai. Permukaan
daun halus, tepi daun bervariasi: zigzag/bergerigi besar-besar seperti
gergaji atau agak rata dan secara gradual menyempit menuju pangkal. Unit
& letak: sederhana, berlawanan. Bentuk: lanset lebar. Ujung: meruncing
dan berduri tajam. Ukuran: 9-30 x 4-12 cm.

b. Bunga

Mahkota bunga berwarna biru muda hingga ungu lembayung, kadang


agak putih. Panjang tandan bunga 10-20 cm, sedangkan bunganya sendiri
5-4 cm. Bunga memiliki satu pinak daun penutup utama dan dua sekunder.
Pinak daun tersebut tetap menempel seumur hidup pohon. Letak: di ujung.
Formasi: bulir.

c. Buah

Warna buah saat masih muda hijau cerah dan permukaannya licin
mengkilat. Bentuk buah bulat lonjong seperti buah melinjo. Ukuran: buah
panjang 2,5- 3 cm, biji 10 mm.

Gambar 02. Morfologi Acanthus ilicifolius.


2. Klasifikasi Acanthus ilicifolius
Acanthus ilicifolius Merupakan tanaman jenis mangrove yang masuk
dalam kelas Magnoliopsida/ tumbuhan berkeping dua. Adapun klasifikasi
lengkapnya sebagai berikut :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae


Ordo: Scrophulariales
Famili: Acanthaceae
Genus: Acanthus
Spesies: Acanthus ilicifolius L
2.3 Kandungan dan Manfaat tanaman Acanthus ilicifolius
Acanthus ilicifolius merupakan tanaman mangrove yang berperan penting
dalam menjaga dan menstabilkan garis pantai serta tepian sungai, pelindung
terhadap hempasan gelombang dan arus, mempercepat pembentukan lahan baru
serta melindungi pantai dari erosi laut/abrasi (green belt).
Masyarakat di pesisir pantai cukup akrab dengan tanaman satu ini, di
tangan mereka tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai pengobatan herbal
tradisional, bahkan mengolahnya menjadi minuman herbal seperti teh. Rasa teh
yang dihasilkan dari tanaman ini, hampir mirip seperti teh hijau, hal ini
dikarenakan adanya kandungan yang sama di dalam tanaman acanthus dan
tanaman daun teh.
Selain itu Jeruju (Acanthus ilicifolius) mempunyai senyawa bioaktif yang
berpotensi sebagai antibakteri (Margaretha et al., 1999; Manilal et al., 2009).
Serta mempunyai kandungan metabolit, dengan komposisi kimia alkaloid
flavonoid, asam lemak, steroid, lignan dan komponen phenol, dan terpenoid
(Wostmann dan Liebezeid, 2008).
Achantus ilicifolius merupakan jenis mangrove sejati, bagianbagian dari mangrove ini dapat di manfaatkan sebagai obat. Adapun
bagian-bagiannya yang dimanfaatkan sebagai obart adalah sebagai berikut :
Buah ditumbuk dan digunakan untuk pembersih darah serta mengatasi kulit
terbakar. Daun mengobati reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang
digunakan untuk mengatasi racun gigitan ular atau terkena panah beracun. Biji
konon bisa mengatasi serangan cacing dalam pencernaan. Pohon juga dapat
digunakan sebagai makanan ternak.
Dalam

sumber

lain

dinyatakan

pula

manfaat

Achantus

ilicifolius dapat mengobati asma, diabetes, diuretic, hepatitis, leprosy,


neuralgia,

penyakit kulit, sakit perut. sedangkan Resinya

dapat di

manfaatkan sebagai obat infertilitas, penyakit kulit, tumor, dan borok.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hutan Mangrove memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai penahan
abrasi, dan habitat alam bagi ikan air payau, bahkan untuk konsumsi masyarakat.
Dewasa ini banyak ditemukan potensi tanaman mangrove sebagai obat, salah satu
diantaranya tanaman jeruju ( Achanthus ilicifolius).
Acanthus ilicifolius tersebar Dari India hingga Australia tropis, Filipina
dan Kepulauan Pasifik barat juga Terdapat di seluruh Indonesia. Tanaman ini
hidup di daerah pasang surut air laut, terutama pada daerah berlumpur. Tanaman
ini cukup senang hidup dekat dengan air asin atau payau, karena tahan terhadap
salinitas air laut, namun tanaman ini juga bisa hidup di air tawar. Acanthus
Ilicifolius di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Jeruju, sarimunte atau Kallikalli.
Jeruju (Acanthus ilicifolius) mempunyai senyawa bioaktif yang berpotensi
sebagai antibakteri (Margaretha et al., 1999; Manilal et al., 2009). Serta
mempunyai kandungan metabolit, dengan komposisi kimia alkaloid flavonoid,
asam lemak, steroid, lignan dan komponen phenol, dan terpenoid (Wostmann dan
Liebezeid, 2008)
Achantus ilicifolius dapat di manfaatkan sebagai obat. Adapun
bagian-bagiannya yang dimanfaatkan sebagai obat antara lain sebagai
berikut : Buah digunakan untuk pembersih darah serta mengatasi kulit terbakar.
Daun mengobati reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang digunakan
untuk mengatasi racun gigitan ular atau terkena panah beracun. mengobati asma,
diabetes, diuretic, hepatitis, leprosy, neuralgia, penyakit kulit, sakit perut.
sedangkan Resinnya dapat di manfaatkan sebagai obat infertilitas, penyakit
kulit, tumor, dan borok.

3.2 Saran
Hutan mangrove akhir akhir ini banyak mengalami kerusakan akibat
ulah manusia, untuk itu seharusnyalah kita menjaga kelestarian hutan mangrove
karena selain hutan mangrove berperan penting dalam ekosistem laut, penahan
abrasi dan pertahanan garis pantai. Vegetasi mangrove juga berpotensi sebagai
obat, sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai vegetasi
mangrove bukan hanya pada tanaman jeruju, bakau, Api api juga dapat
dimanfaatkan sebagai obat .

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Mangrove Diakses Pada Tanggal 20 Noevember 2014 Pada


http://wetlands.or.id/mangrove/mangrove_species.php?id=2
Anonim, Achantus ilicifolius Pada tanggal 18 November 2014 pada
http://matoa.org/acanthus-ilicifolius-tanaman-hutan-mangrove/
Anonim, tanaman obat daruju Pada tanggal 23 November 2014 pada
http://rumputobat.blogspot.com/2012/08/tanaman-obat-daruju-acanthus.html
Anonim, Achantus ilicifolius Pada tanggal 20 November 2014 pada
http://ashyrismail.blogspot.com/2012/10/acanthus-ilicifolius-salah-satu-jenis.html
Anonim, Achantus ilicifolius Pada tanggal 23 November 2014 pada
http://biologilautbootani.blogspot.com/2012/03/acanthus-ilicifolius.html
Purnobasuki, Hery. 2004. Jurnal Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat, surabaya:
Universitas Airlangga.

LAMPIRAN FOTO
OBSERVASI DI POS 1 PELABUHAN KOTA CIREBON

Anda mungkin juga menyukai