Anda di halaman 1dari 3

GRAVI METRI

Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat
atau komponen yang telah diketahui dengan cara pengukuran berat komponen dalam keadaan
murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan
pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang
cukup lama, adanya pengotor pada konstiven dapat diuju dan bila perlu faktor-faktor koreksi
dapat digunakan.
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur
atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsurunsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan
dengan beberapa cara, seperti: metode penguapan, metode elektroanalisis, atau berbagai
macam metode lainnya.
Gravimetri dapat digunakan untuk menentukan hampir semua anion dan kation anorganik
serta zat-zat netral seperti air, belerang dioksida, karbon dioksida dan isodium. Selain itu,
berbagai jenis senyawa organik pula ditentukan dengan mudah secara grvimetri. Untuk
penentuan kadar air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan
senyawa dimaksud pada suhu 110130C. Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi
berat sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya. Contoh-contohnya antara lain:
penentuan kadar laktosa dalam susu, salisilat dalam sediaan obat, fenolftalein dalam obat
pencahar, nikotina dalam pestisida, kolesterol dalam biji-bijian dan benzaldehida dalam buahbuahan tertentu. Jadi, sebenarnya cara gravimetri merupakan salah satu cara yang paling
banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia.
Dalam analisa gravimetri penentuan jumlah zat didasarkan pada penimbangan hasil reaksi
setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini didapatkan sisa bahan suatu gas yang
dibentuk dari bahan yang dianalisa. Dalam cara pengendapan, zat direaksikan dengan menjadi
endapan dan ditimbang. Atas dasar membentuk endapan, maka gravimetrik dibedakan menjadi
2 macam, yaitu : endapan dibentuk dengan reaksi antara zat dengan suatu pereaksi dan
endapan yang dibentuk dengan elektrokimia. Untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan
cairan pencuci, endapan dapat disaring. Endapan grevimetri yang disaring kertas tidak dapat
dipisahkan kembali secara kuantitatif.
Sudah dijelaskan bahwa dalam analisa gravimetri, penentuan jumlah zat didasarkan pada
penimbangan. Dalah hal ini, penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan.
Hasil reaksi ini dapat berupa sisa bahan atau suatu gas yang terjadi, atau suatu endapan yang
dibentuk dari bahan yang dianalisa tersebut. Berdasarkan macam hasil yang ditimbang itu
dibedakan cara-cara gravimetri yaitu cara evolusi dan cara pengendapannya
Endapan murni adalah endapan yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul
lain (zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan). Pengotor oleh zat-zat lain
mudah terjadi, karena endapan timbul dari larutan yang berisi macam-macam zat. Sedangkan
endapan kasar adalah endapan yang butir- butirnya tidak kecil, halus melainkan besar. Hal
penting untuk kelancaran penyaringan dan pencucian endapan. Adapun tujuan dari pencucian
endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan
maupun yang terbawa secara mekanis

Gravimetri dengan cara pengendapan, analat direaksikan sehingga terjadi suatu


pengendapan dan endapan itulah yang ditimbang. Atas dasar cara membentuk endapan, maka
gravimetri dibedakan menjadi 2 macam :
(1) Endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan sutau pereaksi, endapan biasanya
berupa senyawa. Baik kation maupun anion dari analat mungkin diendapkan, bahan
pengendapnya anorganik mungkin pula organik. Cara inilah yang biasa disebut dengan
gravimetri.
(2) Endapan dibentuk dengan cara elektrokimia, dengan perkataan lain analat dielektrolisa,
sehingga terjadi logam sebagai endapan. Cara ini biasa disebut dengan elektrogravimetri.
Kromatografi lapis tipis adalah metode kromatografi cair yang paling sederhana. Pada
Kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas serupa dalam hal fase diamnya berupa lapisan tipis
dan fase geraknya mengalir karena kerja kapiler. Perbedaannya dalam sifat dan fungsi fase diam.
Pada KLT, fase cair lapisan tipis (tebal 0,1-2 mm) yang terdiri dari bahan padat yang dilapiskan
kepada permukaan penyangga datar yang biasanya terbuat dari kaca, tapi dapat pula terbuat dari
pelat polimer atau logam. Lapisan melekat kepada permukaan dengan bantuan bahan pengikat,
biasanya CaSO4 atau amilum (pati) (1).
Pada KLT, zat penyerap merupakan lapisan tipis serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng
kaca, plastik atau logam secara merata, umumnya digunakan lempeng kaca. Lempeng yang
umumnya dapat dianggap sebagai kolom kromatografi terbuka dan pemisahan yang tercapai dapat
didasarkan pada adsorbsi, partisi atau kombinasi kedua efek, tergantung dari jenis zat penyangga,
cara pembuatan dan jenis pelarut yang digunakan (2).
KLT dengan lapis tipis penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar.
Perkiraan identifikasi diperoleh dengan pengamatan bercak dengan harga Rf yang identik dan ukuran
hampir sama, dengan menotolkan zat uji dan baku pembanding pada lempeng yang sama.
Perbandingan visual ukuran bercak yang dapat digunakan untuk memperkirakan kadar secara
semikuantitatif (2).
Titik tempat campuran ditotolkan pada ujung pelat atau lembaran disebut titik awal dengan
cara menempatkan cuplikan itu disana disebut penotolan. Garis depan pelarut adalah bagian atas
fase gerak atau pelarut ketika ia bergerak melalui lapisan, dan setelah pengembangan selesai ,
merupakan tinggi maksimum yang diperoleh pelarut. Perilaku senyawa tertentu di dalam sistem
kromatografi tertentu dinyatakan dengan harga Rf. Angka ini diperoleh dengan membagi jarak yang
ditempuh oleh bercak linarut dengan jarak yang ditempuh oleh garis depan pelarut. Keduanya diukur
dari titk awal dan harga Rf beragam mulai dari 0 sampai 1 (1).
Ada dua metode kuantitasi analit dalam KLT (cocok untuk bahan anti radioaktif). Pertama
melibatkan sejumlah cara pengukuran langsung pada lempeng seperti pengukuran luas,
perbandingan keterlihatan, atau densitometri. Kedua melibatkan pergerakan analit dari lempeng,
diikuti dengan tahap kuantitasi. Masing-masing metode mempunyai keuntungan dan kerugian dan

mempunyai kedudukan tersendiri dalam KLT kuantitatif. Teknik ini terutama ditekankan pada
densitometri (3).

Anda mungkin juga menyukai