EKOSISTEM MANGROVE
DI SUSUN OLEH :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia, taufik,
hidayah, serta inayah-Nya, sehingga “Makalah tentang Ekosistem Mangrove” dapat terselesaikan. Tidak
lupa pula senantiasa kita panjatkan salawat serta salam kepada junjungan dan penuntun kita
Muhammad SAW. Dalam tahap penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari berbagai kendala yang
menghambat penyusunan. Namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, sehingga kendala
dan halangan tersebut dapat teratasi.
Makalah ini berisis tentang pengertian ekosistem mangrove, komponenkomponen penyusun ekosistem
mangrove, peranan ekosistem mangrove terhadap kehidupan, kerusakan yang terjadi pada ekosistem
mangrove, dan cara untuk melestarikan ekosistem mangrove. Dalam penyusunan makalah ini, disadari
bahwa masih terdapat kekurangan karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Walaupun demikian, saya tetap berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat. Amin
Sampul
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Pembahasan
Bab 3. Penutup
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ekosistem mangrove adalah suatu lingkungan yang mempunyai ciri khusus karena lantai hutannya
secara teratur digenangi oleh air yang dipengaruhi oleh salinitas serta fluktuasi ketinggian permukaan air
karena adanya pasang surut air laut (Duke, 1992). Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal
forestcoastal woodland, vloedbos dan hutan payau (Kusmana dkk., 2005) yang terletak di perbatasan
antara darat dan laut, tepatnya di daerah pantai dan di sekitar muara sungai yang dipengaruhi oleh
pasang surut air laut (Sumaharni, 1994). Menurut Kusmana dkk., (2005) hutan mangrove adalah suatu
tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara
sungai) yang tergenang waktu air laut pasang dan bebas dari genangan pada saat air laut surut, yang
komunitas tumbuhannya toleran terhadap garam. Adapun ekosistem mangrove merupakan suatu
sistem yang terdiri atas organisme yang berinteraksi dengan faktor lingkungan di dalam suatu habitat
mangrove.
Adapun ciri-ciri dari hutan mangrove, terlepas dari habitatnya yang unik, adalah : memiliki jenis pohon
yang relatif sedikit; memiliki akar yang unik misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada
bakau Rhizophora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. Dan
pada api-api Avicennia spp.; memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di
pohonnya, khususnya pada Rhizophora; memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon. Sedangkan
tempat hidup hutan mangrove merupakan habitat yang unik dan memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya
adalah : tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya tergenang pada saat
pasang; tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat; daerahnya terlindung dari
gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat; airnya berkadar garam (bersalinitas) payau (2-22 ‰).
1.2.Rumusan Masalah
1. Produsen yaitu organism yang bisa membuat makanannya sendiri (autotropik) karena
memiliki butir-butir klorofil sehingga mapu melakukan proses fotosintesis. Secara
sepintas dapat dilihat bahwa ekosistem mangrove dipenuhi oleh tumbuhan pepohonan
berhijau daun, diantaranya yaitu: Aegiceras corniculatum, Avicennia alba, Avicennia
officinalis, Bruguiera clyndrica, Bruguiera hainessii, Ceriops decandra, Ceriops tagal,
Excoecaria agallocha, Lumnittzera littorea, Lumnitzera racemosa, Nypa fruticans,
Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Schyphypora hydrophyllacea, Sonneratia
alba, Sonneratia ovate, Xylocarpus granatum, dan Xylocarpus moluccensis. Di dalam
kawasan ekosistem mangrove yang selalu tergenang air kemungkinan dapat ditemukan
fitoplankton atau plankton nabati. Plankton adalah mikroorganisme atau larva yang
melayang dalam air, tidak dapat bergerak sendiri, atau daya geraknya lemah sehingga
mudah terpengaruh oleh gelombang atau arus air. Beberapa fitoplankton laut
diantaranya adalah : Asterionella, Amphiphora, Bacillaria, Coscinodiscus, Dytilum,
Eucampia,
2. Konsumen yaitu organism yag tidak dapat membuat makanannya sendiri (heterotropik)
sehingga harus mengambil makannya dari organisme produsen. Di dalam ekosistem
mangrove, organisme konsumen terdiri atas :
b. Bentos yaitu organism yang hidup di dasar ekosistem mangrove. Bentos dapat
dibedakan atas epifauna (hidup di atas permukaan dasar) dan infauna (hidup
membenamkan diri di dalam dasar).
c. Neuston yaitu organism yang hidup pada daerah permukaan air.
d. Perifiton yaitu organism yang hiodup pada batang, daun, atau akar tumbuhan
yang terdapat di dalam ekosistem mangrove.
e. Nekton yaitu organism yang dapat berenang masuk ke dalam dan keluar dari
kawasan ekosistem mangrove.
Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan, mempunyai peranan fungsi
multi guna baik jasa biologis, ekologis maupun ekonomis. Peranan fungsi fisik mangrove mampu
mengendalikan abrasi dan penyusupan air laut (intrusi) ke wilayah daratan, serta mampu
menahan sampah yang bersumber dari daratan, yang dikendalikan melalui sistem perakarannya.
Jasa biologis mangrove sebagai sempadan pantai, berperan sebagai penahan gelombang,
memperlambat arus pasang surut, menahan serta menjebak besaran laju sedimentasi dari
wilayah atasnya. Selain itu komunitas mangrove juga merupakan sumber unsur hara bagi
kehidupan hayati (biota perairan) laut, serta sumber pakan bagi kehidupan biota darat seperti
burung, mamalia dan jenis reptil. Sedangkan jasa mangrove lainnya juga mampu menghasilkan
jumlah oksigen lebih besar dibanding dengan tetumbuhan darat.
Peranan fungsi ekologis kawasan mangrove yang merupakan tempat pemijahan, asuhan dan
mencari makan bagi kehidupan berbagai jenis biota perairan laut, di sisi lain kawasan mangrove
juga merupakan wahana sangtuari berbagai jenis satwa liar, seperti unggas (burung), reptil dan
mamalia terbang, serta merupakan sumber pelestarian plasma nutfah.
Manfaat ekonomis mangrove, juga cukup memegang peranan penting bagi masyarakat, karena
merupakan wahana dan sumber penghasilan seperti ikan, ketam, kerang dan udang, serta buah
beberapa jenis mangrove dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Manfaat lainnya
merupakan sumber pendapatan masyarakat melalui budidaya tambak, kulit mangrove
bermanfaat dalam industri penyamak kulit, industri batik, patal dan pewarna jaring, serta
sebagai wahana wisata alam, penelitian dan laboratorium pendidikan.
.3. Kerusakan pada Ekosistem Mangrove
Kerusakan ekosistem mangrove lebih disebabkan oleh akibat kegiatan manusia (antropogenik) baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kawasan mangrove umumnya berada pada pesisir dan
keberadaannya terancam oleh kebutuhan masyarakat yang berada di sekitarnya. Kebutuhan itu dapat
berupa pemanfaatan lahan untuk pemukiman, sebagai lahan kegiatan ekonomi seperti industry maupun
pertambakan, dan kebutuhan bahan bakar non-migas. Kebutuhan-kebutuhan itu memaksa masyarakat
untuk melakukan banyak hal yang dapat merusak hutan mangrove seperti membuka dan menkonversi
lahan serta penebangan liar.
Ekosistem mangrove yang rusak dapat dipulihkan dengan cara restorasi atau rehabilitasi. Restorasi
dipahami sebgai usaha mengembalikan kondisi lingkungan kepada kondisi semula secara alami. Campur
tangan manusia diusahankan sekecil mungkin terutama dalam memaksakan keinginan untuk
menumbuhkan jenis mangrove tertentu menurut yang dipahami/diingini manusia. Dengan demikian
usaha restorasi semestinya mengandung makna member jalan/peluang terhadap alam untuk
mengatur/memulihkan dirinya sendiri. Kita manusia sebagai pelaku mencoba membuka jalan dan
peluang serta mempercepat proses pemulihan terutama karena dalam beberapa kondisi, kegiatan
restorasi secra fisik kan lebih murah dibandingkan kita memaksakan penanaman mangrove secara
langsung.
Restorasi perlu dipertimbangkan ketika suatu system telah berubah dalam tingkat tertentu
sehingga tidak dapat lagi memperbaiki atau memperbaharui diri secara alami. Dalam kondisi seperti ini,
ekosistem homeostasis telah berhenti secara permanen dan proses normal untuk suksesi tahap kedua
atau perbaikan secara alami setelah kerusakan terhambat oleh bebagai sebab.
Secara umum habitat bakau dapat memperbaiki kondisinya secara alami dalam waktu 15-20 tahun
jika :
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah tentang ekosistem mangrove ini yaitu :
1. Komponen penyusun dari ekosistem mangrove yaitu komponen biotic dan komponen abiotik.
2. Ekosistem mangrove memiliki penanan biologis, ekologis, dan ekonomis
3. Kerusakan ekosistem mangrove diakibatkan oleh kegiatan manusia dan faktor alami yaitu
tsunami.
4. Ekosistem mangrove yang rusak dapat dipulihkan dengan cara restorasi atau rehabilitasi.
B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya memerlukan
kritik dan saran dari berbagai pihak sehingga makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1067/1/06008763.pdf
https://staff.blog.ui.ac.id/tarsoen.waryono/files/2009/12/22-restorasimangrove.pdf
http://pdfuua.org/k-219401.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20200/5/Chapter%20I.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30201/5/Chapter%20I.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27011/4/Chapter%20II.pd