JUDUL
JENIS DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOBENTOS DI SUNGAI NALUI
KECAMATAN JARO
B. LATAR BELAKANG
Desa Nalui Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong adalah desa yang memiliki
wilayah hutan hujan tropis. Disekitar desa terdapat pegunungan dan pengairan
sungai yang berperan sangat penting bagi masyarakat sekitar, karena kawasan
sungainya yang masih terjaga kelestariannya, mempunyai air yang jernih dan
memiliki keanekaragaman hewan air yang banyak sehingga memungkinkan
hidupnya binatang-binatang seperti Moluska, Annelida, Chordata, dan Arthropoda.
Ekosistem air tawar merupakan ekosistem air yang relatif kecil di muka bumi
jika dibandingkan dengan ekosistem darat dan lautan. Ekosistem air tawar memiliki
kepentingan yang sangat berarti dalam kehidupan manusia karena ekosistem air
tawar merupakan sumber paling praktis dan murah untuk memenuhi kepentingan
domestik dan industri. Ekosistem air tawar secara umum dapat dibagi 2 yaitu
perairan lentik (perairan tenang) misalnya danau, rawa, waduk dan sebagainya dan
perairan lotik (perairan berarus) misalnya sungai. Ekosistem air tawar memiliki
banyak manfaat bagi kehidupan manusia adalah sungai (Anonima, 2013).
H. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik
pengambilan sampel secara observasi. Teknik observasi yang dilakukan adalah
terjun langsung ke lapangan dalam pengamatan dan pengambilan sampel aliran
sungai Pembataan. Sungai yang lebarnya kurang lebih 20 meter dibagi ke
dalam 3 zona pengamatan, yaitu zona I pada daerah sungai yang masih alami
kemudian jarak 100 meter adalah zona II yang mana aliran sungainya
digunakan oleh pabrik kayu dan zona III yakni sungai sekitar pemukiman
penduduk. Pengambilan sampel dimulai dari jarak 2 meter dari tepi sungai.
Pada setiap zona akan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 10 titik secara
acak.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 6 bulan yang meliputi
tahap persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyusunan laporan
penelitian. Penelitian ini dilakukan di perairan kawasan Sungai Nulai
Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah jenis makrozoobentos yang ditemukan
di sekitar kawasan Sungai Nulai Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong. Sampel
penelitian adalah semua jenis makrozoobentos yang diambil di kawasan sungai
Pembataan yang tertangkap dengan Ekman Grab.
4. Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Ekman Grab.
2. Jala surber.
3. Secchi Disk untuk mengukur kecerahan air.
4. pH meter, digunakan untuk mengukur derajat keasaman air.
5. Thermometer, untuk mengukur suhu air.
6. DO (Dissolved Oxygen) meter, untuk mengukur oksigen terlarut.
7. Stopwatch dan bola pingpong untuk mengukur kecepatan arus air.
8. Loupe untuk mengamati spesies yang ditemukan.
9. Roll meter, untuk menentukan jarak tiap titik pengambilan sampel.
10. Pinset.
11. Botol sampel digunakan untuk menampung atau menyimpan sampel
makrozoobentos.
12. Kertas label, digunakan untuk memberi tanda pada botol penyimpanan
sampel.
13. Formalin 4%, digunakan untuk mengawetkan contoh makrozoobentos.
14. Tissue, digunakan untuk membersihkan alat.
15. Kamera, digunakan sebagai alat dokumentasi.
16. Alat tulis, digunakan untuk mencatat data.
5. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Persiapan awal dilakukan dengan cara terlebih dahulu mencari informasi
dari masyarakat setempat mengenai kondisi sungai dengan melakukan survei
awal. Selanjutnya membuat dan mengurus surat izin penelitian. Kemudian
mempersiapkan alat-alat dan bahan penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
1) Mengukur lokasi penelitian.
2) Membagi daerah penelitian menjadi 3 zona pengamatan.
Zona I pada sungai yang masih alami.
Zona II pada aliran sungai tempat industri pabrik kayu.
Zona III pada aliran sungai yang di tempati penduduk.
3) Pada masing-masing zona tersebut diambil 10 titik pengamatan dengan
jarak antar titik yakni 8 meter secara acak.
4) Pengambilan sampel pada setiap zona yakni 2 meter dari tepi sungai.
5) Mengukur parameter lingkungan pada setiap zona pengamatan meliputi
kedalaman, kecerahan air, suhu, pH, dan oksigen terlarut.
6) Meletakkan ekman grab pada titik pengambilan sampel.
7) Menyaring hasil pengambilan sampel dari ekman grab.
8) Mengambil contoh makrozoobentos dengan menggunakan pinset dan
dipindahkan ke dalam botol yang telah diberi larutan formalin 4%.
9) Mengidentifikasikan jenis-jenis makrozoobentos yang tertangkap
dengan buku leteratur.
10) Mengelompokkan jenis-jenis makrozoobentos dan menghitung jumlah
tiap jenis makrozoobentos yang ditemukan di setiap titik pengambilan.
11) Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel pengamatan.
12) Mendokumentasikan hasil peneltian.
6. Analisis Data
Data hasil pengamatan di analisis secara deskriptif dan statistik dengan urutan
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi setiap jenis makrozoobentos yang ditemukan
menggunakan literatur yang relevan.
2. Untuk mengetahui keberagaman makrozobentos digunakan indeks
keanekaragaman dari Shannon-Winner (H1 ) dengan rumus :
H1=-Σ Pi ln Pi dimana Pi = Ni/N
H1 = Indeks keanekaragaman Shannon-Winner
Ni = Banyaknya individu (spesies) ke-i
N = Jumlah total individu
3. Untuk mengetahui Kerapatan, Kerapatan Relatif, Frekuensi, Frekuensi
Relatif, dan Nilai Penting dengan rumus :
Jumlah individu spesies
Kerapatan (K) = Jumlah seluruh titik
I. Jadwal Penelitian
J. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Pemanfaatan Dan Potensi Makrozoobentos Sebagai Indikator
Perairan.(online:https://ojanmaul.wordpress.com/2010/10/05/pemanfaatan
-dan-potensi-makrozoobentos-sebagai-indikator-kualitas-perairan/, diakses
tanggal 10 November 2016).
Anonima, 2013. Manfaat Air Tawar. (online :http://www.bimbie.com/ekosistem air-
tawar.htm, diakses 10 November 2016).
Anonimb, 2013.Oksigen Terlarut, diakses 10 November 2016).
Anonimd, 2013. Http://id.wikipedia.org/wiki/Tutut_jawa, diakses 10 November
2016
Agus D. 2005. Ekologi Hewan. Malang : Universitas Negeri Malang.
Dhea A. 2013. Kondisi Perairan Terhadap Makrozoobenthos. (online :
http://www.academia.edu/5948117/kondisi_perairan_terhadap_struktur_ko
munitas_makrozoobenthos_di_muara_sungai_karanganyar_dan_tapak_kec
amatan_tugu_semarang, diakses 10 November 2016).
Handayani T.S dkk, 2001. Penentuan Status Kualitas Perairan Sungai Brantas
Hulu Dengan Biomonitoring Makrozoobentos: Tinjauan Dari
Pencemaran Bahan Organik. Malang.
Juju B. 2012. Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Air. (online :
https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/04/makrozoobentos-
sebagaibioindikator-kualitas-air-2/, diakses 10 November 2016).
Juwana S, 2004. Meroplankton Laut. Jakarta : Ikrar Mandiriabadi.
Minarsih, 2014. Keanekaragaman Makrozoobentos Di Kawasan Sungai
Patangkep Desa Lalap Kecamatan patangkep Tutui Kabupaten Barito
Timur Provinsi Kalimantan Tengah.. STKIP-PGRI Banjarmasin.
Nuhman U, 2009. Kelimpahan dan Keanekaragaman serta Dominansi
makrozoobentos Di Tambak Darat. Univ . HangTuah Surabaya.
Ojan, 2010. Pemanfaatan dan Potensi Makrozoobentos. (online:
https://ojanmaul.wordpress.com/category/biologi-laut/, diakses 10
November 2016).
Rizky, 2013. Makrozoobentos. (online: http: //ririzky. blogspot. com/2013 _ 11 _
01 _ archive.html, diakses 10 November 2016).
Soendjojo D. 2001. Ekologi. Jakarta : Universitas Terbuka.