Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan dan rahmatnya
saya dapat menyelesaikan tugas menyusun makalah mata kuliah koralogi yang
membahas tentang terumbu karang yang berjudul kerusakan terumbukarang akibat
kegiatan manusia, makalah ini berisi tentang pengertian terumbu karang, ekosistem
terumbu karang, faktor-faktor penyebab rusaknya terumbu karang akibat ulah
manusia dan upaya-upaya menyelamatkan terumbu karang.
Ucapan terima kasih tak lupa saya berikan kepada ibu Dr. Nirmalasari,S.Si,M.Si.
sebagai dosen dari mata kuliah koralogi yang telah memberikan tugas ini dan
membimbing saya menyelesaikan tugas ini, juga kepada rekan-rekan mahasiswa
oseanografi yang telah membantu saya memberikan masukan-masukan kepada saya
dalam menyelesaikan tugas, tugas ini merupakan ulasan mengenai apa yang saya
telah pelajari, saya menyadari makalah bahwa makalah yang saya buat masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran ataupun masukan dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan tulisan
yang saya buat ini.
Daru agung p
KATA PENGANTAR..i
BAB I PENDAHULUAN....1
BAB IV PENUTUP.18
4.1 Kesimpulan.18
PENDAHULUAN
1.3 tujuan
Mengidentifikasi kerusakan karang akibat manusia
Mengetahui penyebab kerusakan karang
Mengetahui fungsi terumbu karang
Mengetahui Stategi Pelestarian Terumbu Karang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium karbonat di laut yang
dihasilkan terutama oleh hew an karang. Karang adalah hewan tak bertulang belakang yang
termasuk dalam Filum Coelenterata (hew an berrongga) atau Cnidaria. Yang disebut sebagai
karang (coral) mencakup karang dari Ordo scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas
Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa. (Timotius S, (2003))
Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut polip. Dalam bentuk
sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti
tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada
kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu
yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat
menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan
laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui. (Anonymous,
2010).
Satu individu karang atau disebut polip karang memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari
yang sangat kecil 1 mm hingga yang sangat besar yaitu lebih dari 50 cm. Namun yang pada
umumnya polip karang berukuran kecil. Polip dengan ukuran besar dijumpai pada karang
yang soliter.
Anatomi karang atau disebut polip memiliki bagian-bagian tubuh terdiri dari:
1. Mulut dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa dari perairan
serta sebagai alat pertahanan diri.
BAB III
PEMBAHASAN
Kerusakan yang terjadi yang paling besar dilakukan oleh berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh manusia. Kegiatan manusia bisa secara langsung dan tidak langsung. Kegiatan manusia
yang secara langsung adalah kegiatan manusia yang secara langsung berhubungan dengan
Masalah yang lebih rumit adalah ada sekelompok masyarakat yang berpendidikan dan
bermodal kuat menggunakan bahan-bahan cyanida dan bom serta didukung dengan kapal dan
peralatan selam untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan karang serta berkompetisi dengan
masyarakat nelayan tradisional. Modal dan keuntungan mereka digunakan juga untuk
menetapkan kolusi dengan penguasa tertentu, sehingga bila tertangkap sering mengalami
kesulitan untuk dihukum. Ekosistem terumbu karang mempunya potensi ekonomi yang sangat
besar mendorong pengambilan sumberdaya yang dikandungnya secara berlebihan (over
exploitation) serta kurang mengindahkan kaidah-kaidah konservasi. Karena adanya asumsi
bahwa sumberdaya yang berada di ekosistem terumbu karang adalah milik bersama (common
property), sehingga bila mereka tidak emanfaatkannya pada saat ini, maka akan dimanfaatkan
orang lain (tragedy of common).
Sejak dahulu penduduk yang tinggal di dekat pantai berhubungan denganterumbu karang
dalam kondisi yang harmonis. Namun dalam beberapa waktu terakhir ini, melalui
adanya teknologi baru dan naiknya permintaan terhadap produksi lautmenyebabkan terumbu
karang menjadi obyek dari perusakan yang serius. Banyakilmuwan melihat bahwa penyebab
utama kerusakan terumbu karang adalah manusia(anthropogenic impact), misalnya melalui
kegiatan tangkap lebih (over exploitation) terhadap hasil laut, penggunaan teknologi yang
3.2 faktor-faktor kerusakan terumbu karang yang disebab kan oleh manusia antara lain:
Dalam upaya menyelamatkan terumbu karang, yang paling utama adalah perlunya
kesadaran darimanusia untuk menjaga dan melestarikan terumbu karang. Untuk itu,
diperlukan pemberian informasi, pengetahuan, dan wawasan mengenai terumbu
karang. Fungsi dari terumbu karang, manfaatnya,kondisi dari terumbu karang
saat ini, dan apa yang akan terjadi jika kerusakan terumbu karang ini terus
2. Peranan pemerintah
Keikutsertaan pemerintah dalam melestarikan terumbu karang sangat
penting. Pemerintahsebagai pengatur dan pengawas masyarakat. Pemerintah dapat
menetapkan kebijakan dan peraturan-peraturan untuk menyelamatkan terumbu
karang. Membuat rencana-rencana perbaikan lingkunganyang sudah rusak dan
mencegah kerusakan terumbu karang. Pemerintah juga dapat bekerja
samadengan lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi lingkungan untuk menjaga
kelestarian terumbukarang. Misalnya melakukan kampanye-kampanye
lingkungan hidup bekerjasama dengan media- media atau organisasi seperti
National Geographic Indonesia, WWF Indonesia, Yayasan Reef Check Indonesia, LIPI
Upaya restorasi adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang telah terdegradasi
kembalimenjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya sedangkan tujuan utama
restorasi terumbu karangadalah untuk peningkatan kualitas terumbu yang terdegradasi
dalam hal struktur dan fungsi ekosistem.M e n c a k u p r e s t o r a s i f i s i k d a n
restorasi biologi.Restorasi fisik lebih mengutamakan perbaikan
terumbu dengan fokus pendekatan teknik, dan restorasi biologis yang terfokus untuk
mengembalikan biota berikut proses ekologis ke keadaan semula.
Westmacott S., et al., (2000) berbicara tentang strategi pelestarian terumbu karang dalam
konteks Daerah Perlindungan Laut, perikanan, pariwisata dan Pengelolaan Pesisir Terpadu.
C. Pariwisata
Tindakan-tindakan pengelolaan di bidang pariwisata adalah:
1. Mempertahankan populasi ikan sehat bagi para penyelam dan snorkellers. Ikan
yang beraneka ragam dan warna-warni merupakan atraksi utama bagi penyelam
dan snorkeller, dan terumbu karang yang terdegradasi akhirnya akan menurunkan
jumlah ikan keseluruhan. Metode penyelesaiannya sama dengan tindakan
dibidang perikanan. Sehubungan dengan pariwisata, tindakan-tindakan ini
meliputi:
Mengurangi tekanan dari penangkapan ikan di sekeliling daerah penyelaman dan
snorkelling.
Mendirikan zona dilarang memancing dimana penyelaman dan snorkelling
diperbolehkan.
Mengadakan pemisahan antara zona untuk penyelaman dan snorkelling dengan
zona penangkapan ikan guna mengurangi konflik.
E. Teknik-teknik Restorasi
Karena restorasi karang secara aktif umumnya mahal dan tidak selalu berhasil,
pengelola harus menilik situasinya secara cermat sebelum melaksanakan program
tersebut dan mempertimbangkan beberapa faktor yaitu:
1. Apa tujuan proyek restorasi? Apakah terumbu karangyang direstorasi untuk
pelestarian keanekaragaman, pariwisata, perikanan, perlindungan terhadap erosi
pesisir atau hanya untuk penelitian saja? Tujuan tersebut akan membantu penentuan
pemakaian metode.
2. Apa skala dari proyek restorasi tersebut? Apakah daerah yang terdegradasi
merupakan lokasi tertentu (yaitu ditempat kapal biasa membuang jangkar atau
berlabuh), sebagian atau seluruh komplek terumbu? Jika daerah yang rusak adalah
luas (contohnya sehabis pemutihan besar-besaran), perhatian khusus harus
diberikan seperti pada arah mana restorasi akan dilakukan dalam hal pola-pola arus
(mendorong pembibitan karang ke hilir tetapi menghindari sumber-sumber polusi
dari hulu) dan terbukanya kemungkinan pengrusakan akibat gelombang, sumber-
sumber polusi dan kekeruhan air.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA