Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan dan rahmatnya
saya dapat menyelesaikan tugas menyusun makalah mata kuliah koralogi yang
membahas tentang terumbu karang yang berjudul kerusakan terumbukarang akibat
kegiatan manusia, makalah ini berisi tentang pengertian terumbu karang, ekosistem
terumbu karang, faktor-faktor penyebab rusaknya terumbu karang akibat ulah
manusia dan upaya-upaya menyelamatkan terumbu karang.

Ucapan terima kasih tak lupa saya berikan kepada ibu Dr. Nirmalasari,S.Si,M.Si.
sebagai dosen dari mata kuliah koralogi yang telah memberikan tugas ini dan
membimbing saya menyelesaikan tugas ini, juga kepada rekan-rekan mahasiswa
oseanografi yang telah membantu saya memberikan masukan-masukan kepada saya
dalam menyelesaikan tugas, tugas ini merupakan ulasan mengenai apa yang saya
telah pelajari, saya menyadari makalah bahwa makalah yang saya buat masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran ataupun masukan dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan tulisan
yang saya buat ini.

Surabaya, 27 september 2017

Daru agung p

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN i


MANUSIA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..i

BAB I PENDAHULUAN....1

1.1 Latar Belakang.....1


1.2 Tujuan..........1
1.3 Rumusan masalah....1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........2

2.1 Pengertian Terumbu Karang............2

2.2 Ekosistem Terumbu Karang.2

2.3 Fungsi Terumbu Karang...........4

BAB III PEMBAHASAN.........5

3.1 Penyebab Kerusakan Terumbu Karang............5

3.2 Faktor-faktor Kerusakan Terumbu Karang Yang Disebabkan Oleh Manusia.6

3.3 Upaya-upaya Untuk Menyelamatkan Terumbu Karang..8

3.4 Stategi Pelestarian Terumbu Karang..11

BAB IV PENUTUP.18

4.1 Kesimpulan.18

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN ii


MANUSIA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi
mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan
modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya, Terumbu
karang adalah salah satu ekosistem yang sangat terancam didunia. Sebanding dengan hutan
hujan dalam keanekaragaman hayatinya dan merupakan sumber keuntungan ekonomi yang
besar dari perikanan dan pariwisata, ekosistem terumbu karang adalah salah satu kepentingan
dunia. Selain itu, karang memegang fungsi penting di negara-negara berkembang, khususnya
di negaranegara kepulauan berkembang. Hingga kini, tekanan yang disebabkan oleh kegiatan
manusia-seperti pencemaran dari daratan dan praktek perikanan yang merusak- telah
dianggap sebagai bahaya utama untuk terumbu karang.

1.2 Rumusan masalah


Apa itu terumbu karang?
Apa fungsi terumbu karang?
Bagaimana Stategi Pelestarian Terumbu Karang?

1.3 tujuan
Mengidentifikasi kerusakan karang akibat manusia
Mengetahui penyebab kerusakan karang
Mengetahui fungsi terumbu karang
Mengetahui Stategi Pelestarian Terumbu Karang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Terumbu Karang

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 1


MANUSIA
Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut,
disamping hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang dan segala kehidupan yang
ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang
tak ternilai harganya. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia
adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia
sampai Kawasan Timur Indonesia

2.2 Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium karbonat di laut yang
dihasilkan terutama oleh hew an karang. Karang adalah hewan tak bertulang belakang yang
termasuk dalam Filum Coelenterata (hew an berrongga) atau Cnidaria. Yang disebut sebagai
karang (coral) mencakup karang dari Ordo scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas
Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa. (Timotius S, (2003))

Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut polip. Dalam bentuk
sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti
tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada
kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu
yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat
menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan
laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui. (Anonymous,
2010).

Satu individu karang atau disebut polip karang memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari
yang sangat kecil 1 mm hingga yang sangat besar yaitu lebih dari 50 cm. Namun yang pada
umumnya polip karang berukuran kecil. Polip dengan ukuran besar dijumpai pada karang
yang soliter.

Anatomi karang atau disebut polip memiliki bagian-bagian tubuh terdiri dari:

1. Mulut dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa dari perairan
serta sebagai alat pertahanan diri.

2. Rongga tubuh (coelenteron) yang juga merupakan saluran pencernaan (gastrovascular)

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 2


MANUSIA
3. dua lapisan tubuh yaitu ektodermis dan endodermis yang lebih umum disebut
gastrodermis karena berbatasan dengan saluran pencernaan. Di antara kedua lapisan
terdapat jaringan pengikat tipis yang disebut mesoglea. Jaringan ini terdiri dari sel-sel,
serta kolagen, dan mukopolisakarida. Pada sebagian besar karang, epidermis akan
menghasilkan material guna membentuk rangka luar karang. Material tersebut berupa
kalsium karbonat (kapur). Bertempat di gastrodermis, hidup zooxanthellae yaitu alga
uniseluler dari kelompok Dinoflagelata, dengan w arna coklat atau coklat kekuning-
kuningan. Mengapa zooxanthellae ada dalam tubuh karang, kemudian apa perannya serta
bentuk hubungan seperti apa yang ada antara karang dan zoox akan dibahas lebih lanjut
pada bagian Asosiasi Zooxanthellae dengan karang.

Karang dapat menarik dan menjulurkan tentakelnya. Tentakel tersebut aktif


dijulurkan pada malam hari, saat karang mencari mangsa, sementara di siang hari tentekel
ditarik masuk kedalam rangka. Di ektodermis tentakel terdapat sel penyengatnya
(knidoblas) , yang merupakan ciri khas semua hew an Cnidaria. Knidoblas dilengkapi alat
penyengat (nematosita) beserta racun didalamnya. Sel penyengat bila sedang tidak
digunakan akan berada dalam kondisi tidak aktif,dan alat sengat berada di dalam sel. Bila
ada zooplankton atau hew an lain yang akan ditangkap, maka alat penyengat dan racun
akan dikeluarkan.

Karang memiliki dua cara untuk mendapatkan makan, yaitu menangkap


zooplankton yang melayang dalam air dan menerima hasil fotosintesis zooxanthellae.
Hasil fotosintesis zooxanthellae yang dimanfaatkan oleh karang, jumlahnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan proses respirasi karang tersebut (Muller-Parker & DElia 2001).
Sebagian ahli lagi mengatakan sumber makanan karang 75-99% berasal dari
zooxanthellae (Tucket & Tucket 2002, dalam Timotius S, 2003).

2.3 Fungsi Terumbu Karang

1. Terumbu karang sebagai penghasil oksigen


Terumbu karang memiliki kemampuan untuk memproduksi oksigen sama seperti fungsi
hutan di daratan, sehingga menjadi habitat yang nyaman bagi biota laut.
2. Rumah bagi banyak jenis makhluk hidup

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 3


MANUSIA
Terumbu karang menjadi tempat bagi hewan dan tanaman yang berkumpul
untuk mencari makan, berkembang biak, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagii
manusia,ini artinya terumbu karang mempunyai potensial perikanan yang sangat
besar,baik u n t u k s u m b e r m a k a n a n m a u p u n m a t a p e n c a h a r i a n m e r e k a
. D i p e r k i r a k a n , t e r u m b u karang yang sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per
tahunnya. Sekitar 300 jutaorang di dunia menggantungkan nafkahnya pada terumbu
karang
3. Sumber obat-obatan
Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi
obat bagi manusia. Saat ini sudah banyak dilakukan berbagai penelitian mengenai
bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati
berbagaipenyakit.
4. Objek wisata
Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan pada kegiatan diving,karena
variasi terumbu karang yang berwarna-warni dan bentuk yang
memikatmerupakan atraksi tersendiri bagi wisatawan baik asing maupun
domestik.Diperkirakan sekitar 20 juta penyelam, menyelam dan menikmati terumbu
karangper tahun. Hal ini dapat memberikan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar.
5. Mempunyai nilai spiritual
Bagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat penting.
Laut yang terjaga karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung kekayaan
spiritual ini.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penyebab Kerusakan Terumbu Karang

Kerusakan yang terjadi yang paling besar dilakukan oleh berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh manusia. Kegiatan manusia bisa secara langsung dan tidak langsung. Kegiatan manusia
yang secara langsung adalah kegiatan manusia yang secara langsung berhubungan dengan

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 4


MANUSIA
terumbu karang dan menyebabkan kerusakan dan kematian. Sedangkan kegiatan tidak langsung
adalah kegiatan yang dilakukan manusia didarat yang menyebabkan kerusakan lingkungan lain
yang dampaknya juga mengakibatkan rusaknya fisik maupun kimia lingkungan terumbu karang.
Contohnya penebangan hutan yang mengakibatkan banjir bandang dan lumpurnya langsung
kelaut, polusi udara yang menyebakan perubahan iklim dan lain sebagainya.

Masalah yang lebih rumit adalah ada sekelompok masyarakat yang berpendidikan dan
bermodal kuat menggunakan bahan-bahan cyanida dan bom serta didukung dengan kapal dan
peralatan selam untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan karang serta berkompetisi dengan
masyarakat nelayan tradisional. Modal dan keuntungan mereka digunakan juga untuk
menetapkan kolusi dengan penguasa tertentu, sehingga bila tertangkap sering mengalami
kesulitan untuk dihukum. Ekosistem terumbu karang mempunya potensi ekonomi yang sangat
besar mendorong pengambilan sumberdaya yang dikandungnya secara berlebihan (over
exploitation) serta kurang mengindahkan kaidah-kaidah konservasi. Karena adanya asumsi
bahwa sumberdaya yang berada di ekosistem terumbu karang adalah milik bersama (common
property), sehingga bila mereka tidak emanfaatkannya pada saat ini, maka akan dimanfaatkan
orang lain (tragedy of common).

Untuk mengeksploitasi sumberdaya hayati tersebut, sebagian besar dari mereka


menggunakan racun cyanida, bahan peledak, muro ami, dan bubu yang semuanya itu merusak
ekosistem terumbu karang. Para pengguna racun Cyanida umumnya bermaksud menangkap
ikan karang untuk dipasarkan dalam keadaan hidup di negara tertentu, sehingga mereka
membentuk jaringan penangkap dan pemasaran secara internasional. Sedang ikan-ikan yang
dibom biasanya mati dan mengalami kehancuran sehingga perlu dipasarkan dalam skala
propinsi, regional atau nasional, (Tinungki GM., 2001)

Sejak dahulu penduduk yang tinggal di dekat pantai berhubungan denganterumbu karang
dalam kondisi yang harmonis. Namun dalam beberapa waktu terakhir ini, melalui
adanya teknologi baru dan naiknya permintaan terhadap produksi lautmenyebabkan terumbu
karang menjadi obyek dari perusakan yang serius. Banyakilmuwan melihat bahwa penyebab
utama kerusakan terumbu karang adalah manusia(anthropogenic impact), misalnya melalui
kegiatan tangkap lebih (over exploitation) terhadap hasil laut, penggunaan teknologi yang

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 5


MANUSIA
merusak (seperti potassiumcyanide, bom ikan, muro ami dan lain-lain), erosi, polusi industri
dan mismanajemen darikegiatan pertambangan telah merusak terumbu karang baik
secara langsung maupuntidak langsung.Akar permasalahan dari timbulnya ulah manusia
untuk merusak terumbukarang adalah :
a.Kependudukan dan Kemiskinan
b.Tingkat Konsumsi Berlebihan dan Kesenjangan Sumber daya Alam.
c.Kegagalan sistem Ekonomi dan Kebijakan dalam Penilaian Ekosistem.
d.kelembagaan dan penegakan hokum, rendahnya pengetahuan tentang ekosistem.

3.2 faktor-faktor kerusakan terumbu karang yang disebab kan oleh manusia antara lain:

1. Pembangunan pesisir untuk perumahan, resort, hotel, industri, pelabuhan dan


pembangunan marina seringkali menyebabkan reklamasi daratan dan penggerukan tanah.
Ini dapat meningkatkan sedimentasi (sehingga mengurangi cahaya dan menutupi karang)
dan menimbulkan kerusakan fisik langsung bagi terumbu.
2. Pengelolaan yang tidak berkelanjutan di daerah aliran sungai yang disesuaikan dan
daerah pesisir, termasuk pengurangan lahan hutan, pertanian yang buruk dan praktek
pemanfaatan lahan yang buruk, mengacu kepada pengaliran pestisida (yang
membahayakan organism terumbu karang), pupuk (yang menyebabkan bertambahnya
nutrisi) dan sedimentasi.
3. Eksploitasi berlebihan dapat mengakibatkan sejumlah perubahan pada terumbu karang.
Penangkapan jenis ikan pemakan alga yang berlebihan dapat mengakibatkan
pertumbuhan alga yang eksesif, penangkapan yang berlebihan dari jenis ikan yang
berperan amat penting dalam ekosistem terumbu dapat mengakibatkan meledaknya
populasi jenis lain dibagian manapun dari rantai makanan.
4. Kegiatan perikanan yang merusak, seperti memakai alat peledak dan penggunaan jaring
insang dan pukat dapat membuat kerusakan fisik yang ekstensif bagi terumbu karang dan
mengakibatkan tingginya persentase kematian ikan yang belum dewasa (yaitu bibit ikan
dewasa dimasa mendatang). Penggunaan sianida dan racun lain untuk menangkap ikan
akuarium juga berdampak negatif.
5. Pembuangan limbah industri dan rumahtangga meningkatkan tingkat nutrisi dan racun
dilingkungan terumbu karang. Pembuangan limbah tak diolah langsung ke laut
menambah nutrisi dan pertumbuhan alga yang berlebihan. Limbah kaya nutrisi dari

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 6


MANUSIA
pembuangan atau sumber lain khususnya amat mengganggu, karena mereka
meningkatkan perubahan besar dari struktur terumbu karang secara perlahan dan teratur.
Alga mendominasi terumbu hingga melenyapkan karang pada akhirnya.
6. Kegiatan kapal dapat berdampak bagi terumbu melalui tumpahan minyak dan
pembuangan dari ballast kapal. Walaupun konsekuensinya kurang dikenal, hal ini
berdampak lokal yang berarti. Kerusakan fisik secara langsung dapat terjadi karena kapal
membuang sauh di terumbu karang dan pendaratan kapal tak disengaja.
7. Banyak kegiatan lain yang terjadi langsung di terumbu karang menyebabkan kerusakan
fisik bagi karang dan oleh karena itu mempengaruhi integritas struktur karang. Kerusakan
seperti ini seringkali terjadi dalam hitungan menit tetapi tahunan untuk memperbaikinya.
Sebagai tambahan dari kegiatan sebagaimana disebutkan diatas, kerusakan dapat pula
disebabkan karena orang menginjak karang untuk mengumpulkan kerang dan organisme
lain didataran terumbu karang atau di daerah terumbu karang yang dangkal, dan
penyelam (diving maupun snorkel) berdiri diatas atau mengetuk-ketuk terumbu karang.

EKSPLOITASI IKAN AKIBAT PENGEBOMAN IKAN

3.3 Upaya-upaya Untuk Menyelamatkan Terumbu Karang

1. Perlunya Kesadaran Manusia

Dalam upaya menyelamatkan terumbu karang, yang paling utama adalah perlunya
kesadaran darimanusia untuk menjaga dan melestarikan terumbu karang. Untuk itu,
diperlukan pemberian informasi, pengetahuan, dan wawasan mengenai terumbu
karang. Fungsi dari terumbu karang, manfaatnya,kondisi dari terumbu karang
saat ini, dan apa yang akan terjadi jika kerusakan terumbu karang ini terus

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 7


MANUSIA
berlanjut. Dengan adanya pendidikan mengenai terumbu karang, maka akan ada rasa
memilikisehingga manusia bisa peduli dan melindungi terumbu karang.Beberapa hal
berikut yang dapat dilakukan secara individu untuk mengurangi kerusakan
terumbukarang :
Te r a p k a n p r i n s i p 3 R ( reduce-reuse-recycle) d a n h e m a t e n e rg i . Te r u m b u
k a r a n g a d a l a h ekosistem yang sangat peka terhadap perubahan iklim.
Kenaikan suhu sedikit saja dapatmemicu pemutihan karang (coral bleaching ).
Pemutihan karang yang besar dapat diikuti oleh kematian massal terumbu karang.
Jadi apapun yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak global warming,
akan sangat membantu terumbu karang.
Buang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah ke sungai yang
kemudian akan bermuara ke laut. Hewan laut besar sering terkait pada sampah-sampah
sehingga mengganggugerakannya. Misalnya sampah plastik yang transparan
diperkirakan kadang dimakan oleh penyu karena tampak seperti ubur-ubur. Sampah
plastik ini akan mengganggu pencernaanya.
B e rg a b u n g d e n g a n o rg a n i s a s i p e c i n t a l i n g k u n g a n . S a l i n g b e r b a g i
i l m u , p e n d a p a t , d a n berdiskusi. Membangun trend hidup ramah lingkungan.
B e rg a b u n g d e n g a n g e r a k a n - g e r a k a n s u k a r e l a w a n , a t a u t e r l i b a t a k t i f
d a l a m k e g i a t a n lingkungan.
Bagi penyelam pemula atau yang sedang belajar sebaiknya melakukan
penyelaman di perairan yang tidak ber-terumbu karang.

2. Peranan pemerintah
Keikutsertaan pemerintah dalam melestarikan terumbu karang sangat
penting. Pemerintahsebagai pengatur dan pengawas masyarakat. Pemerintah dapat
menetapkan kebijakan dan peraturan-peraturan untuk menyelamatkan terumbu
karang. Membuat rencana-rencana perbaikan lingkunganyang sudah rusak dan
mencegah kerusakan terumbu karang. Pemerintah juga dapat bekerja
samadengan lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi lingkungan untuk menjaga
kelestarian terumbukarang. Misalnya melakukan kampanye-kampanye
lingkungan hidup bekerjasama dengan media- media atau organisasi seperti
National Geographic Indonesia, WWF Indonesia, Yayasan Reef Check Indonesia, LIPI

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 8


MANUSIA
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Yayasan TERANGI (Terumbu Karang
Indonesia) dan lainnya untuk mengawasi kelang sungan hidup terumbu karang.
Baik mengawasi e k s p l o i t a s i k a r e n a u l a h m a n u s i a , p e r t u m b u h a n
t e r u m b u k a r a n g y a n g s e d a n g d i r e s t o r a s i , d a n pengawasan daerah terumbu
karang yang terancam di Indonesia.

Upaya restorasi adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang telah terdegradasi
kembalimenjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya sedangkan tujuan utama
restorasi terumbu karangadalah untuk peningkatan kualitas terumbu yang terdegradasi
dalam hal struktur dan fungsi ekosistem.M e n c a k u p r e s t o r a s i f i s i k d a n
restorasi biologi.Restorasi fisik lebih mengutamakan perbaikan
terumbu dengan fokus pendekatan teknik, dan restorasi biologis yang terfokus untuk
mengembalikan biota berikut proses ekologis ke keadaan semula.

Pemerintah harus benar-benar merealisasikan upaya-upaya untuk


menyelamatkan terumbukarang . Pemerintah perlu bersikap tegas mengenai
kerusakan lingkungan yang terjadi dan berus ahadengan sebaik-baiknya
melindungi terumbu karang yang juga merupakan aset negara.

3. Upaya Perlindungan Lingkungan Secara Global

Perubahan perubahan lingkungan yang terjadi akan berdampak pada perubahan


lingkungan secara global. Antara satu negara dengan negara lain memiliki
tanggung jawab yang sama terhadap kerusakan lingkungan. Banyak deklarasi-
deklarasi yang disepakati oleh banyak negara dalam upaya menyelamatkan
lingkungan. Begitu pula dengan menyelamatkan terumbu karang. Telah
banyak kesepakatan-kesepakatan yang telah disetujui oleh banyak negara untuk bekerja
sama dalam menjagalingkungan. Yang paling terakhir dilakukannya World Ocean
Conference (WOC) atau disebut juga Manado Ocean Declare pada tanggal 11-15
Mei 2009 di Manado. Deklarasi inidisepakati oleh 61 negara, termasuk
negara-negara Coral Triangle Initiative Summit yang merupakan kawasan yang

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 9


MANUSIA
kaya akan terumbu karang. Dalam deklarasi ini disepakati komitmen b e r s a m a
mengenai penyelamatan lingkungan laut dari ancaman global
w a r m i n g d a n k o m i t m e n program penyelamatan lingkungan laut secara
berkelanjutan di tiap negara.
Kampanye lingkungan hidup seperti ini sangat baik bagi upaya
penyelamatan lingkungan.A p a l a g i d i l a k u k a n s e c a r a g l o b a l y a n g
m e n j a r i n g b a n y a k p i h a k s e h i n g g a d i h a r a p k a n d a p a t memberikan
hasil yang lebih cepat dan lebih baik lagi.

3.4 Stategi Pelestarian Terumbu Karang

Westmacott S., et al., (2000) berbicara tentang strategi pelestarian terumbu karang dalam
konteks Daerah Perlindungan Laut, perikanan, pariwisata dan Pengelolaan Pesisir Terpadu.

A. Daerah Perlindungan Laut (DPL)


DPL dapat memegang peranan yang semakin penting bagi pelestarian dan
pengelolaan terumbu karang nantinya dengan cara:
Melindungi daerah terumbu karang yang tidak rusak yang dapat menjadi sumber larva
dan sebagai alat untuk membantu pemulihan.
Melindungi daerah yang rapuh untuk HotSpot, contohnya karena kenaikan air dingin
dari bawah laut dimasa mendatang, nantinya.
Melindungi daerah yang bebas dari dampak manusia dan cocok sebagai substrat bagi
penempelan karang dan pertumbuhan kembali.
Memastikan bahwa terumbu karang tetap menopang kelangsungan kebutuhan
masyarakat sekitar yang bergantung padanya.
Tindakan-tindakan pengelolaan dalam kaitannya dengan Daerah Perlindungan Laut
adalah:
1. Pengidentifikasian wilayah-wilayah terumbu karang yang kurang rusak dan
meninjau ulang sistem zonasi dan batasanbatasan. Survei terumbu-terumbu karang
dikawasan DPL adalah keharusan yang amat penting untuk dilakukan, untuk
mengidentifikasi terumbu karang sehat dan yang dapat menyumbang bagi pemulihan
wilayah tersebut secara keseluruhan.

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 10


MANUSIA
2. Menjamin bahwa DPL dikelola secara efektif. Terumbu-terumbu karangyang
rusak di DPL kemungkinan pulih lebih cepat jika mereka dikelola secara tepat dan
tidak diberikan beban tambahan seperti contohnya kunjungan wisatawan yang
banyak sekali.
3. Mengembangkan pendekatan lebih strategis untuk mendirikan sistem DPL.
Untuk pengembangan sistem DPL skala nasional dan regional, pendekatan lebih
strategis mungkin diperlukan untuk memperhatikan terumbu karang sumber dan
penampung dan pola penyebaran larva karang.
B. Perikanan
Terumbu karang membantu perikanan dalam nilai besar, termasuk ikan dan jenis
invertebrata. Pemanfaatan oleh manusia dapat timbul dalam skala komersial besar atau
dalam skala artisanal kecil. Tujuan utama dari beberapa perikanan adalah mengumpulkan
makanan, sementara perikanan lainnya dapat berkaitan dengan pengumpulan barang-
barang cinderamata dan perdagangan akuarium. Kesemua bidang usaha ini dapat
terpengaruh oleh pemutihan karang. Sementara kebanyakan penelitian perikanan saat ini
masih terfokus pada ikan yang dapat dimakan, kita dapat saja menggunakan teori
mutakhir untuk mengurangi dampak potensial pemutihan dan degradasi terumbu
karangpada perikanan terumbu karangsecara garis besar. Setelah mengkaji ulang teori-
teori dasar perikanan kami akan menerapkan prinsip pencegahan untuk membuat
beberapa usulan dalam garis besar.
Tindakan-tindakan dibidang perikanan adalah:
1. Mendirikan zona dilarang memancing dan pembatasan alat perikanan untuk
melindungi tempat berkembang biak dan menyediakan tempat berlindung bagi
ikan.
2. Mempertimbangkan ukuran perlindungan tertentu untuk:
Pemakan alga, seperti ikan kakatua dan ikan butane yang berperan penting untuk
mempertahankan substrat yang tepat bagi penempelan larva karang.
Ikan pemakan karang, seperti ikan kepe-kepe dan ikan damsel (damselfish) yang
ditangkap untuk perdagangan akuarium, mungkn berkurang populasinya karena
habitat dan sumber makanannya telah menurun.

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 11


MANUSIA
3. Memberlakukan peraturan yang melarang praktik penangkapan ikan yang merusak
(seperti dengan peledak, jaring insang (gill net), pukat cincin (purse seine),
sianida dan racun lain) yang dapat merusak terumbu karang.
4. Memonitor komposisi dan ukuran penangkapan untuk mengevaluasi kesuksesan
strategi pengelolaan dan mengimplementasikan strategi baru jika diperlukan.
5. Mengembangkan mata pencaharian pilihan bagi komunitas nelayan bila
diperlukan.
6. Membatasi masuknya nelayan baru ke daerah penangkapan ikan dengan sistem
pemberian ijin.
7. Mengatur pengambilan biota-biota terumbu karang untuk akuarium dan cindera
mata. Peraturan yang mengatur kegiatan-kegiatan ini ada di beberapa negara dan
harus digalakkan CITES (Convention on International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora) membantu mengontrol perdagangan
internasional dengan memberikan ijin eksport seluruh karang batu dan beberapa
kerang (contohnya kima raksasa). Negaranegara peserta CITES pun harus
melaksanakankewajiban mereka.

C. Pariwisata
Tindakan-tindakan pengelolaan di bidang pariwisata adalah:
1. Mempertahankan populasi ikan sehat bagi para penyelam dan snorkellers. Ikan
yang beraneka ragam dan warna-warni merupakan atraksi utama bagi penyelam
dan snorkeller, dan terumbu karang yang terdegradasi akhirnya akan menurunkan
jumlah ikan keseluruhan. Metode penyelesaiannya sama dengan tindakan
dibidang perikanan. Sehubungan dengan pariwisata, tindakan-tindakan ini
meliputi:
Mengurangi tekanan dari penangkapan ikan di sekeliling daerah penyelaman dan
snorkelling.
Mendirikan zona dilarang memancing dimana penyelaman dan snorkelling
diperbolehkan.
Mengadakan pemisahan antara zona untuk penyelaman dan snorkelling dengan
zona penangkapan ikan guna mengurangi konflik.

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 12


MANUSIA
Menghentikan praktik penangkapan ikan yang merusak yang menurunkan
populasi ikan dan merusak keunikan pesona bawah air.
2. Melibatkan wisatawan dalam permasalahan pemutihan. Banyak penyelam dan
snorkeller ingin terlibat dalam kegiatan pelestarian terumbu karang dan akan
menyambut baik kesempatan untuk berpartisipasi pada prakarsa-prakarsa yang
berhubungan dengan pemulihan terumbu karang.
3. Diversifikasi industri pariwisata. Dalam rangka memonitor perubahan pada
kunjungan wisata ke terumbu karang, survei berkala wajib dilakukan. Monitoring
perubahan pasar pariwisata akan mengindikasikan apakah pemasaran kegiatan
pariwisata alternatif diperlukan untuk mempertahankan industri.
4. Mengurangi dampak kegiatan pariwisata secara umum. Pada terumbu karang yang
telah terdegradasi dan memutih, pengelolaan kegiatan pariwisata sekelilingnya
amat diperlukan. Dampak-dampak berikut ini, antara lainnya, harus dikurangi atau
dihilangkan;
Kontak langsung dari penyelaman atau snorkeling (karena berjalan atau
mengetuk-ketuk terumbu); menyediakan informasi bagi para penyelam dan
mendidik mereka tentang bahaya potensial.
Situs menyelam atau terumbu karang yang digunakan terlalu sering; merelokasi
situs penyelaman atau membatasi jumlah penyelam di tempat menyelam yang
terkenal.
Kerusakan fisik dari kapal yang menjangkar (pelayaran penyelaman, nelayan,
pesiar, dan lain-lain) dapat dikelola dengan menunjuk zona penjangkaran,
menyediakan pilihan, seperti mooring, dan memberlakukan peraturan-peraturan
lain sehubungan dengan penjangkaran ramah lingkungan.
Kontaminasi dari pembuangan limbah dekat pantai (contohnya limbah dari
resort); mungkin lebih tepat bila resort pantai memproses air buangan atau
mendaur ulang untuk pemeliharaan taman mereka sehingga nutrisi-nutrisi
buangan dapat dipergunakan oleh tanaman.
Sedimentasi dan polusi konstruksi bangunan (contohnya dermaga kecil dan
dermaga besar, pelabuhan dan marina); tersedia bimbingan untuk rupa-rupa

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 13


MANUSIA
kegiatan konstruksi dan pelaksanaannya, dan berbagai metode telah
dikembangkan untuk mengurangi dampak tersebut.
5. Mendorong wisatawan untuk menyumbang dana untuk usaha pemulihan dan
pengelolaan. Mengelola terumbu karang, yang sehat maupun yang tengah pulih
dari kerusakan, membutuhkan sumber pendanaan yang memadai dimana
merupakan sesuatu kekurangan dari negara-negara yang terpengaruh paling kritis.
Indusri pariwisata yang menggantungkan diri atau memanfaatkan terumbu karang
secara ekstensif yang terdapat di banyak daerah, harus menyumbang bagi
pengelolaan perlindungan terumbu karang.
6. Menyebarluaskan informasi kepada umum melalui pendidikan dan propaganda
lainnya. Industri pariwisata dapat memegang peranan penting dalam pendidikan
dan kegiatan-propaganda lainnya.

D. Pengelolaan Pesisir Terpadu


Terumbu karang, khususnya terumbu karang tepi, seringkali ditemui dekat pesisir
dan terletak mungkin hanya beberapa meter dari garis pantai. Pertumbuhan populasi yang
cepat dan naiknya permintaan untuk industri, pariwisata, perumahan, pelabuhan dan
tanjung menghasilkan perkembangan pesisir yang ekstensif. Oleh karena itu, tindakan-
tindakan berikut perlu ditekankan:
1. Menerapkan sistem Daerah Perlindungan Laut dalam kerangka kerja Integrated
Coastal Management (ICM) / Pengelolaan Pesisir Terpadu, yang perlu diperhatikan
adalah pengetahuan tentang inter-koneksi (inter-connectedness), kepekaan dan
kemampuan pulih terumbu karang yang berbeda.
2. Mengimplementasikan ukuran-ukuran untuk meningkatkan penangkapan ikan yang
dikelola berkelanjutan dan keterpaduan dari semua ini dalam garis besar
perkembangan ekonomi daerah pesisir.
3. Pengembangan dan implementasi dari alat perencanaan, garis-garis acuan, peraturan
dan ukuran-ukuran insentif dan mekanisme-mekanisme lain untuk mempromosikan
konstruksi ramah lingkungan dan bentuk lain dari pemanfaatan tanah dan
pembangunan pesisir.

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 14


MANUSIA
4. Peraturan bagi polusi bersumber dari daratan. Polusi alam ini harus ditangani secara
internasional, regional, nasional dan lokal serta banyak prakarsa sedang
direncanakan. Pengelola terumbu karang dan pembuat keputusan dapat membantu
mempromosikan teknologi baru dan mendorong metode-metode temuan baru untuk
limbah buangan ramah lingkungan, seperti pemanfaatan lahan basah untuk
menyaring keluar limbah kaya nutrisi, dan kering atau kompos kotoran.
5. Pengelolaan pengapalan dan pengangkutan lain untuk mengurangi kerusakan pada
terumbu karang dan ekosistem yang berasosiasi dengan penjangkaran, pendaratan
(grounding), tumpahan minyak dan limbah buangan
6. Perlindungan garis pantai terhadap erosi. Erosi pesisir dapat meningkat jika terumbu
karang yang sebelumnya melindungi pantai dari ombak dan badai, dirusak. Erosi
beberapa meter dilaporkan terjadi di pantai dibeberapa daerah Seychelles dimana
terumbu karang telah terkena pemutihan.

E. Teknik-teknik Restorasi
Karena restorasi karang secara aktif umumnya mahal dan tidak selalu berhasil,
pengelola harus menilik situasinya secara cermat sebelum melaksanakan program
tersebut dan mempertimbangkan beberapa faktor yaitu:
1. Apa tujuan proyek restorasi? Apakah terumbu karangyang direstorasi untuk
pelestarian keanekaragaman, pariwisata, perikanan, perlindungan terhadap erosi
pesisir atau hanya untuk penelitian saja? Tujuan tersebut akan membantu penentuan
pemakaian metode.
2. Apa skala dari proyek restorasi tersebut? Apakah daerah yang terdegradasi
merupakan lokasi tertentu (yaitu ditempat kapal biasa membuang jangkar atau
berlabuh), sebagian atau seluruh komplek terumbu? Jika daerah yang rusak adalah
luas (contohnya sehabis pemutihan besar-besaran), perhatian khusus harus
diberikan seperti pada arah mana restorasi akan dilakukan dalam hal pola-pola arus
(mendorong pembibitan karang ke hilir tetapi menghindari sumber-sumber polusi
dari hulu) dan terbukanya kemungkinan pengrusakan akibat gelombang, sumber-
sumber polusi dan kekeruhan air.

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 15


MANUSIA
3. Ketika tujuan dan skala telah ditentukan, evaluasi biaya proyek perlu dilakukan
dengan memperhatikan penggunaan dana yang seefektif mungkin.
4. Bagaimana tingkat kesuksesan dari metode yang akan dipakai? Metode manakah
yang paling hemat biaya untuk daerah tersebut? Penting, penggunaan metode tidak
boleh menambah kerusakan terumbu.
5. Apa yang akan menjadi kemampuan bertahan jangka panjang dari program ini?
Untuk menjamin kesuksesan, kesinambungan proyek harus cukup lama sehingga
kemajuan restorasi dapat dimonitor.
6. Apakah komunitas setempat dan pengguna terumbu karang dapat dilibatkan?
Partisipasi aktif dari mereka yang mata pencahariannya terkait dengan terumbu
karang akan meningkatkan peluang keberhasilan.

F. Monitoring dan Penelitian


Program monitoring yang dirancang dengan baik adalah perangkat sangat penting
untuk mengikuti perubahan-perubahan pada terumbu karang yang memutih dan untuk
mengawasi kondisi umum dari terumbu yang tidak terkena dampak pemutihan.
Monitoring harus dimulai secara sederhana, adaptif dan fleksibel, dan dirancang sesuai
dengan tujuan pengelolaan.
Masih banyak yang harus kita pelajari tentang fenomen pemutihan karang dan
dampak potensialnya bagi terumb karang dan orang-orang yang bergantung kepadanya.
Pengelola terumbu dan pembuat keputusan dapat mendorong ilmuwan, laboratorium-
laboratorium laut, LSM dan institusi pemerintahan agar melaksanakan studi-studi untuk
menjembatani jurang pemisah antara pengetahuan kita dan degredasi terumbu karang.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 16


MANUSIA
1. Dalam menyelamatkan kelangsungan hidup terumbu karang yang paling
utama adalah perlunya kesadaran dari manusia sendiri selaku pihak yang
telah banyak melakukan kerusakan pada terumbu karang. Dengan cara tidak
membuang sampah dan mengotori lingkungan. Mengurangi pemanasan global
dengan prinsip re d u c e , r e u s e , r e c y c l e .Melakukan kampanye lingkungan
hidup serta turut aktif dalam kegiatan penyelamatan lingkungan hidup.
2. P e m e r i n t a h m e m b u a t k e b i j a k a n d a n p e r a t u r a n y a n g t e g a s m e g e n a i
k e g i a t a n p e r u s a k a n lingkungan. Pemerintah bekerja sama dengan lembaga dan
organisasi untuk mengawasi n a i k - t u r u n n y a p e r u b a h a n l i n g k u n g a n , m e m b e r i
p e n d i d i k a n l i n g k u n g a n h i d u p , d a n melakukan kampanye-kampanye agar
masyarakat peduli akan lingkungan.
3. U p a y a u p a y a p e n e l i t i a n y a n g t e l a h b a n y a k d i l a k u k a n u n t u k m e n j a g a
d a n m e l i n d u n g i agar terumbu karang dapat bertahan dan tumbuh kembali
dari kerusakan lingkungan.Dengan melakukan restorasi secara fisik maupun biologis.
4. Kampanye-kampanye yang banyak dilakukan hendaknya tidak hanya di
jadikan wacana,t a p i d i j a l a n k a n d e n g a n s u n g g u h - s u n g g u h . U p a y a
penyelamatan lingkungan perludilakukan secara global karena
l i n g k u n g a n s a t u n e g a r a d e n g a n n e g a r a l a i n s a l i n g berkaitan.
5. Bumi kita hanya ada satu, karena itu harus dijaga dan dilindungi dengan baik
agar tidak menyesal di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Darhuri R.et al. 2001.Kerusakan Ekosistem Laut.Gramedia; Jakarta

Zuidam,1985.Terumbu Karang Dan Fungsinya.Erlangga; Surabaya

Tinungki GM,2001.Kerusakan terumbu karang.Bappeda NTT;Kupang.

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 17


MANUSIA
Anonym.2015.Kerusakan Terumbu karang https://www.scribd.com/doc/24254832/kerusakan-
terumbu-karang. Diakses pada tanggal 22 september 2017;Indonesia

KORALOGIKERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT KEGIATAN 18


MANUSIA

Anda mungkin juga menyukai