DISUSUN OLEH :
KELAS A
Dosen :
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmatnya serta penyertaan-Nya, sehingga tugas makalah “Spesies
Dalam penulisan makalah ini saya berusaha menyajikan bahan dan bahasa
yang sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca. Saya
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Maka saya berharap
adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan
mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................4
2.3 Morfologi...................................................................................6
2.4 Anatomi......................................................................................6
3.1 Kesimpulan.................................................................................8
3.2 Saran...........................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Rhizophoraceae yang memiliki karakteristik berupa akar tunjang akar papan
ataupun akar lutut. Selain itu memiliki hipokotil yang sudah berkecambah ketika
masih berada di pohon, sehingga suku ini relatif lebih mudah dikembangbiakkan
untuk revegetasi wilayah pesisir.
Luas hutan mangrove di seluruh Papua adalah 1,350 juta hektar dan jenisjenis
mangrove yang hadir di Papua diantaranya Bruguiera cunjugata, Bruguiera
carpyophyloides, Bruguiera lerioptala, Bruguiera parviflora,Rhizophora
mucronata, Rhizophora conjugata, Xylocarpus granatum, Xylocarpus
moluccensis,Ceriops condeliana, Avicennia officinalis, Hertiera littoralis,
Sonneratia alba dan Sonneratia acidu dengan penyebaran di daerah pantai utara
dan selatan pulau Papua ,diteluk Saireri, sepanjang sungai Mamberamo,diteluk
Homblot Jayapura, diteluk Wasoki, Ansus, di sebelah timur antara pulau Biak dan
Yapen,sedangkan di bagian selatan mangrove tumbuh di sepanjang pantai
Waigeo, sebelah utara pegunungan, di pantai Semenanjung Barai di sekitar Teluk
Bentuni. (Soehardjadi, 1962 dalam Silalahi, 1995). Jenis yang paling banyak
adalah family Rhizophoraceae sebanyak 6 spesis.
Waropen merupakan daerah yang berada dalam wilayah Papua dan merupakan
salah satu daerah penyebaran mangrove. Kawasan hutan mangrove Kampung
Sanggei Distrik Urei – Faisei Kabupaten Waropen dan kawasan ini terletak pada
daerah dataran rendah atau daerah pingiran sungai dan muara yang memiliki
potensi sumberdaya alam berupa flora dan fauna. Salah satu floranya adalah
mangrove yang hidup dan tumbuh bersama - sama dengan berbagai jenis
ekosistem yang berada di dalam kawasan tersebut. Kawasan hutan mangrove
tumbuh di bagian pesisir pantai Kabupaten Waropen. Secara geografi kawasan ini
terletak antara 02°11’LS - 02°18’LS dan 136°25’BT - 137°35’BT.
2
6. Bagaimana struktur luar polen dari Bruguiera parviflora?
7. Bagaimana penyebaran dan ekologi dari Bruguiera parviflora?
8. Apa manfaat atau kegunaan dari Bruguiera parviflora?
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis - jenis mangrove yang termasuk dalam ciri tersebut adalah Rhizophora,
Avicennia, Sonneratia, Bruguiera, Xylocarpus, dan Lumnitzera.
4
2.2 Klasifikasi Bruguiera parviflora
Kingdom : Plantae
Ordo : Malpighiales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Bruguiera
Berupa semak atau pohon kecil yang selalu hijau, tinggi (meskipun jarang)
dapat mencapai 20 m. Kulit kayu burik, berwarna abu-abu hingga, coklat tua,
bercelah dan agak membengkak di bagian pangkal pohon. Akar lutut dapat
mencapai 30 cm tingginya.
5
2.3 Morfologi
Diameter ranting 0,3-1,5 cm. Daun: panjang tangkai daun 0,7-4,5 cm, jarak
antar tangkai daun 0,2-3 cm, tata susun letak daun tersebar, bentuk daun
menjorong, panjang 0,5-18 cm, lebar 3-7 cm, ujung melancip, pangkal menirus,
permukaan atas halus, permukaan bawah kasar, tepi mengutuh, pertulangan daun
menyirip, jumlah cabang tulang daun 38-54, derajat kemiringan cabang tulang
daun 45°-62°. Bunga : tipe bunga tunggal, jumlah kelopak bunga 7-12, warna
kelopak bungamerah menyala. Hipokotil: Permukaan bergerigi, diameter 0,3-1,5
cm, panjang 2,5-17,5 cm.
2.4 Anatomi
Bentuk stomata Anomositik, ukuran : 8,50-11,6 μm, kerapatan stomata :
107,00/ -142,67/ . Epidermis : bentuk permukaan atas : isodiametrik menyegi
lima, menyegi enam, menyegi tujuh (p : 7,8- 11,0 μm), bentuk permukaan bawah :
isodiametrik menyegi lima, menyegi enam, menyegi tujuh(p: 5,0-7,5 μm).
6
Pohon ini acap membentuk tegakan murni di wilayah mangrove yang jarang
tergenang pasang. Satu dua individu mungkin ditemukan di tepi-tepi saliran air
pasang atau di seputar tempat ikan. Sering pula didapati dengan jenis-jenis
Rhizophora di bagian perdalaman mangrove, di atas lumpur yang telah mantap.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hutan mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh di antara garis pasang
surut tetapi dapat tumbuh pada pantai karang yaitu pada karang koral yang mati
yang diantaranya tertimbun lapisan tipis pasir, ditimbuni lumpur atau pantai
berlumpur.
Berupa semak atau pohon kecil yang selalu hijau, tinggi (meskipun jarang)
dapat mencapai 20 m. Kulit kayu burik, berwarna abu-abu hingga, coklat tua,
bercelah dan agak membengkak di bagian pangkal pohon. Akar lutut dapat
mencapai 30 cm tingginya.
Lenggadai digunakan untuk kayu bakar, mengobati penyakit dan luka bakar.
Serta dapat di konsumsi, digunakan sebagai sayuran.
3.2 Saran
Hutan mangrove harus dijaga kelestariannya karena mangrove dapat
mengatasi kadar salinitas dengan cara menghindari penyerapan garam dari media
tumbuhnya secara selektif, sementara beberapa jenis lainnya mampu
mengeluarkan garam dari kelenjar khusus pada daunnya. Mangrove memiliki
fungsi sebagai penangkap sedimen di daerah estuaria, penahan gelombang aberasi,
tempat asuhan dan meanvari makan berbagai jenis biota laut, sebagai sumber
bahan obat, racun ikan dan penyamak. Tumbuhan.
8
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA