Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AGRONOMI

Budidaya dan Penanaman Tanaman Buah Stroberi

Oleh :
Dinar Sudarmanto
A1D0022127
Kelas F

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan
karunia-Nya, sehingga penulisan makalah dengan judul Budidaya dan Penanaman
Tanaman Stroberi pada mata kuliah Agronomi ini bisa terselesaikan. Tujuan dari
makalah ini adalah untuk mengetahui cara budidaya tanaman buah stroberi dan
penanamannya agar mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Dengan adanya
makalah ini diharapkan mampu menjadi bahan bacaan dan pertimbangan dalam
pembelajaran dan praktik lapangan.
Penulis meminta maaf jika dalam penulisan laporan praktikum masih terdapat
kekurangan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlibat dalam pembuatan makalah. Terima kasih atas kritik dan saran
yang membangun sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan di kemudian hari.

Purwokerto, 17 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
D. Manfaat ..................................................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3
III. PENUTUP....................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 7

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Petani memiliki peranan penting dalam perkembangan ketahanan pangan di


Indonesia. Oleh karena itu Indonesia dikenal dengan sebutan negara agraris yang
sebagian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian. Pemerintah selalu dibantu
oleh petani dalam memenuhi kebutuhan pangan untuk seluruh warga Indonesia. Selain
untuk memenuhi kebutuhan pangan, sektor pertanian merupakan sektor yang berperan
penting dalam pembangunan nasional. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS), jumlah petani di Indonesia tahun 2013 mencapai 31,70 juta orang. Jumlah
petani tersebut terbagi dalam sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, budidaya ikan, dan kehutanan (Suratha, 2015). Sektor pertanian
memberikan kontribusi terhadap ekonomi regional dan nasional di banyak negara
tropis salah satunya Indonesia. Hal ini menyebabkan Indonesia mengalami kecukupan
paparan sinar matahari hampir sepanjang hari dan curah hujan yang sangat mendukung
untuk kegiatan pertanian.
Dalam dunia pertanian ada istilah yang sering disamakan yaitu “kebun” dan
“ladang”. Namun pada dasarnya kedua istilah tersebut berbeda dan memiliki
pengertian yang berbeda. Istilah “kebun” merujuk pada suatu sistem usaha tani
komersial. Sedangkan “ladang” merujuk pada sistem usaha tani yang subsistem
khususnya untuk tanaman semusim. Kedua istilah tersebut erat kaitannya dengan
budidaya perkebunan karena kebun dan ladang digunakan sebagai media tumbuh
tanaman penghasil komoditas perdagangan terutama kepada pasar ekspor.
Pertanian di Indonesia seringkali menanam tanaman dengan kategori tanaman
semusim. Tanaman semusim adalah tanaman yang dibudidayakan dan dipanen dalam
satu musim, yaitu antara 3-4 bulan. Dengan waktu tanam yang singkat, tanaman
semusim memang sangat menarik untuk dibudidayakan. Di Indonesia sendiri sudah
banyak praktik pertanian dengan menggunakan tanaman semusim contohnya jagung
dan umbi-umbian. Tanaman semusim memiliki kemampuan untuk menyuburkan tanah
karena dapat melindungi makhluk hidup (cover crop) dan sifat fisika tanah. Beberapa
tanaman semusim antara lain jagung, semangka, stroberi, tomat, ercis, umbi-umbian,
dan masih banyak lagi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:


1. Apasaja proses dalam pembudidayaan tanman buah stroberi?
2. Bagaimana proses penanaman pada tanaman buah stroberi?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatn makalah ini yaitu:


1. Untuk mengetahui tahapan atau proses dalam pembudidayaan tanaman buah
stroberi;
2. Untuk mengetahui tahapan atau proses penanaman pada tanaman buah stroberi.

D. Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah memberikan pengetahuan terkait


pembudidayaan tanaman buah stroberi yang dapat menghasilkan produksi maksimal.
Sehingga nantinya dapat menjadi bahan bacaan dan referensi terkait tindakan dalam
menangani kedua kasus yang dibahas.

2
II. PEMBAHASAN

Tanaman semusim adalah tanaman yang dapat dipanen dalam satu kali musim
tanam. Tanaman ini banyak dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi
dan banyak dibutuhkan untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Tanaman semusim sangat
banyak jenisnya, namun yang sering dibutuhkan oleh masyarakat luas yaitu buah-
buahan. Buah-buahan memiliki kandungan yang sangat baik untuk tubuh. Kandungan
yang ada di dalam buah-buahan antara lain vitamin, mineral, air, dan serat pangan.
Dengan banyaknya kandungan di dalamnya, buah-buahan dapat meningkatkan
metabolisme tubuh dan mencegah penyakit tertentu.
Stroberi (Fragaria vesca) merupakan salah satu buah-buahan yang sangat
digandrungi oleh masyarakat baik di Indonesia maupun luar negeri. Hal ini
dikarenakan stroberi (Fragaria vesca) memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Daya
pikatnya terletak pada warna buah yang merah mencolok dengan bentuk yang menarik.
Stroberi adalah salah satu komoditas tanaman semusim yang penting di dunia, terutama
untuk negara-negara dengan iklim subtropis. Buah stroberi memiliki kandungan gizi
yang tinggi seperti kandungan vitamin A, vitamin C, karbohidrat, kalium, natrium,
protein, dan air.
Budidaya buah stroberi di Indonesia sendiri sudah semakin banyak dilakukan
oleh para petani. Misalnya di daerah kabupaten Jayawijaya yang sudah melakukan
budidaya stroberi tetapi masih dalam skala kecil dan konvensional. Selain di
Jayawijaya, budidaya stroberi juga sudah dilakukan di daerah kabupaten Bandung dan
menjadi salah satu komoditas unggulan dari kabupaten Bandung. Jika dilihat dari
kedua contoh tersebut, tanaman stroberi tumbuh dengan baik di wilayah dataran tinggi.
Namun ada hal yang menjadi perhatian khusus yaitu area yang tersedia di dataran tinggi
sangat terbatas sehingga penggunaan di daerah dataran rendah dapat menjadi alternatif.
Meskipun budidaya buah stroberi di Indonesia sudah mulai berkembang, namun hasil
produksi dan kualitas masih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti

3
gangguan organisme, kandungan hara, lingkungan, dan lain-lain. Oleh karena itu,
dalam proses pembudidayaan tanaman stroberi harus memperhatikan hal-hal iklim,
suhu, kelembaban, pencahayaan, dan tanah.
Tanaman stroberi mampu tumbuh dengan baik di lingkungan dengan iklim yang
sedang. Tetapi tidak dengan suhu dan kelembaban yang ekstrem seperti hembusan
angin yang kuat. Salah satu cara untuk mengantisipasi hal tersebut dapat dengan
menanam tanaman penahan angin, rumah kaca, pengairan yang memadai, dan
pemberian mulsa. Budidaya stroberi dapat dilakukan di kebun, pot, serta secara
hidroponik. Namun petani di Indonesia pada umumnya melakukan pembudidayaan di
kebun. Pembudiyaan di kebun harus dilakukan modifikasi dengan tujuan
meningkatkan hasil produksinya seperti penggunaan mulsa.
Tanaman stroberi (Fragaria vesca) dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis
seperti Indonesia dengan ketinggian sekitar 600 mdpl. Pada ketinggian ini, suhu udara
berkisar pada 14-25˚C dan kelembaban udara relatif berkisar antara 85-95%.
Pertumbuhan stroberi akan lebih optimal karena tidak mengalami gejala stres
dikarenakan suhu dan laju transpirasi yang tinggi. Jika suhu terlalu tinggi, tanaman
stroberi tidak berbunga dan tanaman lemah yang nantinya berakibat tanaman menjadi
stres. Kondisi yang seperti ini sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman stroberi.
Derajat keasaman atau pH tanah yang ideal bagi tanaman stroberi adalah 5,8-6,5.
Tanaman stroberi akan tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki kandungan
bahan organik yang tinggi. Tanah dengan bahan organik yang tinggi memiliki porositas
yang sangat baik dan persediaan nutrisi yang cukup banyak bagi tanaman. Porositas
yang baik dapat meningkatkan akar tumbuh dengan optimal. Tanaman stroberi
menyukai sinar matahari penuh. Respon tanaman stroberi terhadap sinar matahari
terhadap sinar matahari tergantung pada karakter genetik kultivarnya. Jika tanaman
menerima sinar matahari kurang dari 12 jam, tanaman akan mengalami rangsangan
perbungaan kemudian berbunga. Jika menerima sinar matahari lebih dari 12 jam,

4
tanaman akan memasuki fase vegetatif sehingga tidak akan berbunga dan akan
memperbanyak diri dengan stolon.
Budidaya tanaman stroberi diawali dengan pengolahan tanah terlebih dahulu.
Sebelum ditanami stroberi, tanah dibersihkan dari gulma terlebih dahulu khususnya
memiliki batang atau umbi di dalam tanah. Proses ini bisa dilakukan dengan cara
mekanik yaitu mencangkul tanah kemudian membolak-balik permukaannya, atau
dengan cara kimia yaitu menggunakan herbisida. Setelah pembersihan gulma, tanah
diberikan proses pengapuran karena untuk mendapatkan derajat keasaman atau pH
tanah yang sesuai bagi tanaman stroberi. Biasanya pengapuran dilakukan dengan
menambahkan kapur kalsit atau dolomit. Menurut Hamet Setijono “Jumlah kapur kalsit
yang harus ditambahkan untuk membuat pH tanah menjadi 6,0 untuk setiap 10m2
adalah 2,1 × kandungan alumunium yang dapat dipertukarkan. Setelah pengapuran,
dapat dilakukan penambahan bahan organik dengan menambahkan kompos. Kompos
sendiri berasal dari pupuk kandang atau dedaunan yang sudah didekomposisi. Pupuk
kandang yang dapat digunakan antara lain kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran
kambing, dan cacing. Proses terakhir yaitu pemberian mulsa plastik, ini sangat
dianjurkan karena mulsa plastik baik hitam maupun perak akan menahan air di dalam
tanah. Selain itu juga dapat menjaga kestabilan suhu dan pH tanah, menghindari
pencucian unsur hara akibat hujan, mencegah tumbuhnya gulma, menahan erosi, serta
menghindari buah bersentuhan dengan tanah.
Tahap penanaman stroberi di tanah dapat dilakukan dengan beberapa metode
yaitu guludan atau bedengan dan karpet. Pengaturan penanaman dilakukan setelah
pengolahan lahan. Pada umumnya para petani di Indonesia menggunakan sistem
penanaman berupa guludan atau bedengan. Sistem penanaman ini dibuat memanjang
searah terbit dan terbenamnya matahari. Guludan dibuat dengan ketinggian 40-50 cm
dan lebar 1-1,3 meter untuk dua baris tanaman atau 1,5-1,7 meter untuk empat baris
tanaman. Jarak antar tanaman dalam satu baris adalah 30-35 cm. Setelah dibuat,
guludan diberi bahan organik, kapur, dan zeolit.

5
III. PENUTUP

Berdasarkan penjelasan terkait pembudidayaan tanaman stroberi (Fragaria


vesca) dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Budidaya tanaman stroberi diawali dengan pengolahan tanah terlebih dahulu.
Proses ini bisa dilakukan dengan cara mekanik yaitu mencangkul tanah kemudian
membolak-balik permukaannya, atau dengan cara kimia yaitu menggunakan
herbisida. Setelah pembersihan gulma, tanah diberikan proses pengapuran karena
untuk mendapatkan derajat keasaman atau pH tanah yang sesuai bagi tanaman
stroberi. Biasanya pengapuran dilakukan dengan menambahkan kapur kalsit atau
dolomit. Setelah pengapuran, dapat dilakukan penambahan bahan organik dengan
menambahkan kompos. Kompos sendiri berasal dari pupuk kandang atau
dedaunan yang sudah didekomposisi. Pupuk kandang yang dapat digunakan antara
lain kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran kambing, dan cacing. Proses terakhir
yaitu pemberian mulsa plastik, ini sangat dianjurkan karena mulsa plastik baik
hitam maupun perak akan menahan air di dalam tanah. Selain itu juga dapat
menjaga kestabilan suhu dan pH tanah, menghindari pencucian unsur hara akibat
hujan, mencegah tumbuhnya gulma, menahan erosi, serta menghindari buah
bersentuhan dengan tanah.
2. Tahap penanaman stroberi di tanah dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu
guludan atau bedengan dan karpet. Pengaturan penanaman dilakukan setelah
pengolahan lahan. Pada umumnya para petani di Indonesia menggunakan sistem
penanaman berupa guludan atau bedengan. Sistem penanaman ini dibuat
memanjang searah terbit dan terbenamnya matahari. Guludan dibuat dengan
ketinggian 40-50 cm dan lebar 1-1,3 meter untuk dua baris tanaman atau 1,5-1,7
meter untuk empat baris tanaman. Jarak antar tanaman dalam satu baris adalah 30-
35 cm. Setelah dibuat, guludan diberi bahan organik, kapur, dan zeolit.

6
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, D., Genua, V., Kristianto, S., Murdaningsih, & Hutubessy, J. I. B. (2021).
Tanaman Perkebunan Prospektif Indonesia. CV. Penerbit Qiara Media.
Fitriani, M. S., Jasminarni, Evita, & Novita, T. (2018). IbM Dasa Wisma Budidaya
Stroberi Lokal Di Kampung Tengah. Jurnal Karya Abdi Masyarakat, 2(2):
76–81.
Kurnia, A. (2005). Petunjuk Praktis Budidaya Stroberi. PT AgroMedia Pustaka.
Suratha, I. K. (2015). Krisis Petani Berdampak Pada Ketahanan Pangan Di Indonesia.
Media Komunikasi Geografi, 16(1): 67–80.
Tulak, A., Khaerunisa, & Shoy. (2019). Pengembangan Budidaya Stroberi Di Distrik
Walesi Kabupaten Jayawijaya. Jurnal OPTIMA, 3(1): 32–40.

Anda mungkin juga menyukai