Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

BOTANI LAUT
(MANGROVE)

OLEH

DANDI ASMAWI
1804111123
ILMU KELAUTAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat
Rahmat dan Karuni-Nya penulisan panduan praktikum mata kuliah Botani Laut
dapat diselesaikan. Panduan praktikum mata kuliah Botani Laut ini memuat
tentang Jenis-jenis Buah Mangrove, Tipe Perakaran Mangrove, Cara
Mengidentifikasi Jenis Pohon Mangrove, dan Cara Menghitung Kerapatan
Vegetasi Mangrove.
Dengan telah selesainya disusun laporan pratikum mata kuliah Botani Laut
ini diharapkan akan membantu dan mempermudah mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum di lapangan dan laboratorium. Kegiatan praktikum yang
dapat terlaksana dengan baik akan dapat memberikan kompetensi mahasiswa
tentang tumbuhan laut yang merupakan bekal untuk bersain dalam dunia kerja
kerja.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
semua pihak yang membantu dalam penyusunan panduan praktikum ini. Kami
menyadari laporan pratikum ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Untuk
itu kami mengharapkan masukan dan saran dari segenap pembaca untuk
kesempurnaan laporan ini. Terima kasih.

Meranti, Desember 2020

Dandi Asmawi
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

II. PRAKTIKUM I : PENGENALAN BUAH MANGROVE ................... 3

III. PRAKTIKUM II : PENGENALAN TIPE PERAKARAN MANGROVE ...... 5

IV. PRAKTIKUM III : CARA MENGHITUNG KERAPATAN MANGROVE ... 10

LAMPIRAN ......................................................................................................... 13
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Jenis buah mangrove……………………………….............. 13
2. Tipe perakaran mangrove ……………………….................. 14
I. PENDAHULUAN

Ekosistem laut dan pesisir menyimpan berbagai sumber daya alam, baik
sumberdaya hayati maupun sumberdaya non hayati, bahkan juga menyimpan
sumberdaya jasa-jasa lingkungan. Sumberhaya hayati yang ada di ekosistem laut
dan pesisir tersebut meliputi flora dan fauna. Salah satu sumberdaya flora di
ekosistem pesisir adalah mangrove.
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang
didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan
berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini
ini umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat
aliran air, dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat.
Hutan mangrove ini banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal,
estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung (Bengen, 2001).
Mangrove umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya
berlumpur, berlempung atau berpasir; daerah tergenang air laut secara berkala,
baik setiap hari maupun yang hanya tergenang pada saat pasang purnama.
Frekuensi genangan menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove; menerima
pasokan air tawar yang cukup dari darat; dan terlindung dari gelombang besar dan
arus pasang surut yang kuat. Air bersalinitas payau (2-22 ‰) hingga asin
(mencapai 38 ‰) (Bengen 2002). Ada tujuh persyaratan utama yang diperlukan
untuk pertumbuhan mangrove dengan baik, yaitu, 1) suhu udara dengan fluktuasi
musim tidak lebih dari 5 oC, 2) arus laut yang tidak terlalu keras, 3) tempat-
tempat yang terlindung dari angin kencang dan gempuran ombak kuat, 4)
topografi pantai yang datar/landai, 5) keberadaan air laut, 6) fluktuasi pasang surut
yang cukup besar dan 7) keberadaan lumpur dan tanah vulkanik (Chapman dalam
Kusmana 1996).
Hidup di lingkungan substrat lumpur yang kurang stabil, oksigen yang
rendah dan adanya arus pasang surut, maka mangrove mempunyai mekanisme
adaptasi, baik secara morfologi maupun mekanisme fisiologi. Untuk hidup pada
substrat yang kurang stabil dan oksigen rendah mangrove mengembangkan sistem
perakaran yang beda dengan perakaran vegetasi darat. Mangrove mempunyai
sistem reproduksi dengan buah vivivar, yang mana sudah mulai berkembang
semenjak masih menempel pada pohon induk, disamping juga ada yang
mempunyai biji normal.
Mangrove mempunyai fungsi atau peranan yang begitu penting di
ekosistem pesisir dan laut. Hutan mangrove merupakan ekosistem utama
pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir. Hutan mangrove
mempunyai fungsi penting, yang dapat dikelompokkan atas fungsi ekologis dan
fungsi ekonomis. Adapun fungsi ekologis dari hutan mangrove adalah : penyedia
nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan, penahan abrasi, amukan
angin, taufan, tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut dan lain
sebagainya. Untuk itu ekosistem mangrove ini sangat perlu dipelihara
keberadaannya.
II. PRATIKUM I

A. Judul : Pengenalan Jenis-jenis Buah Mangrove


B. Pendahuluan
Vegetasi mangrove hidup di daerah intertidal yang sangat dipengaruhi oleh
pasang surut air laut. Mangrove harus mempunyai mekansime adaptasi untuk
lingkungan seperti tersebut.. Salah satu adaptasi mangrove adalah dalam hal
reproduksinya. Mangrove menghasilkan buah untuk perkembangbiakannya yang
bersifat vivivar. Sebagian besar mangrove bersifat vivivar, dimana perkembangan
biakan benih sudah dimulai sejak masih lengket pada pohon induk, seperti jenis
Rhizophora, Bruguiera dan Ceriops dan lainnya. Buah yang dihasilkan dapat
mengapung dalam waktu yang lama dalam air sampai mencapai substrat yang
diinginkannya untuk tumbuh.
Bentuk buah atau propagul dari mangrove berbagai macam. Bentuknya
yang unik memungkinkannya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang
berlumpur serta adanya arus pasang surut. Oleh karena itu perlu adanya
pengetahuan mengenal bentuk-bentuk buah mangrove dan penyemaiannya.

C. Tujuan
Untuk mengajarkan kepada mahasiswa beberapa jenis buah mangrove dalam
beradaptasi dengan lingkungan yang berlumpur dan adanya pasang surut laut.

D. Bahan dan Alat


- Kamera
- Alat pempotong (pisau dan parang)
- Kantong plastik
- Buku Identifikasi
- Komputer dan paket kuota internet

E. Prosedur
a. Dosen atau asisten meninjau lokasi yang baik untuk kegiatan praktikum
b. Mahasiswa telah mendapatkan materi perkuliahan tentang jens-jenis buah
mangrove
c. Mahasiswa yang terbentuk menuju lokasi/lapangan untuk mengidentifikasi
jenis-jenis buah mangrove
d. Mahasiswa mencatat ciri-ciri buah mangrove yang dimiliki masing-
masiing jenis yang diidentifikasi sesuai dengan yang terdapat pada buku
identifikasi dan dokumentasikan serta digambar
e. Mahasiswa membuat laporan praktikum

F. Pertanyaan untuk didiskusikan


a. Berapa jumlah jenis buah mangrove yang anda jumpai dan mengapa
berbeda-beda?
b. Apa permasalahan dalam mengidentifikasi jenis buah mangrove?
III. PRAKTIKUM II

A. Judul : Pengujian Jenis-Jenis Perakaran Mangrove


B. Pendahuluan

Vegetasi mangrove hidup di daerah intertidal yang sangat dipengaruhi oleh


pasang surut air laut yang dasar perairannya didominasi lumpur. Kondisi ini
menyebabkan oksigennya sangat rendah dan pohon menjadi tidak stabil atau
mudah tumbang. Oleh karena vegetasi ini mempunyai adaptasi terhadap keadaan
tersebut. Salah satu adaptasinya adalah dalam perakarannya yang harus dapat
memperoleh oksigen dan kokoh menyokong pohon mangrove tersebut.
Pohon mangrove mempunyai beberapa jenis atau tipe perakaran dan ini
dijadikan sebagai salah satu jadi pembeda dalam identifikasi mangrove.
Bentuknya yang unik memungkinkannya untuk beradaptasi dengan lingkungan
yang berlumpur serta adanya pasang surut. Oleh karena itu perlu adanya
pengetahuan mengenai jenis perakaran mangrove..

C. Tujuan
Untuk mengajarkan kepada mahasiswa beberapa jenis perakaran mangrove
untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berlumpur dan oksigen yang rendah
serta adanya pasang surut laut.

D. Bahan dan Alat


a. Alat penggali tanah, seperti cangkul
b. Alat pempotong (pisau dan parang)
c. Buku Identifikasi
d. Komputer dan paket kuota internet

E. Prosedur
a. Dosen atau asisten meninjau lokasi yang baik untuk kegiatan praktikum
b. Mahasiswa telah mendapatkan materi perkuliahan tentang jenis dan fungsi
perakaran mangrove
c. Mahasiswa yang terbentuk menuju lokasi/lapangan untuk mengidentifikasi
jenis-jenis perakaran mangrove dengan didampingi seorang asisten tiap
grupnya.
d. Mahasiswa mencatat ciri-ciri perakaran mangrove yang dimiliki masing-
masiing jenis yang diidentifikasi sesuai dengan yang terdapat pada buku
identifikasi, dokumentasikan dan gambar.
e. Mahasiswa membuat laporan praktikum

F. Pertanyaan untuk didiskusikan


a. Berapa jenis perakaran mangrove yang anda jumpai dan apa funsinya?
b. Apa permasalahan dalam mengidentifikasi jenis perakaran mangrove?
PRAKTIKUM III

A. Judul : Menghitung Kerapatan Vegetasi Mangrove


B. Pendahuluan

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem utama yang terdapat


di wilayah pesisir, selain ekosistem terumbu karang (coral reef) dan padang
lamun (seagrass). Mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan sub
tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh
dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Pada umumnya
suatu ekosistem mangrove disusun oleh berbagai jenis vegetasi, walaupun ada
juga pada beberapa tempat hanya ditumbuhi oleh spesies tunggal, baik karena
hasil restorasi dengan satu spesies atau karena memang lingkungannya yang
memungkinkan hanya hidup spesies tertentu.
Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang
penting di wilayah pesisir. Hutan mangrove mempunyai fungsi penting, yang
dapat dikelompokkan atas fungsi ekologis dan fungsi ekonomis. Adapun fungsi
ekologis dari hutan mangrove adalah : penyedia nutrien bagi biota perairan,
tempat pemijahan dan asuhan, penahan abrasi, amukan angin, taufan, tsunami,
penyerap limbah, pencegah intrusi air laut dan lain sebagainya. Untuk itu
ekosistem mangrove ini sangat perlu dipelihara keberadaannya. Untuk dapat
mempunyai fungsi yang baik, mangrove juga harus mempunyai kondisi dengan
kerapatan yang baik pula.
Berikut ini akan dilakukan penghitungan kerapatan vegetasi mangrove
untuk menentukan kondisi dan kriteria suatu ekosistem mangrove, apakan kondisi
baik atau rusak.

C. Tujuan
Untuk mengajarkan kepada mahasiswa bagaimana cara menghitung
kerapatan vegetasi mangrove dalam rangka menentukan kondisinya atau tingkat
kerusakannya.
D. Bahan dan Alat
- Buku identifiksasi
- Kamera
- Meteran gulung
- Tali untuk membuat plot
- Meteran kain untuk mengukur diamater pohon
- Alat tulis (Buku, pensil, pulpen dll)
- Alat pempotong (pisau dan parang)

E. Prosedur
a. Dosen atau asisten meninjau lokasi yang baik untuk kegiatan praktikum
b. Mahasiswa telah mendapatkan materi perkuliahan tentang menghitung
kerapatan mangrove
c. Grup mahasiswa yang terbentuk menuju lokasi/lapangan untuk menghitung
kerapatan vegetasi mangrove dengan didampingi seorang asisten tiap grupnya
dengan terlebih dahulu mempunyai transek dan plot pengambilan sampel
d. Buat transek garis sepanjang 100 m menggunakan meteran gulung dari
arah laut ke darat (tegak lurus garis pantai) sepanjang hutan mangrove
(tergantung ketebalan mangrove)
e. Pada setiap zona hutan mangrove yang berada sepanjang transek garis
tempatkan plot 10 m x 10 m untuk kelompok pohon (diameter > 4 cm),
minimal sebanyak tiga plot (bagian upper, middle dan lower) menggunakan
tali
f. Catat posisi masing-masing plot menggunakan GPS
g. Mahasiswa mencatat jenis dan menghitung kerapatan mangrove yang
terdapat pada setiap plot
h. Lakukan pengukuran diamater pohon pada ketinggian dada (± 1,3 m) untuk
mengelompokkan pohon, anakan dan semai
i. Mahasiswa membuat laporan praktikum
Untuk menentukan kondisi mangrove berdasarkan kriteria baku kerusakan
mangrove yang ditetapkan Kementerian Menteri Lingkungan Hidup No. 21 tahun
2004 (Tabel 1).

Tabel 1. Kriteria baku kerusakan mangrove


Kondisi Kriteria Penutupan (%) Kerapatan
(Pohon/ha)
Baik Sangat Padat ≥ 75 ≥ 1500
Sedang ≥ 50< 75 ≥ 1000 < 1500
Rusak Jarang < 50 < 100

F. Pertanyaan untuk didiskusikan


a. Berapa vegetasi mangrove yang dijumpai setiap plot?
b. Bagaimana cara mengkonversi kerapatan mangrove menjadi satuan ha ?
c. Apa permasalahan dalam menghitung kerapatan mangrove?

Contoh Kertas kerja :


Lokasi : ..........................................................
Plot ke : ....................Posisi : Bujur................. Lintang.....................
Tanggal : ..................... Jam..............................
Deskripsi : .................................................................................................................
....................................................................................................................................
.......
No. Jenis Kode Lingkar Keterangan
batang (cm)

Keterangan : Kode jenis mangrove, misalnya Rhizophora apiculata : Ra


LAMPIRAN
Lampiran 1. Beberapa Jenis buah mangrove
Lampiran 2. Tipe perakaran mangrove
Lampiran 3. Penempatan plot pada transek garis untuk penghitungan kerapatan
mangrove

Anda mungkin juga menyukai