BOTANI LAUT
(MANGROVE)
OLEH
DANDI ASMAWI
1804111123
ILMU KELAUTAN
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat
Rahmat dan Karuni-Nya penulisan panduan praktikum mata kuliah Botani Laut
dapat diselesaikan. Panduan praktikum mata kuliah Botani Laut ini memuat
tentang Jenis-jenis Buah Mangrove, Tipe Perakaran Mangrove, Cara
Mengidentifikasi Jenis Pohon Mangrove, dan Cara Menghitung Kerapatan
Vegetasi Mangrove.
Dengan telah selesainya disusun laporan pratikum mata kuliah Botani Laut
ini diharapkan akan membantu dan mempermudah mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum di lapangan dan laboratorium. Kegiatan praktikum yang
dapat terlaksana dengan baik akan dapat memberikan kompetensi mahasiswa
tentang tumbuhan laut yang merupakan bekal untuk bersain dalam dunia kerja
kerja.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
semua pihak yang membantu dalam penyusunan panduan praktikum ini. Kami
menyadari laporan pratikum ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Untuk
itu kami mengharapkan masukan dan saran dari segenap pembaca untuk
kesempurnaan laporan ini. Terima kasih.
Dandi Asmawi
DAFTAR ISI
Isi Halaman
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
LAMPIRAN ......................................................................................................... 13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jenis buah mangrove……………………………….............. 13
2. Tipe perakaran mangrove ……………………….................. 14
I. PENDAHULUAN
Ekosistem laut dan pesisir menyimpan berbagai sumber daya alam, baik
sumberdaya hayati maupun sumberdaya non hayati, bahkan juga menyimpan
sumberdaya jasa-jasa lingkungan. Sumberhaya hayati yang ada di ekosistem laut
dan pesisir tersebut meliputi flora dan fauna. Salah satu sumberdaya flora di
ekosistem pesisir adalah mangrove.
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang
didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan
berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini
ini umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat
aliran air, dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat.
Hutan mangrove ini banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal,
estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung (Bengen, 2001).
Mangrove umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya
berlumpur, berlempung atau berpasir; daerah tergenang air laut secara berkala,
baik setiap hari maupun yang hanya tergenang pada saat pasang purnama.
Frekuensi genangan menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove; menerima
pasokan air tawar yang cukup dari darat; dan terlindung dari gelombang besar dan
arus pasang surut yang kuat. Air bersalinitas payau (2-22 ‰) hingga asin
(mencapai 38 ‰) (Bengen 2002). Ada tujuh persyaratan utama yang diperlukan
untuk pertumbuhan mangrove dengan baik, yaitu, 1) suhu udara dengan fluktuasi
musim tidak lebih dari 5 oC, 2) arus laut yang tidak terlalu keras, 3) tempat-
tempat yang terlindung dari angin kencang dan gempuran ombak kuat, 4)
topografi pantai yang datar/landai, 5) keberadaan air laut, 6) fluktuasi pasang surut
yang cukup besar dan 7) keberadaan lumpur dan tanah vulkanik (Chapman dalam
Kusmana 1996).
Hidup di lingkungan substrat lumpur yang kurang stabil, oksigen yang
rendah dan adanya arus pasang surut, maka mangrove mempunyai mekanisme
adaptasi, baik secara morfologi maupun mekanisme fisiologi. Untuk hidup pada
substrat yang kurang stabil dan oksigen rendah mangrove mengembangkan sistem
perakaran yang beda dengan perakaran vegetasi darat. Mangrove mempunyai
sistem reproduksi dengan buah vivivar, yang mana sudah mulai berkembang
semenjak masih menempel pada pohon induk, disamping juga ada yang
mempunyai biji normal.
Mangrove mempunyai fungsi atau peranan yang begitu penting di
ekosistem pesisir dan laut. Hutan mangrove merupakan ekosistem utama
pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir. Hutan mangrove
mempunyai fungsi penting, yang dapat dikelompokkan atas fungsi ekologis dan
fungsi ekonomis. Adapun fungsi ekologis dari hutan mangrove adalah : penyedia
nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan, penahan abrasi, amukan
angin, taufan, tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut dan lain
sebagainya. Untuk itu ekosistem mangrove ini sangat perlu dipelihara
keberadaannya.
II. PRATIKUM I
C. Tujuan
Untuk mengajarkan kepada mahasiswa beberapa jenis buah mangrove dalam
beradaptasi dengan lingkungan yang berlumpur dan adanya pasang surut laut.
E. Prosedur
a. Dosen atau asisten meninjau lokasi yang baik untuk kegiatan praktikum
b. Mahasiswa telah mendapatkan materi perkuliahan tentang jens-jenis buah
mangrove
c. Mahasiswa yang terbentuk menuju lokasi/lapangan untuk mengidentifikasi
jenis-jenis buah mangrove
d. Mahasiswa mencatat ciri-ciri buah mangrove yang dimiliki masing-
masiing jenis yang diidentifikasi sesuai dengan yang terdapat pada buku
identifikasi dan dokumentasikan serta digambar
e. Mahasiswa membuat laporan praktikum
C. Tujuan
Untuk mengajarkan kepada mahasiswa beberapa jenis perakaran mangrove
untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berlumpur dan oksigen yang rendah
serta adanya pasang surut laut.
E. Prosedur
a. Dosen atau asisten meninjau lokasi yang baik untuk kegiatan praktikum
b. Mahasiswa telah mendapatkan materi perkuliahan tentang jenis dan fungsi
perakaran mangrove
c. Mahasiswa yang terbentuk menuju lokasi/lapangan untuk mengidentifikasi
jenis-jenis perakaran mangrove dengan didampingi seorang asisten tiap
grupnya.
d. Mahasiswa mencatat ciri-ciri perakaran mangrove yang dimiliki masing-
masiing jenis yang diidentifikasi sesuai dengan yang terdapat pada buku
identifikasi, dokumentasikan dan gambar.
e. Mahasiswa membuat laporan praktikum
C. Tujuan
Untuk mengajarkan kepada mahasiswa bagaimana cara menghitung
kerapatan vegetasi mangrove dalam rangka menentukan kondisinya atau tingkat
kerusakannya.
D. Bahan dan Alat
- Buku identifiksasi
- Kamera
- Meteran gulung
- Tali untuk membuat plot
- Meteran kain untuk mengukur diamater pohon
- Alat tulis (Buku, pensil, pulpen dll)
- Alat pempotong (pisau dan parang)
E. Prosedur
a. Dosen atau asisten meninjau lokasi yang baik untuk kegiatan praktikum
b. Mahasiswa telah mendapatkan materi perkuliahan tentang menghitung
kerapatan mangrove
c. Grup mahasiswa yang terbentuk menuju lokasi/lapangan untuk menghitung
kerapatan vegetasi mangrove dengan didampingi seorang asisten tiap grupnya
dengan terlebih dahulu mempunyai transek dan plot pengambilan sampel
d. Buat transek garis sepanjang 100 m menggunakan meteran gulung dari
arah laut ke darat (tegak lurus garis pantai) sepanjang hutan mangrove
(tergantung ketebalan mangrove)
e. Pada setiap zona hutan mangrove yang berada sepanjang transek garis
tempatkan plot 10 m x 10 m untuk kelompok pohon (diameter > 4 cm),
minimal sebanyak tiga plot (bagian upper, middle dan lower) menggunakan
tali
f. Catat posisi masing-masing plot menggunakan GPS
g. Mahasiswa mencatat jenis dan menghitung kerapatan mangrove yang
terdapat pada setiap plot
h. Lakukan pengukuran diamater pohon pada ketinggian dada (± 1,3 m) untuk
mengelompokkan pohon, anakan dan semai
i. Mahasiswa membuat laporan praktikum
Untuk menentukan kondisi mangrove berdasarkan kriteria baku kerusakan
mangrove yang ditetapkan Kementerian Menteri Lingkungan Hidup No. 21 tahun
2004 (Tabel 1).