I. PENDAHULUAN
pulau-pulau kecil. Tanah gambut dan pantai lumpur juga menjadi ciri khas
alam yang sangat melimpah. Salah satunya adalah sumber daya alam bakau yang
dapat digunakan untuk bahan bakau arang yang memiliki nilai ekonomis sangat
tinggi di pasar luar negeri. Namun pemanfaatan hutan bakau di kepulauan ini
arus, sebagai daerah pemijahan, mencari makan, dan asuhan berbagai jenis ikan,
udang dan biota laut lainnya. Secara ekonomis, kayu mangrove dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan dan pembuatan arang, selain itu hutan mangrove juga
pariwisata.
hutan mangrove di Desa Anak Setatah diakibatkan oleh pemanfaatan yang tidak
Setatah sangat tinggi. Pembabatan hutan mangrove yang akan dimanfaatkan untuk
pembuatan arang, bahan tiang bangunan serta kayu bakar. Pemanfaatan hutan
mangrove secara berlebihan tersebut akan berujung pada terjadinya kerusakan dan
Malaka. Gelombang laut yang berasal dari Selat Malaka akan menggerus daratan
Pulau Rangsang dikarenakan tidak ada lagi hutan mangrove sebagai pelindung
masyarakat di Desa Anak Setatah karena air tawar yang tercemar intrusi air laut
Tegas adalah kelompok yang didirikan masyarakat Anak Setatah dalam upaya
didirikan warga Desa Anak Setatah, yang didukung oleh pemerintah desa
setempat yang hingga saat ini masih eksis melakukan penanaman dalam upaya
mencegah gundulnya hutan mangrove, selain itu kelompok Tegas ini juga
laut. Kelompok ini merupakan kelompok aktif dalam upaya reboisasi hutan bakau
dan api-api yang kini semakin hari semakin kritis, dikarenakan penebangan kayu
Sebagian kawasan pesisir Desa Anak Setatah telah mengalami abrasi yang
dipengaruhi secara alami oleh faktor alam, salah satu pengaruh alam yaitu pada
abrasi pantai. Daerah ini masih berada dikawasan perairan Selat Malaka yang
memiliki gelombang besar dan kontur pantai yang berlumpur serta tanah
didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang
(2000), hutan mangrove meliputi pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8
pantai, hutan pasang surut, hutan payau dan hutan bakau. Istilah bakau itu sendiri
dalam bahasa Indonesia merupakan nama dari salah satu spesies penyusun hutan
sumber alam daerah tropis yeng mempunyai manfaat ganda dengan pengaruh luas
ditunjukan dari aspek sosial, ekonomi, dan ekologi. Besarnya peranan hutan
mangrove atau ekosistem hutan mangrove bagi kehidupan dapat diketahuai dari
banyak jenis hewan baik yang hidup diperairan, diatas lahan maupun ditajuk-tajuk
pohon mangrove serta manusia yang tergantung pada hutan mangrove (Naamin,
1991).
Para ahli berpendapat bahwa hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik
dengan fungsi bermacam-macam, yaitu : fungsi fisik, fungsi biologi dan fungsi
ekonomi atau produksi (Naamin, 1991). Fungsi fisik dari hutan mangrove atau
6
ekosistem mangrove, yaitu : menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi
pantai dan tebing sungai, mencega teradinya erosi pantai sera sebagai perangkap
zat-zat pencemran limbah. Fungsi biologi dari hutan atau ekosistem mangrove,
yaitu sebagai daerah pasca larva dan yuwana jenis-jenis tertentu dari ikan, udang
dan menjadi habitat alam barbagai jenis biota. Sementara itu pula ekosistem yang
(Pariyono, 2006).
menjadi bahan yang dapat dimanfaatkan secara langsung dan tidak secara
pagar) alat penangkap ikan (tiang sero, bubu, pelampung, tanin untuk penyamak);
tekstil dan kulit (rayon, bahan untuk pakaian, tanin untuk menyamak kulit);
makanan, minuman dan obat-obatan; produksi kertas; bahan untuk membuat alat-
alat rumah tangga; bahan unyuk kegiatan pertanian (pupuk), lainnya (bok untuk
udang, molluska, lebah madu, burung, mamalia, reptil, dan fauna lainnya
tsunami dan angin, kerena kondisi tajuknya yang relatif rapat, dan kondisi
wilayah-wilayah di belakangnya.
berbagai bahan polutan yang secara ekologi pada akhirnya akan dapat
c. Melindungi tempat buaya dan berpijahnya berbagai jenis ikan dan udang
undang-undang.
Menurut Kusmana (1994), ada tiga faktor utama penyebab kerusakan hutan
dan pencemaran logam berat ; yang kedua adalah konversi hutan mangrove yang
pertanian, jalan raya, industri serta jalur dan pembangkit listrik, produksi garam,
meliputi 89 enis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44
jenis epifit dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis diantaranya
mangrove sejati (true mangrove) yang terdiri dari jenis pohon dan beberapa jenis
8
perdu, sementara jenis lain ditemukan di sekitar mangrove dan dikenal sebagai
terlihat bahwa Indonesia memiliki keragaman jenis yang tinggi. (Noor et al,.
2006).
antara lain adalah jenis api-api (Avicennia sp.), bakau (Rizhophora sp.), tancang
(Bruguiera sp.), dan bogam atau pedada (Sonneratia sp.), merupakan tumbuhan
a. Avicennia
nafas yang rumit. Akar nafas biasanya tipis, berbentuk ari (atau seperti
asparagus) uang ditutupi oleh lentisel. Kulit kayu berwarna keabu-abuan atau
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Ancanthaceae
Genus : Avecennia
b. Bruguera
lutut.
10
Klasifikasi : Bruguiera
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Spermatophyta
Ordo : Malpighiales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Bruguiera
c. Ceriops
Klasifikasi : Ceriops
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Spermatophyta
Ordo : Malpighiales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Ceriop
d. Rhizopora
memiliki diameter 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan
terdapat celah horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh dari
Klasifikasi : Rhizopora
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Spermatophyta
Ordo : Malpighiales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhizopora
e. Sonneratia
m. Kulit kayu berwarna putih tua hingga coklat, dengan celah longitudial yang
halus. Akar berbentuk kabel di bawah tanah dan muncul kepermukaan sebagai
Klasifikasi : Sonneratia
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Spermatophyta
Ordo : Mytales
Famili : Lythreceace
Genus : Sonneratia
f. Aegiceras
Semak atau pohon kecil yang selalu hijau dan tumbuh lurus dengan
Klasifikasi : Aegiceras
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Spermatophyta
Ordo : Primulales
Famili : Myrsinacea
Genus : Sonneratia
Secara sederhana, mangrove umumnya tumbuh pada 4 zona, yaitu pada zona
terbuka, daerah tengah, daerah yang memiliki sungai berair payau sampai hampir
tawar, serta daerah ke arah daratan yang memiliki air tawar (Tomlinson, 1986).
a. Mangrove Terbuka
Mangrove berada pada bagian yang berhadapan dengan laut. Zona ini
didominasi oleh Sonneratia alba yang tumbuh pada areal yang benar-
b. Mangrove Tengah
15
c. Mangrove Payau
d. Mangrove Daratan
upaya pemulian untuk mengembalikan nilai, fungsi dan manfaat lingkungan hidup
memperbaiki eksosistem.
Restorasi dan rehabilitasi lahan atau bekas lahan hutan mangrove adalah hal
yang sangat penting saat ini. Fakta akan pentingnya ekosistem mangrove dan
ancaman yang dihadapi hutan mangrove saat ini, membuat kebutuhan akan
mangrove tidak selalu harus dengan penanaman, sebab setiap tahun mangrove
menghasilkan ratusan ribu benih berupa buah atau biji per pohonnya. Dengan
kondisi hidrologi yang layak biji atau buah mangrove ini dapat tumbuh sendiri,
16
seperti halnya di tempat dulu mereka perna tumbuh sehingga kembali membentuk
peningkatan tarif hidup dan lapangan kerja pada masyarakat pantai, namun juga
pemanfaatannya tidak ramah lingkungan dan tidak terkendali. Oleh karena itu,
kegiatan rehabilitasi hutan mangrove yang telah kritis kondisinya perlu dilakukan,
Upaya untuk merehabilitasi lahan mangrove yang telah kritis adalah dengan
penguasaan teknik penanaman, perlu juga dipelajari formasi jenis tumbuhan yang
membentuk atau jenis penyusun hutan mangrove pada lokasi yang akan dilakukan
penanaman umumnya utan terdiri dari tumbuhan penyusun utama, antara lain
Avicennia sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., atau Bruguiera sp.. Persemaian dan
Pengadaan bibit untuk penghijauan ini sebaiknya diambil dari pohon induk
yang sehat dan sudah berumur lebih 10 tahun ke atas. Pengambilan bibit
Pengambilan bibit harus diseleksi, yaitu memilih bibit yang sehat, ukuran antara
45 - 75 cm, lurus kuat dan jika diambil dari biji yang sudah tumbuh arus memilih
a. Persiapan Lahan
b. Pembersian lahan
g. Penanaman
h. Sistem penanaman
untuk rehabilitasi kawasan mangrove di pantai. Salah satu alasan yang membuat
18
jenis ini banyak dipilih untuk rehabilitasi hutan mangrove karena buahnya yang
mudah diperoleh, mudah disemai serta dapat tumbuh pada daerah genangan
genjah dan bangko. Tanaman ini termasuk dalam famili Rhizophoraceae dan
banyak ditemukan pada daerah berpasir serta daerah pasang surut air laut.
memiliki batang silindris, kulit luar berwarna coklat keabu-abuan sampai hitam,
pada bagian luar kulit terlihat retak-retak. Bentuk akar tanaman ini menyerupai
akar tunjang (akar tongkat). Akar tunjang digunakan sebagai alat pernafasan
(Bengan, 2000).
berikut :
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Mytales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Praktek magang ini dilaksanakan mulai bulan Januari – Februari 2021 yang
Alat yang akan digunakan pada praktek magang ini mencakup peta lokasi,
Bahan dari pekerjaan ini adalah bibit mangrove yang terdiri dari berbagai jenis
Metode yang digunakan dalam praktek magang ini adalah metode praktek
kerja serta kultur masyarakat di sekitar lokasi praktek magang serta meliputi
2. Pekerjaan Survei.
3. Rehabilitasi
1. Penentuan Lokasi
Lokasi kegiatan magang ini ada di salah satu Desa Anak Setatah yakni
tidak terlepas dari abrasi yang terus menerus menghantam pantai yang berada di
Desa Anak Setatah yang kebetulan desa ini pantainya merupakan pantai dari Selat
abrasi.
tersebut sudah rusak. Berdirinya Kelompok Tegas merupakan suatu cita-cita agar
2. Pengumpulan Data
dan observasi.
air laut).
literatur dan dokumentasi serta data yang diambil dari suatu organisasi.
pemerintah terkait.
Data disajikan dalam bentuk gambar dan tabel, yang kemudian dijelaskan
DAFTAR PUSTAKA
Bengan, D.G. 2002. Mangrove dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta
Prinsip Pengelolaannya. Sinopsis. PKSPLfk-IPB. Bogor.
Nybakken, J.W. 1993. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Penerbit PT.
Gramedia. Jakarta. 459 hlm.
LAMPIRAN
25
Lampiran 1
NIM : 1804111123
2. Dosen Pembimbing
NIP : 196006151988102001
Lampiran 2
Pesisir Tegas Di Desa Anak Setatah Kabupaten Kepulaun Meranti. Kegiatan ini
akan dimulai pada bulan Januari sampai Februari 2021. Adapun jadwal kegiatan
Lampiran 3
Outline Sementara
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
3.1.Waktudan Tempat
3.2. Bahan dan Alat
3.3. Metode Praktek Magang
3.4. Prosedur Praktek Magang
3.5. Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
28
Lampiran 4
ANGGARAN BIAYA