Anda di halaman 1dari 28

BIMBINGAN DAN

PENGENDALIAN TEKNIS
INVENTARISASI HUTAN

DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN


DIREKTORAT INVENTARISASI DAN PEMANTAUAN SUMBER DAYA HUTAN
SUBDIREKTORAT INVENTARISASI HUTAN
untuk mengetahui dan memperoleh data
INVENTARISASI dan informasi tentang sumber daya,
potensi kekayaan alam hutan serta
HUTAN lingkungannya secara lengkap

 Pengukuhan kawasan hutan


 Penyusunan NSDH
 Penyusunan rencana
kehutanan
 Sistem Informasi Kehutanan

Pengaturan Ruang Lingkup Tiap Tingkatan


Tingkatan Inventarisasi Hutan
UU No. 41 Tahun 1999 Peraturan Menteri Kehutanan No. P.67/Menhut II/2006
Tentang Kriteria Standar Inventarisasi Hutan
1. Inventarisasi hutan tingkat nasional
1. Aspek kegiatan inventarisasi hutan
2. Inventarisasi hutan tingkat wilayah 2. Penyelenggara inventarisasi hutan
3. Inventarisasi hutan tingkat daerah aliran sungai 3. Pelaksanaan inventarisasi hutan
4. Hasil inventarisasi hutan
4. Inventarisasi hutan tingkat unit pengelolaan
5. Dokumentasi, penyebarluasan, penggunaan dan pelaporan hasil
inventarisasi hutan
6. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian inventarisasi hutan
Berdasarkan surat Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan tanggal 23 Januari 2019 Nomor
S.42/IPSDH/IH/PLA.1/1/2019, perihal Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Nasional tahun 2019 : Bahwa jumlah plot di
hutan mangrove masih terbatas, sedangkan untuk menduga potensi hutan mangrove diperlukan plot-plot klaster dengan
jumlah yang cukup. Oleh karena itu kegiatan Inventarisasi Hutan pada tahun 2019 BPKH agar mengutamakan kegiatan
Inventarisasi plot di hutan mangrove.
Pada 8 Maret 2019 telah diedarkan ketentuan teknis terkait dengan Inventarisasi Hutan Nasional pada hutan
Mangrove melaui surat Direktur IPSDH S.127/IPSDH/IH/PLA.1/3/2019.
Sebagai tindak lanjut Surat Nomor S.42/IPSDH/IH/PLA.l/1/2019 tanggal 23 Januari 2019
Sehubungan dengan kegiatan Inventarisasi Hutan Nasional tahun 2019 yang umumnya akan dilakukan pada hutan
mangrove sebagai tindak lanjut Surat Nomor S.42/IPSDH/IH/PLA.1/I/2019 tanggal 23 Januari 2019, dengan ini kami
sampaikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Nasional tetap mengacu pada Petunjuk Teknis Enumerasi Temporary Sample Plot dan Permanent
Sample Plot (TSP/PSP) yang dikeluarkan oleh Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Tahun 2011.
2. Enumerasi TSP/PSP dan reenumerasi PSP dilaksanakan juga pada areal dengan ketinggian > 1.000 m.dpl dengan berbagai tutupan
hutan
3. Laporan pelaksanaan kegiatan enumerasi/reenumerasi TSP/PSP agar disampaikan kepada Direktorat IPSDH dalam bentuk softcopy
dan format excel untuk hasil pengolahan data tallysheet.
4. Ketentuan IHN pada Hutan Mangrove :
o Mencakup Enumerasi di Plot TSP dan PSP
o Plot TSP dibuat sebanyak 9 plot yang berbentuk bujur sangkar berukuran 50 m x 50 m dengan jarak antar plot sejauh 100 m.
Pada setiap plot TSP dibuat 8 subplot jarak antara subplot 25 m
o Plot PSP pada mangrove dibuat pada plot TSP plot 5. Plot PSP terdiri atas 16 RU yang masing-masing berukuran 12,5 m x 12,5
m
o Parameter yang diukur pada plot TSP dan PSP mangrove adalah:
5. Semai radius 1 m dari pusat RU/subplot, tinggi ≤ 1.5m
6. Pancang radi dari pusat subplot/RU, tinngi >1.5m, <5m
7. Tiang radius 2.5 m dari pusat RU/subplot, Ø 5-<10 cm. Parameter yang diukur ; nomor, jenis, diameter, kerusakan dan
ketergangguan
8. Pohon di PSP diukur dbh ≥ 10cm radius ru 12.5 m x 12.5 m
9. Pohon di TSP diukur dbh ≥ 10cm Pohon yang diukur adalah pohon yang masuk pada BAF ”4 m2/Ha” . Parameter yang diukur :
nomor, jenis, tinggi bebas cabang, tinggi total, kelas pohon, kerusakan dan ketergangguan
5. Jenis tanaman lain selain mangrove tetap dihitung dengan batasan sesuai kriteria yang berlaku di hutan mangrove.
6. Pengukuran diameter pada mangrove dilakukan pada ketinggian 1,3 m untuk pohon dengan ketinggian pangkal akar
kurang atau sama dengan 1,1 m. Sedangkan pada pohon dengan ketinggian pangkal akar lebih dari 1,1 m maka
pengukuran diameter dilakukan pada ketinggian 20 cm di atas pangkal akar. Untuk plot PSP, pada pengukuran
diameter diberi tanda paku.
7. Pergeseran titik pusat klaster di lapangan yang tidak sesuai dengan rencana pada peta kerja dapat dilakukan
apabila:
o Lokasi klaster berada di daerah konflik dan daerah kramat.
o Lokasi klaster berada pada areal yang tidak berhutan.
Pergeseran titik pusat klaster dikarenakan hal tersebut di atas ke lokasi yang baru dapat dilakukan dengan
ketentuan pergeseran maksimal radius jarak datar ± 500 m khusus untuk mangrove, atau apabila dalam
radius tersebut tidak dapat dilakukan inventarisasi, maka dapat dipindahkan ke sebaran klaster lainya di
penutupan lahan yang sama. Pergeseran lokasi klaster juga harus disertai berita acara pergeseran yang di tanda
tangani ketua regu dan anggota serta dilampirkan foto lokasi klaster awal dan klaster perpindahan.
5. Titik Ikat klaster ditentukan dari tanda-tanda alam yang tidak mudah rusak atau hilang karena pasang surut air laut.
6. Titik pusat klaster berupa paralon yang dicor semen dengan tinggi 2 meter diameter 2,5 inchi dipasang pada 4
sudut PSP.
7. Pencapaian titik pusat klaster dari titik ikat dilakukan dengan cara merintis atau tracking dengan GPS.
8. Hal-hal lain yang tidak di cantumkan dalam surat edaran dilaksanakan sesuai dengan ketentuan enumerasi pada
lahan kering atau rawa.
Ilustrasi Permanen Sample Plot

 Plot PSP pada mangrove dibuat pada plot TSP Nomor 5.


 Plot PSP terdiri atas 16 Record Unit (RU yang masing-masing berukuran 12,5 m x 12,5 m
 Pengukuran tingkat semai (seedling pada radius 1 meter dari pusat RU (jenis dan jumlah).
 Pengukuran tingkat sapihan/pancang (sapling pada radius 2 meter dari pusat RU (jenis dan jumlah) .
 Pengukuran tingkat tiang (poles pada radius 2.5 meter dari pusat RU (nomor, jenis, diameter, ketergangguan dan kerusakan).
 Pada plot PSP, pengukuran semua pohon dengan dbh/dab paling kecil 10 cm yang ada di dalam RU parameter pengukuran
(nomor, jenis, tinggi total,tinggi bebas cabang,diameter, kelas pohon, kerusakan, ketergangguan ).
Ilustrasi Temporary Sample Plot

Keterangan
 Plot TSP dibuat sebanyak 9 plot (tract yang berbentuk bujur sangkar berukuran 50 m x 50 m dengan jarak antar plot sejauh
100 m. Pada setiap plot TSP dibuat 8 (delapan subplot atau titik sampel, jarak antar subplot sejauh 25 m.
 Pengukuran tingkat semai (seedling pada radius 1 meter dari pusat subplot (jenis dan jumlah).
 Pengukuran tingkat sapihan/pancang (sapling pada radius 2 meter dari pusat subplot (jenis dan jumlah) .
 Pengukuran tingkat tiang (poles pada radius 2.5 meter dari pusat subplot (nomor, jenis, diameter ketergangguan dan
kerusakan.
 Pada plot TSP, dilakukan dengan point sampling. Pohon yang diukur adalah pohon yang masuk pada BAF ”4 m2/Ha” (nomor,
jenis, tinggi bebas cabang, tinggi total, diameter, kelas pohon, kerusakan dan ketergangguan .
Letak pengukuran diameter atau keliling untuk jenis-jenis pohon yang tumbuh di lahan basah/daerah mangrove terdapat sedikit perbedaan

Untuk jenis Ceriops spp yang


Untuk jenis Bruguirea spp yang dijadikan awal pengukuran pada
dijadikan awal pengukuran bukan bagian akar yang berbatasan dengan
dari permukaan tanah, tapi pada air, disamping adanya bagian bagian
bagian akarnya, letak akar yang berupa banir, maka
pengukurannya setinggi 1.30 m. ditinjau dulu berapa tinggi banir
tersebut, jika tinggi banir kurang
dari 1.30 m, maka letak pengukuran
dilakukan setinggi 1.30 m dari
batas bagian akar yang kena air

Untuk jenis Rhizopora spp dilakukan


pengukuran setinggi 20 cm dari
ujung bagian akar atas

Brugueira spp Rhizopora spp Ceriops spp


Tally Sheet Permanen Plot A Pada Hutan Mangrove
Tally Sheet Permanen Plot B Pada Hutan Mangrove
Tally TSP Pada Hutan Mangrove
PANDUAN LAPANGAN
Enumerasi mangrove dapat dilakukan minimal ada 3 tract yang lokasinya terdapat di daratan (ada vegetasi mangrove).
Masukan (Input)
No./Kode Biaya
Jumlah
/ MAK Kegiatan/Komponen/Tahapan/Akun/Detil Kegiatan Volume Satuan Biaya
Satuan Ukur Ukur
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ENUMERASIKLASTERTSPDAN PSPPADAHUTAN TANAMAN/MANGROVE/
030. KONIFER *) 65.161.000

Jumlah Klaster 1 klaster (9 trak TSPdan 1 PSP)


Standar 1 track (8 sub plot) TSP/hr, 1 RUdi PSP/0,5 hari dan 1
Prestasi hari (PP) ke lokasi
Hari 18 hari
Jumlah Regu 1 regu
Jumlah Buruh 7 orang

A PERSIAPAN 10.665.000

521211 Belanja Bahan 10.025.000

- Perbekalan buruh/bahan makanan buruh (7 orang x 18 hari) 126 HOK 50.000 6.300.000

- Camping unit, obat-obatan dan bahan pendukung lainnya 1 Regu 1.750.000 1.750.000

- Perlengkapan kerja pelaksana 3 Org 250.000 750.000


Jika tract tidak penuh 9???
Minimal 3 tract:
3 TSP = 3 hari
1 PSP = 8 hari
PP lokasi = 1 hari

Total = 12 hari
Hasil Monitoring dan Evaluasi Tallysheet
- Ada kesamaan data pohon (jenis, dbh, tinggi, azimuth, jarak, dll)
- RU berbeda, klaster sama
- RU berbeda klaster berbeda
- Data boleheight, treeheight tidak valid
- Boleheight > treeheight
- Boleheight atau treeheight bernilai nol
- Data kategori tiang tetapi memiliki parameter pohon lengkap
- Data kondisi plot tidak ada

CONTOH ERROR KLASTER


INVENTARISASI HUTAN TINGKAT UNIT PENGELOLAAN
KPHL DAN KPHP
RENSTRA 2014-2019
Unit Kegiatan Sasaran Unit Sasaran Elemen RENCANA TARGET (KUMULATIF)
Kegiatan Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019
Tersedianya Data Tersedianya Data
Penyediaan Data dan Informasi dan Informasi
dan Informasi Dasar Potensi Potensi Sumber 600 KPH
Dasar Potensi Sumber Daya Daya Hutan
258 KPH 358 KPH 458 KPH 600 KPH (UPDATE)

Sumber Daya Hutan mendukung KPH/Unit


Hutan KPH Pengelolaan
mendukung KPH

REALISASI PER TAHUN


2015 2016 2017 2018 2019
KPHK 82 82 (update
KPHL 87 43 8 22 160 (update
KPHP 137 59 10 78 284 (update
Jumlah 224 102 100 100 526 (update
74 data baru
600
PENYUSUNAN DATA DAN INFORMASI POTENSI KPH
Kelengkapan data info Hasil
Inventarisasi KPH akan mendukung
WALI DATA
kegiatan Penyusunan data informasi
potensi 600 KPH dimana akan masuk SINPASDOK
juga ke sinpasdok
Berdasarkan surat Direktur Inventarisasi dan Pemantauan SDH, tentang pengisian data, informasi, dan
dokumentasi inventarisasi KPH di konten web Sinpasdok, maka perlu di lakukan bimbingan untuk menyamakan
persepsi antara BPKH selaku Walidata dan Admin Sinpasdok:
BPKH yang sudah mengisi konten Inventarisasi di Website Sinpasdok KPH
Manual Sinpasdok KPH
MANUAL SINPASDOK
TABEL PENGISIAN KONTEN
INVENTARISASI KPH DAN
SOSEKBUD

Anda mungkin juga menyukai