Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN SURVEY TUMBUHAN

Metode inventarisasi yang akan digunakan terdiri dari 2 (dua) metode, yaitu metode
kuadrat untuk area hutan dan kebun (menggunakan petak ukur), dan metode
inventarisasi sederhana untuk area belukar, sawah, ladang/tegalan, (non petak
ukur).

Pengamatan tumbuhan dilakukan pada setiap tingkat pertumbuhan suatu vegetasi


yang dikelompokkan ke dalam :

Semai : Mulai dari anakan sampai tanaman yang tingginya kurang dari 1,5
meter.
Pancang : Mulai dari tinggi 1,5 m - berdiameter 10 cm.
Tiang : Berdiameter antara 10 cm - 19 cm pada pengukuran setinggi 130
cm dari tanah (setinggi dada).
Pohon : Berdiameter di atas 20 cm.
Pengukuran di lapangan dilakukan dengan Metode Jalur Berpetak sehingga di dalam
jalur-jalur tersebut dibuat petak-petak ukur. Luas petak ukur untuk masing-masing
tingkat pertumbuhan adalah sebagai berikut :

- Semai (seedlings) dengan ukuran petak 2 x 2 m

- Sapihan (saplings) dengan ukuran petak 5 x 5 m

- Tiang (poles) atau pohon kecil dengan ukuran petak 10 x 10 m

- Pohon (trees) dengan ukuran petak 20 x 20 m

Pembuatan jalur sampel plot dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Jalur plot dibuat memanjang tegak lurus sungai dengan lebar 20 meter dan
panjang 1 km, sehingga dalam satu jalur terdapat 50 petak ukur. Setiap petak
ukur dilakukan pengamatan terhadap vegetasi pada berbagai tingkat
pertumbuhan (strata).

- Titik awal plot dimulai dari areal yang heterogen menuju areal yang homogen
pada jalur pengamatan. Pencatatan dan pengukuran jenis-jenis vegetasi pada
jalur pengamatan dapat dihentikan apabila dalam pengukuran tersebut sudah
tidak ada penambahan jenis vegetasi lagi.

IV - 1
BAB 4. PEMAHAMAN DAN METODE STUDI
Studi Penataan Kawasan Sabuk Hijau dan Daerah Genangan Bendungan Kuningan

Petak ukur yang dibuat didalam masingmasing plot sample untuk menghitung
kerapatan, frekwensi dan dominansi vegetasi. Letak petak ukur masing-masing
tingkat pertumbuhan disusun berselang-seling seperti disajikan pada Gambar 1.

10 m

5m
10 m
2m
5m
2m
20 m 1 Km
2m
2m 5m
10 m

5m

20 m

Gambar 1. Jalur Pengamatan Tumbuhan

1. Proses Pengambilan Data


a. Lokasi dengan petak ukur
Pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan petak ukur yaitu sebagai
berikut :
- Setiap titik awal petak ukur dicatat titik koordinatnya dengan menggunakan
GPS
- Pada setiap sample plot dibuat petak ukur sesuai metode diatas
- Pembuatan petak ukur untuk tiap tingkat vegetasi dilakukan dengan bantuan
tali tambang
- Pada setiap petak ukur dilakukan pengamatan vegetasi untuk tiap tingkat
semai, pancang, tiang dan pohon sesuai dengan luas petak pengamatan seperti
di atas
- Parameter yang diukur untuk pengamatan vegetasi tingkat semai dan pancang
adalah jenis dan jumlah individu dalam petak ukur. Sedangkan untuk
pengamatan vegetasi tingkat tiang dan pohon selain jenis dan jumlah individu
juga diukur diameter setinggi dada (Dbh) dan tinggi pohon untuk tiap individu
- Pencatatan herba tumbuhan bawah pada tiap petak ukur

IV - 2
BAB 4. PEMAHAMAN DAN METODE STUDI
Studi Penataan Kawasan Sabuk Hijau dan Daerah Genangan Bendungan Kuningan

- Seluruh data dan informasi yang diambil dicatat di dalam tally sheet seperti
dalam Lampiran Tallysheet.
- Pengambilan gambar foto untuk setiap kondisi dan data yang penting.

Lokasi dengan tanpa petak ukur


Metode yang digunakan adalah metode inventarisasi sederhana untuk areal
belukar, sawah, ladang/tegalan. Metode ini digunakan karena pada dasarnya jenis
tanaman yang ada di areal ini dapat diketahui melalui wawancara dengan
masyarakat sekitar dan peninjauan lapangan

3. Metode Analisis Data


Data yang diperoleh ditabulasi untuk menghitung kerapatan relatif, frekuensi
relatif, dominansi relatif dan hasil penjumlahan perhitungan tersebut digunakan
untuk mengetahui indeks nilai penting pada lokasi penelitian. Untuk mengetahui
gambaran struktur dan komposisi jenis, maka data yang diperoleh ditabulasi dan
dianalisis dengan cara menghitung nilai-nilai Densitas/Kerapatan total semua jenis
(K), Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR), Dominansi (D),
Dominansi Relatif (DR), dan Indeks Nilai Penting (INP) dari setiap jenis masing-
masing tingkatan vegetasi dengan menggunakan rumus (Muller-Dombois dan
Ellenberg, 1974) :

(1) Densitas/Kerapatan (K) (ind/ha)

K = Jumlah individu suatu jenis


Total Area kuadrat

(2) Kerapatan Relatif (KR) (%)

KR = Kerapatan suatu jenis x 100%


Total kerapatan seluruh jenis

(3) Frekuensi Relatif (F)

F = Jumlah kuadrat dari jenis yang diketemukan


Jumlah plot yang diambil

IV - 3
BAB 4. PEMAHAMAN DAN METODE STUDI
Studi Penataan Kawasan Sabuk Hijau dan Daerah Genangan Bendungan Kuningan

(4) Frekuensi Relatif (FR) (%)

FR = Frekuensi suatu jenis x 100 %


Total frekuensi seluruh jenis

(5) Dominasi (D) (m3/ha)

D = Basal area suatu jenis


Total area kuadrat

Basal area = Luas bidang dasar (LBDS)


LBDS = r2

Dimana :
LBDS = Luas bidang dasar
= Konstanta (3,14)

(6) Dominasi Relatif (DR) (%)

DR = Dominasi suatu jenis x 100 %


Total dominasi seluruh jenis

(7) Indeks Nilai Penting

Untuk Tingkat Pohon dan Tiang


INP = KR + FR + DR

Untuk Tingkat Pancang dan Semai


INP = KR + FR

IV - 4

Anda mungkin juga menyukai