Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM EKOLOGI PERTEMUAN 11

ANALISIS VEGETASI
(ANVEG)
TIM DOSEN EKOLOGI
SEKOLAH VOKASI IPB
-HADISTI NUR AINI-
PENGERTIAN DAN
TUJUAN
PENGERTIAN
➢ Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk/struktur vegetasi.
➢ Sturktur suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antar jenis, tetapi juga oleh jumlah individu dari
setiap jenis.
➢ Kelimpahan suatu jenis dapat mempengaruhi fungsi suatu komunitas, distribusi individu antar jenis dalam komunitas,
bahkan dapat memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya berpengaruh pada stabilitas komunitas.

TUJUAN
➢ Tujuan yang ingin dicapai dalam analisis vegetasi adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur vegetasi
pada suatu wilayah yang menjadi objek untuk dipelajari.
➢ Struktur vegetasi memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif, sehingga hal yang sangat penting dalam melakukan analisis
vegetasi agar tujuan dapat tercapai adalah:
1) bagaimana cara mendapatkan data terutama data kuantitatif dari semua spesies tumbuhan yang menyusun komunitas;
2) parameter kuantitatif dan kualitatif apa saja yang diperlukan;
3) penyajian data dan interpretasi data agar dapat mendeskripsikan komposisi floristik serta sifat-sifat komunitas tumbuhan secara utuh dan
menyeluruh.
PARAMETER KUALITATIF
DAN KUANTITATIF
PARAMETER KUALITATIF
1. Fisiognomi: penampakan luar dari vegetasi yang dideskripsikan berdasarkan penampakan spesies dominan, penampakan tinggi
tumbuhan, dan warna tumbuhan yang tampak oleh mata
2. Fenologi: perwujudan spesies pada setiap fase dalam siklus hidupnya. Spesies yang sama dengan tingkat umur yang berbeda akan
membentuk struktur komunitas yang berbeda, begitu juga spesies yang berbeda pasti memiliki fenologi yang berbeda.
3. Periodisitas: kejadian musiman dari berbagai proses dalam kehidupan tumbuhan (bentuk daun, masa pembungaan, masa
bertunas, dan masa peluruhan buah/biji)
4. Kelimpahan: distribusi relatif suatu spesies dalam komunitas (sangat jarang, jarang, tidak banyak, banyak, sangat berlimpah)
5. Penyebaran: keberadaan suatu spesies pada ruang secara horizontal (random, seragam, berkelompok)
6. Daya Hidup: tingkat keberhasilan tumbuhan untuk hidup dan tumbuh normal, serta kemampuan untuk bereproduksi
7. Bentuk Pertumbuhan: penggolongan tumbuhan berdasarkan bentuk tubuhnya saat pertumbuhan, habitat, atau karakteristik
lainnya. Bentuk pertumbuhan yang umum: pohon, semak, herba, liana.
8. Stratifikasi: distribusi tetumbuhan dalam ruangan vertikal. Stratifikasi tumbuhan berhubungan dengan sifat spesies tumbuhan
dalam memanfaatkan radiasi matahari yang diterima. Stratifikasi diciptakan oleh susunan tajuk tumbuhan menurut arah vertikal.
Gambaran Stratifikasi Vegetasi
PARAMETER KUANTITATIF
1. Densitas/Kerapatan: jumlah individu per unit luas atau per unit volume (per satuan ruang).
2. Frekuensi: besarnya intensitas diketemukannya suatu spesies dalam pengamatan keberadaan organisme pada suatu
komunitas atau ekosistem
3. Luas Penutupan (Coverage)/Dominansi: proporsi antara luas tempat yang ditutupi oleh spesies tumbuhan dengan luas
total habitat, dinyatakan dengan menggunakan luas penutupan tajuk atau luas bidang dasar (luas basal area).
4. Indeks Nilai Penting (INP): parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi (tingkat
penguasaan) spesies-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan. Spesies yang tingkat penguasaannya tinggi memiliki
nilai INP yang tinggi.
5. Indeks keanekaragaman jenis/spesies: Indeks Shannon-Wienner, Indeks Margalef, Indeks Simpson
6. Perbandingan nilai penting: berhubungan erat dengan INP
7. Indeks Dominansi: jika indeks dominansi tinggi artinya dominansi terpusat pada satu spesies dalam komunitas
8. Indeks Kesamaan
9. Homogenitas (Hukum Frekuensi)
METODE SAMPLING
DALAM ANVEG
PEMBAGIAN STRATA TUMBUHAN
Dalam melakukan analisis vegetasi harus diketahui bahwa vegetasi yang dijadikan sampel pengukuran dapat dilakukan
dalam dua ketentuan pokok yaitu:
1. Pengukuran terhadap habitusnya yaitu vegetasi yang diukur berdasarkan perawakan-nya, meliputi:
• Golongan herba (tanaman pendek, berbatang basah) contohnya; rumput-rumputan (Gramineae) dan golongan teki (Cyperacea) 0-1 m.
• Golongan semak (schrubs), yaitu tanaman berkayu dengan ketinggian 1 – 4 m,
• Golongan pohon, yaitu tumbuhan berkayu, tumbuh tegak dengan ketinggian > 4 m
2. Pengukuran terhadap tingkat kelas pertumbuhan, meliputi:
• Pohon ( trees ) : kelas tumbuhan yang memiliki diameter batang > 35 cm.
• Tihang ( pole) : kelas tumbuhan dengan diameter batang 25 – 35 cm.
• Pancang atau belta ( sapling) : kelas tumbuhan dengan diameter batang 10- 25 cm.
• Anakan atau semai (seedling) : kelas tumbuhan dengan diameter batang < 10 cm.

Herba, semak, dan semai digolongkan menjadi tumbuhan bawah, sedangkan tihang dan pohon
digolongkan menjadi tumbuhan tingkat atas
METODE ANALISIS VEGETASI

Secara garis besar, pengukuran dan pengambilan contoh atau analisis vegetasi dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu:
• Metode petak contoh ( plot) atau area (kuadrat),
• Metode tanpa petak contoh ( plot-less).
METODE PLOT/KUADRAT
METODE PLOT/KUADRAT
➢ Pengukuran peubah dasar dilakukan dengan cara penaksiran berdasarkan petak contoh
➢ Bila habitatnya berupa suatu daerah yang luas maka diambilah seluas tertentu saja dari daerah itu yang disebut
sebagai area minimal, dan dari daerah contoh tersebut dihitung semua tumbuhan yang diamati. tersebut
digunakan sebagai penaksir dari keadaan semua lokasi penelitian yang dilakukan.
➢ Ketepatan analisis berdasarkan petak contoh ini adalah didasarkan atas 3 hal pokok yaitu:
1. Populasi dalam tiap petak contoh yang diambil harus dapat dihitung dengan tepat.
2. Luas atau satuan tiap petak contoh harus jelas dan pasti
3. Petak contoh yang diambil harus dapat mewakili seluruh area atau daerah penelitian
➢ Bentuk plot terdiri dari bermacam-macam bentuk, meliputi: bentuk bulat, persegi panjang dan bentuk bujur
sangkar. Dari ketiga bentuk tersebut, bentuk bujur sangkar adalah yang paling praktis, efisien dan mudah untuk
dibuat di lapangan.
Plot sampling pohon

Plot sampling tihang

Plot sampling pancang & semak berkayu

Plot sampling semai, herba, dan


tumbuhan penutup tanah lainnya
Macam-Macam Metode Plot
• Metode Petak Tunggal
• Metode Petak Ganda
• Metode Jalur/Transek
• Metode Jalur Berpetak

40 m

20 m

20 m

200 m
PARAMETER VEGETASI YANG DIUKUR DAN DICATAT
• Nama jenis
• Jumlah individu per jenis
• Keliling batang (untuk setiap pohon dan tihang)
• Tinggi (untuk setiap pohon dan tihang)

PARAMETER VEGETASI YANG DIHITUNG/DIANALISIS


∑ ni/ha = ∑ individu jenis (i) / luas total seluruh petak dalam ha

K LBDS = ¼ π d2
diameter =

∑ ni/ha
KM (Kerapatan Mutlak) (i) =
∑ total ni/ha
KM jenis (i)
KR (Kerapatan Relatif) (i) = x 100%
∑ KM seluruh jenis per tegakan
PARAMETER VEGETASI YANG DIHITUNG/DIANALISIS
∑ plot ditemukan jenis (i)
FM (Frekuensi Mutlak) (i) =
∑ total seluruh plot
FM jenis (i)
FR (Frekuensi Relatif) (i) = x 100%
∑ FM seluruh jenis per tegakan

DM (Dominansi Mutlak) ( i ) = Jumlah luas bidang dasar suatu jenis i


Jumlah dominasi jenis i
DR (Dominansi Relatif) ( i ) = x 100
Jumlah dominasi seluruh jenis
%
INP (semai & pancang) = KR + FR

INP (tihang & pohon) = KR + FR + DR


TUGAS PRAKTIKUM KELOMPOK
1. Cari lahan yang memiliki vegetasi, minimal berukuran 20 x 20 m2
2. Buat jalur transek 60 m
3. Buat 3 plot untuk analisis vegetasi metode kuadrat (persegi) beserta sub plot
di dalamnya
4. Videokan semua tahapan yang harus dikerjakan saat melakukan analisis
vegetasi metode kuadrat tersebut.
Dalam video harus terdapat:
• Proses pembuatan plot beserta penjelasan fungsi/peruntukan untuk
setiap ukuran dalam plot yang dibuat
• Proses sampling dan pencatatan tumbuhan beserta penjelasan deskripsi
dari setiap strata tumbuhan (semai itu apa, semak itu apa, pancang itu
apa, dll)
• Proses pengukuran keliling batang beserta penjelasan syarat dalam
mengukur keliling batang.
4. Video berdurasi maksimal 15 menit, besar file maksimal 100 mb
5. Catat semua data parameter vegetasI yang diukur dan masukkan ke dalam
tally sheet yang sudah disediakan
TO BE CONTINUED.....

Anda mungkin juga menyukai