Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS VEGETASI (METODE PETAK KUADRAT)

Oleh : Zamzam Atsaury

ALAT DAN BAHAN

No Alat/Bahan Fungsi/Kegunaan/Parameter yang diukur

1 Alat tulis Mencatat data yang diperoleh


2 Altimeter* Mengukur ketinggian tempat dari permukaan laut
Buku Identifikasi Tumbuhan
3 Mengidentifikasi Tumbuhan
dan Field Guide
Diameter tape dan Meteran
4 Mengukur DBH
jahit
5 GPS Menentukan koordinat lokasi penelitian
6 Thermohigrometer Mengukur temperatur dan kelembaban udara
Mendokumentasikan tumbuhan, lokasi, dan
7 Kamera
aktivitas pengamatan
Menyimpan sampel tumbuhan yang diawetkan
8 Kertas Koran *
sementara (herbarium)
9 Kertas Label Menandai sampel tumbuhan
10 Kompas bidik Menentukan arah garis transek
11 Luxmeter Mengukur intensitas cahaya
12 Meteran Gulung 50 m Mengukur panjang transek dan lebar plot
13 Peta lokasi (Google Earth)* Menggambarkan lokasi penelitian
14 Tali rafia Menandai luas petak/plot
15 Patok Membatasi petak/plot
Menyimpan sampel tumbuhan yang belum
16 Plastik Sampel 40x60cm
teridentifikasi
17 Soil Tester Mengukur kelembaban tanah dan pH tanah
18 Sasag* Mengepres sampel tumbuhan
19 Spirtus * Mengawetkan sampel tumbuhan
METODE PETAK KUADRAT
Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan
petak contoh. Langkah pertama dari metode ini adalah membuat Kurva Spesies Area. Data
yang diperoleh berupa parameter kerapatan, frekuensi, dan dominansi (Kusmana, 1997).
Berdasarkan metode pantauan luas minimum akan dapat di tentukan luas kuadrat yang di
perlukan untuk setiap bentuk vegetasi tadi. Untuk setiap plot yang di sebarkan di lakukan
perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan dan frekuensi. Variabel
kerimbunan dan kerapatan di tentukan berdasarkan luas kerapatan. Dari spesies yang di
temukan dari sejumlah kuadrat yang di buat (Rahardjanto, 2001).

Pengumpulan Data Fisik


Pengumpulan data fisik lapangan diperlukan guna mengetahui pengaruh faktor – faktor
terhadap struktur dan komposisi jenis tumbuhan penyusun vegetasi. Parameter lingkungan
yang diukur antara lain; pH dan kelembaban tanah, ketinggian tempat, temperatur dan
kelembaban udara, serta intensitas cahaya yang menembus hingga lantai hutan.

Identifikasi Tumbuhan
Tumbuhan yang ada di lokasi sampling ditentukan jenisnya. Tumbuhan yang belum
teridentifikasi difoto dan dicatat kode fotonya dalam lembar kerja. Kemudian sampel
tumbuhan diambil, diberi label, dan dibuat herbarium. Hal ini dilakukan untuk identifikasi
lanjutan. Identifikasi dilakukan dengan studi literatur, membandingkan spesimen yang
diperoleh dengan buku identifikasi atau field guide. Herbarium berguna untuk mengawetkan
sampel tumbuhan.

Prosedur Kerja :
1. Tentukan daerah yang akan dibuat plot dan dikumpulkan sampel tumbuhannya dengan
cara acak (random) atau secara sistematik. Buatlah plot dengan cara bertingkat dan
menandai dengan patok dan tali rafia dengan ukuran yang bervariasi (1m x 1m; 2m x 2m;
4m x 4m; 8m x 8m; 10m x 10m).
2. Lakukan pengamatan dan hitunglah jumlah tumbuhan yang ada pada tiap plot,
menyesuaikan dengan kategori vegetasi yang telah ditentukan. Plot berukuran 1m x 1m
untuk Tumbuhan Bawah (Coverground), 2m x 2m untuk Anakan (Seedling), 4m x 4m
untuk Pancang (Sapling), 8m x 8m untuk Tiang (Pole), dan 10m x 10m untuk Pohon
(Tree)
3. Ukurlah luas penutupan untuk kategori tumbuhan bawah dan anakan, serta lakukan
pengukuran Diameter Breast Height (DBH) / Diameter Setinggi Dada pada kategori
pancang, tiang dan pohon. Tinggi DBH rata-rata sekitar 1,4 m diatas akar pohon.
4. Buatlah tabulasi data dari data yang telah diperoleh dan analisa Frekuensi, Kerapatan,
Dominansi dan Indeks Nilai Pentingnya.
Gambar 1. Macam-macam pengukuran DBH

Gambar 2. Pengukuran Tinggi Pohon


Gambar 3. Bentuk Transek Petak Kuadrat

Keterangan Ukuran Petak :


(1x1)m : cover ground
(2x2)m : seedling atau anakan tumbuhan
(4x4)m : sapling atau pancang (DBH < 10 cm, tinggi > 1,5 meter) atau keliling batang <
32cm
(8x8)m : pole atau tiang (DBH 10 – 20 cm) atau keliling batang 32 – 72 cm
(10x10)m : tree atau pohon (DBH ˃ 20cm) atau keliling batang ˃ 72 cm
ANALISIS DATA
Analisis data tumbuhan hasil penghitungan Metode Petak Kuadrat dilakukan dengan
melakukan perhitungan mengikuti cara yang dikemukakan oleh Muller-Dumbois dan
Ellenberg (1974), yang terdiri atas indeks nilai penting, indeks kesamaan, dan indeks
keanekaan.

1. Indeks Nilai Penting

Muller-Dumbois dan Ellenberg (1974), menyatakan bahwa indeks nilai penting


merupakan hasil penjumlahan kuantitatif relatif (frekuensi dan kerapatan) yang dapat
menunjukan parameter ekologi distribusi tumbuhan yang signifikan dibandingkan
dominan absolut. Disamping itu, Soegianto (1994) mengemukakan bahwa indeks nilai
penting adalah parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat
dominansi jenis-jenis dalam masyarakat tumbuhan. Indeks nilai penting ini diperoleh
dari penjumlahan antara frekuensi relatif, kerapatan relatif, dan dominansi relatif.
INP = FR + KR + DR

a. Frekuensi
Frekuensi merupakan jumlah plot penelitian ditemukannya suatu jenis.
Jumlah plot penelitian yang ditemukannya suatu jenis
FM = ×100 %
Jumlah plot penelitian

Jumlah plot penelitian yang ditemukannya suatu jenis ke−i


FMi= ×100 %
Jumlah FM

FMi
FR= ×100 %
∑ FM
Dimana :
FM : frekuensi mutlak
FMi : frekuensi Jenis ke-i
FRi : frekuensi relatif Jenis ke-i

b. Kerapatan
Kerapatan merupakan jumlah individu per unit luas atau per unit volume. Untuk
kepentingan analisis tumbuhan, istilah kerapatan mempunyai arti yang sama dengan
densitas.

Jumlah individu
KM = ×100 %
Luas total plot

Jumlah individu untuk jenis ke−i


KMi= ×100 %
Luas total plot penelitian

KMi
KR= ×100 %
∑ KM
Dimana :
K : kerapatan
KM : kerapatan mutlak
KMi : kerapatan Jenis ke-i
KRi : kerapatan relatif Jenis ke-i

c. Dominansi
Dominansi merupakan perhitungan untuk luas penutupan (coverage) jenis terhadap
luas seluruh plot pengamatan. Luas penutupan dapat dinyatakan dengan
menggunakan luas penutupan tajuk ataupun luas bidang dasar (basal area). Basal
area didapatkan dari diameter setiap batang pohon yang dihitung pada saat
pengambilan data.

 Kategori pohon, tiang, dan pancang

DMi=
∑ Basal area jenis ke−i ×100 %
∑ Basal area
DMi
DRi= ×100 %
∑ Basal area
 Kategori anakan
Luas penutupan tajuk per jenis dalam plot
DMi= ×100 %
Luas wilayahtransek penelitian

DMi
DRi= ×100 %
∑ DM
Dimana :
DMi : dominansi mutlak Jenis ke-i
Σ Basal area Jenis ke-i : total luas diameter batang setinggi dada Jenis ke-i
DRi : dominansi relatif Jenis ke-i

Tumbuhan kategori anakan menggunakan skala dominansi dari Braun Blanquet


(1927) dengan konversi kadar dominansi, sebagai berikut:
1 : beberapa sampai banyak individu, penutupannya 1 – 5%
2 : sangat banyak individu, dan penutupannya 5 – 25%
3 : penutupannya 25 – 50%, jumlah individu bebas (independen)
4 : penutupannya 50 - 75%, jumlah individu bebas (independen)
5 : penutupannya 75 - 100%, jumlah individu bebas (independen)

Suatu jenis tumbuhan yang memiliki nilai penting tinggi menunjukan bahwa jenis itu
lebih dominan dibandingkan jenis lain. Nilai penting berkisar antara 0 – 300, yang dapat
menggambarkan pengaruh suatu jenis dalam komunitas dan dapat menunjukan proses
suksesi.

2. Indeks Kesamaan
Indeks kesamaan merupakan harga besaran kesamaan jenis-jenis yang tercatat pada dua
habitat berbeda. Semakin besar nilai indeks kesamaan, menandakan semakin banyak
kesamaan jenis yang terdapat di kedua habitat atau lokasi yang dibandingkan.
Perhitungan indeks kesamaan dilakukan mengacu pada Sørensen (1948) dalam Muller-
Dumbois dan Ellenberg (1974).
2c
ISs= ×100 %
a+b
Dimana :
ISs : indeks kesamaan menurut Sørensen
c : jumlah jenis yang terdapat pada dua lokasi
a : jumlah semua jenis yang terdapat di lokasi A
b : jumlah semua jenis yang terdapat di lokasi B

3. Indeks Keanekaragaman

Indeks keanekaragaman yang digunakan dalam analisis tumbuhan dilakukan dengan


menggunakan indeks keanekaan Shannon-Wiener (1964). Jika indeks menunjukkan nilai
di bawah 1, maka keanekaan jenisnya rendah. Jika berada antara 1 hingga 2, maka
keanekaan termasuk sedang. Jika berada di atas 3, maka keanekaan termasuk melimpah
(H’ <1 = rendah; H’ 1 ≤ sampai ≤ 3 = sedang; H >3 = tinggi/melimpah).

H =−∑ ¿ ln ¿
( ) ( )
'
N N
Dimana :
H’ : indeks keanekaan di setiap lokasi
ni : jumlah individu jenis i
N : jumlah seluruh individu di setiap lokasi
WORKSHEET PENGAMBILAN DATA

Kelompok :
Waktu Sampling : Pukul : Tanggal :
Kondisi Cuaca :
Koordinat :

Data Fisik Lingkungan


Petak 1 Petak 2 Petak 3 Petak 4 Petak 5
pH Tanah
Kelembaban Tanah
Lux

Data Floristik

No DBH Tinggi Jumlah


No Jenis Tumbuhan Kategori Ket.
Petak (cm) Pohon (cm) Individu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst

Anda mungkin juga menyukai