Identifikasi Tumbuhan
Tumbuhan yang ada di lokasi sampling ditentukan jenisnya. Tumbuhan yang belum
teridentifikasi difoto dan dicatat kode fotonya dalam lembar kerja. Kemudian sampel
tumbuhan diambil, diberi label, dan dibuat herbarium. Hal ini dilakukan untuk identifikasi
lanjutan. Identifikasi dilakukan dengan studi literatur, membandingkan spesimen yang
diperoleh dengan buku identifikasi atau field guide. Herbarium berguna untuk mengawetkan
sampel tumbuhan.
Prosedur Kerja :
1. Tentukan daerah yang akan dibuat plot dan dikumpulkan sampel tumbuhannya dengan
cara acak (random) atau secara sistematik. Buatlah plot dengan cara bertingkat dan
menandai dengan patok dan tali rafia dengan ukuran yang bervariasi (1m x 1m; 2m x 2m;
4m x 4m; 8m x 8m; 10m x 10m).
2. Lakukan pengamatan dan hitunglah jumlah tumbuhan yang ada pada tiap plot,
menyesuaikan dengan kategori vegetasi yang telah ditentukan. Plot berukuran 1m x 1m
untuk Tumbuhan Bawah (Coverground), 2m x 2m untuk Anakan (Seedling), 4m x 4m
untuk Pancang (Sapling), 8m x 8m untuk Tiang (Pole), dan 10m x 10m untuk Pohon
(Tree)
3. Ukurlah luas penutupan untuk kategori tumbuhan bawah dan anakan, serta lakukan
pengukuran Diameter Breast Height (DBH) / Diameter Setinggi Dada pada kategori
pancang, tiang dan pohon. Tinggi DBH rata-rata sekitar 1,4 m diatas akar pohon.
4. Buatlah tabulasi data dari data yang telah diperoleh dan analisa Frekuensi, Kerapatan,
Dominansi dan Indeks Nilai Pentingnya.
Gambar 1. Macam-macam pengukuran DBH
a. Frekuensi
Frekuensi merupakan jumlah plot penelitian ditemukannya suatu jenis.
Jumlah plot penelitian yang ditemukannya suatu jenis
FM = ×100 %
Jumlah plot penelitian
FMi
FR= ×100 %
∑ FM
Dimana :
FM : frekuensi mutlak
FMi : frekuensi Jenis ke-i
FRi : frekuensi relatif Jenis ke-i
b. Kerapatan
Kerapatan merupakan jumlah individu per unit luas atau per unit volume. Untuk
kepentingan analisis tumbuhan, istilah kerapatan mempunyai arti yang sama dengan
densitas.
Jumlah individu
KM = ×100 %
Luas total plot
KMi
KR= ×100 %
∑ KM
Dimana :
K : kerapatan
KM : kerapatan mutlak
KMi : kerapatan Jenis ke-i
KRi : kerapatan relatif Jenis ke-i
c. Dominansi
Dominansi merupakan perhitungan untuk luas penutupan (coverage) jenis terhadap
luas seluruh plot pengamatan. Luas penutupan dapat dinyatakan dengan
menggunakan luas penutupan tajuk ataupun luas bidang dasar (basal area). Basal
area didapatkan dari diameter setiap batang pohon yang dihitung pada saat
pengambilan data.
DMi=
∑ Basal area jenis ke−i ×100 %
∑ Basal area
DMi
DRi= ×100 %
∑ Basal area
Kategori anakan
Luas penutupan tajuk per jenis dalam plot
DMi= ×100 %
Luas wilayahtransek penelitian
DMi
DRi= ×100 %
∑ DM
Dimana :
DMi : dominansi mutlak Jenis ke-i
Σ Basal area Jenis ke-i : total luas diameter batang setinggi dada Jenis ke-i
DRi : dominansi relatif Jenis ke-i
Suatu jenis tumbuhan yang memiliki nilai penting tinggi menunjukan bahwa jenis itu
lebih dominan dibandingkan jenis lain. Nilai penting berkisar antara 0 – 300, yang dapat
menggambarkan pengaruh suatu jenis dalam komunitas dan dapat menunjukan proses
suksesi.
2. Indeks Kesamaan
Indeks kesamaan merupakan harga besaran kesamaan jenis-jenis yang tercatat pada dua
habitat berbeda. Semakin besar nilai indeks kesamaan, menandakan semakin banyak
kesamaan jenis yang terdapat di kedua habitat atau lokasi yang dibandingkan.
Perhitungan indeks kesamaan dilakukan mengacu pada Sørensen (1948) dalam Muller-
Dumbois dan Ellenberg (1974).
2c
ISs= ×100 %
a+b
Dimana :
ISs : indeks kesamaan menurut Sørensen
c : jumlah jenis yang terdapat pada dua lokasi
a : jumlah semua jenis yang terdapat di lokasi A
b : jumlah semua jenis yang terdapat di lokasi B
3. Indeks Keanekaragaman
H =−∑ ¿ ln ¿
( ) ( )
'
N N
Dimana :
H’ : indeks keanekaan di setiap lokasi
ni : jumlah individu jenis i
N : jumlah seluruh individu di setiap lokasi
WORKSHEET PENGAMBILAN DATA
Kelompok :
Waktu Sampling : Pukul : Tanggal :
Kondisi Cuaca :
Koordinat :
Data Floristik