Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU GULMA

ACARA I. ANALISIS VEGETASI BUATAN

NAMA : STESIA VERONIKA

NIM : 1610401073

KELOMPOK : D1

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TIDAR

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis vegetasi merupakan sebuah cara untuk mempelajari komposisi jenis dan struktur
vegetasi atau kelompok tumbuh-tumbuhan. Konsepsi dari metode analisa vegetasi sesungguhnya
sangat bervariasi, tergantung keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannnya misalnya untuk
mengevaluasi hasil pengendalian gulma. Metode yang digunakan untuk analisa vegetasi harus
disesuaikan dengan struktur dan komposisi. Ada empat metode yang lazim dalam analisa vegetasi
yaitu metode estimasi visual, metode kuadrat, metode garis dan metode titik. Vegetasi
menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe
vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang
dan waktu. Konsep dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantung kepada
keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya

1.2 Tujuan
a. Memperoleh gambaran secara langsung mengenai hubungan di dalam penyebaran
pertumbuhan gulma pada suatu lahan
b. Memperoleh gambaran jenis gulma utama yang harus dikendalikan
c. Menentukan cara pengendalian gulma yang efektif dan efisien pada lahan pengamatan

1.3 Manfaat
Dapat mengetahui hubungan penyebaran gulma pada suatu lahan, gambaran jenis gulma
utama yang harus dihentikan. Sehingga dapat menentukan cara pengendalian gulma yang paling
efektif dalam membasmi gulma tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gulma
Gulma ialah tanaman yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di suatu tempat mungkin
berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak atau sebagai bahan obat-obatan. Dengan
demikian, suatu spesies tumbuhan tidak dapat diklasifikasikan sebagai gulma pada semua kondisi.
Namun demikian, banyak juga tumbuhan diklasifikasikan sebagai gulma dimanapun gulma itu
berada karena gulma tersebut umum tumbuh secara teratur pada lahan tanaman budidaya
(Sembodo, 2010).
Kebanyakan Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan sejumlah
besar biji dalam waktu singkat perkembangbiakan gulma sangat mudah baik secara generatif
maupun secara vegetatif. Secara generatif, biji-biji gulma yang halus, ringan, dan berjumlah sangat
banyak dapat disebarkan oleh angin, air, hewan, maupun manusia. Perkembangbiakan secara
vegetatif terjadi karena bagian batang yang berada di dalam tanah akan membentuk tunas yang
nantinya akan membentuk tumbuhan baru. Demikian juga, bagian akar tanaman, misalnya stolon,
rhizomma, dan umbi, akan bertunas dan membentuk tumbuhan baru (Barus, 2003).
2.2 Analisis Vegetasi
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur)
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui
gulma-gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang
hidup. Dalam hal ini, penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut
penting atau tidak. Namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting, karena tanaman
tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah yang
banyak (Syafei, dan Eden, 1990).
Konsepsi dari metode analisa vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung keadaan
vegetasi itu sendiri dan tujuannnya misalnya untuk mengevaluasi hasil pengendalian gulma.
Metode yang digunakan untuk analisa vegetasi harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi.
Ada empat metode yang lazim dalam analisa vegetasi yaitu metode estimasi visual, metode
kuadrat, metode garis dan metode titik (Syafei, dan Eden, 1990).
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum diadakan pada tanggal 2 Oktober 2018, pukul 09.00-11,00 WIB di
Bandongan, Magelang.

3.2 Alat dan Bahan


 Meteran,  Label
 Pensil,  Kantong plastik putih
 Tali rafia,  Spidol permanen
 Patok bambu  Pisau atau gunting

3.3 Metode Rancangan Praktikum


Metode rancangan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Rancangan Acak
Kelompok Lengkap (RAKL)
3.4 Variabel yang diamati
Variabel yang diamati yaitu hubungan penyebaran gulma dengan lahan (aneka
ragam gulma) dan lahan.
3.5 Langkah kerja
a. Melakukan survei pada area yang akan diteliti secara keseluruhan sehingga diperoleh
gambaran umum mengenai jenis dan penyebarannya.
b. Menentukan analisis dengan metode :
1) Point method, membuat tanda sepanjang 10 meter dan memberi tanda setiap 1
meter, pengamatan berhenti jika jangkauan berikutnya mendapatkan jenis gulma
yang sama tetapi jika belum menemukan dilanjutkan untuk 1 meter berikutnya.

1m

10 m
2) Square method, membuat blok awal dengan luas 1 m2 ditandai dengan tanda A,
kemudian membuat blok B dengan luas 4 m2, dan membuat blok C dengan luas
9 m2, pengamatan berhenti jika jangkauan berikutnya mendapatkan jenis gulma
yang sama tetapi jika belum menemukan dilanjutkan untuk diperlebar menjadi
16 m2 dst.
9 m2

4 m2
1 m2

c. Catat dan hitunglah jumlah spesies dan jumlah individu dari masing - masing plot.
Serta cover (penutup ) setiap spesies gulma pada masing - masing plot.
d. Dalam penghitungan masing – masing gulma dipakai ketentuan sbb :
1) Suatu individu yang berada pada batas petak dihitung satu individu apabila lebih
dari separuh bagian – bagian tanaman berada dalam petak.
2) Untuk gulma yang berkelompok, maka tiap kelompok dihitung satu individu
3) Untuk gulma yang membentuk rumpun, bila dalam sampling terjadi pemisahan
maka masing – masing individu yang lengkap bagian bagiannya dihitung satu
individu
e. Data yang diperoleh dianalisis dan dihitung parameternya.
f. Di samping data – data di atas perlu juga dicatat :
1) Topografi daerah
2) Keadaan tanah
3) Jenis tanah
4) Sumber air serta jenis pengairannya
5) Tanaman pokok
6) Ada tidaknya pengolahan tanah
7) Data iklim lingkungan supaya dicantumkan dalam laporan.
Analisis Data :
Masing – masing jenis yang diamati dihitung nilai pentingnya
Nilai penting ( IV ) = kerapatan relatif + frekuensi relatif + dominasi relatif.
Kerapatan mutlak suatu jenis = jumlah individu jenis itu dalam petak contoh.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢
= 𝑎𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ

𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖𝑡𝑢


Kerapatan relatif suatu jenis = x 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖𝑡𝑢


Frekuensi mutlak suatu jenis = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖𝑡𝑢


Frekuensi relatif suatu jenis = x 100 %
𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠

Dominasi mutlak suatu jenis = Jumlah dari nilai kelindungan atau nilai luas basal atau
volume dari jenis itu
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖𝑡𝑢
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖𝑡𝑢
Dominasi suatu jenis = x 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠

Perbandingan nilai penting ( SDR ) suatu jenis = nilai penting :


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Data pengamatan square method
PLOT 1 PLOT 2
Jumlah Cover Jumlah Cover
NO NAMA SPECIES
Individu Herba Individu Herba

1 Elephantopus scaber (Tapak liman) 1 3 2 4


2 Mimosa invisa (Putri malu) 1 0 3 2
3 Marselia crenata (Semanggi) 3 2 0 0
4 Centella asiatica (Pegagan) 1 6 3 7
5 Digitaria satingera (Jampang) 6 0 17 3
6 Crassocephalum crepidioides 0 0 1 0
(Sintrong/jalantir)
7 Acmella ciliata (Jotang/bunga kuning) 0 0 1 0
8 Centrocema pubescens (Centrocema) 0 0 3 3
9 Agrenatum conyzoides (Babandotan) 0 0 1 0

Data pengamatan point method


Pengamatan ke -
No Nama spesies …
1 2 3
Digitaria satingera
1 (Jampang) 9 9 9

2 Cyperus rotundus (teki) 1 0 0


3 Marsilea crenata (semanggi) 0 1 0
4 Mimosa invisa (putri malu) 0 0 1
Tabel Ringkasan Analisis hasil perhitungan
COVER 2 Populasi Jumlah Jumlah Kerapatan Dominansi Dominansi
No. Nama Gulma Petak 1 Petak 2 KR Frek Mutlak Frek Relatip IV SDR
PETAK Gulma Individu terdapat Mutlak mutlak suatu jenis
1 Elephantopus scaber (Tapak liman) 1 2 9,38 3 3 2 0,60 9,38 0,67 15,38 1,88 9,38 34,13 11,38
2 Mimosa invisa (Putri malu) 1 3 12,50 4 4 2 0,80 12,50 0,67 15,38 2,50 12,50 40,38 13,46
3 Marselia crenata (Semanggi) 3 3 18,75 6 6 1 1,20 18,75 0,33 7,69 3,75 18,75 45,19 15,06
4 Centella asiatica (Pegagan) 1 0 3,13 1 1 1 0,20 3,13 0,33 7,69 0,63 3,13 13,94 4,65
5 Digitaria satingera (Jampang) 6 7 40,63 13 13 3 2,60 40,63 1,00 23,08 8,13 40,63 104,33 34,78
6 Crassocephalum crepidioides (Sintrong/jalantir) 0 1 3,13 1 1 1 0,20 3,13 0,33 7,69 0,63 3,13 13,94 4,65
7 Acmella ciliata (Jotang/bunga kuning) 0 1 3,13 1 1 1 0,20 3,13 0,33 7,69 0,63 3,13 13,94 4,65
8 Centrocema pubescens (Centrocema) 0 2 6,25 2 2 1 0,40 6,25 0,33 7,69 1,25 6,25 20,19 6,73
9 Agrenatum conyzoides (Babandotan) 0 1 3,13 1 1 1 0,20 3,13 0,33 7,69 0,63 3,13 13,94 4,65
Jumlah 12 20 32 6,40 4,33 20,00
Luas Areal Petak 5

4.2 Pembahasan

Dari tabel hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa gulma yang memiliki kerapatan
mutlak, frekunsi mutlak, dan dominasi paling tinggi yaitu jampang.
Klasifikasi jampang
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Digitaria
Spesies : Digitaria satingera
Tumbuh-tumbuhan dapat mudah tumbuh pada segala macam keadaan tanah pada
ketinggian 1 – 1800 m. Tumbuihan tahunan dalam bentuk lempengan, batang yang menyagga
bunga tingginya 50-11-cm.
Digitaria satingera merupakan gulma berdaun sempit, yang memiliki ciri khas seperti:
daun menyerupai pita, batang tanaman beruas-ruas, tanaman tumbuh tegak atau menjalar,dan
memiliki pelepah atau helaian daun. Pelepahnya tipis, helai daunnya lembut berbentuk pita. Bunga
majemuk diujung batang berbentuk tandan berjumlah 4-9 spikelet berbentuk bulat telur.
Rumput yang berumpun, dengan batang yang merayap; tinggi dapat mencapai 1 – 1.2 m.
Batang berongga, pipih yang besar semakin ke bawah. Pelepah daun menempel pada batang, lidah
sangat pendek. Helaian daun berbentuk garis lanset atau garis, bertepi kasar, kerapkali berwarna
keunguan. Bulir 2 – 22 per karangan bunga, terdapat pada ketinggian yang tidak sama. Poros bulir
berlunas, panjang 2 – 21 cm. Anak bulir berseling kiri dan kanan dari poros, berdiri sendiri dan
berpasangan tetapi dengan tangkai yang tidak sama panjang, ellips memanjang, rontok pada saat
bersamaan, panjang 2 – 4 mm. pengeendalian gulma ini dapat dilakukan dengan cara perendaman
tanah selama beberapa hari untuk mematikan bibit-bibit gulma.

BAB 5
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini yaitu, pada tanah atau lahan kering banyak ditumbuhi
rumput jampang, rumput teki, putri malu dan semanggi. Pada lahan tersebut dominasi gulma
yang paling tinggi yaitu rumput jampang dengan dominasi mutlak sebesar 8,13%
DAFTAR PUSTAKA

Yernelis.1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Pers, Jakarta.


Barus, Emanuel .2003. Pengendalian Gulma Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta.
Sembodo, D.R.J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung. ITB.

Anda mungkin juga menyukai