Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HUTAN ACARA III


METODE KUADRAT DAN INDEKS NILAI PENTING

Oleh:
Nama : Maria Regina Celia Celista Winarto
NIM : 22/499764/SV/21363
Co Ass : Cut Devina
Kelompok : 5A

LABORATORIUM KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PENGELOLAAN HUTAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2022
Analisis vegetasi merupakan cara mempelajari komposisi dan atau susunan
vegetasi dilihat dari segi bentuk (struktur) vegetasi dalam tumbuh-tumbuhan.
Hasil dari analisis vegetasi ini adalah berupa informasi kuantitatif tentang
struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Syafei,1990). Vegetasi
adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan, terdiri dari beberapa jenis yang hidup
bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama
tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesame individu penyusun
vegetasi itu sendiri maupun sendiri maupun dengan organisme lainnya
sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis
(Marsono, 1977).

Analisis vegetasi dapat dilakukan dengan metode petak (metode


kuadrat) atau tanpa petak (metode kuadran). Parameter vegetasi dalam metode
petak kuadrat antara lain kerapatan jenis, frekuensi jenis, dan dominasi jenis.
Melalui parameter vegetasi dalam metode petak kuadrat tersebut dapat
menentukan jenis-jenis mana yang dianggap penting berdasarkan luas
penutupan lahan (bidang dasar) maupun volume (diameter dan tinggi pohon).

Metode kuadrat merupakan suatu teknik pengambilan data vegetasi


dengan menggunakaan petak ukur berbentuk kuadrat. Ukuran kuadrat secara
umum dapat bervariasi disesuaikan dengan tujuan pengambilan data. Lebih
lanjut, penempatan petak ukur kuadrat dapat diletakkan secara acak,
sistematis, atau subyektif tergantung kebutuhan kajian yang dilakukan.
Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis dengan menghitung Indeks Nilai
Penting (INP).

INP merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk


menganalisis kelimpahan jenis pada suatu komunitas. INP merupakan
gambaran lengkap mengenai karakter sosiologi suatu spesies dalam
komunitas. Nilai INP dapat diperoleh dari menjumlahkan kerapatan relatif,
dominasi relatif, dan frekuensi relatif, sehingga jumlah maksimalnya 300%
(Wolf dkk, 1990). Kerapatan menunjukkan jumlah individu suatu jenis yang
ditemukan dalam satuan luas petak ukur tertentu. Frekuensi menunjukkan
intensitas suatu jenis ditemukan dalam semua petak ukur yang dibuat. Lebih
lanjut, dominansi menunjukkan penguasaan ruang kawsan hutan oleh suatu
jenis tertentu yang ditunjukkan dengan luas bidang dasar (lbds)

Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah :

menerapkan metode petak ukur kuadrat untuk mengetahui struktur kuantitatif


tegakan hutan berdasarkan jenis penyusun dan mengetahui nilai penting dari vegetasi
di Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada berdasarkan kerapatan,
dominasi, dan frekuensinya. Metode ini bersifat kuantitatif yaitu dengan menghitung
frekuensi dan kerapatan , kemudian data yang diperoleh diobservasi kedalam
software SExI-FS

I. ALAT DAN BAHAN

Dalam melaksanakan praktikum ini diperlukan alat dan bahan


diantaranya adalah roll meter untuk mengukur petak yang akan dibuat,
phiband untuk mengukur diameter dan keliling, haga untuk mengukur tinggi
pohon, alat tulis kertas untuk mencatat data lapangan dan kompas untuk
menentukan arah mata angin. Bahan praktikum acara ini yaitu jenis pohon
berdiameter ≥ 10 cm ( keliling ≥31,4 cm.

II. PELAKSANAAN
1. Lokasi kuadrat ditentukan secara sistematik dengan ukuran 20 m x 20
m. Pola penempatan dan jumlah kuadrat dijelaskan pada saat
praktikum.
2. Dalam tiap kuadrat, setiap jenis pohon berdiameter ≥ 10 cm dicatat,
diidentifikasi Namanya, dan diukur keliling setinggi dada.
3. Data keliling dan atau diameter setinggi dada kemudian digunakan
untuk menghitung luas bidang dasar (LBDS)
4. Indeks Nilai Penting tiap jenis dihitung dengan menggunakan
rangkaian rumus-rumus sbb:
a. Kerapatan jenis A = jumlah individu per satuan luas
densitas jenis A
b. Kerapatan Relatif (KR) jenis A= x 100
jumlah densitas jenis
c. Dominasi jenis A = jumlah luas bidang dasar A/ha
dominasi jenis A
d. Dominasi Relatif (DR) jenis A= x 100
jumlah dominasi jenis
jumlah jenis A
e. Frekuensi jenis A = x 100
jumlah semua kuadrat
frekuensi jenis A
f. Frekuensi Relatif (FR) jenis A= x 100
jumlah frekuensi jenis

INP Jenis A = KR jenis A+ DR jenis A+ FR jenis A

5. Mengolah data dengan SExI-FS


a. Buka software SExI-FS, pada laman beranda pilih menu
Default Project.
b. Isi plot size dengan ukuran width 20 dan height 20, klik OK.
c. Setelah itu, pilih menu Tree Plot di sebelah kiri. Kemudian,
pilih sub menu Construct, lalu klik perintah Load dan input
data dengan format fil .txt yang telah diolah.
d. Setelah data muncul, klik Apply Constructed Trees pada
bagian kanan bawah.
e. Akan muncul tampilan 2D yang menggambarkan bentuk tajuk
secara horizontal. Kemudian pilih icon Show 3D, atur output
yang ingin ditampilkan (view crown, view branches, view
leaves, dan wireframe view/solid view). Setelah itu, screenshot
hasilnya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis vegetasi tumbuhan dilakukan oleh kelompok 5A Ekologi


pada tanggal 20 September 2022 di Arboretum Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada menggunakan metode kuadrat dengan 3x
pengulangan , setiap pengulangan terdiri atas 1 plot dengan ukuran 20 m x 20
m. Jenis spesies yang ditemukan yaitu, Adenanthera pavonine, Eucalyptus,
Khaya anthoteca, Pterygota sp., Shorea polysperma, Siparuna guianensis,
Swietenia macrophylla. Tumbuhan yang mendominasi daerah tersebut adalah
Khaya anthoteca. Pertumbuhan vegetasi tiang dan pohon ini menunjukkan
bahwa jenis inilah yang tumbuh dan menyebar di sebagian Arboretum
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan Kerapatan, Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR),
Dominasi dan Dominasi Relatif (DR). Setelah itu, kita dapat menghitung INP
dari data tersebut. Angka INP yang didapatkan akan digunakan untuk
mengukur kelimpahan jenis suatu spesies dalam area tertentu.

Kelimpahan adalah populasi suatu pohon atau jenis tumbuhan lain


yang ukurannya dapat diperkirakan atau dihitung. Secara kualitatif, dibagi
menjadi individu yang jarang, kadang-kadang ada, seringa da, dan sangat
banyak yang dinyatakan dalam satuan ruang yang disebut kerapatan yang
umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu. Dominasi adalah besaran yang
digunakan untuk menggambarkan derajat penguasaan atas ruang atau lokasi
dimana suatu tumbuhan itu tumbuh, daerah yang dicakup oleh suatu spesies
tumbuhan, atau kemampuaan suatu spesies untuk bersaing dengan spesies
lain. Dominasi dapat diartikan sebagai penguasaan satu spesies terhadap
spesies lainnya. Frekuensi adalah ukuran keseragaman atau keteraturan
terdapatnya suatu jenis frekuensi memberikan gambaran bagaimana pola
penyebaran suatu jenis, apakah menyebar keseluruh kawasan atau kelompok.
INP merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menganalisis
kelimpahan jenis pada suatu komunitas. Nilai INP dapat diperoleh dari
menjumlahkan kerapatan relatif, dominasi relatif, dan frekuensi relatif,
sehingga jumlah maksimalnya 300% (Wolf dkk, 1990).
Perhitungan Indeks Nilai Penting (INP)
Tabel 1. Hasil Analisis Vegetasi Metode Kuadrat
No Lebar Tajuk Tebal Jml sp
Spesies x y Tinggi TBBC Diameter Keliling LBDS Jml
Kuadrat (U;T;S;B) Tajuk kumulatif
1 Pterygota sp. 0.6 0 22 16 1 ; 2 ; 1,5 ; 0,5 6 19 59,66 0,28 1 1
Adenanthera pavonina 2 2.5 13 6 2;1;1;1 7 17 53,38 0,22 2 1
Khaya anthoteca 0.6 7 20 17.5 2,5 ; 2 ; 1 ; 1,5 2.5 22 69,08 0,37 3 1
Pterygota sp. 2.5 7 24 14 0,5 ; 1 ; 1 ; 1 10 86 270,04 5,73 3 1
Khaya anthoteca 7 7 14 9 1,5 ; 0,5 ; 2 ; 2 5 48 150,72 1,78 3 1
Khaya anthoteca 7 7.5 20 15 2 ; 1 ; 1,5 ; 1 5 22 69,08 0,37 3 1
Adenanthera pavonina 8 6 20 15 1,5 ; 1 ; 0,5 ; 2 5 22 69,08 0,37 3 1
Khaya anthoteca 12 14 18 14 2 ; 1,5 ; 1,5 ; 1 4 37 116,18 1,06 3 1
Khaya anthoteca 11 15 22 16 3 ; 4 ; 2,5 ; 1 6 43,9 137,85 1,49 3 1
Siparuna guianensis 14 12 15 12 2;2;1;1 3 22,3 70,02 0,39 4 1
Khaya anthoteca 18 16 19 17 1 ; 0,5 ; 1 ; 2 3 79 248,06 4,83 4 1
Khaya anthoteca 17 13 22 18 3 ; 2,5 ; 1 ; 2 4 57 178,98 2,52 4 1
2 Pterygota sp. 5 4.5 14 11 0,5 ; 1 ; 1 ; 1 3 15 47,10 0,17 4 1
Adenanthera pavonina 6 3 15 12 2,5 ; 1 ; 4 ; 2,5 3 17 53,38 0,22 4 1
Shorea polysperma 7 8 25 22 2;3;2;1 3 22,8 71,59 0,40 5 1
Khaya anthoteca 10 7.5 12 9 1 ; 1,5 ; 0,5 ; 3 3 42 131,88 1,37 5 1
Khaya anthoteca 12 9 15 11 2 ; 1 ; 1,5 ; 2 4 27 84,78 0,56 5 1
Khaya anthoteca 8 13 16 12 0,5 ; 1,5 ; 2 ; 1 4 32,8 102,99 0,83 5 1
Adenanthera pavonina 14 18 10 6 2;1;1;1 4 19 59,66 0,28 5 1
Pterygota sp. 11 7 13 9 3;1;2;2 4 18 56,52 0,25 5 1
Shorea polysperma 16 13 20 18 2,5 ; 3 ; 2 ; 2,5 2 24 75,36 0,45 5 1
Pterygota sp. 19 17 12 7 2 ; 1 ; 1,5 0, 5 5 19 59,66 0,28 5 1
Pterygota sp. 17 5 15 10 1 ; 1,5 1 ; 1 5 17,5 54,95 0,24 5 1
Khaya anthoteca 8 12 13 10 1 ; 2 ; 1,5 ; 1 3 25 78,50 0,48 5 1
Khaya anthoteca 9 12 12 8 2 ; 1,5 ; 1 ; 1,5 4 43 135,02 1,43 5 1
Khaya anthoteca 3 10 18 15 1,5 ; 1,5 ; 2 ; 1 3 60 188,40 2,79 5 1
Shorea polysperma 7 9 19 15 3 ; 1,5 ; 1 ; 2 4 18 56,52 0,25 5 1
Khaya anthoteca 14 12 10 8 2 ; 0,5 ; 1 ; 2 2 13 40,82 0,13 5 1
Khaya anthoteca 18 16 12 9 1,5 ; 1 ; 1 ; 0,5 3 42 131,88 1,37 5 1
3 Swietenia macrophylla 5 2 18 8 2; 2; 3; 2 6 18 56,52 0,25 6 1
Eucalyptus 4 5 30 22 7; 7; 8; 9 8 68,5 215,09 3,63 7 1
Pterygota sp. 1 7 27 20 7; 8; 8; 7 10 46 144,44 1,64 7 1
Pterygota sp. 3 8 9 5 1; 3; 2; 3 4 22 69,08 0,37 7 1
Adenanthera pavonina 4 10 25 6 5; 6; 6; 7 9 33 103,62 0,84 7 1
Pterygota sp. 0 19 27 15 9; 8; 8; 8 12 33 103,62 0,84 7 1
Pterygota sp. 3 19 18 8 6; 5; 7; 6 10 21,5 67,51 0,36 7 1
Pterygota sp. 7 18 18 8 4; 5; 5; 4 10 16 50,24 0,20 7 1
Pterygota sp. 9 18 24 16 6; 5; 7; 6 8 29,5 92,63 0,67 7 1
Adenanthera pavonina 10 15 23 14 5; 6; 4; 6 6 22 69,08 0,37 7 1
Adenanthera pavonina 9 6 21 4 8; 6; 7; 7 8 26 81,64 0,52 7 1
Khaya anthoteca 18 5 9 3 4; 2; 4; 3 6 10 31,40 0,08 7 1
Pterygota sp. 19 6 25 15 9; 8; 8; 9 10 49 153,86 1,86 7 1
Adenanthera pavonina 15 10 12 7 3; 4; 2; 1 5 10,5 32,97 0,09 7 1
Pterygota sp. 13 12 13 5 3; 4; 4; 3 8 11 34,54 0,09 7 1
Adenanthera pavonina 16 15 16 6 4; 6; 6; 5 6 11,5 36,11 0,10 7 1
Pterygota sp. 20 20 25 19 8; 7; 9; 8 6 37 116,18 1,06 7 1
Khaya anthoteca 14 19 16 9 2; 1; 1; 2 7 12,5 39,25 0,12 7 1
Tabel 2. kerapatan
No Luas Jumlah Individu
Total
Kuadrat Kuadrat Pterygota Adenanthera Khaya Siparuna Shorea Swietenia Eucalyptus
1 100 2 2 7 1 0 0 0 12
2 100 4 2 8 0 3 0 0 17
3 100 9 5 2 0 0 1 1 18
Total 300 15 9 17 1 3 1 1 47
Kerapatan 500,00 300,00 566,67 33,33 100,00 33,33 33,33 1566,67
Kerapatan relatif 31,91 19,15 36,17 2,13 6,38 2,13 2,13 100,00

Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan
tertentu. Pengukuran nilai kerapatan pada 7 spesies ini menunjukkan nilai kerapatan
relatif yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan kondisi lahan hutan beserta vegetasi
penyusunnya .

Tabel 3. dominansi
No Luas Jumlah Individu
Total
Kuadrat Kuadrat Pterygota Adenanthera Khaya Siparuna Shorea Swietenia Eucalyptus
1 100 6,01 0,60 12,44 0,39 0 0 0 19,43
2 100 0,94 0,50 8,96 0 0,25 0 0 10,66
3 100 7,10 1,93 0,20 0 0 0,25 3,63 13,11
Total 300 14,05 3,03 21,60 0,39 0,25 0,25 3,63 43,20
dominansi 468,28 101,04 719,91 12,84 8,36 8,36 121,12 1439,92
dominansi relatif 32,52 7,02 50,00 0,89 0,58 0,58 8,41 100,00

Dominasi adalah besaran yang digunakan untuk menggambarkan derajat


penguasaan atas ruang atau lokasi dimana suatu tumbuhan itu tumbuh, daerah yang
dicakup oleh suatu spesies tumbuhan, atau kemampuaan suatu spesies untuk bersaing
dengan spesies lain. Pada areal ini 50% di dominasi oleh spesies Khaya anthoteca,
yang artinya Khaya anthoteca adalah spesies yang mampu bersaing terhadap lainnya
dan mampu bersaing untuk tumbuh dibandingkan spesies lain yang diamati.
Tabel 4. frekuensi
No Luas Jumlah Individu
Total
Kuadrat Kuadrat Pterygota Adenanthera Khaya Siparuna Shorea Swietenia Eucalyptus
1 100 1 1 1 1 0 0 0 4
2 100 1 1 1 0 1 0 0 4
3 100 1 1 1 0 0 1 1 5
Total 300 3 3 3 1 1 1 1 13
Frekuensi 100,00 100,00 100,00 33,33 33,33 33,33 33,33 433,33
Frekuensi relatif 23,08 23,08 23,08 7,69 7,69 7,69 7,69 100,00

Frekuensi adalah ukuran keseragaman atau keteraturan terdapatnya suatu jenis


frekuensi memberikan gambaran bagaimana pola penyebaran suatu jenis, apakah
menyebar keseluruh kawasan atau kelompok. Pengukuran frekuensi dari data yang
didapatkan menunjukkan bahwa dari 7 spesies tersebut memiliki Frekuensi Relatif
yang hampir sama. Pterygota sp, Adenanthera pavonine, dan Khaya anthoteca
memiliki Frekuensi Relatif yang sama yaitu 23,08%. Siparuna guianensis, Shorea
polysperma, Swietenia macrophylla, dan Eucalyptus juga memiliki Frekuensi Relatif
yang sama yaitu 7,69%. Hal ini menunjukkan bahwa semua spesies memiliki tingkat
kemunculan yang hamper sama, tidak ada spesies yang lebih banyak muncul secara
signifikan.

Tabel 5. struktur kuantitatif


spesies Pterygota Adenanthera Khaya Siparuna Shorea Swietenia Eucalyptus Total

K 500,00 300,00 566,67 33,33 100,00 33,33 33,33 1566,67


KR 31,91 19,15 36,17 2,13 6,38 2,13 2,13 100,00
D 468,28 101,04 719,91 12,84 8,36 8,36 121,12 1439,92
DR 32,52 7,02 50,00 0,89 0,58 0,58 8,41 100,00
F 100,00 100,00 100,00 33,33 33,33 33,33 33,33 433,33
FR 23,08 23,08 23,08 7,69 7,69 7,69 7,69 100,00
INP 87,51 49,24 109,24 10,71 14,66 10,40 18,23 300,00
Rank 2 3 1 6 5 7 4

INP merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menganalisis


kelimpahan jenis pada suatu komunitas. Nilai INP dapat diperoleh dari
menjumlahkan kerapatan relatif, dominasi relatif, dan frekuensi relative. INP tertinggi
dari hasil penelitian ini adalah spesies Khaya anthoteca yaitu 109,24.
Contoh Perhitungan Spesies Adenanthera pavonina
9
a) Kerapatan = x 10000 = 300
300
300
b) KR% = x 100 % =19.15 %
1566.67
3.03
c) Dominasi = x 10000 = 101.04
300
101.04
d) DR% = x 100 % = 7.02%
1439.92
3
e) Frekuensi = x 10000 = 100
300
100
f) FR% = x 100 % = 23.08%
433.33
g) INP = 19.15+7.02+23.08= 49.24%

A. Olah Data SExI-FS


a) Rumus Data Petak 1

Hasil Pengolahan Data Petak 1 Pada SExI-FS


Gambar 5.1. persebaran tanaman pada petak 1 (By SExI-FS)

b) Rumus Data Petak 2

Hasil Pengolahan Data Petak 2 Pada SExI-FS


Gambar 5.2. persebaran tanaman pada petak 2 (By SExI-FS)

c) Rumus Data Petak 3

Hasil Pengolahan Data Petak 3 Pada SExI-FS


Gambar 5.3. persebaran tanaman pada petak 3 (By SExI-FS)

Dengan mengolah data menggunakan SExI-FS kita dapat melihat


kondisi hutan baik secara vertikal maupun horizontal yang disebut diagram
profil. Diagram profil adalah suatu gambaran susunan ketinggian pohon hutan
dalam suatu kuadrat atau petak ukur dengan ukuran tertentu. Metode yang
digunakan pada pembuatan diagram profil hutan pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Menggunankan metode SExI-FS pastinya lebih
efisien waktu, hasil diagram profil hutan lebih jelas dan menarik karena
terdapat warna yang dipilih. Namun, penggambaran spesies hasil pengamatan
terbatas dan hanya dapat terbaca pada pohon dengan batang lurus dan tajuk
yang lebih kecil tertutup tajuk dominan.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode kuadrat ini kita dapat
mengetahui struktur kuantitatif tegakan hutan berdasarkan jenis penyusun dan
mengetahui nilai penting dari vegetasi yang ada di Arboretum Fakultas
Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Hasil jumlah individu terbanyak adalah
Khaya anthoteca dengan nilai Dominasi Relatif 50%.
Hasil metode kuadrat yang diolah dengan software SExI-FS
menunjukkan situasi sebenarnya dari posisi pohon didalamnya, sehingga kita
dapat mengenali secara visual dan kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Annisa Dian Pertiwi, N. F. (2019). Penyebaran Vegetasi Semak, Herba, dan Pohon
dengan Metode Kuadrat di Taman Pancasila. Proceeding of Biology
Education (pp. 185-191). Jakarta: Proceeding of Biology Education.
Ikke Arina Febriyanti, A. F. (2017). Analisis Vegetasi dengan Metode Kuadrat.
Gununganyar: Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negri Sunan Ampel.

Latifah, S. (2005). Analisis Vegetasi Hutan Alam. E-USU Repository. Medan:


Universitas Sumatra Utara.

Yulia. (2011). Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan Analisa Vegetasi (Metode


Kuadrat). Pontianak : Universitas Tnjungpura.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai