Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

ANALISIS VEGETASI AREA PADANG RUMPUT PULAU TIMOR


DENGAN MENGGUNAKAN METODE KWADRAT

OLEH :

KRISTINA FREDOLIN ANIN


NIM:1906050057

FAKULTAS FST BIOLOGI


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari


beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga
merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Vegetasi, tanah dan
iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang
spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain
karena berbeda pula faktor lingkungannya (Marsono, 1977).
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi
hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling,
artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat
tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak
contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan
(Marsono, 1977).
Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu
jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil
agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau
pengabaian (Harjosuwarno, 1990).
Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk
populasinya, dimana sifat – sifatnya bila di analisa akan menolong dalam
menentukan struktur komunitas. Sifat – sifat individu ini dapat dibagi atas dua
kelompok besar, dimana dalam analisanya akan memberikan data yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Analisa kuantitatif meliputi : distribusi tumbuhan
(frekuensi), kerapatan (density), atau banyaknya (abudance) (Indriyanto, 2010).
Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang
diperoleh dari sample. Keempat sifat itu adalah (Indriyanto, 2010) :
1. Ukuran petak.
2. Bentuk petak.
3. Jumlah petak.
4. Cara meletakkan petak di lapangan.
Jika berbicara mengenai vegetasi, tidak bisa terlepas dari komponen penyusun
vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam
pengukuran vegetasi. Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi
umumnya terdiri dari (Indriyanto, 2010) :
1. Belukar (Shrub) yaitu tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan
memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak subtangkai.
2. Epifit (Epiphyte) yaitu tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain
(biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-
parasit.
3. Paku-pakuan (Fern) yaitu tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki
rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai
daun.
4. Palma (Palm) yaitu tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan
biasanya tinggi; tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1
meter dan biasanya terbagi dalam banyak anak daun.
5. Pemanjat (Climber) yaitu tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri
sendiri namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau
belukar.
6. Terna (Herb) adalah tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai
rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang
menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang
kadang-kadang keras.
7. Pohon (Tree) adalah umbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu
batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.
Untuk tingkat pohon dapat dibagi lagi menurut tingkat permudaannya, yaitu :
1. Semai (Seedling) : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan kurang dari
1.5 m.
2. Pancang (Sapling) : Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan berdiameter
kurang dari 10 cm.
3. Tiang (Poles) : Pohon muda berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20 cm.
(Kurniawan, 2008)
Dalam analisa vegetasi ini terdapat banyak ragam metode analisa diantaranya
yaitu: (Wolf dkk, 1990)
1. Dengan cara petak tunggal
2. Dengan cara petak berganda
3. Dengan cara jalur (Transek) dengan cara garis berpetak
4. Dengan cara-cara tanpa petak
Metode kuadrat pada umumnya dilakukan jika hanya vegetasi tingkat pohon
saja yang menjadi bahan penelitian. Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan
untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya
(Harjosuwarno, 1990).
Adapun parameter vegetasi yang diukur dilapangan secara langsung adalah :
(Indriyanto, 2010)
1. Nama jenis (lokal atau botanis)

2. Jumlah individu setiap jenis untuk menghitung kerapatan

3. Penutupan tajuk untuk mengetahui persentase penutupan vegetasi terhadap lahan

4. Diameter batang untuk mengetahui luas bidang dasar dan berguna untuk
menghitung volume pohon.
5. Tinggi pohon, baik tinggi total (TT) maupun tinggi bebas cabang (TBC), penting
untuk mengetahui stratifikasi dan bersama diameter batang dapat diketahui
ditaksir ukuran volume pohon.
Beberapa rumus yang penting diperhatikan dalam menghitung hasil analisa
vegetasi, yaitu :
1. Kerapatan (Density)
Banyaknya (abudance) merupakan jumlah individu dari satu jenis pohon dan
tumbuhan lain yang besarnya dapat ditaksir atau dihitung. Secara kualitatif
dibedakan menjadi jarang terdapat, kadang-kadang terdapat, sering terdapat dan
banyak sekali terdapat jumlah individu yang dinyatakan dalam persatuan ruang
disebut kerapatan yang umunya dinyatakan sebagai jumlah individu (Indriyanto,
2010).
2. Dominasi
Dominasi dapat diartikan sebagai penguasaan dari satu jenis terhadap jenis
lain, sehingga dominasi dapat dinyatakan dalam besaran:
a. Banyaknya Individu (abudance) dan kerapatan (density)
b. Persen penutupan (cover percentage) dan luas bidang dasar (LBD)/Basal
area(BA)
c. Volume
d. Indek nilai penting (importance value-IV)
(Indriyanto, 2010)
3. Frekuensi
Frekuensi merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas terdapatnya
suatu jenis frekuensi memberikan gambaran bagimana pola penyebaran suatu
jenis,apakah menyebar keseluruh kawasan atau kelompok. Hal ini menunjukan
daya penyebaran dan adaptasinya terhadap lingkungan (Wolf dkk, 1990).
4. Indek Nilai Penting (Importance Value Indeks)
Merupakan gambaran lengkap mengenai karakter sosiologi suatu spesies
dalam komunitas. Nilainya diperoleh dari menjumlahkan nilai kerapatan relatif,
dominasi relaif dan frekuensi relatif, sehingga jumlah maksimalnya 300% (Wolf
dkk, 1990).
Analisis vegetasi dapat dilanjutkan untuk menentukan indeks
keanekaragaman, indeks kesamaan, indeks asosiasi, dan kesalihan yang dapat
banyak memberikan informasi dalam pengolahan dan penilaian suatu kawasan
(Indriyanto, 2010).

ALAT DAN BAHAN


 Meteran
 Paku/kayu patokan
 Hamar
 Kayu
 Pensil
 Kamera HP

PROSEDUR KERJA
 Dipilih area padang rumput dekat pemukiman penduduk
 Dicatat kondisi umum/area yang dipilih
 Ditempatkan 2 stan (stasiun) pengamatan,berukuran 100x 100 m secara
subyektif dengan menggunakan pertimbangan reprensantai area tersebut dan
dianggap dapat mengambaekan area atau mewakilli komunitas padang rumput
pada area yang dipilih
 Pada masing-masing stan tersebut , ditempatkan 15 buah plot kuadrat \ukuran
1mx1m secara acak, sehingga jumlah kuadrat\plot yang dihitung ukuran
adalah 2x15=30 plot

ANALISIS DATA

Jumlah plot dimana suatu spesies hadir


- Frekuensi =

x 100
Jumlah total plot

Frekuensi suatu spesies


- Frekuensi Relatif =

Total frekuensi semua spesie


Jumlah tumbuhan spesies tertentu

- Densitas (kerapatan) = x 100

Total area

sampel Densitas suatu

spesies

- Densitas relatif = x 100

Densitas seluruh

spesies Penutupan (cover)

suatu jenis

- Dominansi = x 100

Total area sampel

Dominansi suatu jenis

- Dominansi relatif =

x 100 Jumlah nilai dominansi seluruh jenis

- Indek Nilai Penting (INP) = Kerapatan Relatif (KR) + Frekwensi Relatif (FR)
+ Dominansi Relatif (DR).

HASIL PENGAMATAN
 STAND 1

N Nama Jenis Jumlah Penutupan frekuensi KR D FR INP


O Tumbuhan individu (dominasi) R
(densitas
1 Stenotaphrum 0,54 0,11 13,95 4,6 20 38.55
Sekundatum 20
(buffalo grass)
2 Cyperus 0,09 0,04 10 2,32 1,6 10 13,92
rotundus
(rumput teki)
3 Verbascum 0,18 10 4,65 7,5 10 22,55
sinvatum L. 0,1
(thapus)
4 Caromolaena 0,03 0,03 3,33 0,77 3,33 5,3
ordata (gulma 1,2
siam)
5 Centella 0,01 0,01 3,33 0,25 0,4 3,33 3,98
asiatica L.
( daun kaki
kuda)
6 Jartropohda 0,01 0,01 3,33 0,25 0,4 3,33 3,98
gossypiifolia L.
(jarak merah)
7 Sena tora (sabit 0,03 0,07 10 0,77 1,2 10 11,97
tanaman
sensitife liar)
8 Digitaria 0,11 00,11 3,33 2,84 4,6 3,33 10,77
sanguinalis L.
(rumput parit)
9 Rumput 0,54 0,22 10 13,95 9,2 10 33,15
Johnson
10 Juncus 0,18 3,33 1,03 7,5 3,33 11,86
articulates L. 0,04
11 Common 0,01 0,09 3,33 3,61 3,7 3,33 10,64
wirreweed
12 Garex 0,01 0,07 3,33 3,61 2,9 3,33 9,84
halleriana asso
13 Gringsingan 0,14 0,15 10 12,91 5,5 10 28,41
(Hyptis
suavrolens)
14 Spurge 0,50 0,12 13,3 0,77 5 13,3 19,07
(euphorbias
prostrata aitan)
15 Lovegrass 0,3 0,06 3,33 7,75 2,5 3,33 13,58
(eragostis
minor host)
16 Fall panicgrass 0,45 0,18 3,33 11,62 7,5 3,33 22,45
(Panicum
dichoto
miflorum
minchx)
17 Polygonum 0,03 0,11 3,33 0,77 4,6 3,33 8,7
maritium
18 Eragrostis 0,45 0,07 20 12,09 2,9 20 34,99
unuoloides
19 Dactiloctenium 0,05 0,12 6,66 1,34 5 6,66 13
aegyftium L
20 Oldelandia 0,13 0,18 10 3.49 7,5 10 15,86
corymbosa
21 Zinnia alegans 0,02 0,06 3,33 0,53 2,2 3,33 6,06
L.
22 Carex 0,03 0,18 3,33 0,80 7,5 3,33 11,63
vulpinoid
mindx
23 Mimosa 0,02 0,12 3,33 0,53 5 3,33 8,86
puncica
 STAN II

N NAMA JENIS JUMLAH PENUTU FREK KR DR FR INP


O TUMBUHAN INDIVIDU PAN UENSI
DENSITA (d0minas
S i)
1 Cyperus eragrostis 0,03 0,01 66 1,56 0,67 9,6 96,
83
2 Tridax procumbens 0,01 0,01 3,33 0,52 0,67 47,3 48,
L 49

3 Eleusine indica .L 0,01 0,01 3,33 0,52 0,67 47,3 48,


49
4 Comelina erecta L. 0,02 0,01 3,33 0,14 0,67 47,3 48,
11
6 Phylanthus 0,05 0,05 3,33 2,6 3,37 47,3 53,
urunaria L. 27
7 Gomphrena serrata 0,01 0,01 3,33 0,52 0,67 47,3 48,
L. 49
9 Sena tora 0,9 0,52 6,6 46,8 35,1 94,6 17,
5 6
10 Jamur 0,23 0,2 6,6 0,97 13,5 94,6 48,
8
12 Jarak merah 0,03 0,03 3,33 1,56 0,02 47,3 48,
8
13 Buffalo grass 0,5 0,5 13,33 2,6 33,7 19.1 37
14 Calontropis 0,05 0,05 3,33 2,6 3,37 47,3 53,
gigantea L. Drynd 2
15 Juncus effusus L 0,01 0,01 3,33 0,52 0,67 47,3 48,
4
16 Gala vesta 0,01 0,01 3,33 0,52 0,67 47,3
18 Euphirbia hirta L 0,05 0,05 3,33 2,6 3,37 47,3 53,
2
19 Cromalaena ordata 0,01 0,01 3,33 0,52 3,37 47,3 51,
1

PEMBAHASAN
Berdasarkan data dan analisis perhitungan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa:
Dari data tersebut dapat diperoleh frekwensi spesies terbesar dengan
cara menghitung jumlah plot terdapatnya spesies dibagi dengan
jumlah plot keseluruhan yang diamati kemudian dikalikan 100%.

Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan frekuensi relatif (FR) terbesar


adalahDari hasil penrhitungan diatas, didapatkan bahwa Frekuensi Relatif
(FR) terbesar pada Stand I adalah Buffalo grass(Stenotphrum sekundatum),
Eragrostis unuoloides, dengan FR sebesar 20% , dan pada Stand II FR
terbesar adalah Sena tora, dan Jamur dengan Nilai 94,6. Nilai ini
menunjukkan bahwa tanaman-tanaman tersebut memiliki kehadiran yang
tinggi di tiap plot dibandingkan dengan spesies lainnya.
Densitas Relatif (DK) terbesar ada pada rumput Johnson Pada Stan I
dengan (DK )sebesar 9,2 dan pada Stand 2 DR) terbesar ada pada Rumput
Johnson pada Stand I ,dengan DR sebesar 9,,2. diikuti Verbascum sinvatum
L. (thapus)Juncus articulates L. ,Fall panicgrass (Panicum dichoto miflorum
minchx), Oldelandia corymbosa, Carex vulpinoid mindx, dengan DR
sebesar7,5 pada Stand 2. Nilai ini menunjukkan bahwa rumput Johnson
memiliki kerapatan yang tinggi bila dibandingkan dengan spesies lainnya.
Sedangkan Dominansi Relatif (DR) terbesar ada pada Rumput Johnson
pada Stand I ,dengan DR sebesar 9,2 pada Stang 2 DR terbesar padaSena tora
Nilai ini menunjukkan bahwa tanaman Rumput Johnson tersebut yang paling
mendominasi di daerah tersebut dibandingkan tanaman yang lain, dimana
adalah yang paling mendominasi. By 0
Nilai INP (indeks nilai penting) dapat dihitung dengan menjumlah
frekuensi relatif (FR), dominansi relatif (KR) dan densitas relatif (DR)
adalah sebesar 320,57 pada Stan 1 , dan 556,46 Indeks nilai penting
menunjukkan kepentingan suatu jenis tumbuhan serta peranannya dalam
komunitas (Jumin, 1992).

Kesimpulan
 Nilai Frekuensi Relatif terbesar pada Stand, dan stand 2 adalah Buffalo
grass(Stenotphrum sekundatum), Eragrostis unuoloides, dengan FR
sebesar 20%, Eragrostis unuoloides, dengan FR sebesar 20% , dan pada
Stand II FR terbesar adalah Sena tora, dan Jamur dengan Nilai 94,6.
 DR) terbesar ada pada Rumput Johnson pada Stand I ,dengan DR sebesar
9,2 pada Stang 2 DR terbesar pada sena tora.
INP ebesar 320,57 pada Stan 1 , dan 556,46 0ada stan II

Saran
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan benar – benar
memahami cara kerja yang akan dilakukan. Sehingga, saat melakukan
praktikum dapat dilakukan dengan cepat, benar dan waktu tidak
terbuang karena masih bingung dengan carakerja.

Lampiran

Data pengamatan metode kuadrat


PLOT I
No Nama Jenis Tumbuhan Jumlah Pesen Tekstur Warna
individu penutupan tanah Tanah
(0-100%)
1 Stenotaphrum 9 55% SANDY Merah
Sekundatum LOAM gelap
(buffalo grass Berpasir
( gritty)
2 Cyperus rotundus 2 10% SANDY Merah
(rumput teki) LOAM gelap
Berpasir
( gritty)
3 Sena Tora L. sabit 7 35% SANDY Merah
tanaman sensitif LOAM gelap
Berpasir
( gritty)

PLOT II

No Nama Jenis Tumbuhan Jumlah Pesen Tekstur Warna


individu penutupan tanah Tanah
(0-100%)
1 Stenotaphrum 9 64,28 SANDY Merah
Sekundatum LOAM gelap
(buffalo grass Berpasir
( gritty)
2 Cyperus rotundus 1 7,14% SANDY Merah
(rumput teki) LOAM gelap
Berpasir
( gritty)
3 Sena Tora L. sabit 4 28,57% SANDY Merah
tanaman sensitif LOAM gelap
Berpasir
( gritty)

PLOT 1II
No Nama Jenis Tumbuhan Jumlah Pesen Tekstur Warna
individu penutupan tanah Tanah
(0-100%)
1 Stenotaphrum 24 41,66% SANDY Merah
Sekundatum LOAM gelap
(buffalo grass Berpasir
( gritty)
2 Charomolaena Ordata 3 12,5% SANDY Merah
( gulma siam) LOAM gelap
Berpasir
( gritty)
3 Verbascum sinvatum L. 10 41,66% SANDY Merah
(thapus) LOAM gelap
Berpasir
( gritty)
4 Centella Asiatida L. 1 4,16% SANDY Merah
( daun kaki kuda) LOAM gelap
Berpasir
( gritty)

PLOT V
No Nama Jenis Tumbuhan Jumlah Pesen Tekstur Warna
individu penutupan tanah Tanah
(0-100%)
1 Stenotaphrum 10 66,66% SANDY Merah
Sekundatum LOAM gelap
(buffalo grass Berpasir
( gritty)
2 Jatropho gossypiifolio 1 6,66% SANDY Merah
(jarak merah) LOAM gelap
Berpasir
( gritty)
3 Verbascum sinvatum L. 1 6,66% SANDY Merah
(thapus) LOAM gelap
Berpasir
( gritty)
4 Sena tora 3 20% SANDY Merah
LOAM gelap
Berpasir
( gritty)

PLOT VI
No Nama Jenis Tumbuhan Jumlah Pesen Tekstur Warna
individu penutupan tanah Tanah
(0-100%)
1 Digitaria sangunalis 11 91,66% SANDY Merah
( runput parit) LOAM gelap
Berpasir
( gritty)
2 Salix repens 1 8,33% SANDY Merah
( gandurasa) LOAM gelap
Berpasir
( gritty)
Polygonum aviculare Sena tora Vesbqascum sianutum

Salix Repens Digitaria sanguinalis hyparrheni hirta


Jatropha gossypiifolia centella asianca cyperus rotundus

Sena tora vesbascum sinuatum chromoleana ordata

Sorghum halepense juncus articulatus L. Euphorbia prostata aikon


Hyptis suaveolens gompherena serrata L.
Euphorbia hirta L. Gala vesta
Juncus effusus L. Psilocybe

Calotropis gigantea L. Carex vulpinoidea philantus urunaria L.


Commelina erecta sarex halleriana aso pholigonum maritium L.

DAFTAR PUSTAKA

Hijbeek,et all.2014. An Evaluation of Plotes Sampling Using Vegetation Simulations and Field
Data from a Mangrove Forest. Jurnal An Evaluation of Plotless Sampling.Vol.8, No 6.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan.Jakarta : Bumi Aksara.

Sjafani, Hakim, dkk.2015.The Habitat and Estimation Population of Mamoa Bird (Eulipoa
wallacei) in Galela Halmahera. Jurnal of Biodeversity and Enviromental Sciences.Vo.7, No.2.

Soegianto, Agus. 2002. Ekologi Kuantitatif. Surabaya : Usaha Nasional.

Syafei, Eden Surasana. 1990.  Pengantar Ekologi Tumbuhan.  ITB: Bandung.


Ahraf, bima, 2010 “Analisis Vegetasi dengan Metode
Kuadrat” https://bimashraf..blogspot.co.id/2010/12/analisis-vegetasi-dengan-metode-
kuadrat-html?m=

Anda mungkin juga menyukai