Si
ANALISIS VEGETASI
ANALISIS VEGETASI
Komunitas tumbuhan/vegetasi merupakan
komponen dari suatu ekosistem
Dengan demikian analisis vegetasi dapat dipakai
sebagai alat untuk memperlihatkan informasi yang
berguna tentang komponen-komponen dari suatu
ekosistem
Analisis Vegetasi : cara mempelajari susunan
(komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi
atau masyarakat tumbuhan
Nilai analisis vegetasi: ekonomi dan biologi
BENTUK VEGETASI
Konsosiasi: komunitas didominasi oleh satu
jenis (hutan pinus, hutan jati, padang alang-
alang)
Asosiasi: komunitas didominasi oleh
bermacam-macam jenis (hutan hujan tropis,
semak belukar)
BENTUK-BENTUK HIDUP KOMPONEN VEGETASI
Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup
besar, dan memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak
subtangkai.
Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan
lain (biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin hidup sebagai
parasit atau hemi-parasit.
Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai,
biasanya memiliki rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada
rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
Palma (Palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu,
lurus dan biasanya tinggi; tidak bercabang sampai daun pertama.
Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam
banyak anak daun.
Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri
sendiri namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau
belukar.
Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai
rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang
menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang
kadang-kadang keras.
Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu
batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.
Untuk tingkat pohon dapat dibagi lagi menurut tingkat permudaannya, yaitu :
a. Semai (Seedling) : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan
kurang dari 1.5 m.
b. Pancang (Sapling) : Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan
berdiameter kurang
c. Tiang (Poles) : Pohon muda berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20
cm.
METODE ANALISIS VEGETASI
Metode Destruktif: metode ini dilakukan untuk
memahami jumlah materi organik yang terkandung atau
dapat dihasilkam oleh suatu vegetasi. Variabel yang
digunakan biasanya berupa produktivitas primer atau
biomassa
Metode non- Destruktif:
1. Non floristika: membagi vegetasi tanpa memeprhatikan
taksoniminya, biasanya diklasifikasikan berdasarkan
bentuknya (pohon, alga, jamur, semak, dsb)
2. Floristika: penelaahan dilakukan terhadap semua
populasi spesies pembentuk vegetasi
PARAMETER ANALISIS VEGETASI
Kualitiatif
Kuantitatif
ANALISIS KUALITATIF
Fisiognomi: Fisiognomi adalah penampakan luar dari
suatu komunitas tumbuhan yang dapat dideskripsikan
berdasarkan kepada penampakan spesies tumbuhan
dominan, penampakan tinggi tumbuhan dan warna
tumbuhan yang tampak oleh mata.
Fenologi: Fenologi adalah perwujudan spesies pada
setiap fase dalam siklus hidupnya. Bentuk dari
tetumbuhan berubah-ubah sesuai dengan umurnya,
sehingga spesies yang sama dengan tingkat umur
yang berbeda akan membentuk struktur komunitas
yang berbeda.
Periodesitas adalah kejadian musiman dari berbagai
proses dalam kehidupan tumbuhan. Kejadian musiman
pada tumbuhan dapat ditunjukkan oleh perwujudan
bentuk daun, ukuran daun, masa pembungaan, masa
bertunas dan peluruhan buah atau biji.
Statifikasi adalah distribusi tetumbuhan dalam ruang
vertikal. Semua spesies tetumbuhan dalam komunitas
tidak sama ukurannya, serta secara vertikal tidak
menempati ruang yang sama.sratifikasi tetumbuhan
dibagian atas tanah berhubungan dengan sifat spesies
tumbuhan untuk memanfaatkan radiasi matahari yang
diterima, dan memanfaatkan ruangan menurut keperluan
yang berbeda-beda.
Kelimpahan adalah parameter kualitatif yang
mencermikan distribusi relatif spesies organisme
dalam komunitas. Kelimpahan pada umumnya
berhubungaan dengan densitas berdasarkan
penaksiran kualitatif: menurut penaksiran kualitatif,
kelimpaha dapat dikelompokkan menjadi lima:
• sangat jarang
• banyak
1. Ukuran petak
Ditentukan berdasarkan:
ukuran tumbuhan (makin tinggi makin luas ukuran petak
Kerapatan tumbuhan (makin rapat makin kecil ukuran petak).
Heterogenitas (makin heterogen makin besar/luas ukuran petak)
Prinsip Sampling harus:
mewakili komunitas tumbuhan (petak harus cukup besar
agar individu dalam contoh terwakili, tetapi harus cukup
kecil dan detail agar individu yang ada dapat dipisahkan
Memperhitungkan kendala waktu, biaya, dan tenaga
• Jenis dominan
2. Petak Ganda
- Banyak petak (>1 petak) tersebar merata (acak sistematik)
- Jumlah petak tergantung - Kurva species area
- Intensitas sampling
- Keadaan vegetasi
3. Cara Jalur atau Transek
- Hutan sangat luas
- Belum diketahui keadaan sebelumnya
- Cocok untuk mengetahui perubahan vegetasi berdasarkan
perubahan faktor lingkungan
Cavin & Castro (1959) - panjang 1000 m
- jarak antar jalur 200 m
- intensitas (IS) 10 %
Boon & Tideman (1950) - Indonesia
- l10 m-20 m
- jarak antar jalur 200-1000 m
- IS 2 % luas hutan ≥ 10.000 ha
- IS 10 % luas hutan < 1000 ha
INTAG (1967) : Hutan luas minimal 5 jalur dengan jarak
antar jalur 1-5 km
4. Cara jalur berpetak (garis berpetak)
- Modifikasi petak ganda atau cara jalur
- Modifikasi petak ganda melompat satu/lebih petak
dalam jalur
- Bentuk segi panjang, bujur sangkar, lingkaran
bujur sangkar/segi panjang
- Ukuran petak 10x10; 20x20; 20x50
Ket:
0.3 – 0.6 kemerataan jenis tergolong sedang dan E > 0.6 maka
kemerataaan jenis tergolong tinggi.
Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka
C : Indeks dominasi
ni : Nilai penting masing-masing jenis ke-n
N : Total nilai penting dari seluruh jenis
8. Indeks similaritas (IS)
Digunakan untuk melihat similarity atau