Anda di halaman 1dari 32

Arlinda Puspita Sari, S.Si, M.

Si

ANALISIS VEGETASI
ANALISIS VEGETASI
 Komunitas tumbuhan/vegetasi merupakan
komponen dari suatu ekosistem
 Dengan demikian analisis vegetasi dapat dipakai
sebagai alat untuk memperlihatkan informasi yang
berguna tentang komponen-komponen dari suatu
ekosistem
 Analisis Vegetasi : cara mempelajari susunan
(komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi
atau masyarakat tumbuhan
 Nilai analisis vegetasi: ekonomi dan biologi
BENTUK VEGETASI
 Konsosiasi: komunitas didominasi oleh satu
jenis (hutan pinus, hutan jati, padang alang-
alang)
 Asosiasi: komunitas didominasi oleh
bermacam-macam jenis (hutan hujan tropis,
semak belukar)
BENTUK-BENTUK HIDUP KOMPONEN VEGETASI
 Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup
besar, dan memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak
subtangkai.
 Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan
lain (biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin hidup sebagai
parasit atau hemi-parasit.
 Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai,
biasanya memiliki rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada
rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
 Palma (Palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu,
lurus dan biasanya tinggi; tidak bercabang sampai daun pertama.
Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam
banyak anak daun.
 Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri
sendiri namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau
belukar.
 Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai
rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang
menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang
kadang-kadang keras.
 Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu
batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.
 Untuk tingkat pohon dapat dibagi lagi menurut tingkat permudaannya, yaitu :
a. Semai (Seedling) : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan
kurang dari 1.5 m.
b. Pancang (Sapling) : Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan
berdiameter kurang
c. Tiang (Poles) : Pohon muda berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20
cm.
METODE ANALISIS VEGETASI
 Metode Destruktif: metode ini dilakukan untuk
memahami jumlah materi organik yang terkandung atau
dapat dihasilkam oleh suatu vegetasi. Variabel yang
digunakan biasanya berupa produktivitas primer atau
biomassa
 Metode non- Destruktif:
1. Non floristika: membagi vegetasi tanpa memeprhatikan
taksoniminya, biasanya diklasifikasikan berdasarkan
bentuknya (pohon, alga, jamur, semak, dsb)
2. Floristika: penelaahan dilakukan terhadap semua
populasi spesies pembentuk vegetasi
PARAMETER ANALISIS VEGETASI
 Kualitiatif
 Kuantitatif
ANALISIS KUALITATIF
 Fisiognomi: Fisiognomi adalah penampakan luar dari
suatu komunitas tumbuhan yang dapat dideskripsikan
berdasarkan kepada penampakan spesies tumbuhan
dominan, penampakan tinggi tumbuhan dan warna
tumbuhan yang tampak oleh mata.
 Fenologi: Fenologi adalah perwujudan spesies pada
setiap fase dalam siklus hidupnya. Bentuk dari
tetumbuhan berubah-ubah sesuai dengan umurnya,
sehingga spesies yang sama dengan tingkat umur
yang berbeda akan membentuk struktur komunitas
yang berbeda.
 Periodesitas adalah kejadian musiman dari berbagai
proses dalam kehidupan tumbuhan. Kejadian musiman
pada tumbuhan dapat ditunjukkan oleh perwujudan
bentuk daun, ukuran daun, masa pembungaan, masa
bertunas dan peluruhan buah atau biji.
 Statifikasi adalah distribusi tetumbuhan dalam ruang
vertikal. Semua spesies tetumbuhan dalam komunitas
tidak sama ukurannya, serta secara vertikal tidak
menempati ruang yang sama.sratifikasi tetumbuhan
dibagian atas tanah berhubungan dengan sifat spesies
tumbuhan untuk memanfaatkan radiasi matahari yang
diterima, dan memanfaatkan ruangan menurut keperluan
yang berbeda-beda. 
 Kelimpahan adalah parameter kualitatif yang
mencermikan distribusi relatif spesies organisme
dalam komunitas. Kelimpahan pada umumnya
berhubungaan dengan densitas berdasarkan
penaksiran kualitatif: menurut penaksiran kualitatif,
kelimpaha dapat dikelompokkan menjadi lima:
• sangat jarang

• kadang-kadang atau jarang

• sering atu tidak banyak

• banyak

• sangat banyak atau berlimpah-limpah.


 Penyebaran adalah parameter kualitatif yang
menggambarkan keberadaan spesies
organisme pada ruang secara horizontal.
Penyebara itu dapat dikelompokkan menjadi
tiga yaitu random, seragam dan berkelompok.
 Daya hidup atau vitalitas adalah tingkat keberhasilan tumbuhan
untuk hidup dan tumbuh normal, serta kemampuan untuk
bereproduksi. Daya hidup akan menentukan
setiap  spesies  organisme untuk memelihara kedudukannya dalam
komunitas. Daya hidup juga sangat membantu meningkatkan
kemampuas setiap spesies tumbuhan dalam beradaptasi terhadap
kondisi tempat tumbuhnya. Dayatumbuh tumbuhan antara lain:
 a.  V1       : tetumbuhan yang  berkecambah, tetapi segera mati.
 b.  V2       : tetumbuhan yang dapat hidup setelah berkecambah, teapi
tidak dapat bereproduksi.
 c.  V3       : tetumbuhan sedang bereproduksi, tetapi hanya secara
vegetatif saja.
 d.  V4       : tetumbuhan sedang bereproduksi secara seksual, tetapi
sangat kurang
 e.  V5       : tetumbuhan sedang bereproduksi sangat baik secar
seksual
ANALISIS KUANTITATIF
 Analisis struktur vegatasi berdasarkan data
yang dikumpulkan
 Karena komunitas tumbuhan sangat luas dan
kompleks, maka untuk mendapatkan
informasi tentang komposisi dan struktur
vegetasi tidak mungkin secara sensus,
perlu pengambilan sample/contoh (Sampling)
CARA PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING) HARUS
MEMPERHATIKAN 4 HAL :

1. Ukuran petak
Ditentukan berdasarkan:
ukuran tumbuhan (makin tinggi makin luas ukuran petak
Kerapatan tumbuhan (makin rapat makin kecil ukuran petak).
Heterogenitas (makin heterogen makin besar/luas ukuran petak)
Prinsip Sampling harus:
 mewakili komunitas tumbuhan (petak harus cukup besar
agar individu dalam contoh terwakili, tetapi harus cukup
kecil dan detail agar individu yang ada dapat dipisahkan
 Memperhitungkan kendala waktu, biaya, dan tenaga

 Memenuhi syarat intensitas sampling (antara 10 – 30%)

IS = Luas contoh x 100 %


Luas areal studi
2. Bentuk petak
Penting dalam menunjang kemudahan analisis vegetasi dan
efisiensi pengambilan sample
Macam macam bentuk petak :
 Segi Empat (jalur): Efektif untuk mempelajari perubahan

vegetasi karena pengaruh perubahan lingkungan. Asalkan


arah jalur tegak lurus
 Bujur sangkar (kuadrat): Merupakan cara yang luas

penggunaannya karena dapat disesuaikan dengan semua


tipe-tipe komunitas tumbuhan
 Lingkaran: Untuk vegetasi yang rendah, mudah dilakukan

dengan memutar tambang pada titik lingkaran. Error lebih


kecil.
3. Jumlah petak
 Jumlah petak harus minimum dengan

mempertimbangkan kendala waktu, biaya, dan


tenaga, tetapi harus cukup mewakili
 jumlah petak contoh disesuaikan dengan luas

contoh dan ukuran petak.


4. Cara peletakan petak
Perlu orientasi/pengamatan pendahuluan
• Melihat keseluruhan

• Jenis dominan

• Hub. Antara komunitas dengan lingkungan (topografi,


genangan air, dsb).
• Tipe & kerapatan tegakan

Peletakan petak contoh


 Purposive (ditentukan)

 Acak/Random: murni dan ditentukan


Beberapa Metode Analisis Vegetasi Kuantitatif
Cara petak/kuadrat (Quadrat Sampling Techniques)
1. Petak tunggal (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
2. Petak ganda (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
3. Jalur/transek (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
4. Jalur berpetak (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
Cara tanpa petak
1. Cara kuadran (pohon)
2. Cara berpasangan (pohon)
3. Cara garis intersep (tumbuhan bawah)
4. Cara titik intersep (tumbuhan bawah)
5. Cara Bitterlich
Pemilihan Metode Analisis Vegetasi tergantung pada :
Tipe Vegetasi
Tujuan Studi
Ketersediaan dana, waktu, tenaga, dan kendala lain
Penjelasan Metode Analisis Vegetasi
a. Cara Petak
1. PetakTunggal
- Hanya satu petak contoh
- Luas petak contoh berdasarkan Kurva Species Area
- Cocok untuk hutan yang benar-benar homogen
- Luas petak :
Meijer Dress(1954) 0,25 ha (hutan Dipterocarp di Bangka)
Nicholson (1965) 0,6-1,5 ha (Kalimantan Utara)
Richard (1952) 1,5 ha hutan tropika
Wyatt-Smith (1959) 0,6 ha
Vestal (1949)+ 3 ha (hutan hujan tropika)
Cain & Casto (1959) persegi panjang 20 m x 1500 m

2. Petak Ganda
- Banyak petak (>1 petak) tersebar merata (acak sistematik)
- Jumlah petak tergantung - Kurva species area
- Intensitas sampling
- Keadaan vegetasi
3. Cara Jalur atau Transek
- Hutan sangat luas
- Belum diketahui keadaan sebelumnya
- Cocok untuk mengetahui perubahan vegetasi berdasarkan
perubahan faktor lingkungan
Cavin & Castro (1959) - panjang 1000 m
- jarak antar jalur 200 m
- intensitas (IS) 10 %
Boon & Tideman (1950) - Indonesia
- l10 m-20 m
- jarak antar jalur 200-1000 m
- IS 2 % luas hutan ≥ 10.000 ha
- IS 10 % luas hutan < 1000 ha
INTAG (1967) : Hutan luas minimal 5 jalur dengan jarak
antar jalur 1-5 km
4. Cara jalur berpetak (garis berpetak)
- Modifikasi petak ganda atau cara jalur
- Modifikasi petak ganda melompat satu/lebih petak
dalam jalur
- Bentuk segi panjang, bujur sangkar, lingkaran
bujur sangkar/segi panjang
- Ukuran petak 10x10; 20x20; 20x50

lingkaran r = 17,8m (0,1 ha)


- Dibuat petak-petak kecil dalam petak
- Dapat pula kombinasi antara jalur dan garis berpetak
jalur untuk pohon
garis berpetak untuk seedling, poles.
DATA KUANTITATIF
1. Kerapatan
 Kerapatan (KM) : Nilai yang menunjukkan jumlah individu dari jenis-

jenis yang menjadi anggota suatu komunitas tumbuhan dalam luasan


tertentu.
 Kerapatan Relatif (KR): Persentase individu jenis dalam komunitas.
 Relatif menghindari kemutlakan nilai/angka, karena sampling bukan
sensus
 Kesulitan menghitung kerapatan untuk rumpun/menjalar individu di
tepi petak contoh
Kerapatan (K) = Jumlah Individu suatu jenis
Luas plot
Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan dari suatu jenis x 100 %
Kerapatan seluruh jenis
2. Frekuensi
 Nilai besaran yang menyatakan derajat penyebaran
jenis di dalam komunitasnya.
 Frekuensi dipengaruhi :
Pengaruh luas petak contoh (semakin luas semakin besar
jumlah jenis terambil frekuensi semakin besar)
Pengaruh penyebaran tumbuhan (Jenis yang menyebar
merata berpeluang frekuensi semakin besar)
Pengaruh ukuran jenis tumbuhan (Tumbuhan yang
tajuknya sempit akan mempunyai peluang terambil lebih
besar daripada luasan yang sama sehingga frekuensi
semakin besar)
 Frekuensi (F) = Jumlah plot ditemukan suatu Jenis
Jumlah seluruh plot
 Frekuensi Relatif (FR) = Frekuensi suatu jenis x 100 %
Frekuensi seluruh jenis
3. Dominansi
 Dominansi :Besaran yang menyatakan derajat penguasaan

ruang atau tempat tumbuh.


 Pengukuran Dominansi :
- Penutupan tajuk
- Luas bidang dasar
- Biomassa
- Volume
 Dominansi (D) = Luas Bidang Dasar
Luas petak contoh
 Dominansi Relatif (DR) = Dominansi suatu jenis x 100 %
Dominansi seluruh jenis
4. Indeks nilai penting (INP)
 INP = KR + FR + DR
 dipakai sebagai cara interpretasi analisis vegetasi
 Menunjukkan kepentingan suatu jenis tumbuhan serta
peranannya dalam komunitas
 Semakin besar nilai INP suatu spesies semakin besar
tingkat penguasaan terhadap komunitas dan
sebaliknya
 Nilai INP = 200 % atau 300 % tergantung jumlah
parameter yg digunakan
5. Indeks keanekaragaman Shannon- Wiener (H’)
 Indeks keragaman Shannon- Wiener (H’) digunakan

untuk melihat keanekaragaman jenis tumbuhan


pada suatu ekosistem

 ket: H’ = indeks keanekaragaman


ni = INP suatu jenis
N = total INP
 Semakin tinggi nilai H’ maka keanekaragaman
jenis dalam komunitas semakin tinggi
 Besaran H’ < 1.5 menunjukkan keanekaragaman
jenis tergolong rendah, H’ = 1.5 – 3.5
menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong
sedang dan H’ > 3.5 menunjukkan
keanekaragaman tergolong tinggi.
6. Indeks kemerataan (E)
 Indeks kemerataan (E) digunakan untuk melihat tingkat kemerataan

suatu jenis dalam vegetasi


 E = H’/ ln S

 Ket:

E = Indeks kemarataan Pielou


S = Jumlah jenis
H’ = indeks keanekaragaman jenis
 Besaran E < 0.3 menunjukkan kemerataan jenis tergolong rendah, E =

0.3 – 0.6 kemerataan jenis tergolong sedang dan E > 0.6 maka
kemerataaan jenis tergolong tinggi.
 Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka

komunitas tersebut memiliki kemerataan maksimum. Sebaliknya jika


nilai kemerataan rendah, maka dalam komunitas terdapat jenis dominan,
sub-dominan dan terdominasi
7. Indeks dominansi (C)/ Indeks Simpson
 Indeks dominasi digunakan untuk mengetahui

pemusatan dan penyebaran jenis-jenis dominan.


 Nilai indeks dominansi berkisar 1 -0. Jika dominasi

lebih terkonsentrasi pada satu jenis, nilai indeks


dominasi akan meningkat dan sebaliknya jika beberapa
jenis mendominasi secara bersama-sama maka nilai
indeks dominasi akan rendah.
 C = Ʃ (ni/N)2

C : Indeks dominasi
ni : Nilai penting masing-masing jenis ke-n
N : Total nilai penting dari seluruh jenis
8. Indeks similaritas (IS)
 Digunakan untuk melihat similarity atau

kesamaan jenis pada dua komunitas/ vegetasi

Anda mungkin juga menyukai