Anda di halaman 1dari 34

Analisis Vegetasi

Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang


tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan
tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam
itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan. (AL-AN’AAM : 141)
Tujuan Analisis Vegetasi
Mengetahui komposisi jenis
tumbuhan

Mempelajari struktur (bentuk)


komunitas tumbuhan
Analisis vegetasi
 Analisis vegetasi adalah cara
mempelajari susunan (komposisi
jenis) dan struktur (bentuk)
vegetasi.
Ada dua pendekatan dalam
analisis vegetasi:
 Anaslisis vegetasi kualitatif
 Analisis vegetasi kuantitatif
Komposisi jenis: jenis-jenis tumbuhan yang ada di
suatu tempat/habitat

Struktur komunitas tumbuhan:


- sebaran individu dalam suatu ruang tumbuh
(acak, mengelompok, teratur)
- susunan strata kanopi tumbuhan
Metode analisis vegetasi
 Metode Destruktif
Contoh : Analisis yang dilakukan pada tumbuhan air untuk
menganalisis kandungan logam berat.
 Metode Non Destruktif :
-1. Metode Floristik, adalah metode yang menentukan
kekayaan keanekaragaman dari berbagai bentuk
vegetasi.
2. Metode Non Floristik, terdiri dari metode kuadrat,
titik, garis
Analisis Vegetasi Kualitatif
 Struktur dan komposisi tumbuhan secara
kualitatif dapat dideskripsikan dengan
observasi visual tanpa sampling khusus dan
pengukuran.
 Studi ini meliputi perhitungan secara floristik
(menghitung jumlah spesies atau jenis),
stratifikasi, sosiabilitas, aspeksi hubungan
interspesifik,periodisitas, fisiognomi, bentuk
hidup, spektrum biologi, kelimpahan dan lain-
lain.
Stratifikasi dan Aspeksi
 Jumlah strata atau pelapisan dalam suatu komunitas
dapat ditentukan dengan observasi secara umum. Tidak
semua komunitas mempunyai jumlah pelapisan yang
sama. Secara umum dapat dibagi menjadi 4:
 Strata 1: lapisan dasar, lapisan groud cover (lumut,
lumut kerak dll)
 Strata 2: lapisan flora dasar/lapisan
rumput/tumbuhan herba)
 Strata 3: lapisan tengah atau lapisan semak (middle
layer)
 Strata 4: lapisan atas atau lapisan tajuk dari pohon
(top layer)
 Perubahan dalam vegetasi dalam suatu komunitas yang
terjadi pada periode tertentu disebut aspeksi.
Periodisitas

 Kejadian musiman dari berbagai proses dalam


kehidupan tumbuhan
 Kejadian musiman pada tumbuhan dapat di
tunjukkan oleh perwujudan bentuk daun, dan
ukurannya , masa pembungaan, dan peluruhan
buah atau biji
Fisiognomi

 Penampakan luar dari suatu komunitas tumbuhan


yang dapat dideskripsikan berdasarkan kepada
penampakan spesies tumbuhan dominan,
penampakan tinggi tumbuhan, dan warna dari
tumbuhan yang tampak oleh mata.
Kelimpahan
 Kelimpahan adalah parameter kualitatif yang
mencerminkan distribusi relatif spesies organisme dalam
komunitas. Menurut penaksiran kualitatif, kelimpahan
dapat dikelompokkan menjadi lima :
1. Sangat jarang
2. Kadang-kadang / jarang
3. Sering / tidak banyak
4. Banyak / berlimpah-limpah
5. Sangat banyak / sangat berlimpah
Bentuk Hidup
 Ada lima bentuk hidup tumbuhan
 Phanaerophyte : terdapatnya tunas di ranting atau cabang
dan ini biasanya berkayu (pohon dan semak) juga liana, epifit
dan juga rumput tahun.
 Chamaephyte : tumbuhan berkayu dan semak kecil yang
tingginya tidak lebih 25cm
 Hemicryptophyte : Tumbuhan ini hidup di permukaan tanah,
rumput-rumput, begitu pula tunas dan batang terlindung oleh
tanah dan bahan-bahan mati.
 Cryptophyte : tumbuhan yang sebagian besar organ
pertumbuhan berada di permukaan tanah / air
 Therophyte : golongan tumbuhan semusim
Sosiabilitas
 Dalam komunitas tumbuhan individu suatu jenis
tumbuhan tidak menyebar rata. Ada individu dari
beberapa jenis yang berkembang luas, ada pula yang
berumpun. Jarak hubungan dari tumbuhan disebut
sosiabilitas. Terdapat 5 macam sosiabilitas:
Kelas 1 : cabang berkembang tunggal
Kelas 2 : berpencar atau bertumpuk
Kelas 3 : bertumpuk sedikit
Kelas 4 : Tidak tetap
Kelas 5 : Sekelilingnya miskin populasi
ANALISIS VEGETASI
KUANTITATIF
PENGANTAR
 Struktur alami, pertumbuhan dan hubungan suatu
komunitas tidak mungkin dipelajari dengan observasi
terhadap individu spesies tumbuhan di dalam suatu
habitat. Untuk itu diperlukan suatu perkiraan atau
esitimasi. Beberapa metode yang sering digunanakan
ekologi al:
 Metode kuadrat
 Metode transek/jalur
 Metode lop
 Metode titik atau tanpa titik (pointless) dll
Metode Kuadrat
 Metode kuadrat: Suatu petak contoh yang berbentuk
bujur sangkar yang merupakan unit lengkap dari
analisis vegetasi.
 Petak contoh dapat berupa petak contoh tunggal atau
beberapa sub petak contoh.
 Bentuknya biasanya bujur sangkar, persegi panjang
atau lingkaran.
 Penyebaran dari kuadrat dalam suatu kawasan dapat
ditentukan secara acak atau sistematis.
METODE DENGAN PETAK

TEKNIK SAMPLING KUADRAT


 PETAK TUNGGAL

40 m

10 m

5m 20 m
METODE DENGAN PETAK

TEKNIK SAMPLING KUADRAT


 PETAK GANDA

ACAK SISTEMATIS
METODE DENGAN PETAK

METODE JALUR
20 m

10 m

ARAH
2m
RINTIS

5m
METODE DENGAN PETAK

METODE GARIS BERPETAK


20 m

xm xm
ARAH
2m
5m RINTIS
10 m
Penentuan Ukuran Plot
 Berdasarkan bentuk/struktur vegetasi:
 Bryophyta dan komunitas lichen (50 cm x 50 cm)
 Padang rumput ( 1 m x 1 m - 2 m x 2 m)
 Belukar, Padang rumput dan herba tinggi (2 m x 2 m - 4
m x 4 m)
 Semak (semak berkayu) (10 m x 10 m)
 Pohon (20 m x 20 m – 50 m x 50 m)
 Kurva minimum area
Luas minimum area

 Kurva spesies area digunakan untuk memperoleh


luasan minimum petak contoh yang dianggap
dapat mewakili suatu tipe vegetasi pada suatu
habitat tertentu yang sedang dipelajari, Luasan
petak contoh mempunyai hubungan erat dengai
keragaman jenis yang terdapat pada areal
tersebut. Makin beragam jenis yang terdapat
pada areal tersebut, makin luas kurva spesies
areanya.
Contoh cara membuat luas minimum

7
Keterangan:
Petak contoh 1 = 1 m
Petak contoh 2 = petak contoh 1 +
2 = 2 m2
Petak contoh 3 = petak contoh
5 6 1+2 + 3 = 4 m2
Petak contoh 4 = petak contoh 1
+ 2 + 3 + 4 = 8 m2
Petak contoh 5 = petak contoh 1 +
3 4 2 + 3 + 4 + 5 = 16 m2
dan seterusnya.
1 2
No Ukuran Jumlah Spesies Penambaha prosentase
plot n
1 1 7
2 2 12 5 71,4
3 4 16 4 33,3
4 8 20 4 25
5 16 24 4 20
6 32 27 3 12,5
7 64 30 3 11,1
8 128 32 2 6,7
9 256 33 1 3,1
Cara pengambilan contoh (sampling) harus memperhatikan 4 hal
:a. Ukuran petak

Ditentukan berdasarkan
ukuran tumbuhan (tumbuhan bawah, semai,
pancang, tiang, pohon) makin tinggi : luas
Kerapatan tumbuhan (makin rapat :
makin kecil).
Heterogenitas (makin heterogen : makin
besar/luas)
Prinsip : ● mewakili komunitas tumbuhan
● petak harus cukup besar agar individu
dalam contoh terwakili, tetapi harus cukup
kecil dan detail agar individu yang ada dapat
dipisahkan (dihitung tanpa ada unsur duplikasi)
● kendala waktu, biaya, dan tenaga
b. Bentuk Petak
Penting dalam menunjang kemudahan analisis vegetasi
dan efisiensi pengambilan sample
Macam macam bentuk petak :
Segi Empat (jalur)
Efektif untuk mempelajari perubahan vegetasi karena
pengaruh perubahan lingkungan. Asalkan arah jalur tegak lurus
kontur.
Bujursangkar (kuadrat)
Merupakan cara yang luas penggunaannya karena dapat
disesuaikan dengan semua tipe-tipe komunitas tumbuhan.
Lingkaran
Untuk vegetasi yang rendah, mudah dilakukan dengan
memutartambang pada titik lingkaran. Error lebih kecil.
c. Jumlah Petak
Jumlah petak harus minimum dengan mempertimbangkan kendala
waktu, biaya, dan tenaga, tetapi harus cukup mewakili
Optimal ukuran dan jumlah petak yang mewakili komunitas
tumbuhan cara kurva species area

d. Cara meletakkan Petak


METODE KUADRAN
Metode Kuadran
 Dalam melakukan analisis vegetasi pada ekosistem
yang kompleks dan luas, kadang-kadang penggunaan
petak contoh kurang efisien karena akan
menghabiskan banyak tenaga.
 Untuk menyiasati hal ini, peneliti ekologi biasanya
menggunakan beberapa metode analisis vegetasi yang
tidak menggunakan petak contoh, salah satunya adalah
metode kuadran.
 Metode ini umumnya digunakan untuk menduga
komunitas yang berbentuk pohon dan tiang, contohnya
vegetasi hutan. Metode ini mudah dan lebih cepat
digunakan untuk mengetahui komposisi, dominansi
pohon dan menaksir volumenya.
Prosedur Kerja
 Berdasarkan peta vegetasi yang ada tentukan daerah pengamatan di lapang
dengan transek yaitu garis lurus memotong areal yang akan diamati.
 Tentukan satu titik (misalkan titik A) yang terletak pada transek tersebut.
Pada titik A tersebut dibuat garis lurus yang tegak lurus terhadap transek.
 Selanjutnya untuk arah pergerakan (kompas) disesuaikan dengan arah
transek (lihat Gambar). Hasil dari perpotongan garis dengan transek
tersebut didapatkan empat kuadran, yaitu kuadran 1, 2, 3 dan 4.
 Pada tiap kuadran dilakukan pengukuran jarak diameter pohon dan tiang
dengan titik pengamatan (titik A) dan diameter pohon pada setinggi dada
atau 50 cm di atas akar papan (banir). Apabila diameter tersebut lebih besar
atau sama dengan 20 cm disebut pohon, dan jika diameter pohon tersebut
antara 10-20 cm disebut pole (tiang) dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai
berdiameter 10 cm disebut saling/beta (pancang) dan mulai anakan sampai
pohon setinggi 2,5 m disebut seedling (anakan/semai)
Q x
IV x I IV I
Q x Q Q
d4 Q d1 Q
d4 x
Garis Transek A x B
Arah kompas d3 d2 d3 d2
Q Q Q x
Q x
x
III x II
III x II

Q : Pohon
X : Tiang
d1  d2  d3  d4
di : Jarak pohon ke titik pusat pengamatan,dA
4
=
Data lapang metode kuadran
Lokasi Pengamatan :
.....................................................................
Ketinggian : .......................................................... m,
dpl
Nama Pengamat :
.....................................................................
Tanggal Pengamatan :
.....................................................................
Objek yang diamati : Pohon / Tiang *)
Nomor Nama Jenis Keliling/ Jarak (d) Tinggi Ket
Titik Kuadran Lokal Botani diameter (m) pohon (h)
(m) (m)

1 1 Mimba
2
3
4
Ringkasan hasil pengamatan metode kuadran
No Nama Jenis ∑ ∑ ∑ luas Kerapata Dominan Frekuen INP
poho Titik bd. n si si
n (N) dasar K KR D DR F FR
(Ө)
Beberapa variabel yang dihitung
 Indeks Nilai Penting (INP)
INP = KR (i) + FR (i) + DR (i)
 SDR

SDR menunjukkan jumlah Indeks Nilai Penting


dibagi dengan besaran yang membentuknya.
SDR dipakai karena jumlahnya tidak lebih dari
100%, sehingga mudah diinterpretasikan
Summed Dominance Ratio (SDR) = INP
3

Anda mungkin juga menyukai