Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

EKOLOGI TUMBUHAN MODUL 1

LUAS MINIMUM

NAMA : FARCHA FADIANSYAH

NIM : A22120063

KELAS :C

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : ERVINA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN IILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2022
1.1 Modul Topik

Adapun topik pada modul 1 ini, yaitu Luas Minimum

2.1 Waktu dan tempat

Dalam pelaksanaan praktikum adapun waktu dan tempat yang diperlukan :


Hari / Tanggal : Minggu / 30 Oktober 2022
Waktu : 07.00 – Selesai
Tempat : Area Kampus Universitas Tadulako

3.1 Tujuan

Dalam pelaksaan praktikum ini adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
Menentukan luas petak minimum yang representatif dengan komunitas
tumbuhan yang telah di analisis.

4.1 Tinjauan pustaka

Ekologi tumbuhan sebagai salah satu cabang disiplin ilmu ekologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari secara spesifik interaksi tumbuhan
dangan lingkungan hidupnya, yang berhubungan dengan berbagai proses dan
fenomena alam yang telah lama dikenal. Misalnya bagaimana tumbuhan untuk
kehidupannya memerlukan sinar matahari, air, oksigen, tanah atau lahan
sebagai tempat tumbuh atau habitatnya. Bagaimana peranan energi dan nutrisi
untuk proses metabolisme tubuh, tumbuhan dalam ekosistem sebagai
komponen produsen menjadi sumber pakan dan sumber energi untuk makhluk
hidup lainnya yang diperoleh melalui rangkaian rantai dan jaringjaring
makanan, dan proses dekomposisi oleh mikrobiota. Dalam ekologi tumbuhan
juga dijelaskan tentang perkembangan kehidupan tumbuhan melalui masa
reproduksi, perkecambahan, pertumbuhan dan masa dewasa, tua dan mati.
Kelompok atau komunitas tumbuhan tertentu hilang atau musnah, kemudian
akan muncul, tumbuh dan berkembang kembali melalui serangkaian proses
suksesi. Proses kehidupan akan berlangsung terusmenerus berkesinambungan
mengikuti hukum alam. Elton pada tahun 1927 (Wargasasmita, S. dan S.
Rasidi.1993).

Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik


komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum dan
jumlah minimum dapat digabung dengan menentukan luas total dari jumlah
minimum yang sesuai dengan luas minimum yang sudah dapat didapat
terlebih dahulu. Penyebaran individu suatu populasi mempunyai 3
kemungkinan yaitu: Penyebaran acak, Penyebaran secara merata, Penyebaran
secara kelompok, untuk mengetahui apakah penyebaran individu suatu
polpulasi secara merata atau kelompok maka penentuan letak percontoh dalam
analisis vegetasi dapat dibedakan dengan cara pendekatan yaitu: Penyebaran
percontohan secara acak, penyebaran percontohan secara sistematik,
penyebaran secara semi acak dan semi sistematik. Untuk memahami
luas,metode manapun yang di pakai untuk menggambarkan suatu vegetasi
yang penting adalah harus di sesuaikan dengan tujuan luas atau sempitnya
suatu area yang diamati Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar,
empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh
minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan
dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Rahadjanto, 2001).

Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang
digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh
(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh
(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada
suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai
hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal
tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal
tersebut, makin luas petak contoh yang dgunakan. Bentuk luas minimum dapat
berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk
lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas
minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode
kuadrat. Metode luas minimum dilakukan dengan cara menentukan luas
daerah contoh vegetasi yang akan diambil dan didalamnya terdapat berbagai
jenis vegetasi tumbuhan. Syarat untuk pengambilan contoh haruslah
representative bagi seluruh vegetasi yang dianalisis. Keadaan ini dapat
dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa
komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh beragam jenis populasi. Dengan kata
lain peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas
akan ditentukan oleh keadaan-keadaan individu dalam  populasi. (Harun,
1993)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu


daerah adalah iklim, keragaman habitat, ukuran. Fluktuasi iklim yang
musiman merupakan faktor penting dalam membagi keragaman spesies. Suhu
maksimum yang ekstrim, persediaan air, dan sebagainya yang menimbulkan
kemacetan ekologis (bottleck) yang membatasi jumlah spesies yang dapat
hidup secara tetap di suatu daerah. Habitat dengan daerah yang beragam dapat
menampung spesies yang keragamannya lebih besar di bandingkan habitat
yang lebih seragam. Daerah yang luas dapat menampung lebih besar spesies
dibandingkan dengan daerah yang sempit. Beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa hubungan antara luas dan keragaman spesies secara
kasaradalah kuantitatif. Rumus umumnya adalah jika luas daerah 10 x lebih
besar dari daerah lain maka daerah itu akan mempunyai spesies yang dua kali
lebih besar (Anwar,1995: 89).

Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi


panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum
yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam
analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Guritno, 1995: 89).

Tujuan pembuatan luas minimum adalah menentukan luas petak


minimumyang representatif dengan komunitas tumbuhan yang dianalisis. Luas
minimunadalah teknik untuk mengetahui organisme apa saja yang terdapat
pada suatukumunitas. Pengamatan jumlah minimum dilakukan dengan
cara pelemparan plotsebanyak beberapa kali. Penjumlah luas minimum
dilakukan dengan cara membuatlahan dengan ukuran tertentu dan kemudian
menghitug jumlah individu yangterdapat di dalam plot dan lahan yang telah
dibuat. Suatu metode untuk menentukanluas minimum suatu daerah disebut
metode luas minimal. Metode ini juga dapatdigunakan untuk mengetahui
jumlah petak yang digunakan dalam metode tersebut(Guritno, 1995)

5.1 Alat dan Bahan

Dalam pelaksanaan praktikum luas minimum ini, adapun alat dan bahan
yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
a. Patokan kayu (50 cm)
b. Tali rafiah
c. Meteran
d. Alat tulis
e. Tumbuhan

6.1 Metode Praktikum


Dalam pelaksanaan pratikum, adapun metode yang digunakan, yaitu
sebagai berikut :
a. Memilih satu tipe vegetasi yang dapat dipakai sebagai contoh dan tentukan
batas-batasnya.
b. Metentukan petak contoh 1 (lihat gambar 1). Luas petak contoh tersebut
tergantung dari luas areal atau keanekaragaman jenisnya. Namun, luas
petak contoh permulaan yang lazim digunakan adalah 1 x 1 m untuk
tumbuhan herba atau berupa lingkaran dengan jari-jari 0,56 meter.
c. Mencatat jumlah jenis yang terdapat pada petak contoh 1 dan kemudian
perluas petak contoh 1 menjadi dua kali lipat (petak contoh 2) serta catat
penambahan jenis yang terdapat pada petak contoh 2 tersebut. Lakukan
penambahan luas petak contoh berikutnya (petak contoh 3 dan seterusnya)
dan catat penambahan jenis yang ditemukan.
d. Menambahan petak contoh dihentikan bila tidak ada kenaikan jumlah jenis
atau penambahan jenis sudah tidak berarti (kurang dari 10 %).

Keterangan :
Petak contoh 1 = 1 m2
Petak contoh 2 = petak contoh 1 + 2 = 2 m 2
Petak contoh 3 = petak contoh 1 + 2 + 3 = 4 m 2
Petak contoh 4 = petak contoh 1 + 2 + 3 + 4 = 8 m 2
Petak contoh 5 = petak contoh 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 16 m 2 … dan seterusnya.

e. Jika memungkinkan, lakukan pula cara kerja pada butir 2 sampai 4 diatas
menggunakan petak contoh berbentuk lingkaran dengan jari-jari 0,56 meter
(lihat tabel2). Bandingkan hasil dari kedua jenis petak contoh tersebut.
7.1 Hasil Praktikum

Adapun hasil dari pelaksanaan praktikum yang diperoleh dan kami


tuangkan dalam bentuk tabel seperti berikut :

Nomor petak Luas petak contoh Jumlah Jenis


contoh kuadrat (m²) Tumbuhan
1 1 9
2 2 11
3 4 12
4 8 12

8.1 Pembahasan

Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu


wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari
segi penyebaran tumbuhan yang ada, baik secara ruang maupun waktu. Rawa-
rawa, hutan, dan padang rumput dapat dijadikan contoh dari tipe vegetasi.
Suatu tipe vegetasi kadangkala dibagi lagi menjadi beberapa komunitas yang
predominan atau disebut asosiasi yaitu sekumpulan beberapa jenis tumbuhan
yang tumbuh bersama-sama di suatu lingkungan. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi jumlah species di dalam suatu daerah adalah iklim, keragaman
habitat, dan ukuran. Fluktuasi iklim yang musiman merupakan faktor penting
dalam membagi keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim,
persediaan air, dan sebagainya yang menimbulkan kemacetan ekologis
(bottleck) yang membatasi jumlah species yang dapat hidup secara tetap di
suatu daerah. Habitat dengan daerah yang beragam dapat menampung species
yang keragamannya lebih besar di bandingkan habitat yang lebih seragam.

Pengambilan semple dilakukan menggunakan metode destruktif atau


mencabut bahan sebagai semple pada setiap jenis tumbuhan yang akan
diidentifikasi. Pelaksanaan praktikum dilakukan di area kampus Uviversitas
Tadulako. Pengamatan mengenai luas minimum persegi,  diperoleh data setiap
penambahan ukuran plot selalu ditemukan species baru hingga pada ukuran
100x200 diperoleh penambahan dua spesies yaitu Acalypha Virginica dan
Euphorbia hirta. Pada plot I dengan ukuran 100x100 ditemukan 9 spesies
yaitu, Euphorbia Heterophylla, Ocimum Tenuiflorum Linne, Stylosanthes
biflora, Acacia Tomentosa, Evolvulus nuttallianus, Digitaria anguinalis,
Phaseolus trilobus Arr, Crotalaria laburnifolia, Cleome aspera koen. Pada
plot 2 dengan ukuran 100x100 ditemukan penambahan 2 spesies
yaitu Acalypha Virginica, Euphorbia hirta. Pada plot 3 ditemukan satu spesies
baru yaitu Ipomoea triloba , pada plot 4 dengan ukuran 200x200 sudah tidak
ditemukan lagi spesies baru, di dalam plot 4 terdapat spesies yang telah
ditemukan pada plot-plot sebelumnya dan pada pembuatan plot selanjutnya
sebanyak dua plot sudah tidak ada penambahan spesies lagi. Dari pembuatan
plot ini, yang mana setiap penambahan ukuran plot selalu ada penambahan
jenis spesies baru, maka hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa semakin
luas petak suatu kawasan maka semakin besar  keanekaragaman spesies
tumbuhan yang terdapat pada daerah tersebut.

Dalam pelaksanaan praktikum telah ditemukan sampel yang telah


dianalisis, di antaranya sebagai berikut ;

A. Euphorbia heterophylla
 Identifikasi :
Katemas merupakan tanaman asli Amerika Tengah dan Amerika
Selatan, yang penyebarannya meluas ke daerah tropis dan subtropik
termasuk ke Indonesia. Studi pendahuluan mengenai fitokimia daun
katemas (E. heterophylla L.) yang diestrak menggunakan etanol dan
pelarut lain menunjukkan adanya senyawa aktif flavonoid, saponin,
alkaloid, tannin, diterpen dan ester.
 Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia heterophylla

B. Ocimum tenuiflorum linne


 Identifikasi :
Ocimum tenuiflorum Linne merupakan tanaman terna yang tergolong
famili lamiaceae dan berasal dari sebagian wilayah India dan Asia
Tenggara. Untuk wilayah Indonesia sendiri, tanaman ini dapat ditemui
di daerah Sumatera, Sumbawa, dan sekitarnya.Tanaman ini masih
berkerabat dekat, serta memiliki bentuk dan aroma yang mirip dengan
daun kemangi sehingga orang sering mengiranya sebagai daun
kemangi biasa. Tanaman ruku-ruku ini juga masih satu famili dengan
tanaman selasih. Tanaman ruku-ruku ini biasanya digunakan
untuk masakan Minangkabau yang berupa lalapan dan gulai, serta
dipercaya berkhasiat untuk penyakit darah tinggi dan jantung.
 Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Spesies : O. Tenuiflorum

C. Stylosanthes biflora
Identifikasi :
Dikenal dengan nama umum sidebeak pencilflower adalah spesies
tumbuhan berbunga dalam famili legum. Ini asli Amerika Serikat
Tenggara di mana ia tersebar luas di area terbuka vegetasi asli. Ini
menghasilkan bunga kuning-oranye di musim panas dan gugur.Spesies
ini sangat bervariasi di seluruh jangkauannya, dan banyak spesies
sebelumnya telah dipisahkan darinya. Namun, perbedaan morfologi
mereka telah ditemukan begitu tumpang tindih sehingga mantan
segregat sekarang dianggap sebagai spesies yang sama.
 Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Stylosanthes
Spesies : Stylosanthes biflora (L.)
D. Acacia tomentosa

 Identifikasi : Klampis (Acacia tomentosa) adalah sejenis pohon dari


suku Fabaceae Leguminosae, polong-polongan) penghuni sabana,
hutan jati dan hutan musim di daerah kering atau agak kering. Pohon
kecil ini ditemukan menyebar mulai dari India, Asia Tenggara, hingga
Indonesia.
 Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas :Eudikotil
Ordo :Fabales
Famili :Fabaceae
Subfamili :Mimosoideae
Genus :Acacia
Spesies :A. tomentosa

E. Evolvulus nuttallianus schult


 Identifikasi: Nama lain untuk nama evolvulus nuttallianus Evolvulus
nuttallianus ) termasuk silky evolvulus, silver wild morning glory, dan
shaggy evolvulus. Ini asli ke bagian barat dan barat tengah Amerika
Serikat. Bunganya yang biru cerah menjadi tambahan yang bagus
untuk taman kupu-kupu, menarik kupu-kupu belerang yang tidak
berawan dan spesies lainnya. jenis tamanan herba, mekar bunga pada
musim panas, semi dan musim dingin serta memiliki warna ungu, biru
dan lavender
 Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Evolvulus
Spesies : Evolvulus nuttallianus Schult
F. Digitaria sanguinalis

 Identifikasi :Digitaria sanguinalis adalah suatu genus tumbuhan dalam


famili rumput, yang merupakan tumbuhan asli wilayah beriklim tropis
dan hangat. Nama-namanya yang umum meliputi crabgrass, rumput
jari, dan fonio. Tumbuhan ini merupakan rumput ramping monokotil
tahunan dan hijau sepanjang tahun, padang rumput, dan tumbuhan
makanan ternak; beberapa sering dianggap rumput hama. Digitus
adalah kata Latin untuk "jari", dan mereka dibedakan menurut
panjang, bunga majemuk menyerupai jari yang mereka
hasilkan.Spesies Digitaria terdapat di wilayah beriklim tropis,
subtropis, dan sedang di kedua belahan Bumi. Meskipun beberapa
spesies Digitaria adalah gulma, lainnya memiliki manfaat, terutama
sebagai makanan. Biji-bijian, terutama yang berasal dari fonio, bisa
dipanggang dan digiling menjadi tepung, yang bisa digunakan untuk
membuat bubur atau difermentasi untuk membuat bir. Fonio telah
banyak digunakan sebagai makanan pokok di beberapa bagian Afrika.
Ia juga memiliki kualitas nutrisi yang layak sebagai pakan untuk
ternak.
 Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Digitaria
Spesies : Digitaria sanguinalis (L.) Scop.

G. Phaseolus trilobus Arr.


 Identifikasi : Termasuk tumbuhan herba dan liana (kadang-kadang
membelit atau memanjat dengan sulur). Daun majemuk tiap tangkai
terdapat 3 helai daun, berbentuk bulat telur, permukaan daun kasar,
tepi daun rata dan ujung daun runcing. Perakaran tunggang.
Ditemukan pada ketinggian 40 m d.p.l.
 Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus trilobus Arr.

H .Crotalaria laburnifolia L.

 Identifikasi : Termasuk tumbuhan herba (kadang-kadang membelit


atau memanjat dengan sulur). Daun majemuk tiap tangkai terdapat 3
helai daun, berbentuk bulat telur, permukaan daun halus dan tepi daun
rata, ujung daun berlekuk. Bunga berwarna merah mudah. Bunga
berkelamin 2, mahkota umumnya berbentuk kupu-kupu, daun mahkota
umumnya 5, benang sari umumnya 10. Ditemukan pada ketinggian 80
m d.p.l.
 Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Crotalaria
Spesies : Crotalaria laburnifolia L.

I.Cleome aspera Koen.

 Identifikasi : Termasuk tumbuhan herba, tegak dan bercabang.


Tingginya 12-50 cm. Batangnya berwarna hijau kemerah-merahan.
Daun tersebar dan majemuk terdapat 3 helai tiap tangkai, tepi daun rata
dan ujung daun runcing. Bunga tunggal dan berwarna kuning, terletak
diketiak daun. Benang sari 6. Buahnya kecil, panjang dan berwarna
hijau kekuning-kuningan. Perkembang biak dengan biji. dan memiliki
akar serabut dan tunggang. Ditemukan pada ketinggian 80 m.
 Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Capparaceae
Genus : Cleome
Spesies : Cleome aspera Koen.

J.Acalypha virginica

 Identifikasi : Acalypha virginica , biasa disebut Virginia threeseed


mercury atau Virginia copperleaf ,adalah tanaman dalam keluarga
spurge ( Euphorbiaceae ). Ini asli Amerika Serikat bagian timur. Ini
ditemukan di berbagai habitat alami, terutama di hutan terbuka dan di
sepanjang tepi sungai.Ini adalah spesies yang agak kurus yang
merespons secara positif terhadap gangguan ekologi, dan dapat
ditemukan di habitat yang rusak seperti ladang pertanian
 Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Acalypha
Spesies : Acalypha virginica L

K.Euphorbia hirta (4 jenis)

 Identifikasi : Acalypha virginica , biasa disebut Virginia threeseed


mercury atau Virginia copperleaf ,adalah tanaman dalam keluarga
spurge ( Euphorbiaceae ). Ini asli Amerika Serikat bagian timur. Ini
ditemukan di berbagai habitat alami, terutama di hutan terbuka dan di
sepanjang tepi sungai.Ini adalah spesies yang agak kurus yang
merespons secara positif terhadap gangguan ekologi, dan dapat
ditemukan di habitat yang rusak seperti ladang pertanian
 Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia hirta L.

L.Ipomoea triloba (1 jenis)

 Identifikasi : Ipomoea triloba adalah spesies Ipomoea morning glory


yang dikenal dengan beberapa nama umum, termasuk littlebell dan
Aiea morning glory . Ini berasal dari Amerika tropis, tetapi tersebar
luas di daerah hangat di dunia, di mana ia merupakan spesies yang
diperkenalkan dan sering kali merupakan gulma berbahaya . Ini adalah
herba tahunan yang tumbuh cepat, merambat, menghasilkan batang
yang panjang dan tipis dengan daun seperti ivy , petioled , berbentuk
hati sepanjang 2,5–6 sentimeter (0,98-2,36 in). Daun kadang-kadang,
tetapi tidak selalu, memiliki tiga lobus. Tanaman merambat
menghasilkan bunga berbentuk lonceng tubular, masing-masing sekitar
dua sentimeter panjangnya. Mereka cukup bervariasi dalam warna,
dalam nuansa merah muda, merah atau lavender, dengan atau tanpa
tanda putih.
 Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea triloba L
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat kesimpulan
beberapa hal yaitu:
a. Ekologi tumbuhan sebagai salah satu cabang disiplin ilmu ekologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari secara spesifik interaksi tumbuhan
dangan lingkungan hidupnya, yang berhubungan dengan berbagai proses
dan fenomena alam yang telah lama dikenal. Misalnya bagaimana
tumbuhan untuk kehidupannya memerlukan sinar matahari, air, oksigen,
tanah atau lahan sebagai tempat tumbuh atau habitatnya.
b. Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik
komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum dan
jumlah minimum dapat digabung dengan menentukan luas total dari
jumlah minimum yang sesuai dengan luas minimum yang sudah dapat
didapat terlebih dahulu.
c. Semakin luas penggunaan petak contoh maka semakin besar
keanekaragaman spesiesnya.
d. Untuk mengetahui suatu karakteristik dari suatu vegetasi pada komunitas
tertentu kita dapat melihat jenis tumbuhan vegetasi tertentu dengan
menggunakan metode luas minimum dan jumlah minimum.
e. Area pengamatan dapat dikategorikan memiliki keanekaragaman yang
cukup beragam, karena pada area tersebut masih ditemukan spesies baru
sampai pada plot ukuran 100x100.
f. Pengamatan Jumlah Minimum menunjukan persebaran jenis-jenis tanaman
ditempat pengamatan tidak secara merata (acak).
Daftar Pustaka

Wargasasmita, S. dan S. Rasidi. (1993). Ekologi populasi dan Komunitas.


Makalah Penataran Kemampuan Dosen dalam Pelatihan Perkuliahan

MIPA Dasar Bidang Biologi, Se-DKI Jakarta. 10 - 20 November 1993.

Rahardjanto Abdul Kadir,2005. Buku Petunjuk Pratikum Ekologi Tumbuhan.


UMM Press. Malang.

Harun, 1993. Ekologi Tumbuhan. Jurnal Bina Pustaka. Jakarta.

Anwar. 1995. Biologi Lingkungan. Ganexa exact. Bandung

Guritno. 1995. Analisa Pertumbuhan Tanaman. Rajawali Press, Jakarta.

Guritno.1995. Analisa Pertumbuhan Tanaman. Rajawali Press. Jakarta.


Lampiran

a. Analisis Data

Nomor Petak Jumlah jenis tumbuhan


Luas Petak contoh
kuadrat (m²)
1 1 9
2 2 11
3 4 12
4 8 12

b. Dokumentasi kegiatan

Gambar 1. Mengukur luas patok Gambar 2. Menancapkan patok

Gambar 3. Mengikat tali dari patok satu Gambar 4. Mengambil sampel


ke patok yang lain tumbuhan untuk
dianalisis
c. Dokumentasi lokasi pengamatan

Lok. Area Universitas Tadulako

d. Dokumentasi alat dan Bahan

Gambar 1 dan 2. Alat dan bahan beruba tali rafiah. Patokan, dan meteran
e. Dokumentasi pengamatan sampel saat pengamatan

S.A Euphorbia heterophylla S.B Ocimum tenuiflorum linne

S.C Stylosanthes biflora S.D Acacia tomentosa


S.E Evolvulus nuttallianus S.F Digitaria sanguinalis

S.G Phaseolus trilobus Arr S.H Crotalaria laburnifolia L.

S.I Cleome aspera koen S.J Sida rhombifolia L.


S.K Euphorbia hirta L. S.L Ipomoea triloba L

Anda mungkin juga menyukai