Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RINGKASAN MATERI

EKOLOGI TUMBUHAN

MINIMAL AREA

OLEH :

JUPRIADI

BP: 1810421010

KELOMPOK 1 C

JURUSAN BIOLOGI,

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS
MINIMAL AREA

Minimal area adalah area atau kawasan minimum adalah luas terkecil yang
dapat mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara
keseluruhan. Luas minimum dan jumlah minimum dapat digabung dengan
menentukan luas total dari jumlah minimum yang sesuai dengan luas minimum
yang sudah dapat didapat terlebih dahulu. Minimal area merupakan luas atau
ukuran minimal plot yang representatif untuk suatu areal. Minimal area ini dapat
ditentukan dengan sistem nested plot yang dilanjutkan dengan membuat kurva
minimal area. Minimal Area adalah suatu metode dalam penelitian ekologi
tumbuhan dengan menggunakan plot- plot dengan ukuran relative untuk
mengambil sampel-sampel yang ada ( Rahadjanto, 2001).
Metode ini merupakan metode yang objektif bila digunakan pada daerah-
daerah yang mempunyai vegetasi homogeni seperti padang rumput, hutan dan
lain-lain. Dengan metode ini kita dapat mengetahui secara kualitatif dan
kuantitatif dari jenisjenis tumbuhan yang terdapat pada suatu daerah tertentu.
Biasanya plot ini menggunakan ukuran kecil lalu diluaskan dua kali lipat dan
seterusnya digandakan dua kali lipat lagi. Plot tunggal biasanya digunakan untuk
daerah yang tidak terlalu luas. Plot tunggal biasa disebut dengan minimal area
yang didalamnya mempelajari spesies apa saja yang ada dan kepentigannya
didalam komunitas seperti penyebaran atau frekuensinya , kelimpahan dan
kerimbunannya. Untuk memahami luas dan metode yang dipakai untuk
menggambarkan suatu vegetasi yang penting adalah harus disesuaikan dengan
tujuan luas atau sempitnya suatu area yang diamati (Anwar,1995).

Ukuran minimum dari suatu petak plot dicari dengan cara :


1. Menghitung pertambahan jumlah dari spesies tumbuhan bersamaaan
dengan penggandaan luas area.
2. Mendata jenis-jenis tumbuhan yang ada dalam petak.
3. Ukuran petak dilipatgandakan menjadi dua kali dari ukuran sebelumnya.

Untuk mendapatkan jenis tanaman dan banyak tanaman pada plot dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu :
 Secara acak atau sembarang, artinya dalam menentukan suatu jenis
tanaman dilakukan tanpa memlalui metode yang sistematis/terstruktur.
Tanaman pada plot diambil secara acak dan tidak melihat faktor
kesamaan taksa pada jenis tumbuhan tersebut. Cara ini dapat dilakukan
pada plot di vegetasi yang homogen ataupun yang heterogen.
 Cara yang sistematik untuk memudahkan dalam pembuatan plot pada
vegetasi yang homogen. Cara ini sangat terstruktur dan penentuan jenis
tumbuhan dapat dilakukan dengan efektif.
 Cara stratified bila vegetasi kurang homogen dapat dilakukan
penempatan secara bertingkat. Dilakukan dengan membuat plot secara
bertingkat supaya dalam setiap plot keanekaragaman pada jenis
tumbuhannya merata.

Ukuran minimum dari suatu plot tunggal tergantung kepada kerapatan dan
banyaknya jenis-jenis tumbuhan yang terdapat dalam plot tersebut. Ukuran
minimum ini digunakan pada kurva spesies area. Kurva spesies area merupakan
langkah awal yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang
menggunakan plot atau kuadrat. Luas minimum digunakan untuk memperoleh
luasan sampling area yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada
suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai
hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut.
Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas
petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur
sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak
contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan
patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Santoso, 1994).

Pada suatu suatu komunitas tumbuhan, komposisi dan struktur vegetasi


dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan yaitu
a. Iklim
b. Keragaman habitat
c. Ukuran
Fluktuasi iklim yang musiman merupakan faktor penting dalam membagi
keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim, persediaan air, dan sebagainya
yang menimbulkan kemacetan ekologis (bottleck) yang membatasi jumlah spesies
yang dapat hidup secara tetap di suatu daerah. Habitat dengan daerah yang
beragam dapat menampung spesies yang keragamannya lebih besar di bandingkan
habitat yang lebih seragam.Daerah yang luas dapat menampung lebih besar
spesies di bandingkan dengan daerah yang sempit. Beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa hubungan antara luas dan keragaman spesies secara
kasaradalah kuantitatif. Rumus umumnya adalah jika luas daerah 10 x lebih besar
dari daerah lain maka daerah itu akan mempunyai spesies yang dua kali lebih
besar (Harun, 1993).

Ketentuan plot dalam melakukan praktik minimal area


Menurut Santoso (1994), dalam membuat suatu plot dalam metode minimal area,
harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. menggunakan plot dengan berbagai bentuk dan ukuran. Bentuk plot
bervariasi seperti bujur sangkar, empat persegi panjang, lingkaran, dll.
Umumnya bentuk plot yang dipakai adalah bentuk bujur sangkar karena
hal ini dilakukan lebih mudah ketika harus dibuat plot dua kali lipat dari
ukuran semula.
b. Ukuran plot ini harus sesuai dengan minimum area lokasi yang akan
dianalisis. Ukuran plot minimal dapat ditentukan dengan cara survei
pendahuluan.
c. Menentukan luas minimal plot dapat dilakukan dengan cara membuat
kurva minimal area terlebih dahulu.
d. Untuk bentuk plot persegi, dimulai dengan membuat plot persegi pada
suatu tegakan dengan luas terkecil. Selanjutnya dicatat spesies tumbuhan
yang ada dalam kuadrat tersebut. Kemudian kuadrat diperluas duakali
semula, catat pertambahan jenis. Penambahan luas kuadrat dua kali semula
dilakukan sampai tidak ada penambahan jenis

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, 1995, Biologi Lingkungan. Ganexa exact. Bandung.


Harun, 1993. Ekologi Tumbuhan. Bina Pustaka. Jakarta.
Rahardjanto Abdul Kadir, 2001. Pengantar Ekologi. Bandung: PT Remaka
Rosdakarya.
Santoso. 1994. Ekologi Umum. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai