Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

Deskripsi dan Analisis Vegetasi Area Padang Rumput Pulau Timor Dengan
Menggunakan Metode Kuadrat

OLEH:
RABIYATHUL ADAWIYAH ABBAS
1906050080

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
I. TUJUAN : Untuk memahami bagaimana cara analisis vegetasi dengan menggunakan metode
kwadrat
ll. LATAR BELAKANG :
Ekosistem padang rumput yang diamati pada kegiatan praktikum kali ini mengambil
tempat di lokasi Batuplat yang dimana dengan cuaca dan kondisi yang cenderung panas seperti
kemarau. Di lokasi ini telah dilakukan praktikum lapangan yang menyertakan beberapa spesies
tanaman yang pada saat di observasi, kondisi tiap individu kebanyakan sudah mengalami
kekeringan dikarenakan cuaca dan faktor eksternal lainnya.

Praktikum lapangan ini dilakukan di sore hari dikarenakan pada sore hari sekitaran pukul
17:00-18:00 WITA. Padang di bagian bakunase memiliki intensitas tanaman yang cukup banyak,
dikarenakan lokasi mendekati hutan tempat untuk penggembalaan sapi dan hewan ruminansia
lainnya seperti kambing juga.

Kondisi lahan sangat kering dan di pinggir dan sekitaran luar lahan kebanyakan ditanami
tumbuhan jagung yang sudah kering dan layu sehingga pemanfaatan tanaman tersebut digunakan
untuk menjadi bahan pangan hewan ternak, bukan difokuskan untuk membuat pasokan makanan
bagi warga sekitar.

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat
interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan
organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis
(Marsono, 1977).
 Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai
keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat
lain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Dari segi floristis ekologis pengambilan
sampling dengan cara random sampling hanya mungkin digunakan apabila lapangan dan
vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman (Marsono, 1977).
Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis vegetasi adalah penarikan unit contoh atau
sampel. Dalam pengukuruan dikenal dua jenis pengukuran untuk mendapatkan informasi atau
data yang diinginkan. Kedua jenis pengukuran tersebut adalah pengukuran yang bersifat merusak
(destructive measures) dan pengukuran yang bersifat tidak merusak (non-destructive measures)
(Anonim1, 2010).
Untuk keperluan penelitian agar hasil datanya dapat dianggap sah (valid) secara statistika,
penggunaan kedua jenis pengukuran tersebut mutlak harus menggunakan satuan contoh
(sampling unit), apalagi bagi seorang peneliti yang mengambil objek dengan cakupan areal yang
luas. Dengan sampling, seorang peneliti dapat memperoleh informasi atau data yang diinginkan
lebih cepat dan lebih teliti dengan biaya dan tenaga lebih sedikit bila dibandingkan dengan
inventarisasi penuh (metode sensus) pada anggota suatu populasi (Anonim1, 2010).
Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan
dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa
berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan memberikan infornasi
yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Adapun petak-petak contoh
yang dibuat dapat diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik
sampling (Kusmana, C, 1997).
Bentuk petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi
sampling pola penyebarannya. Misalnya untuk vegetasi rendah, petak contoh berbentuk
lingkaran lebih menguntungkan karena pembuatan petaknya dapat dilakukan secara mudah
dengan mengaitkan seutas tali pada titik pusat petak. Selain itu, petak contoh berbentuk
lingkaran akan mcmberikan kesalahan sampling yang lebih kecil daripada bentuk petak lainnya
karena perbandingan panjang tepi dengan luasnya lebih kecil. Tetapi dari segi pola distribusi
vegetasi, petak berbentuk lingkaran ini kurang efisien dibanding bentuk segiempat. Sehubungan
dengan efisiensi sampling banyak studi yang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk
segiempat memberikan data komposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak berbentuk
bujur sangkar yang berukuran sama, terutama bila sumbu panjang dari petak tersebut sejajar
dengan arah perubahan keadaan lingkungan atau habitat. Pada umumnya dilakukan jika hanya
vegetasi tingkat tanaman saja yang menjadi bahan penelitian, metode kuadrat lebih digunakan
karena dengan metode tersebut lebih mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui
komposisi, dominansi vegetasi dan menaksir volumenya (Kusmana, C, 1997).
      Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Vegetasi di tempat tersebut mempunyai variasi yang
berbeda antara vegetasi satu dengan vegetasi yang lain. Dengan adanya variasi yang dimiliki
oleh suatu vegetasi akan menudukung suatu kehidupan organisme tertentu. Oleh karena itu,
untuk menganalisis suatu vegetasi dalam area tertentu dengan menggunakan variabel
kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi, maka dilakukan analisis vegetasi menggunakan metode
kuadrat.
A.Analisis Vegetasi
            Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung. Analisis vegetasi
dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi vegetasi yang ada.
Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan
ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem
terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan
sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara
umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya
bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Pada
umumnya analisis vegetasi dibedakan atas analisis vegetasi kualitatif dan kuantitatif (Syafei,
1990).
B. Analisis Vegetasi Kualitatif
Komposisi dan struktur komunitas tumbuhan secara kualitatif dan dapat di deskripsikan
dengan observasi visual tanpa sampling khusus serta pengukuran. Studi analisi vegetasi kualitatif
meliputi perhitungan secara stratifikasi, aspeksi, sosiabilitas, floristik, dan bentuk hidup
(Anonim2, 2009)
C. Analisis Vegetasi Kuantitatif
            Dalam analisis ini diperlukan suatu perkiraan atau estimasi. Hal tersebut dapat dibuat
dengan observasi spesies tumbuhan pada tempat berbeda dalam habitat. Beberapa metode yang
sering digunakan adalah metode kuadrat, metode lop, metode titik, dan metode transek. Dengan
informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan, komunitas
vegetasi dikelompokkan menjadi vegetasi iklim dan vegetasi tanah yang berhubungan erat dan
pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik (Anonim2, 2009).

D. Metode Kuadrat
     Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan petak
contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur dengan
satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain. Bentuk petak contoh pada metode kuadrat pada
dasarnya ada tiga macam yaitu bentuk lingkaran, bentuk bujur sangkar dan bentuk empat persegi
panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan
kekurangannya (Kusmana, C, 1997).
Bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dapat dipakai untuk analisis vegetasi
herba yang bergerombol, karena ukuran dapat cepat diperluas dan teliti dengan menggunakan
seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk vegetasi herba rendah bentuk empat
persegi panjang akan lebih efisien dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada ukuran yang
sama. Hal ini disebabkan karena kelompok tumbuhan cenderung akan tumbuh membentuk
lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk empat persegi panjang akan lebih banyak
kemungkinannya untuk memotong kelompok tumbuhan dibandingkan dengan bentuk bujur
sangkar pada luasan yang sama, dengan demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak
(Kusmana, C, 1997).
Namun demikian, bentuk petak contoh empat persegi panjang mempunyai kekurangan
terhadap bentuk bujur sangkar, karena perbandingan panjang tepi terhadap luasnya lebih besar
daripada perbandingan panjang tepi bujur sangkar terhadap luasnya. Kesalahan tersebut terus
meningkat apabila perbandingan panjang tepi terhadap luasnya semakin meningkat.
Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:
a.  Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.
b. Count atau list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies yang
ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi merupakan suatu daftar
spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase tanah yang tertutup
vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area (penutupan relatif) yang
diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari
vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman.
d. Chart quadrat: Penggambaran letak atau bentuk tumbuhan disebut Pantograf. Metode ini
terutama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan menentukan letak tiap-
tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang digunakan pantograf dan planimeter.
Pantograf dilengkapi dengan lengan pantograf. Planimeter merupakan alat yang dipakai dalam
pantograf yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu luas bila batas-batasnya diikuti dengan
jarumnya (Weaver dan Clements, 1938).
Dengan metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau
lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk
vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini
dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Syafei,
1990).

E.      Luas Minimum


            Luas area tempat pengambilan contoh komunitas tumbuhan atau vegetasi sangat
bervariasi, tergantung pada bentuk atau struktur vegetasi tersebut. Yang perlu diperhatikan dalam
menentukan luas minimum yang dipakai adalah seluas papaun percontohan diambil harus dapat
menggambarkan bentuk vegetasi secara keseluruhan. Percontohan yang diambil dianggap
memadai apabila seluruh atau sebagian besar jenis tumbuhan pembentuk vegetasi itu berada
dalam vegetasi akan didapatkan suatu luas terkecil yang dapat mewakili vegetasi, kecuali untuk
hutan tropika yang sangat sulit ditentukan luas terkecilnya. Luas terkecil yang dapat mewakili
karakteristik komunitas tumbuhan atau komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan
disebut luas minimum (Sucipto, 2008).
            Dari luas minimum, kita dapat menentukan berapa ukuran transek yang digunakan.
Ukuran luas minimum yang biasa digunakan ialah 25 cm x 25 cm, 25 cm x 50 cm, 50 cm x 50
cm, 50 cm x 100 cm, dan 100 cm x 100 cm. Dari masing-masing ukuran yang dibuat, dicatat
semua jenis tumbuhan yang ditemukan. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Untuk
mendapatkan luas minimum, disusun sebuah grafik dari data yang diperoleh. Perlu dipahami
bahwa luas minimum berada saat garis mulai mendatar, atau kalau ada penambahan jumlah jenis
tidak melebihi 10% (Sucipto, 2008).

F. Transek
      Transek adalah penampang melintang atau pandangan samping dari suatu wilayah. Transek
merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran informasi kondisi biofisik suatu
wilayah kajian. Arti harfiah dari transek itu sendiri adalah gambar irisan muka bumi. Pada
awalnya, transek dipergunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati
wilayah-wilayah ekologi, yaitu pembagian wilayah lingkungan alam berdasarkan sifat khusus
keadaannya (Odum, E. P., 1971).
      Tujuan dari pembuatan transek, yaitu untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan
perubahan lingkungan. Ada dua macam transek:
1.  Belt transect (transek sabuk)
    Belt transek merupakan jalur vegetasi yang lebarnya sama dan sangat panjang. Lebar jalur
ditentukan oleh sifat-sifat vegetasinya untuk menunjukkan bagan yang sebenarnya. Lebar jalur
untuk hutan antara 1-10 m. Transek 1 m digunakan jika semak dan tunas di bawah diikutkan,
tetapi bila hanya pohon-pohonnya yang dewasa yang dipetakan, transek 10 m yang baik. Panjang
transek tergantung tujuan penelitian. Setiap segment dipelajari vegetasinya (Kershaw, 1979).
2.  Line transect (transek garis)
     Dalam metode ini garis-garis merupakan petak contoh (plot). Tanaman yang berada tepat
pada garis dicatat jenisnya dan berapa kali terdapat atrau dijumpai. Pada metode garis ini, sistem
analisis melalui variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya
menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah
vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis.
Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat
merupakan prosentase perbandingan panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu
tumbuhan terhadap garis yang dibuat (Syafei, 1990). Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan
suatu spesies yang ditemukan pada setiap garis yang disebar (Rohman, 2001).

G. Sistem Analisis dengan Metode Kuadrat


Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan tertentu,
misalnya 100 individu/ha. Frekuensi suatu jenis tumbuhan adalah jumlah petak contoh dimana
ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Biasanya frekuensi
dinyatakan dalam besaran persentase. Basal area merupakan suatu luasan areal dekat permukaan
tanah yang dikuasai oleh tumbuhan. Untuk pohon, basal areal diduga dengan mengukur diameter
batang (Kusmana, 1997).
 Suatu daerah yang didominasi oleh hanya jenis-jenis tertentu saja, maka daerah tersebut
dikatakan memiliki keanekaragaman jenis yang rendah. Keanekaragaman jenis terdiri dari 2
komponen, yaitu jumlah jenis dalam komunitas yang sering disebut kekayaan jenis dan
kesamaan jenis. Kesamaan menunjukkan bagaimana kelimpahan spesies itu, yaitu jumlah
individu, biomassa, penutup tanah, dan sebagainya, yang tersebar antara banyak spesies itu
(Ludwiq and Reynolds, 1988).
Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis
tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai
dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N),
biasanya dalam persen (%). Keragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies
dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari
seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numerik sebagai indeks
keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari
segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin
stabil (Michael, 1994).
Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai relatif dari
sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relatif, kerimbunan relatif, dan frekuensi relatif).
Jika disusun dalam bentuk rumus maka akan diperoleh:
Nilai Penting = Kr + Dr + Fr

Harga relatif ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel yang
didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat,
dikalikan 100% dalam tabel. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai
penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga
nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut
(Odum, E. P., 1971).

III. PROSEDUR KERJA DAN ANALISIS DATA


1. Dipilih lokasi praktikum pada stand/area padang tempat pengembala ternak
2. Dicatat kondisi umum/area yang dipilih
3. Ditempatkan 2 stand (stasiun) pengamatan, berukuran 100x100 m secara subyektif
dengan menggunakan pertimbahan represantasi area tersebut dan dianggap dapat
menggambarkan atau mewakili komunitas padang rumput pada area yang kamu pilih
4. Pada masing-masing stand tersebut, ditempatkan 15 buah kuadrat/plot ukuran 1mx1m
secara acak, sehingga jumlah total kwadrat/plot yang dihitung/ukur adalah 2x15= 30 plot

ANALISIS DATA

1. Jumlah plot dimana suatu spesies hadir


Frekuensi = --------------------------------------------------------------- x 100
Jumlah total plot
STAND 1
NAMA SPESIES JUMLAH PLOT DIMANA JUMLAH TOTAL PLOT FREKUENSI
SPESIES HADIR
Sidaguri 6 15 40
Bayam duri 4 15 26,667
bala 3 15 20
aur-aur 26 15 173,3
bayam hijau 4 15 26, 67
legetan 11 15 73,3
rumput bermuda 2 15 13,3
lemon balm 17 15 113,3
sisik betok 12 15 80
rumput peking 1 15 6,667
patikan kebo 1 15 6,67
gulma ginjal 170 15 1133,3
semanggi 15 15 100
bunga rumput 10 15 66,67
Tanaman herbal 13 15 86,67
drymaria 10 15 66,67
bunga ester 3 15 20
lili lembah 7 15 46,67
anggur
jarong 10 15 66, 67
tumbuhan 10 15 66,67
berbunga
politory tegak 15 15 100
STAND 2
NAMA SPESIES JUMLAH PLOT JUMLAH FREKUENSI
DIMANA SPESIES TOTAL
HADIR PLOT
Rumput minjangan 10 15 66, 67
jelatung 15 15 100
semanggi putih 25 15 166, 67
gulma ginjal 78 15 520
Tanaman herbal yang 5 15 33,3
memanjat
Tanaman herba pendingin 5 15 33,3
Bunga rumput 9 15 60
Tanaman asli tahunan 10 15 66,67
jelantir 40 15 266,67
katuk 1 15 6,67
rumput bermuda 15 15 100
rumput lidah ular 6 15 40
cacabean 2 15 13,3
starburs 2 15 13,3
rawa dawberry 26 15 173,3
rumput ceker ayam 8 15 53,3
gulma timunan 14 15 93,3
seleguri 11 15 73,3
daun belelai gajah 10 15 66,67
bandotan 5 15 33,3
tanaman kolonjono 3 15 20

2. Frekuensi suatu spesies


Frekuensi Relatif = -------------------------------------------------- x 100
Total frekuensi semua spesies
STAND 1
NAMA Frekuensi suatu spesies Total frekuensi semua Frekuensi relatif
SPESIES spesies
Sidaguri 40 2333,3 1,714
Bayam duri 26,67 2333,3 1,142
bala 20 2333,3 0,857
aur-aur 173,3 2333,3 7,42
bayam hijau 26,667 2333,3 1,142
legetan 73,3 2333,3 3,142
rumput 13,3 2333,3 0,571
bermuda
lemon balm 113,3 2333,3 4,85
sisik betok 80 2333,3 3,42
rumput peking 6,67 2333,3 0,28
patikan kebo 6,67 2333,3 0,28
gulma ginjal 1133,3 2333,3 48,57
semanggi 100 2333,3 4,28
bunga rumput 66,67 2333,3 2,85
Tanaman herbal 86,67 2333,3 3,71
drymaria 66,67 2333,3 2,85
bunga ester 20 2333,3 0,8577
lili lembah 46,67 2333,3 2
anggur
jarong 66,67 2333,3 2,85
tumbuhan 66,67 2333,3 2,85
berbunga
politory tegak 100 2333,3 4,28

STAND 2
NAMA SPESIES Frekuensi suatu spesies Total frekuensi semua Frekuensi
spesies relatif
Rumput minjangan 66, 67 2000 3,33
jelatung 100 2000 5
semanggi putih 166, 67 2000 8,33
gulma ginjal 520 2000 26
Tanaman herbal yang 33,3 2000 1, 67
memanjat
Tanaman herba 33,3 2000 1, 67
pendingin
Bunga rumput 60 2000 3
Tanaman asli tahunan 66, 67 2000 3,33
jelantir 266, 67 2000 13, 3
katuk 6,67 2000 0,33
rumput bermuda 100 2000 5
rumput lidah ular 40 2000 2
cacabean 13, 3 2000 0, 67
starburs 13, 3 2000 0, 67
rawa dawberry 173, 3 2000 8,67
rumput ceker ayam 53, 3 2000 2, 67
gulma timunan 93, 3 2000 4, 67
seleguri 73, 3 2000 3,667
daun belelai gajah 66, 67 2000 3, 33
bandotan 33,3 2000 1, 67
tanaman kolonjono 20 2000 1

3. Jumlah tumbuhan spesies tertentu


Densitas (kerapatan) = ---------------------------------------------------------- x 100
Total area sampel
STAND 1
NAMA JUMLAH PLOT DIMANA LUAS TOTAL AREA DENSITAS
SPESIES SPESIES HADIR SAMPLE
Sidaguri 6 10.000 0,06
Bayam duri 4 10.000 0,04
bala 3 10.000 0,03
aur-aur 26 10.000 0,26
bayam hijau 4 10.000 0,04
legetan 11 10.000 0,11
rumput 2 10.000 0,02
bermuda
lemon balm 17 10.000 0,17
sisik betok 12 10.000 0,12
rumput peking 1 10.000 0,01
patikan kebo 1 10.000 0,01
gulma ginjal 170 10.000 1,7
semanggi 15 10.000 0,15
bunga rumput 10 10.000 0,1
Tanaman herbal 13 10.000 0,13
drymaria 10 10.000 0,1
bunga ester 3 10.000 0,03
lili lembah 7 10.000 0,07
anggur
jarong 10 10.000 0,1
tumbuhan 10 10.000 0,1
berbunga
politory tegak 15 10.000 0,15

STAND 2
NAMA SPESIES JUMLAH PLOT DIMANA LUAS TOTAL AREA DENSITA
SPESIES HADIR SAMPLE S
Rumput minjangan 10 10000 0,1
jelatung 15 10000 0,15
semanggi putih 25 10000 0,25
gulma ginjal 78 10000 0,78
Tanaman herbal yang 5 10000 0,05
memanjat
Tanaman herba 5 10000 0,05
pendingin
Bunga rumput 9 10000 0,09
Tanaman asli tahunan 10 10000 0,1
jelantir 40 10000 0,4
katuk 1 10000 0,01
rumput bermuda 15 10000 0,15
rumput lidah ular 6 10000 0,06
cacabean 2 10000 0,02
starburs 2 10000 0,02
rawa dawberry 26 10000 0,26
rumput ceker ayam 8 10000 0,08
gulma timunan 14 10000 0,14
seleguri 11 10000 0,11
daun belelai gajah 10 10000 0,1
bandotan 5 10000 0,05
tanaman kolonjono 3 10000 0,03

4. Densitas suatu spesies


Densitas relatif = ----------------------------------------------- x 100
Densitas seluruh spesies

STAND 1
NAMA JUMLAH PLOT DENSITAS DENSITAS DENSITAS
SPESIES DIMANA SPESIES SUATU SPESIES SELURUH RELATIF
HADIR SPESIES
Sidaguri 6 0,06 3,5 1,71
Bayam duri 4 0,04 3,5 1,14
bala 3 0,03 3,5 0,857
aur-aur 26 0,26 3,5 7,42
bayam 4 0,04 3,5 1,14
hijau
legetan 11 0,11 3,5 3,14
rumput 2 0,02 3,5 0,571
bermuda
lemon balm 17 0,17 3,5 4,85
sisik betok 12 0,12 3,5 3,42
rumput 1 0,01 3,5 0,285
peking
patikan 1 0,01 3,5 0,285
kebo
gulma 170 1,7 3,5 48,5
ginjal
semanggi 15 0,15 3,5 4,28
bunga 10 0,1 3,5 2,857
rumput
Tanaman 13 0,13 3,5 3,71
herbal
drymaria 10 0,1 3,5 2,85
bunga ester 3 0,03 3,5 0,857
lili lembah 7 0,07 3,5 2
anggur
jarong 10 0,1 3,5 2,85
tumbuhan 10 0,1 3,5 2,85
berbunga
politory 15 0,15 3,5 4,28
tegak

STAND 2
NAMA SPESIES JUMLAH PLOT DENSITAS DENSITAS DENSITAS
DIMANA SPESIES SUATU SELURUH RELATIF
HADIR SPESIES SPESIES
Rumput 10 0,1 3 3,3
minjangan
jelatung 15 0,15 3 5
semanggi putih 25 0,25 3 8,3
gulma ginjal 78 0,78 3 26
Tanaman herbal 5 0,05 3 1, 67
yang memanjat
Tanaman herba 5 0,05 3 1, 67
pendingin
Bunga rumput 9 0,09 3 3
Tanaman asli 10 0,1 3 3,3
tahunan
jelantir 40 0,4 3 13,3
katuk 1 0,01 3 0,33
rumput bermuda 15 0,15 3 5
rumput lidah ular 6 0,06 3 2
cacabean 2 0,02 3 0,67
starburs 2 0,02 3 0, 67
rawa dawberry 26 0,26 3 8, 67
rumput ceker 8 0,08 3 2, 67
ayam
gulma timunan 14 0,14 3 4,67
seleguri 11 0,11 3 3,67
daun belelai gajah 10 0,1 3 3, 3
bandotan 5 0,05 3 1,67
tanaman 3 0,03 3 1
kolonjono

5. Penutupan (cover) suatu jenis


Dominansi = ----------------------------------------------------- x 100
Total area sampel
STAND 1
NAMA PENUTUPAN (COVER) TOTAL AREA DOMINANSI
SPESIES SUATU JENIS
Sidaguri 2 10.000 0,02
Bayam duri 2 10.000 0,02
bala 3 10.000 0,03
aur-aur 10 10.000 0,1
bayam hijau 4 10.000 0,04
legetan 9 10.000 0,09
rumput 2 10.000 0,02
bermuda
lemon balm 9 10.000 0,09
sisik betok 12 10.000 0,12
rumput 1 10.000 0,01
peking
patikan kebo 1 10.000 0,01
gulma ginjal 40 10.000 0,4
semanggi 15 10.000 0,15
bunga rumput 10 10.000 0,1
Tanaman 8 10.000 0,08
herba
drymaria 10 10.000 0,1
bunga ester 3 10.000 0,03
lili lembah 7 10.000 0,07
anggur
jarong 10 10.000 0,1
tumbuhan 10 10.000 0,1
berbunga
politory tegak 15 10.000 0,15
STAND 2
NAMA SPESIES PENUTUPAN (COVER) TOTAL AREA DOMINANSI
SUATU JENIS
Rumput minjangan 10 10000 0,1
jelatung 15 10000 0,15
semanggi putih 5 10000 0,05
gulma ginjal 38 10000 0,38
Tanaman herba yang 5 10000 0,05
memanjat
Tanaman herba 5 10000 0,05
pendingin
Bunga rumput 9 10000 0,09
Tanaman asli tahunan 10 10000 0,1
jelantir 15 10000 0,15
katuk 1 10000 0,01
rumput bermuda 8 10000 0,08
rumput lidah ular 6 10000 0,06
cacabean 2 10000 0,02
starburs 2 10000 0,02
rawa dawberry 14 10000 0,14
rumput ceker ayam 8 10000 0,08
gulma timunan 11 10000 0,11
seleguri 11 10000 0,11
daun belelai gajah 7 10000 0,07
bandotan 4 10000 0,04
tanaman kolonjono 3 10000 0,03

6. Dominansi suatu jenis


Dominansi relatif = ---------------------------------------------------------- x 100
Jumlah nilai dominansi seluruh jenis

STAND 1
NAMA DOMINANSI JUMLAH SEMUA DOMINANSI
SPESIES JENIS DOMINANSI RELATIF
Sidaguri 0,02 1,83 1,09
Bayam duri 0,02 1,83 1,09
bala 0,03 1,83 1,63
aur-aur 0,1 1,83 5,46
bayam hijau 0,04 1,83 2,18
legetan 0,09 1,83 4,91
rumput 0,02 1,83 1,09
bermuda
lemon balm 0,09 1,83 4,91
sisik betok 0,12 1,83 6,55
rumput 0,01 1,83 0,54
peking
patikan kebo 0,01 1,83 0,54
gulma ginjal 0,4 1,83 21,8
semanggi 0,15 1,83 8,19
bunga rumput 0,1 1,83 5,46
Tanaman 0,08 1,83 4,37
herbal
drymaria 0,1 1,83 5,46
bunga ester 0,03 1,83 1,63
lili lembah 0,07 1,83 3,82
anggur
jarong 0,1 1,83 5,46
tumbuhan 0,1 1,83 5,46
berbunga
politory tegak 0,15 1,83 8,19

STAND 2
NAMA SPESIES DOMINANSI JUMLAH SEMUA DOMINANSI
JENIS DOMINANSI RELATIF
Rumput minjangan 0,1 1,89 5,29
jelatung 0,15 1,89 7,93
semanggi putih 0,05 1,89 2,64
gulma ginjal 0,38 1,89 20,1
Tanaman herba yang 0,05 1,89 2,64
memanjat
Tanaman herba 0,05 1,89 2,64
pendingin
Bunga rumput 0,09 1,89 4,76
Tanaman asli tahunan 0,1 1,89 5,29
jelantir 0,15 1,89 7,93
katuk 0,01 1,89 0,52
rumput bermuda 0,08 1,89 4,23
rumput lidah ular 0,06 1,89 3,17
cacabean 0,02 1,89 1,05
starburs 0,02 1,89 1,05
rawa dawberry 0,14 1,89 7,40
rumput ceker ayam 0,08 1,89 4,23
gulma timunan 0,11 1,89 5,82
seleguri 0,11 1,89 5,82
daun belelai gajah 0,07 1,89 3,70
bandotan 0,04 1,89 2,11
tanaman kolonjono 0,03 1,89 1,58

7. Indek Nilai Penting (INP) = Kerapatan Relatif (KR) + Frekwensi Relatif (FR) +
Dominansi Relatif (DR)

STAND 1
NAMA SPESIES KR+ FR+ DR= JUMLAH
Sidaguri 1,71 1,714 1,09 4,514
Bayam duri 1,14 1,142 1,09 3,372
bala 0,857 0,857 1,63 3,344
aur-aur 7,42 7,42 5,46 20,3
bayam hijau 1,14 1,142 2,18 4,462
legetan 3,14 3,142 4,91 11,192
rumput bermuda 0,571 0,571 1,09 2,232
lemon balm 4,85 4,85 4,91 14,61
sisik betok 3,42 3,42 6,55 13,39
rumput peking 0,285 0,28 0,54 1,105
patikan kebo 0,285 0,28 0,54 1,105
gulma ginjal 48,5 48,57 21,8 118,87
semanggi 4,28 4,28 8,19 16,75
bunga rumput 2,857 2,85 5,46 11,167
Tanaman herbal 3,71 3,71 4,37 11,79
drymaria 2,85 2,85 5,46 11,16
bunga ester 0,857 0,8577 1,63 3,3447
lili lembah anggur 2 2 3,82 7,82
jarong 2,85 2,85 5,46 11,16
tumbuhan berbunga 2,85 2,85 5,46 11,16
politory tegak 4,28 4,28 8,19 16,75

STAND 2
NAMA SPESIES KR+ FR+ DR= JUMLAH
Rumput 3,3 3,33 5,29
minjangan 11,92
jelatung 5 5 7,93 17,93
semanggi putih 8,3 8,33 2,64 19,27
gulma ginjal 26 26 20,1 72,1
Tanaman herba 1, 67 1, 67 2,64
yang memanjat 5,98
Tanaman herba 1, 67 1, 67 2,64
pendingin 5,98
Bunga rumput 3 3 4,76 10,76
Tanaman asli 3,3 3,33 5,29
tahunan 11,92
jelantir 13,3 13, 3 7,93 34,53
katuk 0,33 0,33 0,52 1,18
rumput bermuda 5 5 4,23 14,23
rumput lidah ular 2 2 3,17 7,17
cacabean 0,67 0, 67 1,05 2,39
starburs 0, 67 0, 67 1,05 2,39
rawa dawberry 8, 67 8,67 7,40 24,74
rumput ceker 2, 67 2, 67 4,23
ayam 9,57
gulma timunan 4,67 4, 67 5,82 15,16
seleguri 3,67 3,667 5,82 13,157
daun belelai gajah 3, 3 3, 33 3,70 10,33
bandotan 1,67 1, 67 2,11 5,45
tanaman 1 1 1,58
kolonjono 3,58

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
NAMA JENIS JUMLAH PENUTUP FREKUENSI DENSITAS DOMINASI FREKUENS INDEKS
NO GULMA INDIVIDU (DOMINA RELATIF RELATIF I RELATIF NILAI
(DENSITAS) NSI) PENTING
1 Sidaguri 0,06 0,02 40 1,71 1,09 1,714 4,514
2 Bayam duri 0,04 0,02 26,667 1,14 1,09 1,142 3,372
3 bala 0,03 0,03 20 0,857 1,63 0,857 3,344
4 aur-aur 0,26 0,1 173,3 7,42 5,46 7,42 20,3
5 bayam hijau 0,04 0,04 26, 67 1,14 2,18 1,142 4,462
6 legetan 0,11 0,09 73,3 3,14 4,91 3,142 11,192
7 rumput 0,02 0,02 13,3 0,571 1,09 0,571
bermuda 2,232
8 lemon balm 0,17 0,09 113,3 4,85 4,91 4,85 14,61
9 sisik betok 0,12 0,12 80 3,42 6,55 3,42 13,39
10 rumput 0,01 0,01 6,667 0,285 0,54 0,28
peking 1,105
11 patikan 0,01 0,01 6,67 0,285 0,54 0,28
kebo 1,105
12 gulma 1,7 0,4 1133,3 48,5 21,8 48,57
ginjal 118,87
13 semanggi 0,15 0,15 100 4,28 8,19 4,28 16,75
14 bunga 0,1 0,1 66,67 2,857 5,46 2,85 11,167
rumput
15 Tanaman 0,13 0,08 86,67 3,71 4,37 3,71
herbal 11,79
16 drymaria 0,1 0,1 66,67 2,85 5,46 2,85 11,16
17 bunga ester 0,03 0,03 20 0,857 1,63 0,8577 3,3447
18 lili lembah 0,07 0,07 46,67 2 3,82 2
anggur 7,82
19 jarong 0,1 0,1 66, 67 2,85 5,46 2,85 11,16
20 tumbuhan 0,1 0,1 66,67 2,85 5,46 2,85
berbunga 11,16
21 politory 0,15 0,15 100 4,28 8,19 4,28
tegak 16,75

STAND 2
NAMA JENIS JUMLAH PENUTUP FREKUENSI DENSITAS DOMINASI FREKUENS INDEKS
NO GULMA INDIVIDU (DOMINA RELATIF RELATIF I RELATIF NILAI
(DENSITAS) NSI) PENTING
1 Rumput 0,1 0,1 40 3,3 5,29 3,33
minjangan 11,92
2 jelatung 0,15 0,15 26,67 5 7,93 5 17,93
3 semanggi 0,25 0,25 20 8,3 2,64 8,33
putih 19,27
4 gulma 0,78 0,78 173,3 26 20,1 26
ginjal 72,1
5 Tanaman 0,05 0,05 26, 67 1, 67 2,64 1, 67
herba yang
memanjat 5,98
6 Tanaman 0,05 0,05 73,3 1, 67 2,64 1, 67
herba
pendingin 5,98
7 Bunga 0,09 0,09 13,3 3 4,76 3
rumput 10,76
8 Tanaman 0,1 0,1 113,3 3,3 5,29 3,33
asli
tahunan 11,92
9 jelantir 0,4 0,4 80 13,3 7,93 13, 3 34,53
10 katuk 0,01 0,01 6, 67 0,33 0,52 0,33 1,18
11 rumput 0,15 0,15 6, 67 5 4,23 5
bermuda 14,23
12 rumput 0,06 0,06 1133,3 2 3,17 2
lidah ular 7,17
13 cacabean 0,02 0,02 100 0,67 1,05 0, 67 2,39
14 starburs 0,02 0,02 66,67 0, 67 1,05 0, 67 2,39
15 rawa 0,26 0,26 86, 67 8, 67 7,40 8,67
dawberry 24,74
16 rumput 0,08 0,08 66, 67 2, 67 4,23 2, 67
ceker ayam 9,57
17 gulma 0,14 0,14 20 4,67 5,82 4, 67
timunan 15,16
18 seleguri 0,11 0,11 46,67 3,67 5,82 3,667 13,157
19 daun 0,1 0,1 66, 67 3, 3 3,70 3, 33
belelai
gajah 10,33
20 bandotan 0,05 0,05 66,67 1,67 2,11 1, 67 5,45
21 tanaman 0,03 0,03 100 1 1,58 1
kolonjono 3,58

B. PEMBAHASAN
Telah dilakukan praktikum Ekologi tumbuhan ,praktikum ini dilakukan di Jl. Giri mias G.g.
Masu 02, RW 020/008, kel. Batuplat. Pada praktikum ini telah didapatkan 30 plot dimana jumlah
keseluruhan spesies gulma yang didapat ada

V. KESIMPULAN

VI. LAMPIRAN

STAND 1
HARI/ TANGGAL :26 MEI 2021
NAMA LOKASI : Jl. Giri mias G.g. Masu 02, RW 020/008, kel. Batuplat

PLOT SPESIES JUMLAH PERSEN WARNAH TEKSTUR


PENUTUPAN TANAH TANAH
%
1 Sidaguri (Sida rhombifolia) 2 0,33 Abu abu Tarasa keras dan
Kasar dan berpasir
2 Bayam duri (Amaranthus spinosus) 2 0,5 Abu abu Tarasa keras dan
Kasar dan berpasir
3 Bala (Sida Cordifolia) 3 1 Abu abu Tarasa keras dan
Kasar dan berpasir
4 8 0,30 Kecoklatan Terasa mulus
Aur-aur (Commelina diffusa)
5 Bayam hijau (Amaranthus 4 1 Kecoklatan Terasa mulus
viridis)
Aur-aur (Commelina diffusa) 10 0,38
6 Legetan (Sinedrella nodiflora) 9 0,81 Kecoklatan Terasa mulus
7 Sidaguri (Sida rhombifolia) 2 0,33 Kecoklatan Terasa mulus
Legetan (Sinedrella nodiflora) 2 0,18
Rumput Bermuda (Cynodon 2 1
dacyilon)
Lemon balm(Melisa 8 0,47
officinalis)
8 Lemon balm (Melisa 9 0,52 Abu abu Tarasa keras dan
officinalis) kehitaman kasar
Sidaguri (Sida rhombifolia) 2
9 Sisik batok (Desmodium 12 1 kecoklatan Terasa mulus
Triflorum)
Rumput paking (Agrostis stolonifera) 1 1
10 Bayam duri (Amaranthus 2 0,083 kecoklatan Terasa mulus
spinosus)
Aur-aur (Commelina diffusa) 8 0,30
Patikan kebo (Euphorbia 1
hirta)
11 Gulma Ginjal (Dichondra 40 0,23 Abu abu Tarasa keras dan
micrantha urb) kehitaman kasar
Semanggi (Trifolium repens) 15 1

12 Gulma Ginjal (Dichondra micrantha urb)25 0,147 kecoklatan Terasa mulus


Bunga Rumput (calyptocarpus
fialis L) 10 1
Tanaman herba (Stellaria
media) 8 0,61
Drymaria (Drymaria Corlata)
10 1

13 Tanaman herba (Stellaria 8 0,61 kecoklatan Terasa mulus


media)
Bunga ester (Bellis perennis) 3 1
Gulma Ginjal (Dichondra micrantha urb)20 0,117

14 Lili lembah anggur (Salpichroa 7 1 kecoklatan Terasa mulus


origanifolia)
Jarong (Achyranthes aspera L) 10 1
Tumbuhan berbunga (Circae 10 1
lutertiana L)
15 Pellitory tegak (Parietaria 15 1 kecoklatan Terasa mulus
Officinalis L)
Tanaman herba (Stellaria 5 0,38
media)
Gulma Ginjal (Dichondra micrantha urb)20 0,117

STAND 2
HARI/ TANGGAL : 26 MEI 2021
NAMA LOKASI : Jl. Giri mias G.g. Masu 02, RW 020/008, kel. Batuplat
PLOT SPESIES JUMLAH PERSEN WARNAH TEKSTUR
PENUTUPAN TANAH TANAH
%
16 Rumput minjangan 10 1 kecoklatan Terasa mulus
(Eupatorium odoratum)
Jelatung (Parietaria 15 1
pensylvanica)

17 Semanggi putih (Trifolium 5 0,6 kecoklatan Terasa mulus


repents L)
Gulma Ginjal (Dichondra 25 0,32
micrantha urb)
18 Semanggi putih (Trifolium 5 0,2 Abu abu Tarasa keras dan
repents L) kehitaman kasar
Gulma Ginjal (Dichondra 30 0,384
micrantha urb)
Tanaman herba yang 5 1
memanjat (Asparagus
asparagoides)
Tanaman herba pendingin 5 1
(Stellaria media)
19 Gulma Ginjal (Dichondra 30 0,384 Abu abu Tarasa keras dan
micrantha urb) kehitaman kasar
Semanggi putih (Trifolium 5 0,2
repents L)
Bunga rumput 9 1
(Calyptocarpus vialis less)
20 Tanaman asli tahunan 10 1 kecoklatan Terasa mulus
(Canadian horseweed)
Jelantir (Canadian) 15 0,375
21 Gulma Ginjal (Dichondra 38 0,487 kecoklatan Terasa halus
micrantha urb)
Katuk (Sauropus 22 1
androgynous)
22 Jelantir (Conyza sumtresis) 3 0,075 kecoklatan Terasa halus
Rumput Bermuda 2 0,13
(Cynodon dactylon)
Jelatung (Urtica dioica) 2 0,13
Rumput lida ular (Hedyotis 6 1
diffusa)
Cacabean (Ludwigia 2 1
decurens)
Starburs (Acanthospermum) 2 1

23 Jelantir (Conyza sumtresis) 13 0,32 Abu-abu Terasa halus


Rumput Bermuda 11 0,73 kehitaman
(Cynodon dactylon)
24 Rawa dawberry (Rubus 12 0,46 Abu-abu Terasa halus
hispidus) kehitaman
Rumput ceker ayam 8 1
(Japanise stiltgrass)
25 Jelantir (Conyza sumtresis) 7 0,17 Abu-abu Terasa halus
Gulma timunan 3 0,21 kehitaman
(Leptochloa)
Rumput Bermuda 5 0,53
(Cynodon dactylon)

26 Rawa dawberry (Rubus 14 0,53 Kecoklatan Terasa halus


hispidus)
Rumput Bermuda 8 0,53
(Cynodon dactylon)
Sidaguri (Sida rhombifolia) 11 1

27 Jelantir (Conyza sumtresis) 2 0,05 Kecoklatan Terasa halus


Bandotan (Ageratum 1 0,2
conyzoiles)
28 Daun belalai gajah 3 0,3 Kecoklatan Terasa halus
(Clicanthus nutans)
Gletang (Tridax 3 0,3
procumbens)
29 Bandotan (Ageratum 16 0,31 Abu-abu Terasa halus
Conyzoides) kehitaman
Gulma timunan 11 0,78
(Leptochloa)
30 Daun belalai gajah 7 0,7 Abu-abu Terasa halus
(Clicanthus nutans) kehitaman
Bandotan (Ageratum 4 0,8
conyzoiles)
Tanaman kolonjono 3 0,3
(Brachiaria thutuca)

SPESIES GULMA
NAMA GAMBAR SPECIES
PLOT 1 Sidaguri (Sida rhombifolia)

PLOT 2 Bayam duri (Amaranthus


spinosus
PLOT 3 Bala (Sida Cordifolia)

PLOT 4
Aur-aur (Commelina diffusa)

PLOT 5 Bayam hijau (Amaranthus


viridis)
Aur-aur (Commelina diffusa)
PLOT 6 Legetan (Sinedrella nodiflora)

PLOT 7 Sidaguri (Sida rhombifolia)


Legetan (Sinedrella nodiflora)
Rumput Bermuda (Cynodon
dacyilon)
Lemon balm(Melisa
officinalis)

PLOT 8 Lemon balm (Melisa


officinalis)
Sidaguri (Sida rhombifolia)
PLOT 9 Sisik batok (Desmodium
Triflorum)
Rumput paking (Agrostis
stolonifera)

PLOT 10 Bayam duri (Amaranthus


spinosus)
Aur-aur (Commelina diffusa)
Patikan kebo (Euphorbia
hirta)

PLOT 11 Gulma Ginjal (Dichondra


micrantha urb)
Semanggi (Trifolium repens)
PLOT 12 Gulma Ginjal (Dichondra
micrantha urb)
Bunga Rumput (calyptocarpus
fialis L)
Tanaman herba (Stellaria
media)
Drymaria (Drymaria Corlata)

PLOT 13 Tanaman herba (Stellaria


media)
Bunga ester (Bellis perennis)
Gulma Ginjal (Dichondra
micrantha urb)
PLT 14 Lili lembah anggur (Salpichroa
origanifolia)
Jarong (Achyranthes aspera L)
Tumbuhan berbunga (Circae
lutertiana L)

PLOT 15 Pellitory tegak (Parietaria


Officinalis L)
Tanaman herba (Stellaria
media)
Gulma Ginjal (Dichondra
micrantha urb)

PLOT 16 Rumput minjangan


(Eupatorium odoratum)
Jelatung (Parietaria
pensylvanica)
PLOT 17 Semanggi putih (Trifolium
repents L)
Gulma Ginjal (Dichondra
micrantha urb)

PLOT `18 Semanggi putih (Trifolium


repents L)
Gulma Ginjal (Dichondra
micrantha urb)
Tanaman herba yang
memanjat (Asparagus
asparagoides)
Tanaman herba pendingin
(Stellaria media)

PLOT 19 Gulma Ginjal (Dichondra


micrantha urb)
Semanggi putih (Trifolium
repents L)
Bunga rumput (Calyptocarpus
vialis less)
PLOT 20 Tanaman asli tahunan
(Canadian horseweed)
Jelantir (Canadian)

PLOT 21 Gulma Ginjal (Dichondra


micrantha urb)
Katuk (Sauropus
androgynous)

PLOT 22 Jelantir (Conyza sumtresis)


Rumput Bermuda (Cynodon
dactylon)
Jelatung (Urtica dioica)
Rumput lida ular (Hedyotis
diffusa)
Cacabean (Ludwigia
decurens)
Starburs (Acanthospermum)
PLOT 23 Jelantir (Conyza sumtresis)
Rumput Bermuda (Cynodon
dactylon)

PLOT 24 Rawa dawberry (Rubus


hispidus)
Rumput ceker ayam (Japanise
stiltgrass)

PLOT 25 Jelantir (Conyza sumtresis)


Gulma timunan (Leptochloa)
Rumput Bermuda (Cynodon
dactylon)
PLOT 26 Rawa dawberry (Rubus
hispidus)
Rumput Bermuda (Cynodon
dactylon)
Sidaguri (Sida rhombifolia)

PLOT 27 Jelantir (Conyza sumtresis)


Bandotan (Ageratum
conyzoiles)

PLOT 28 Daun belalai gajah


(Clicanthus nutans)
Gletang (Tridax procumbens)
PLOT 29 Bandotan (Ageratum
Conyzoides)
Gulma timunan (Leptochloa)

PLOT 30 Daun belalai gajah


(Clicanthus nutans)
Bandotan (Ageratum
conyzoiles)
Tanaman kolonjono (Brachiaria
thutuca)

DAFTAR PUSTAKA
https://pendidikan.co.id/pengertian-gulma-jenis-contoh-dan-cara-pngendaliannya/
(diakses pada tanggal 26 mey 2021 pukul 20.00)

Campbell, Neil.A, Mitchell, Ritche. 2004. Biologi Jilid 4. Erlangga: Jakarta.

Harjosuwarno, S. 1990. Dasar-dasar Ekologi Tumbuhan. Fakultas Biologi UGM

Anda mungkin juga menyukai