Deskripsi dan Analisis Vegetasi Area Padang Rumput Pulau Timor Dengan
Menggunakan Metode Kuadrat
OLEH:
RABIYATHUL ADAWIYAH ABBAS
1906050080
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
I. TUJUAN : Untuk memahami bagaimana cara analisis vegetasi dengan menggunakan metode
kwadrat
ll. LATAR BELAKANG :
Ekosistem padang rumput yang diamati pada kegiatan praktikum kali ini mengambil
tempat di lokasi Batuplat yang dimana dengan cuaca dan kondisi yang cenderung panas seperti
kemarau. Di lokasi ini telah dilakukan praktikum lapangan yang menyertakan beberapa spesies
tanaman yang pada saat di observasi, kondisi tiap individu kebanyakan sudah mengalami
kekeringan dikarenakan cuaca dan faktor eksternal lainnya.
Praktikum lapangan ini dilakukan di sore hari dikarenakan pada sore hari sekitaran pukul
17:00-18:00 WITA. Padang di bagian bakunase memiliki intensitas tanaman yang cukup banyak,
dikarenakan lokasi mendekati hutan tempat untuk penggembalaan sapi dan hewan ruminansia
lainnya seperti kambing juga.
Kondisi lahan sangat kering dan di pinggir dan sekitaran luar lahan kebanyakan ditanami
tumbuhan jagung yang sudah kering dan layu sehingga pemanfaatan tanaman tersebut digunakan
untuk menjadi bahan pangan hewan ternak, bukan difokuskan untuk membuat pasokan makanan
bagi warga sekitar.
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat
interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan
organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis
(Marsono, 1977).
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai
keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat
lain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Dari segi floristis ekologis pengambilan
sampling dengan cara random sampling hanya mungkin digunakan apabila lapangan dan
vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman (Marsono, 1977).
Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis vegetasi adalah penarikan unit contoh atau
sampel. Dalam pengukuruan dikenal dua jenis pengukuran untuk mendapatkan informasi atau
data yang diinginkan. Kedua jenis pengukuran tersebut adalah pengukuran yang bersifat merusak
(destructive measures) dan pengukuran yang bersifat tidak merusak (non-destructive measures)
(Anonim1, 2010).
Untuk keperluan penelitian agar hasil datanya dapat dianggap sah (valid) secara statistika,
penggunaan kedua jenis pengukuran tersebut mutlak harus menggunakan satuan contoh
(sampling unit), apalagi bagi seorang peneliti yang mengambil objek dengan cakupan areal yang
luas. Dengan sampling, seorang peneliti dapat memperoleh informasi atau data yang diinginkan
lebih cepat dan lebih teliti dengan biaya dan tenaga lebih sedikit bila dibandingkan dengan
inventarisasi penuh (metode sensus) pada anggota suatu populasi (Anonim1, 2010).
Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan
dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa
berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan memberikan infornasi
yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Adapun petak-petak contoh
yang dibuat dapat diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik
sampling (Kusmana, C, 1997).
Bentuk petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi
sampling pola penyebarannya. Misalnya untuk vegetasi rendah, petak contoh berbentuk
lingkaran lebih menguntungkan karena pembuatan petaknya dapat dilakukan secara mudah
dengan mengaitkan seutas tali pada titik pusat petak. Selain itu, petak contoh berbentuk
lingkaran akan mcmberikan kesalahan sampling yang lebih kecil daripada bentuk petak lainnya
karena perbandingan panjang tepi dengan luasnya lebih kecil. Tetapi dari segi pola distribusi
vegetasi, petak berbentuk lingkaran ini kurang efisien dibanding bentuk segiempat. Sehubungan
dengan efisiensi sampling banyak studi yang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk
segiempat memberikan data komposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak berbentuk
bujur sangkar yang berukuran sama, terutama bila sumbu panjang dari petak tersebut sejajar
dengan arah perubahan keadaan lingkungan atau habitat. Pada umumnya dilakukan jika hanya
vegetasi tingkat tanaman saja yang menjadi bahan penelitian, metode kuadrat lebih digunakan
karena dengan metode tersebut lebih mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui
komposisi, dominansi vegetasi dan menaksir volumenya (Kusmana, C, 1997).
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Vegetasi di tempat tersebut mempunyai variasi yang
berbeda antara vegetasi satu dengan vegetasi yang lain. Dengan adanya variasi yang dimiliki
oleh suatu vegetasi akan menudukung suatu kehidupan organisme tertentu. Oleh karena itu,
untuk menganalisis suatu vegetasi dalam area tertentu dengan menggunakan variabel
kerimbunan, kerapatan, dan frekuensi, maka dilakukan analisis vegetasi menggunakan metode
kuadrat.
A.Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung. Analisis vegetasi
dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi vegetasi yang ada.
Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan
ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem
terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan
sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara
umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya
bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Pada
umumnya analisis vegetasi dibedakan atas analisis vegetasi kualitatif dan kuantitatif (Syafei,
1990).
B. Analisis Vegetasi Kualitatif
Komposisi dan struktur komunitas tumbuhan secara kualitatif dan dapat di deskripsikan
dengan observasi visual tanpa sampling khusus serta pengukuran. Studi analisi vegetasi kualitatif
meliputi perhitungan secara stratifikasi, aspeksi, sosiabilitas, floristik, dan bentuk hidup
(Anonim2, 2009)
C. Analisis Vegetasi Kuantitatif
Dalam analisis ini diperlukan suatu perkiraan atau estimasi. Hal tersebut dapat dibuat
dengan observasi spesies tumbuhan pada tempat berbeda dalam habitat. Beberapa metode yang
sering digunakan adalah metode kuadrat, metode lop, metode titik, dan metode transek. Dengan
informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan, komunitas
vegetasi dikelompokkan menjadi vegetasi iklim dan vegetasi tanah yang berhubungan erat dan
pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik (Anonim2, 2009).
D. Metode Kuadrat
Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan petak
contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur dengan
satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain. Bentuk petak contoh pada metode kuadrat pada
dasarnya ada tiga macam yaitu bentuk lingkaran, bentuk bujur sangkar dan bentuk empat persegi
panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan
kekurangannya (Kusmana, C, 1997).
Bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dapat dipakai untuk analisis vegetasi
herba yang bergerombol, karena ukuran dapat cepat diperluas dan teliti dengan menggunakan
seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk vegetasi herba rendah bentuk empat
persegi panjang akan lebih efisien dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada ukuran yang
sama. Hal ini disebabkan karena kelompok tumbuhan cenderung akan tumbuh membentuk
lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk empat persegi panjang akan lebih banyak
kemungkinannya untuk memotong kelompok tumbuhan dibandingkan dengan bentuk bujur
sangkar pada luasan yang sama, dengan demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak
(Kusmana, C, 1997).
Namun demikian, bentuk petak contoh empat persegi panjang mempunyai kekurangan
terhadap bentuk bujur sangkar, karena perbandingan panjang tepi terhadap luasnya lebih besar
daripada perbandingan panjang tepi bujur sangkar terhadap luasnya. Kesalahan tersebut terus
meningkat apabila perbandingan panjang tepi terhadap luasnya semakin meningkat.
Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:
a. Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.
b. Count atau list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies yang
ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi merupakan suatu daftar
spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase tanah yang tertutup
vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area (penutupan relatif) yang
diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari
vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman.
d. Chart quadrat: Penggambaran letak atau bentuk tumbuhan disebut Pantograf. Metode ini
terutama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan menentukan letak tiap-
tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang digunakan pantograf dan planimeter.
Pantograf dilengkapi dengan lengan pantograf. Planimeter merupakan alat yang dipakai dalam
pantograf yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu luas bila batas-batasnya diikuti dengan
jarumnya (Weaver dan Clements, 1938).
Dengan metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau
lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk
vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini
dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Syafei,
1990).
F. Transek
Transek adalah penampang melintang atau pandangan samping dari suatu wilayah. Transek
merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran informasi kondisi biofisik suatu
wilayah kajian. Arti harfiah dari transek itu sendiri adalah gambar irisan muka bumi. Pada
awalnya, transek dipergunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati
wilayah-wilayah ekologi, yaitu pembagian wilayah lingkungan alam berdasarkan sifat khusus
keadaannya (Odum, E. P., 1971).
Tujuan dari pembuatan transek, yaitu untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan
perubahan lingkungan. Ada dua macam transek:
1. Belt transect (transek sabuk)
Belt transek merupakan jalur vegetasi yang lebarnya sama dan sangat panjang. Lebar jalur
ditentukan oleh sifat-sifat vegetasinya untuk menunjukkan bagan yang sebenarnya. Lebar jalur
untuk hutan antara 1-10 m. Transek 1 m digunakan jika semak dan tunas di bawah diikutkan,
tetapi bila hanya pohon-pohonnya yang dewasa yang dipetakan, transek 10 m yang baik. Panjang
transek tergantung tujuan penelitian. Setiap segment dipelajari vegetasinya (Kershaw, 1979).
2. Line transect (transek garis)
Dalam metode ini garis-garis merupakan petak contoh (plot). Tanaman yang berada tepat
pada garis dicatat jenisnya dan berapa kali terdapat atrau dijumpai. Pada metode garis ini, sistem
analisis melalui variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya
menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah
vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis.
Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat
merupakan prosentase perbandingan panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu
tumbuhan terhadap garis yang dibuat (Syafei, 1990). Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan
suatu spesies yang ditemukan pada setiap garis yang disebar (Rohman, 2001).
Harga relatif ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel yang
didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat,
dikalikan 100% dalam tabel. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai
penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga
nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut
(Odum, E. P., 1971).
ANALISIS DATA
STAND 2
NAMA SPESIES Frekuensi suatu spesies Total frekuensi semua Frekuensi
spesies relatif
Rumput minjangan 66, 67 2000 3,33
jelatung 100 2000 5
semanggi putih 166, 67 2000 8,33
gulma ginjal 520 2000 26
Tanaman herbal yang 33,3 2000 1, 67
memanjat
Tanaman herba 33,3 2000 1, 67
pendingin
Bunga rumput 60 2000 3
Tanaman asli tahunan 66, 67 2000 3,33
jelantir 266, 67 2000 13, 3
katuk 6,67 2000 0,33
rumput bermuda 100 2000 5
rumput lidah ular 40 2000 2
cacabean 13, 3 2000 0, 67
starburs 13, 3 2000 0, 67
rawa dawberry 173, 3 2000 8,67
rumput ceker ayam 53, 3 2000 2, 67
gulma timunan 93, 3 2000 4, 67
seleguri 73, 3 2000 3,667
daun belelai gajah 66, 67 2000 3, 33
bandotan 33,3 2000 1, 67
tanaman kolonjono 20 2000 1
STAND 2
NAMA SPESIES JUMLAH PLOT DIMANA LUAS TOTAL AREA DENSITA
SPESIES HADIR SAMPLE S
Rumput minjangan 10 10000 0,1
jelatung 15 10000 0,15
semanggi putih 25 10000 0,25
gulma ginjal 78 10000 0,78
Tanaman herbal yang 5 10000 0,05
memanjat
Tanaman herba 5 10000 0,05
pendingin
Bunga rumput 9 10000 0,09
Tanaman asli tahunan 10 10000 0,1
jelantir 40 10000 0,4
katuk 1 10000 0,01
rumput bermuda 15 10000 0,15
rumput lidah ular 6 10000 0,06
cacabean 2 10000 0,02
starburs 2 10000 0,02
rawa dawberry 26 10000 0,26
rumput ceker ayam 8 10000 0,08
gulma timunan 14 10000 0,14
seleguri 11 10000 0,11
daun belelai gajah 10 10000 0,1
bandotan 5 10000 0,05
tanaman kolonjono 3 10000 0,03
STAND 1
NAMA JUMLAH PLOT DENSITAS DENSITAS DENSITAS
SPESIES DIMANA SPESIES SUATU SPESIES SELURUH RELATIF
HADIR SPESIES
Sidaguri 6 0,06 3,5 1,71
Bayam duri 4 0,04 3,5 1,14
bala 3 0,03 3,5 0,857
aur-aur 26 0,26 3,5 7,42
bayam 4 0,04 3,5 1,14
hijau
legetan 11 0,11 3,5 3,14
rumput 2 0,02 3,5 0,571
bermuda
lemon balm 17 0,17 3,5 4,85
sisik betok 12 0,12 3,5 3,42
rumput 1 0,01 3,5 0,285
peking
patikan 1 0,01 3,5 0,285
kebo
gulma 170 1,7 3,5 48,5
ginjal
semanggi 15 0,15 3,5 4,28
bunga 10 0,1 3,5 2,857
rumput
Tanaman 13 0,13 3,5 3,71
herbal
drymaria 10 0,1 3,5 2,85
bunga ester 3 0,03 3,5 0,857
lili lembah 7 0,07 3,5 2
anggur
jarong 10 0,1 3,5 2,85
tumbuhan 10 0,1 3,5 2,85
berbunga
politory 15 0,15 3,5 4,28
tegak
STAND 2
NAMA SPESIES JUMLAH PLOT DENSITAS DENSITAS DENSITAS
DIMANA SPESIES SUATU SELURUH RELATIF
HADIR SPESIES SPESIES
Rumput 10 0,1 3 3,3
minjangan
jelatung 15 0,15 3 5
semanggi putih 25 0,25 3 8,3
gulma ginjal 78 0,78 3 26
Tanaman herbal 5 0,05 3 1, 67
yang memanjat
Tanaman herba 5 0,05 3 1, 67
pendingin
Bunga rumput 9 0,09 3 3
Tanaman asli 10 0,1 3 3,3
tahunan
jelantir 40 0,4 3 13,3
katuk 1 0,01 3 0,33
rumput bermuda 15 0,15 3 5
rumput lidah ular 6 0,06 3 2
cacabean 2 0,02 3 0,67
starburs 2 0,02 3 0, 67
rawa dawberry 26 0,26 3 8, 67
rumput ceker 8 0,08 3 2, 67
ayam
gulma timunan 14 0,14 3 4,67
seleguri 11 0,11 3 3,67
daun belelai gajah 10 0,1 3 3, 3
bandotan 5 0,05 3 1,67
tanaman 3 0,03 3 1
kolonjono
STAND 1
NAMA DOMINANSI JUMLAH SEMUA DOMINANSI
SPESIES JENIS DOMINANSI RELATIF
Sidaguri 0,02 1,83 1,09
Bayam duri 0,02 1,83 1,09
bala 0,03 1,83 1,63
aur-aur 0,1 1,83 5,46
bayam hijau 0,04 1,83 2,18
legetan 0,09 1,83 4,91
rumput 0,02 1,83 1,09
bermuda
lemon balm 0,09 1,83 4,91
sisik betok 0,12 1,83 6,55
rumput 0,01 1,83 0,54
peking
patikan kebo 0,01 1,83 0,54
gulma ginjal 0,4 1,83 21,8
semanggi 0,15 1,83 8,19
bunga rumput 0,1 1,83 5,46
Tanaman 0,08 1,83 4,37
herbal
drymaria 0,1 1,83 5,46
bunga ester 0,03 1,83 1,63
lili lembah 0,07 1,83 3,82
anggur
jarong 0,1 1,83 5,46
tumbuhan 0,1 1,83 5,46
berbunga
politory tegak 0,15 1,83 8,19
STAND 2
NAMA SPESIES DOMINANSI JUMLAH SEMUA DOMINANSI
JENIS DOMINANSI RELATIF
Rumput minjangan 0,1 1,89 5,29
jelatung 0,15 1,89 7,93
semanggi putih 0,05 1,89 2,64
gulma ginjal 0,38 1,89 20,1
Tanaman herba yang 0,05 1,89 2,64
memanjat
Tanaman herba 0,05 1,89 2,64
pendingin
Bunga rumput 0,09 1,89 4,76
Tanaman asli tahunan 0,1 1,89 5,29
jelantir 0,15 1,89 7,93
katuk 0,01 1,89 0,52
rumput bermuda 0,08 1,89 4,23
rumput lidah ular 0,06 1,89 3,17
cacabean 0,02 1,89 1,05
starburs 0,02 1,89 1,05
rawa dawberry 0,14 1,89 7,40
rumput ceker ayam 0,08 1,89 4,23
gulma timunan 0,11 1,89 5,82
seleguri 0,11 1,89 5,82
daun belelai gajah 0,07 1,89 3,70
bandotan 0,04 1,89 2,11
tanaman kolonjono 0,03 1,89 1,58
7. Indek Nilai Penting (INP) = Kerapatan Relatif (KR) + Frekwensi Relatif (FR) +
Dominansi Relatif (DR)
STAND 1
NAMA SPESIES KR+ FR+ DR= JUMLAH
Sidaguri 1,71 1,714 1,09 4,514
Bayam duri 1,14 1,142 1,09 3,372
bala 0,857 0,857 1,63 3,344
aur-aur 7,42 7,42 5,46 20,3
bayam hijau 1,14 1,142 2,18 4,462
legetan 3,14 3,142 4,91 11,192
rumput bermuda 0,571 0,571 1,09 2,232
lemon balm 4,85 4,85 4,91 14,61
sisik betok 3,42 3,42 6,55 13,39
rumput peking 0,285 0,28 0,54 1,105
patikan kebo 0,285 0,28 0,54 1,105
gulma ginjal 48,5 48,57 21,8 118,87
semanggi 4,28 4,28 8,19 16,75
bunga rumput 2,857 2,85 5,46 11,167
Tanaman herbal 3,71 3,71 4,37 11,79
drymaria 2,85 2,85 5,46 11,16
bunga ester 0,857 0,8577 1,63 3,3447
lili lembah anggur 2 2 3,82 7,82
jarong 2,85 2,85 5,46 11,16
tumbuhan berbunga 2,85 2,85 5,46 11,16
politory tegak 4,28 4,28 8,19 16,75
STAND 2
NAMA SPESIES KR+ FR+ DR= JUMLAH
Rumput 3,3 3,33 5,29
minjangan 11,92
jelatung 5 5 7,93 17,93
semanggi putih 8,3 8,33 2,64 19,27
gulma ginjal 26 26 20,1 72,1
Tanaman herba 1, 67 1, 67 2,64
yang memanjat 5,98
Tanaman herba 1, 67 1, 67 2,64
pendingin 5,98
Bunga rumput 3 3 4,76 10,76
Tanaman asli 3,3 3,33 5,29
tahunan 11,92
jelantir 13,3 13, 3 7,93 34,53
katuk 0,33 0,33 0,52 1,18
rumput bermuda 5 5 4,23 14,23
rumput lidah ular 2 2 3,17 7,17
cacabean 0,67 0, 67 1,05 2,39
starburs 0, 67 0, 67 1,05 2,39
rawa dawberry 8, 67 8,67 7,40 24,74
rumput ceker 2, 67 2, 67 4,23
ayam 9,57
gulma timunan 4,67 4, 67 5,82 15,16
seleguri 3,67 3,667 5,82 13,157
daun belelai gajah 3, 3 3, 33 3,70 10,33
bandotan 1,67 1, 67 2,11 5,45
tanaman 1 1 1,58
kolonjono 3,58
STAND 2
NAMA JENIS JUMLAH PENUTUP FREKUENSI DENSITAS DOMINASI FREKUENS INDEKS
NO GULMA INDIVIDU (DOMINA RELATIF RELATIF I RELATIF NILAI
(DENSITAS) NSI) PENTING
1 Rumput 0,1 0,1 40 3,3 5,29 3,33
minjangan 11,92
2 jelatung 0,15 0,15 26,67 5 7,93 5 17,93
3 semanggi 0,25 0,25 20 8,3 2,64 8,33
putih 19,27
4 gulma 0,78 0,78 173,3 26 20,1 26
ginjal 72,1
5 Tanaman 0,05 0,05 26, 67 1, 67 2,64 1, 67
herba yang
memanjat 5,98
6 Tanaman 0,05 0,05 73,3 1, 67 2,64 1, 67
herba
pendingin 5,98
7 Bunga 0,09 0,09 13,3 3 4,76 3
rumput 10,76
8 Tanaman 0,1 0,1 113,3 3,3 5,29 3,33
asli
tahunan 11,92
9 jelantir 0,4 0,4 80 13,3 7,93 13, 3 34,53
10 katuk 0,01 0,01 6, 67 0,33 0,52 0,33 1,18
11 rumput 0,15 0,15 6, 67 5 4,23 5
bermuda 14,23
12 rumput 0,06 0,06 1133,3 2 3,17 2
lidah ular 7,17
13 cacabean 0,02 0,02 100 0,67 1,05 0, 67 2,39
14 starburs 0,02 0,02 66,67 0, 67 1,05 0, 67 2,39
15 rawa 0,26 0,26 86, 67 8, 67 7,40 8,67
dawberry 24,74
16 rumput 0,08 0,08 66, 67 2, 67 4,23 2, 67
ceker ayam 9,57
17 gulma 0,14 0,14 20 4,67 5,82 4, 67
timunan 15,16
18 seleguri 0,11 0,11 46,67 3,67 5,82 3,667 13,157
19 daun 0,1 0,1 66, 67 3, 3 3,70 3, 33
belelai
gajah 10,33
20 bandotan 0,05 0,05 66,67 1,67 2,11 1, 67 5,45
21 tanaman 0,03 0,03 100 1 1,58 1
kolonjono 3,58
B. PEMBAHASAN
Telah dilakukan praktikum Ekologi tumbuhan ,praktikum ini dilakukan di Jl. Giri mias G.g.
Masu 02, RW 020/008, kel. Batuplat. Pada praktikum ini telah didapatkan 30 plot dimana jumlah
keseluruhan spesies gulma yang didapat ada
V. KESIMPULAN
VI. LAMPIRAN
STAND 1
HARI/ TANGGAL :26 MEI 2021
NAMA LOKASI : Jl. Giri mias G.g. Masu 02, RW 020/008, kel. Batuplat
STAND 2
HARI/ TANGGAL : 26 MEI 2021
NAMA LOKASI : Jl. Giri mias G.g. Masu 02, RW 020/008, kel. Batuplat
PLOT SPESIES JUMLAH PERSEN WARNAH TEKSTUR
PENUTUPAN TANAH TANAH
%
16 Rumput minjangan 10 1 kecoklatan Terasa mulus
(Eupatorium odoratum)
Jelatung (Parietaria 15 1
pensylvanica)
SPESIES GULMA
NAMA GAMBAR SPECIES
PLOT 1 Sidaguri (Sida rhombifolia)
PLOT 4
Aur-aur (Commelina diffusa)
DAFTAR PUSTAKA
https://pendidikan.co.id/pengertian-gulma-jenis-contoh-dan-cara-pngendaliannya/
(diakses pada tanggal 26 mey 2021 pukul 20.00)