Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI TUMBUHAN PRAKTIKUM GILI SULAT


ACARA I
“LUAS MINIMUM DAN JUMLAH MINIMUM
SAMPLING KOMUNITAS TUMBUHAN”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
KELAS B/VI
• ANGELINA PUTRI AYU LESTARI (E1A016004)
• NELI KUSWARA (E1A016042)
• NURUL ATIKA ZAR’AH (E1A016052)
• RALIA HAPPY APRILLA (E1A016060)
• YUNI SAFRIAN HADI (E1A016080)

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ACARA I
LUAS MINIMUM DAN JUMLAH MINIMUM SAMPLING KOMUNITAS
TUMBUHAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan praktikum : a. Memahami cara menentukan luas minimum.
b. Dapat menetukan luas minimum dengan
benar.
c. Memahami cara menentukan jumlah
minimum.
d. Dapat menentukan jumlah minimum dengan
benar.
2. Hari, Tanggal praktikum : Sabtu, 20 April 2019
3. Tempat praktikum : Gili Sulat, Lombok Timur, NTB.

B. LANDASAN TEORI
Indonesia memiliki berbagai macam penggunaan lahan, mulai dari yang paling
ekstensif misalnya agroforestri kompleks yang menyerupai hutan, hinggapaling intensif
seperti sistem pertanian semusim monokultur. Indonesia jugamerupakan salah satu negara
tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayatiyang tinggi dan termasuk ke dalam
delapan negara mega biodiversitas di dunia,baik flora maupun fauna yang penyebarannya
sangat luas (Heriyanto, 2004).
Keanekaragaman spesies, ekosistem dan sumberdaya genetik semakin menurun
pada tingkat yang membahayakan akibat kerusakan lingkungan. Dalam mencegah berbagai
masalah- masalah negatif yang disebabkan oleh manusia atauyang lainnya tersebut perlu adanya
pemanfaatan ekologi tumbuhan di seluruhindonesia, atau penelitian hutan – hutan,
tanaman masa kini, tanaman masalampau dan tanaman masa akan datang, itu perlu di
teliti dan di data secarastatistik berupa vitalitas, prioditas dan stratifikasi (Budiman,
2004).
Komunitas merupakan organisme-organisme secara spatial dan temporal dengan
perbedaan derajat integrasai, dan jelas komunitas mempunyai level organisasi lebih
tinggi daripada organisme sendiri. Populasi-populasi yang membentuk komunitas
merupakan satu kesatuan yang utuh. Komunitas tumbuhan dapat dimengerti sebagai
suatu gabungan individu yang tergantung pada lingkungannya, dan mereka saling
mempengaruhi satu sama lain dan juga memodifikasi lingkungannya sendiri (Al Idrus
dkk, 2015).
Perbedaan jumlah spesies disebabkan karena adaptasi dan kebutuhan
masingmasing spesies juga berbeda. Di kawasan tegakan terbuka lebih banyak
ditemukan spesies tumbuhan penutup tanah hal ini menunjukkan bahwa daerah tegakan
terbuka lebih heterogen dibandingkan daerah tegakan tertutup. Perbedaan kondisi
lingkungan ini menyebabkan perbedaan pada jumlah spesies tumbuhan yang tumbuh
pada kawasan tersebut. Di kawasan tegakan terbuka sinar matahari lebih banyak
diperoleh, hal ini menyebabkan spesies tumbuhan yang ada saling bersaing untuk
memperoleh sinar matahari. Faktor lain yang mempengaruhi jumlah spesies tumbuhan
penutup tanah pada daerah tegakan tertutup lebih sedikit disebabkan oleh adanya
persaingan yang tinggi dengan pepohonan yang lebih besar. Secara umum perbedaan
pada kedua tegakan ini disebabkan oleh dua faktor lingkungan yaitu faktor biotik dan
abiotik lingkungan tempat organisme tersebut tumbuh atau dengan kata lain disebabkan
oleh habitat yang berbeda. Tumbuhan memerlukan kondisi tertentu untuk dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik. Spesies tumbuhan penutup tanah yang ditemukan pada
tegakan terbuka menunjukkan bahwa pertumbuhan spesies tersebut memerlukan sinar
matahari secara langsung sedangkan pertumbuhan spesies pada tegakan tertutup
memerlukan sinar matahari secara tidak langsung (Maisyaroh, 2010 : 3-4).
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yangdigunakan
untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh(kuadrat). Luas
minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh(sampling area) yang
dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatuhabitat tertentu yang sedang
dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubunganerat dengan keanekaragaman jenis
yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggikeanekaragaman jenis yang terdapat pada
areal tersebut, makin luas petak contohyang digunakan. Bentuk luas minimum dapat
berbentuk bujur sangkar, empatpersegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas
petak contoh minimumyang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan
patokan dalamanalisis vegetasi dengan metode kuadrat ( Agustina, 2012).
Pengaturan jarak secara acak atau random (penyebaran yang tidak dapat
diprediksi dan tidak berpola) terjadi karena tidak adanya tarik menarik atau tolak
menolak yang kuat di antara individu-individu dalam suatu populasi, posisi masing-
masing individu tidak bergantung pada individu lain. Akan tetapi, secara keseluruhan
pola acak tidak umum ditemukan di alam, sebagian besar populasi menunjukkan paling
tidak suatu kecendrungan ke arah penyebaran terumpun atau penyebaran seragam
(Campbell, 2004).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat:
• Rol meter.
• Tali raffia.
• Tabel pengamatan.
2. Bahan:
• Tumbuhan Herba.

D. LANGKAH KERJA
1. Luas Minimum
• Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
• Membuat plot sampling berukuran 0,5 x 0,5 m2.
• Mencatat semua spesies yang ditemukan dalam plot 1 (SP-1).
• Membuat plot sampling kedua dengan ukuran 2 kali plot pertama (2 x SP1) dan
mencatat semua spesies yang ditemukan dalam plot sampling-2 (SP-2).
• Membentuk lagi plot sampling ketiga (SP-3) dengan ukuran 2 x SP-2. mencatat
semua spesies yang ditemukan didalam plot 3, demikian seterusnya sampai
jumlah spesies relatif stabil.
• Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
• Membersihkan dan merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
2. Jumlah Minimum
• Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
• Membuat secara acak 3 kuadrat berukuran 1 x 1 m, mencatat jumlah jenis
tumbuhan dari ketiga kuadrat tersebut.
• Menyebarkan lagi 3 kuadrat berikutnya dengan ukuran yang sama dan mencatat
hasilnya kembali.
• Melakukan hal yang sama berkali-kali, misalnya sampai 5 kali atau lebih
pengamatan dan tiap kali pengamatan menyebarkan 3 kuadrat.
• Mencatat hasil pengamatan pada table pengamatan.
• Membersihkan dan merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Hasil Pengamatan
• Luas Minimum
No. Plot Ukuran Kuadrat ( Jumlah
m2)
1. 0,5 m x 0,5 m 2
2 1mx1m 3
3 1,5 m x 1,5 m 3
4 2mx2m 3

• Jumlah Minimum

Jumlah Seri Tiga Kuadrat ke….


Tumbuhan 1 2 3
5 Xxx
7 Xxx
7 Xxx

2. Grafik Hasil Pengamatan


• Luas Minimum
• Jumlah Minimum

F. PEMBAHASAN
Praktikum lapangan ekologi tumbuhan acara 1 tentang luas minimum dan
jumlah minimum sampling komunitas tumbuhan bertujuan untuk memahami cara
menentukan luas minimum, dapat menentukan luas minimum dengan benar, memahami
cara menentukan jumlah minimum, dan dapat menentukan jumlah minimum dengan
benar. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama
yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah
satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu sperti hutan, padang ilalang,
semak belukar dan lain-lain. Struktur vegetasi suatu wilayah dipengaruhi oleh kompnen
ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami
pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai
faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastic karena pengaruh
anthropogenik. Luas daerah dalam satuan kecil yaitu komunitas atau vegetasi yang
sangat bervariasi keadaannya. Keberadaannya merupakan himpunan dan spesies populasi
yang sangat berinteraksi dengan banyak faktor lingkungan yang khas untuk setiap
vegetasi.
Dapat dikatakan representative bila didalamnya terdapat semua sebagian besar
jenis tumbuhan yang membentuk komunitas atau vegetasi tersebut. Daerah minimal yang
mencerminkan kekayaan komunitas atau vegetasi disebut luas minimum. Suatu metode
yang menentukan luas minimum suatu daerah disebut metode luas minimal. Vegetasi
merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiridari beberapa jenisyang hidup
bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut
terdapat interaksi yangerat. Baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri
maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup
dantumbuh serta dinamis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komposisi dan
struktur vegetasi, yaitu flora, habitat (iklim, tanah, dan lainlain), waktu dan kesempatan
sehingga vegetasi di suatu tempat merupakan hasil resultante dari banyak faktor baik
sekarang maupun yang lampau. Sebaliknya vegetasi dapat dipakai sebagai indikator
suatu habitat baik pada saat sekarang maupun sejarahnya.
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yangdigunakan
untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas
minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang
dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang
dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis
yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada
areal tersebut, makin luas petak contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat
berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran.
Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan
patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat.
Adapaun teknik yang diunakan pada praktikum ini adalah teknik sampling
kuadrat, dimana teknik sampling kuadrat merupakan suatu teknik survey vegetasi yang
sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat
dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal
mungkin akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti
bersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara
random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling. Bentuk petak
contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi sampling
pola penyebarannya. Sehubungan dengan efisiensi sampling banyak studi yang dilakukan
menunjukkan bahwa petak bentuk segi empat memberikan data komposisi vegetasi
yang lebih akurat dibanding petak berbentuk lingkaran, terutama bila sumbu panjang dari
petak sejajar dengan arah perubahan keadaan lingkungan atau habitat.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan luas minimum, pada plot 0,5 m x 0,5 m
ditemukan 2 jenis spesies yaitu, spesies A, spesies B. Pada plot 2 ( 1 m x 1 m )
ditemukan 3 jenis spesies yaitu, spesies A, spesies B, spesies C. Pada plot 3 ( 1,5 m x 1,5
m) didapatkan 3 jenis spesies yang sama dengan plot 2 begitupun dengan plot 4 ( 2 m x 2
m) ditemukan 3 jenis spesies dengan spesies yang sama pada plot 2 dan plot 3. Hal ini
mengakibatkan grafiknya datar pada plot dengan luas 2m x 2m. Oleh sebab itu luas
minimum yang digunakan pada areal tersebut adalah dengan luas kuadrat 2x2 m2.
Karena plot dengan luas 2m x 2m tersebut merupakan luas terkecil yang dapat mewakili
karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Berdasarkan grafik
jumlah minimum, didapatkan jumlah minimum yang diperlukan untuk menganalisis
vegetasi rumput di kawasan Gili Sulat yaitu dengan ukuran plot yang sudah ditentukan
sebanyak 5,7 dan 7 jenos tanaman yang terdapat pada plot tersebut. Hal ini dinyatakan
pada pertambahan jumlah jenis tumbuhan tidak lebih dari 10% seperti yang dapat dilihat
pada grafik hasil pengamatan jumlah minimum. Pada grafik terlihat pendataan dimulai
pada angka 2 dengan jumlah individu 5.
Dari data hasil praktikum, dilakukan pengolahan dan analisis dengan kurva
dan didapat luas minimum kuadrat pada area Gili Sulat. Luas minimum kuadrat ini
tentunya dipengaruhi oleh jumlah spesies yang hadir. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu daerah adalah iklim, keragaman habitat,
ukuran. Fluktuasi iklim yang musiman merupakan faktor penting dalam membagi
keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim, persediaan air, dan sebagainya yang
menimbulkan kemacetan ekologis (bottleck) yang membatasi jumlah spesies yang dapat
hidup secara tetap di suatu daerah. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
hubungan antara luas dan keragaman spesies secara kasaradalah kuantitatif. Rumus
umumnya adalah jika luas daerah 10 x lebih besar dari daerah lain maka daerah itu akan
mempunyai spesies yang dua kali lebih besar.

G. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
• Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik
komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan,
• Luas dan jumlah minimum diukur menggunakan teknik sampling kuadrat.
• Luas minimum yang didapatkan untuk mengukur luas vegetasi rumput di Gili
Sulat adalah 2m x 2m, karena pada penambahan plot selanjutnya tidak terjadi
penambahan spesies baru, yaitu tetap 3 spesies.
• Jumlah minimum yang diperlukan untuk menganalisis vegetasi rumput di
kawasan Gili Sulat yaitu dengan ukuran plot 2m x 2m sebanyak 3 kuadrat.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Elya. (2012). Penentuan Luas Minimum. Bandung : Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Al Idrus, A. (2014). Mangrove Gili Sulat Lombok Timur. Mataram: Arga Puji Press.
Budiman, Basri. (2004). Ekosistem Hutan Indonesia. Jakarta : UI Press.
Campbell, N. A. (2004). Biologi Jilid Lima Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Heriyanto, dan Garsetiasih, R. (2004). Potensi Pohon Kulim (Scorodocarpus borneensis
Becc). Riau : Kelompok Hutan Gelawan Kampar.
Maisyaroh. (2010). Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan Raya R.
Soerjo Cangar, Malang. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari Vol. 1 No.1 Tahun
2010 No. ISSN. 2087 – 3522.

Anda mungkin juga menyukai