Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI PERTANIAN

“PELETAKAN DAN UKURAN SAMPLING”

Oleh,
Ricka Rahma Agustin
NIM 1905010023

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2019
PENDAHULUAN

Statistik populasi adalah keseluruhan data set yang diinginkan agar dapat ditarik
sebuah kesimpulan. Ini tidak perlu dipusingkan dengan populasi biologi, yang
merupakan agregasi dari individu organisme dari suatu kelompok spesies yang ada pada
suatu daerah. Statistik populasi adalah keseluruhan set perhitungan dari suatu habitat,
komunitas populasi biologis ataupun satu kelompok populasi biologis. Meskipun suatu
sampel statistik adalah kelompok set data yang lebih besar (statistic populasi), sampel
fisik adalah suatu kelompok lain atau subset dari suatu kumpulan yang terdiri dari satu
atau lebih objek materi yang meliputi data biotis atau abiotis. Sebagai contoh dari
pengambilan sampel fisik, yaitu dengan mengambil satu liter air dari kolam
(keseluruhan volume air kolam), atau sampel vegetasi hutan (kelompok kecil dari
keseluruhan hutan), atau sampel dari seratus ekor tikus dari keseluruhan populasi dari
jenis tersebut. Suatu sampel statistik dengan kata lain menjelaskan pengumpulan data,
seperti pengukuran temperature atau kadar fosfat yang ditemukan dari sampel air kolam
tersebut, biomasa dari vegetasi yang ada atau panjang ekor tersebut.
Penentuan prosedur sampling sangat mempengaruhi informasi yang didapatkan
mengenai organisme dan lingkungannya, seperti halnya mengenai prinsip-prinsip umum
untuk menentukan pengambilan sampel yang mendasar dalam suatu habitat dan
populasi biologi.
Ketika mengumpulkan sampel data ekologi seseorang harus mengetahui
keseluruhan data apa saja yang dijadikan sampel. Beberapa penelitian terkadang
membutuhkan pembagian definisi yang jelas dari strata, zona, microhabitat dan atau
waktu yang dijadikan sampel. Disamping itu seseorang terkadang hanya menginginkan
takson-takson tertentu atau suatu kumpulan fakta dari fakta. Misalnya jika ingin
mendapatkan koleksi dari binatang yang ada di suatu kolam dengan menggunakan
plankton net, kita tidak harus menyampel keseluruhan hewan yang ada di kolam
tersebut.
Lebih baik kita menyadari bahwa beberapa jenis hewan dapat dikumpulkan
melalui pengambilan sampel yang sesuai dengan prosedur. Penyaringan melalui suatu
vegetasi herba di hutan dengan menggunakan insecnet tidak akan menghasilkan seluruh
binatang yang ada di hutan, tetapi hanya suatu kelompok kecil sampel tinggal di
komunitas tersebut (lebih kepada strata herba dibandingkan dari strata tanah/permukaan,
semak atau strata pohon). Dan hanya hewan-hewan yang tidak melarikan diri dari
insecnet saja yang tertangkap.
Suatu sampel dari populasi ekologis jarang yang terdiri dari seluruhtahapan
kehidupan dari hewan-hewan tersebut, hal ini penting untuk disadari ketika kita menarik
suatu kesimpulan mengenai suatu populasi atau komunitas, karena tidak terdapatnya
suatu alat atau teknik tunggal dalam pengambilan sampel yang mampu menyediakan
data dari keseluruhan habitat, komunitas, ataupun populasi biologis, sehingga kita harus
selalu menegaskan entitas ekologi apa saja yang dapat dijadikan sampel yang sesuai
dengan prosedur pelaksanaannya.

Tujuan:
Untuk mengetahui ukuran sampling yang akan dilakukan bila kita akan memulai
suatu penelitian dan cara-cara mengumpulkan sampel dari suatu habitat komunitas
tertentu.

Alat dan Bahan:


NO Alat dan Bahan Fungsi/Kegunaan/Parameter yang diukur
1. Kertas grafik Menggambarkan hasil pengamatan
2. Patok dan tali rapia Menandai dan membatasi luas plot
3. Meteran mengukur luas plot
4. Golok Membersihkan seluruh pada daerah yang diamati
agar vegetasi terlihat jelas
5. Gunting Memotong tali dan mengambil specimen
6. Alat tulis Mencatat data dan menulis

Langkah-langkah yang dilakukan:


1. Tentukan lokasi area yang akan diamati.
2. Meletakakan patok-patok pada empat bujur sankar dengan luas awal 1 M x 1 M.
3. Letakan plot pertama ini ditempat yang jumlah vegetasinya rapat atau banyak.
4. Kemudian catat semua jenis tumbuhan yang berada dalam plot kuadrat tersebut.
5. Setelah seluruh tumbuhan dalam plot tercatat, maka perluas plot tersebut menjadi
dua kali lipat dari semula, yaitu 2 M x 2 M.
6. Kemudian catat penambahan jenis tumbuhan tersebut pada ukuran yang telah
diperluas itu.
7. Lakukan penambahan luas dengan cara yang sama sampai dua kali lipat yang asal,
misalnya 4 M x 4 M dan seterusnya.
8. Perluasan plot tidak diperlukan lagi, jika tidak terjadi lagi pertambahan jenis
tumbuhan atau bila pertambahan jenis tumbuhan tersebut tidak lebih dari 10%.
Hasil Penelitian
Dari pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
1. Plot dengan ukuran 1 M x 1 M, dipeoleh hasil:
- Rumput peking.
Rumput jenis ini menjadi rumput paling dominan dan rumput yang
jumlahnya paling banyak, karena terdapat pada kedua plot. Jumlahnya
sekitar 50%.
- Rumput putri malu
Rumput putri malu jenis rumput yang paling sedikit ditemukan dalam
penelitian ini. Rumput ini hanya ditemukan pada plot yang berukuran 1 M x
1 M saja. Jumlahnya sekitar 0,002%.
- Rumput tumpangan air/sirih cina.
Rumput jenis ini merupakan rumput yang terbanyak kedua setelah rumput
peking. Rumput ini ditemukan pada plot 1 dan plot 2. Jumlahnya sekitar
38%.
2. Plot dengan ukuran 2 M x 2 M, diperoleh hasil:
- Rumput jepang.
Rumput ini merupakan rumput terbanyak ketika yang ditemukan dalam
pengamatan ini. Ditemukan pada plot kedua saja. Jumlahnya sekitar 10%.
Di dalam metode petak ganda pengambilan contoh vegetasi dilakukan dengan
menggunakan banyak petak contoh yang letaknya tersebar merata. Peletakkan petak
contoh dapat dengan secara acak maupun secara sistematis, tetapi sebaiknya dilakukan
dengan cara sistematis.

Kesimpulan
Teknik sampling tumbuhan menggunakan metode plot. Terdapat dua cara dalam
penerapan metode plot (petak), yaitu metode petak tunggal dan metode petak ganda.
Data yang didapat dari praktikum ini merupakan data dengan pengambilan sampling
tumbuhan menggunakan metode plot ganda.
Hasil data vegetasi dari hasil sampling yang paling mendominasi adalah rumput
peking, hal ini dikarenakan wilayah yang digunakan sebagai tempat pengamatan
merupakan lahan yang memiliki karakteristik tanah yang cukup subur, sehingga banyak
ditemui pula jenis spesies lainnya.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai