Anda di halaman 1dari 7

Laporan praktikum Ekologi Tumbuhan

Laporan praktikum Ekologi Tumbuhan

ANALISIS VEGETASI (KURVA SPESIES AREA)

OLEH
NURUL BADRIAH
(0908104010018)

LABORATORIUM EKOLOGI TUMBUHAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis
yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut
terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri
maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh
serta dinamis.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi
berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan
selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau
komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu
seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi
pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi,
sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan
pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan
drastis karena pengaruh anthropogenik.
Dengan demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas
tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara
keseluruhan.yang disebut luas minimum area. Praktikum yang berjudul, Analisa Vegetasi
(Kurva Spesies Area) ini bertujuan untuk mempelajari keragaman jenis tumbuhan dalam
suatu lingkungan dan untuk menentukan luas peta minimum yang dapat mewakili tipe
komunias yang sedang dianalisis guna keperluan ekologi.

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan luas petak minimum yang dapat
mewakili tipe komunitas yang sedang dianalisis.

BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Tempat dan Waktu


Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 18 November 2011, pukul 14.00 WIB
sampai dengan selesai di Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala dan juga di vegetasi padang rumput
samping AAC Universitas Syiah Kuala.

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah petak tanda batas, tali, benang, label gantung, alat tulis
sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah rumput-rumputan.

2.3 Metode Penelitian


Metode yang digunakan adalah metode survey dengan teknik penentuan kurva spesies
area dengan menggunakan petak contoh 25 cm / 0,25 m.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengamatan


Data hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Ulangan 1
No Jenis Petak Contoh
1 2 3 4 5
1. Elephantopus scaber (Tutup bumi/Tapak liman)
2. Lycopodium cernuum (Rumput Kawat)
3. Desmodium triflorum (Sisik Betok)
4. Sp. 1
5. Sp. 2
6. Phyllanthus urinaria (Meniran)
7. Sp. 3
8. Themeda arguens (Rumput Merak)
9. Tridax procumben (Songgolangit)

Ulangan 2
No Jenis Petak Contoh
1 2 3 4 5
1. Echinochlea colona (Rumput Bebek)
2. Sida rombifolia (Sidagori)
3. Sp. 1
4. Sp. 2
5. Orthosiphon stamineus (Kumis Kucing)
6. Physalis ungulata (Ceplukan)
7. Solanum lycopersicum (Tomat)
8. Phyllanthus urinaria (Meniran)
9. Euphorbia hirta (Patikan Kebo)
10. Eleusin indica (Rumput Belulang)
11. Acaliva indica (Kucing-kucingan)
12. Imperata cylindrica (Ilalang)
13. Axonopus compressus (Jukut Pahit)

3.2 Pembahasan
Pengamatan vegetasi yang telah dilakukan pada vegetasi padang rumput dengan
luasan petak contoh 25 cm / 0,25 m memperlihatkan data dengan hasil jumlah vegetasi yang
ditemukan adalah 21 spesies, dengan diantaranya spesies yang telah teridentifiksasi dan
belum teridentifikasi. Vegetasi yang berhasil di identifikasi adalah 16 spesies, dan 5 spesies
belum diketahui diketahui dari spesies mana.
Menurut Kimmins (1987), variasi struktur dan komposisi umbuhan dalam suatu
komunitas dipengaruhi antara lain oleh fenologi, dispersal, dan natalitas. Keberhasilannya
menjadi individu baru dipengaruhi oleh vertilitas dan fekunditas yang berbeda setiap spesies
sehingga terdapat perbedaan struktur dan komposisi masing-masing spesies.
Untuk suatu kondisi padang rumput, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya
dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili
habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak
contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
Menurut Marpaung Andre (2009), prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus
cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi
harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa
duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis
dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili
komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA). Dengan
menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas minimum suatu petak yang dapat
mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili
keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur.
Kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk menganalisis
vegetasi yang menggunakan petak contoh. Luasan petak contoh mempunyai hubungan erat
dengan keragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin beragam jenis yang
terdapat pada areal tersebut, makin luas kurva spesies areanya. Bentuk luasan kurva spesies
area dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk
lingkaran. Petak contoh dapat ditambahkan jika terjadi penambahan spesies dalam petak
contoh yang sedang diamati lebih dari 10 %. Luasan petak contoh pada praktikum yaitu 25
cm / 0,25 m. Pemilihan ukuran tersebut dikarenakan pada vegetasi padang rumput selain
tumbuhannya kecil juga pada analisis vegetasinya dalam ukuran petak contoh belum
mencapai 1 m semua spesies di situ sudah terdata semua. Luasan petak contoh pada
praktikum yang dilakukan yaitu:
- Petak contoh 1 = 25 cm2
- Petak contoh 2 = 25 x 50 cm
- Petak contoh 3 = 50 x 50 cm
- Petak contoh 4 = 50 x 100 cm
- Petak contoh 5 = 100 x 100 cm (1 m2)
Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk populasinya,
dimana sifat sifatnya bila di analisa akan menolong dalam menentukan struktur komunitas.
Sifat sifat individu ini dapat dibagi atas dua kelompok besar, dimana dalam analisanya akan
memberikan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisa kuantitatif meliputi :
distribusi tumbuhan (frekuensi), kerapatan (density), atau banyaknya (abudance).
Jika berbicara mengenai vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen penyusun
vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam pengukuran
vegetasi. Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi umumnya terdiri dari
(Andre, 2009) :
Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai
yang terbagi menjadi banyak subtangkai.
Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan
palma). Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.
Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma
seperti akar dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
Palma (Palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi;
tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi
dalam banyak anak daun.
Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri
namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar.
Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput.
Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak
lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.
Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau
tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.
Untuk tingkat pohon dapat dibagi lagi menurut tingkat permudaannya, yaitu :
Semai (Seedling) : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan kurang dari 1.5 m.
Pancang (Sapling) : Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan berdiameter kurang dari
10 cm.
Tiang (Poles) : Pohon muda berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20 cm.
Analisis vegetasi merupakan cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi dapat digunakan
untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan: 1)
Mempelajari tegakan hutan, yaitu pohon dan permudaannya. 2) Mempelajari tegakan
tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang
terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang
dan vegetasi semak belukar.

Gambar 1. Kurva spesies area pengulangan 1

Gambar 2. Kurva spesies area pengulangan 2

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan


sebagai berikut:
1. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat.
2. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur)
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.
3. Luasan petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat pada
areal tersebut.
4. Luasan petak contoh pada vegetasi rumput-rumputan berukuran kecil misalnya 25 cm2.
DAFTAR PUSTAKA

Andre. M. 2009. Apa dan Bagaimana Mempelajari Analisa


Vegetasi. http://boymarpaung.wordpress.com/2009/04/20/apa-dan-
bagaimana mempelajari analisa-vegetasi/. Diakses pada 20 November 2011.
Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. New York: Macmillan Publishing Co.

Anda mungkin juga menyukai