Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HUTAN
ACARA I
PENENTUAN LUAS KUADRAT TUNGGAL MINIMUM DENGAN
SPECIES AREA CURVE

OLEH :
Nama : Muhammad Iqbal
NIM : 14/366454/KT/07776
Co Ass : Rina

LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
ACARA I
PENENTUAN LUAS KUADRAT TUNGGAL MINIMUM DENGAN
SPECIES AREA CURVE (SAC)
I. TUJUAN
Membuat SAC suatu komunitas pohon dan menentukan luas kuadrat tunggal minimumnya.
II. DASAR TEORI
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat
interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan
organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis
(Simorangkir, 2009).
Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik komunitas tumbuhan
atau vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum dan jumlah minimum dapat digabung dengan
menentukan luas total dari jumlah minimum yang sesuai dengan luas minimum yang sudah dapat
didapat terlebih dahulu. Penyebaran individu suatu populasi mempunyai 3 kemungkinan yaitu:
Penyebaran acak, Penyebaran secara merata, Penyebaran secara kelompok, untuk mengetahui apakah
penyebaran individu suatu polpulasi secara merata atau kelompok maka penentuan letak percontoh
dalam analisis vegetasi dapat dibedakan dengan cara pendekatan yaitu: Penyebaran percontohan secara
acak, penyebaran percontohan secara sistematik, penyebaran secara semi acak dan semi sistematik (
Rahardjanto, 2005).
Salah satu metode untuk menentukan luas minimal suatu daerah yaitu dengan Species Area
Curve (SAC). Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui minimal jumlah petak contoh. Sejumlah
sampel dikatakan representive bila didalamnya terdapat semua atau sebagian besar jenis tanaman
pembentuk komunitas atau vegetasi tersebut (Odum, 2001).
Pemilihan lokasi plot dilakukan berdasarkan survey pendahuluan serta studi literatur dilengkapi
pula dengan studi peta kawasan. Salah satu kriterianya adalah lokasi yang masih memiliki kawasan
hutan yang masih utuh. Didapatkan lokasi plot di sebelah utara atau bagian belakang gunung karena
areal bagian muka atau selatan gunung telah mengalami kerusakan akibat kebakaran. Plot dibuat dengan
berukuran 1 ha dengan sub plot ukuran 20 x 20 m, yang berdasarkan hasil perhitungan kurva areal jenis
dan “kalibrasi” dengan luas serupa di lokasi lain yang juga memiliki plot sampel permanen (Sutomo,
dkk., 2012).
Pola kurva ditentukan oleh distribusi individu masing-masing jenis dalam hutan. Apabila
individu-individu semua jenis bercampur secara merata, kurva yang dihasilkan akan memperlihatkan
pola peningkatan jumlah jenis yang tajam pada kuadrat kecil yang kemudian diikuti dengan pola
mendatar pada ukuran kuadrat yang lebih besar (Lomolino, 2000).
Tipe kurva area spesies ada enam. Penentuannya berdasarkan karaktestik ekologi dari berbagai
sampel. Tipe I memiliki data pokok berdasarkan pada pengukuran tunggal yang sudah ada petak
bersarang. Tipe IIA dan IIB tersusun atas penaksiran keberagaman yang terdapat pada suatu area. Tipe
IIIA dan IIIB memiliki data yang diperoleh dari kuadrat terdekat. Tipe IV memiliki data dari sampel
area yang memiliki ciri khusus (Scheiner, 2003).

III. ALAT DAN BAHAN


Bahan yang digunakan pada praktikum acara ini yaitu tumbuhan spesies pohon berdiameter
≥10 cm (keliling ≥31,4 cm) dan kertas milimeter sedangkan alatnya meliputi tali, roll meter, pita meter,
kompas, kertas untuk mencatat data, dan alat tulis.

IV. CARA KERJA


1. Dibuat kuadrat-kuadrat dengan susunan yang telah ditentukan (5x5m, 5x10m, 10x10m,
20x10m, 20x20m) pada hutan yang akan dibuat SACnya.
2. Semua spesies pohon berdiameter ≥10 cm (keliling ≥31,4 cm) dalam setiap kuadrat dicatat.
Spesies yang tercatat pada kuadrat 1 secara otomatis menjadi anggota spesies dalam kuadrat 2
dan seterusnya.
3. Hubungan antara jumlah jenis dan ukuran kuadrat digambarkan dalam selembar kertas
milimeter, dengan axis berupa ukuran kuadrat dan ordinat berupa jumlah jenis. Garis m
berkelerengan 10% jumlah spesies per 10% luas kuadrat terbesar dibuat. Garis n dibuat sejajar
garis m dan menyinggung kurva SAC.
4. Dari titik singgung dibuat garis proyeksi k sumbu X. Perpotongan garis proyeksi dengan sumbu
X menunjukkan luas minimal kuadrat yang dicari.

Anda mungkin juga menyukai