Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

METODE GARIS

KELOMPOK 5

ALBERTILDIS A. MEDJA
HEPSIE O. S. NAUK
HILDERGARDIS M. SASI

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNIK
KUPANG
2017

I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara menganalisis vegetasi dengan metode garis
2. Untuk menegetahui cara memberi nama vegetasi atau komunitas berdasarkan nilai
penting
II. DASAR TEORI
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi
hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling,
artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat
tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak
contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu
vegetasi yang sangat membantu dalam mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan
tujuannya.Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring
dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus
diperhitungkan bebrbagai kendala yang ada.Metodologi-metodologi yang umum dan
sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk praktikum/penelitian, yaitu metode
kuadrat, metode kuadran, metode garis menyinggung, dan profil arsitektur.
Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa
garis. Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada
kompleksitas hutan tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis
yang digunakan akan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang
digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang
digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih
sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m (Syafei, 1990). Pada metode garis
ini, system analisis melalui variable-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi
yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk
memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis
yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang
tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan
panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang
dibuat (Syafei, 1990). Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang
ditemukan pada setiap garis yang disebar (Rohman, 2001).
Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu,
serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen
utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan
merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan,
padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada
suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi,
sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya
merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat
mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1989).
Frekuensi adalah nilai besaran yang menyatakan derajat penyebaran jenis
didalam komunitasnya. Angka ini diperoleh dengan melihat perbandingan jumlah dari
petak-petak yang diduduki suatu jenis terhadap keseluruhan petak yang diambil
sebagai petak contoh di dalam melakukan analisis vegetasi. Frekuensi dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti luas petak contoh, penyebaran tumbuhan dan ukuran
jenis tumbuhan. Dominansi adalah besaran yang digunakan untuk menyatakan derajat
penguasaan ruang atau tempat tumbuh , berapa luas areal yang ditumbuhi oleh sejenis
tumbuhan atau kemampuan suatu jenis tumbuhan untuk bersaing tehadap jenis
lainnya. Dalam pengukuran dominansi dapat digunakan proses kelindungan ( penutup
tajuk ), luas basah area , biomassa, atau volume. Menurut Greig-Smith (1983) nilai
frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara langsung oleh densitas dan pola
distribusinya. Nilai distribusi dapat memberikan informasi tentang keberadaan
tumbuhan tertentu dalam suatu plot dan belum dapat memberikan gambaran tentang
jumlah individu pada masing-masing plot.
Dalam komunitas vegetasi, tumbuhan yang mempunyai hubungan di antara
mereka, mungkin pohon, semak, rumput, lumut kerak dan Thallophyta, tumbuh-
tumbuhan ini lebih kurang menempati strata atau lapisan dari atas ke bawah secara
horizontal, ini disebut stratifikasi. Individu yang menempati lapisan yang berlainan
menunjukkan perbedaan-perbedaan bentuk pertumbuhan, setiap lapisan komunitas
kadang-kadang meliputi klas-klas morfologi individu yang berbeda seperti, strata
yang paling tinggi merupakan kanopi pohon-pohon atau liana. Untuk tujuan ini,
tumbuh-tumbuhan mempunyai klas morfologi yang berbeda yang terbentuk dalam
sinusie misalnya pohon dalam sinusie pohon, epifit dalam sinusie epifit dan
sebagainya. (Arrijani.2006)
Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang
struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan
kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan vegetasi, iklim dan tanah berhubungan
erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Dalam ilmu
vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang
sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya.
Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan
kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus
diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Rohman, 2001).

III. ALAT DAN BAHAN


1. Tali rafia
2. Pasak ukuran 3 meter @ 10 buah
3. Meteran
4. Plastik Klip
5. Alat Tulis
IV. CARA KERJA
1. Dibuat garis sepanjang 3 meter sebanyak 5 garis
2. Dibagi masing-masing garis menjadi 5 segmen dengan ukuran 1 meter
3. Dicata dan dihitung semua jenis tumbuhan yang tersentuh dan yang berada di
bawah garis
4. Ditentukan persentase kanopi masing-masing jenis tumbuhan
5. Dihitung harga relative tiap segmen
6. Ditentukan nilai penting dengan digunakan angka hasil perhitungan relative
7. Disusun jenis-jenis tumbuhan berdasrkan nilai penting yang terkecil
8. Diberi nama bentuk vegetasi berdasarkan 2 jenis tumbuhan dengan harga nilai
penting terbesar

V. HASIL PENGAMATAN
1. Garis I
Jenis Tumbuhan Jumlah
Spesies C 2
Spesies B 4
Spesies A 25
Spesies D 1
Anakan Flamboyan 1
Total 33

2. Garis II
Jenis Tumbuhan Jumlah
1
Anakan Lamtoro 1
Spesies A 47
Spesies B 2
Total 51

3. Garis III
Jenis Tumbuhan Jumlah
Spesies A 32
Spesies B 1
Anakan Lamtoro 1
Anakan Lontar 1
Anakan Flamboyan 2
Total 37

4. Garis IV
Jenis Tumbuhan Jumlah
Anakan lontar 1 1
Spesies A 38
Total 39

5. Garis V
Jenis Tumbuhan Jumlah
Spesies A 23
Spesies B 1
Anakan flamboyan 2
Anakan lamtoro 1
Total 27

Hasil Perhitungan
Jenis Frekuensi Kerapatan Dominansi
No
Fabs Frelati Kabs Krelatif Dabs Drelati INP
Tumbuhan
.
f f
Anakan
1. 0,6 15% 0,3 2,41% 0,05 5% 22,41%
Falmboyan
2. Anakan Lamtoro 0,6 15% 0,2 1,61% 0,02 2% 18,61%
3. Anakan Lontar 0,4 10% 0,13 1,05% 0,04 4% 15,05%
4. Spesies A 1 25% 11 88,57% 0,79 79% 192,57
%
5. Spesies B 0,8 20% 0,53 4,28% 0,07 7% 31,28%
6. Spesies C 0,2 5% 0,13 1,05% 0,01 1% 7,05%
7. Spesies D 0,2 5% 0,067 0,54% 0,01 1% 7,05%
8. Spesies E 0,2 5% 0.067 0,54% 0,01 1% 7,05%
100,05 301,07
Total 4 100% 12,42 1 100%
% %

VI. PEMBAHASAN
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam Analisis
vegetasi digunakan beberapa metode dan metode yang digunakan pada paraktikum
kali ini yaitu metode garis.
Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa
garis. Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada
kompleksitas hutan tersebut. Pada Metode garis merupakan sistem analisis melalui
variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan
INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah
vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh
garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu
tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan panjang penutupan garis
yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat
Pada metode garis ini dibuat 5 garis dengan dicatat dan dihitung semua jenis
tumbuhan yang tersentuh dan yang berada di bawah garis. Garis yang dibuat
sepanjang 3 meter. Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka jenis tumbuhan yang
kami dapat yaitu ada 8 jenis tumbuhan dari kelima garis tersebut.
Berdasarkan table diatas, indeks nilai penting yang paling besar adalah pada
spesies A yang merupakan tumbuhan perdu dengan memiliki ciri dimana dalam satu
tangkai daunnya saling tumpang tindih. Indeks nilai pentingnya sebesar 192,57%. Hal
ini dikarenakan jumlah spesies A paling banyak jika dibandingankan dengan jumlah
spesies yang lain dan terdapat di semua garis. Urutan kedua paling besar indeks nilai
pentingnya adalah Spesies B yang memilki ciri pada duri pada bagian ketiak daun.
Indeks nilai pentinnya sebesar 31,28% dan yang Ketiga adalah anakan kembang
merak dengan indeks nilai pentingnya sebesar 22,41% .Sedangkan yang mempunyai
indeks nilai penting yang paling kecil terdapat pada spesies dengan nilai sebesar
7,05%. Hal ini dikarenakan ketiga spesies tersebut jarang ditemukan di kelima garis
tersbut dan jumlahnya sangat sedikit

VII. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. sistem analisis metode garis yaitu melalui variable-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai
penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan
dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis.
Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu
tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan panjang penutupan
garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat.
Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan pada
setiap garis yang disebar
2. Analisis Vegetasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pesatnya
penyebaran suatu spesies pada suatu area pangamatan/penelitian. Sehingga
dapat diketahui kerapata, frekuensi, dominansi, dan INP dari spesies itu sendiri.
Jadi jika nilai INPnya tinggi maka tumbuhan tersebut lebih banyak atau
mendominasi area pengamatan.
B. Saran
Diharapkan kepada para praktikan untuk memulai praktikum lebih awal. Selain itu,
sebelum melakukan Analisis Vegetasi sebaiknya mahasiswa menguasai metode
yang digunakan untuk Analisis Vegetasi.

LAMPIRAN
Garis I Garis II Garis III

Garis IV Garis V
Jenis Tumbuhan Pada setiap Garis
A. Garis I

Spesies A Spesies B Spesies C

Spesies D Anakan Kembang Merak


B. Garis II

Spesies A Spesies B Spesies E


Anakan Lamtoro
C. Garis III

Spesis A Spesies B Anakan Lamtoro

Anakan Lontar Anakan Kembang Merak


D. Garis IV

Spesies A Anakan Lontar

E. Garis V

Spesies A Spesies B Anakan Lamtoro


Anakan kembangMerak

Rumus Perhitungan Metode Garis


Kabs = Jumlah Individu A yang terkena garis
Jumlah Total Panjang Semua garis
Dabs = Jumlah kerimbunan tumbuhan jenis A
Jumlah total kerimbunan semua garis
Fabs = Jumlah segmen yang mengandung jenis A
Jumlah total semua segmen
Krelatif = Kabs jenis A x 100%
Total Kabs semua jenis
Drelatif = Dabs Jenis A x 100%
Total Dabs Semua jenis
Frelatif = Fabs jenis A x 100%
Total Fabs semua jenis
NP = Kr + Dr + Fr

DAFATAR PUSTAKA
Odum. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Rososoedarmo. 1990. Ekologi. Bandung: CV. Ramadja Karya.

Setiadi, Agus. 1990. Pengantar Ekologi. Bandung: CV. Publishing

Anda mungkin juga menyukai