3.1 PENDAHULUAN
3.1.1 Latar belakang
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan dan mempunyai peran penting bagi kehidupan mahluk
hidup di bumi.
Hutan Arboretum Fakultas Kehutanan UGM berada di tengah-tengah kampus
Universitas Gadjah Mada dengan luas 0,9 ha. Arboretum tersebut merupakan hutan buatan
yang ditanam berbagai spesies yang ada di Indonesia. Pohon penyusun di Arboretum
memiliki ketinggian sekitar kurang lebih 40 meter dan sangat rapat, batangnya hampir lurus
dan kuat sehingga cahaya matahari sedikit yang dapat menembus karena tertutup oleh
tajuk-tajuk pohon. Diatas pohon dibagian pucuk terdapat sarang-sarang burung yang
dijadikan sebagai habitat burung Cangak (Ardea purpuera). Keberadaan Arboretum dengan
berbagai jenis pohon di dalamnya dapat membantu dalam hal pendidikan mahasiswa, tempat
penelitian, dan sebagai penyerap karbondioksida disekitar wilayah Arboretum. Oleh karena
itu perlu, dilakukan analisis vegetasi di Arboretum Fakultas Kehutanan UGM.
Analisis vegetasi bisa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk mempelajari kelimpahan
jenis serta kerapatan tumbuh-tumbuhan pada suatu hutan. Metode kuadran atau point –
centered quartered method dapat diterapkan untuk mengungkap struktur kuantitatif hutan
berdasarakan jenis penyusun dan indeks nilai pentingnya. Metode kuadran adalah salah satu
metode yang tidak menggunakan petak contoh, metode ini sangat baik untuk menduga
komunitas yang berbentuk pohon, contohnya vegetasivegetasi di hutan. Metode ini mudah
dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi pohon, dominasi pohon, dan
menaksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena
tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area hanya berupa titik.
3.1.2 Tujuan
Tujuan praktikum acara ini yaitu :
1) Mengetahui jenis pohon penyusun di Arboretum Fakultas Kehutanan UGM
2) Mengetahui indeks nilai penting masing-masing jenis pohon penyusun di Arboretum
Fakultas Kehutanan UGM
Metode point centered quarter (PCQ) adalah salah satu metode tanpa plot.
Keuntungan menggunakan metode tanpa plot daripada berbasis teknik plot yang standar
adalah bahwa metode point centered quarter (PCQ) cenderung lebih efisien. Metode tanpa
plot lebih cepat untuk dilakukan, membutuhkan peralatan yang relatif sedikit, sehingga hanya
membutuhkan sedikit pekerja (Mitchell, 2007)
3.3 METODE
3.3.1 Waktu dan tempat
Praktikum pada acara 2 dilakukan di Arboretum Fakultas Kehutanan UGM yang merupakan
hutan pendidikan Universitas Gadjah Mada. Waktu pelaksanaan pada hari senin, 24
September 2018, pukul 13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Lokasi dapat diakses melalui
link : https://goo.gl/maps/LXGi9zuoEc82
2) Untuk mendapatkan Indeks Nilai Penting tiap jenis digunakan rumus-rumus sbb:
Densitas_semua_ jenis = 10000
(𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)²
Beberapa hal yang dianalisis adalah Densitas, Densitas Relatif, Frekuensi, Frekuensi
Relatif, Dominansi, Dominansi Relatif, Indeks Nilai Penting (INP). Untuk menentukan dan
menghitung INP dilakukan dengan mengambil data berupa diameter, koordinat, jarak. Yang
kemudian dihitung Indeks Nilai Penting dari sutu vegetasi yang ada.
Metode kuadran ini didasarkan pada jarak empat buah pohon yang terdekat ke titik
pusat di empat kuadran sampling. Pada titik pengambilan contoh dibuat dua buah garis yang
tegak lurus satu dengan lainnya sehingga terdapat 4 buat kuadran. Pada setiap kuadran, jarak
antara titik pengambilan contoh dengan pohon terdekat diukur.
Metode kuadran memiliki perbedaan dengan metode kuadrat. Metode kuadrat adalah
salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan petak contoh. Kuadrat yang
dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat
seperti m² atau cm². Sementara itu metode kuadran adalah salah satu metode analisis vegetasi
yang tidak menggunakan petak contoh (plotless). Metode kuadran disebut juga plotless
method karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, melainkan hanya berupa
titik.
Indeks nilai penting merupakan angka yang menunjukkan posisi suatu tumbuhan
dalam suatu komunitas. Indeks nilai penting bergantung pada beberapa faktor yaitu kerapatan
relatif, frekuensi relatif, serta dominansi relatif.
Indeks Nilai Penting (INP) dihitung berdasarkan hasil perhitungan besaran: Densitas
Relatif, Frekuensi Relatif, serta Dominansi Relatif. Nilai penting didapatkan dari hasil
penjumlahan Densitas relatif, Dominansi relatif, dan Frekuensi relatif yang jika dijumlahkan
bernilai 300 persen.
Indeks Nilai Penting (INP) merupakan salah suatu indeks yang dihitung berdasarkan
jumlah yang didapatkan untuk menentukan tingkat dominasi jenis dalam suatu komunitas
tumbuhan. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada 16 titik pengamatan terlihat
bahwa ada perbedaan nilai Indeks Nilai Penting pada setiap jenis pohon penyusun, dimana
pada jenis Bipa memiliki INP paling tinggi sebesar 91,34499758 dan INP terendah sebesar
3,872643221 dimiliki Rambutan.
Tingginya Indeks nilai penting dikarenakan pada .Indeks Nilai Penting (INP)
menunjukkan kisaran Indeks yang menggambarkan struktur komunitas dan pola penyebaran
Perbedaan indeks nilai penting vegetasi ini dikarenakan adanya kompetisi pada setiap jenis
untuk mendapatkan unsur hara dan sinar cahaya matahari pada lokasi penelitian.
Dari ke-16 jenis pohon penyusun jika diurutkan INP dari yang terbesar hingga terkecil
akan tersusun sebagai berikut: Bipa 64,8060635, Switenia mahagoni 34,47136272, Saga
30,96530618, Meranti 28,37914828, Mahoni Afrika 26,81057971, Flamboyan 19,41626887,
Switenia macrophylla 18,11185724, Ketapang 16,12531736, Eboni 15,44501839, Pohon x
11,38681637, Randu 7,91500431, Keruing 6,267232145, Jati putih 5,836383316, Sengon
4,938781587, Waru 4,719510308, Rambutan 4,405349703.
Dari perhitungan INP tertinggi yaitu Bipa Pterygota alata sebesar 64,8060635
memiliki jumlah akumulasi 15 pohon dengan Frekuensi jenis 0,5 Frekuensi relatif
23,80952381 Densitas jenis 20,05756145 Densitas relatif 23,4375 Dominansi jenis
72417,67252 Dominansi relatif 23,59078572. Serta INP terendah yaitu Rambutan Nephelium
lappaceum sebesar 4,405349703 memiliki jumlah akumulasi 1 pohon dengan Frekuensi jenis
0,0625 Frekuensi relatif 2,222222222 Densitas jenis 5,014390363 Densitas relatif 1,5625
Dominansi jenis 1905,167475 Dominansi relatif 0,620627481.
Hal ini berbanding lurus dengan nilai densitas, dominansi, dan frekuensi,
semakin tinggi tingkat kelimpahan ataupun dominansinya maka semakin tinggi pula nilai INP
suatu spesies tersebut, dan dapat dikatakan bahwa spesies Bipa (Pterygota alata)
memiliki pengaruh yang tinggi pada area vegetasi transek.
3.5 KESIMPULAN
Agustin, Ratih, Tri Anti, Merti, Susanti, Hj. Ivoni. Analisis Vegetasi Strata semak di Bukit
Cogong, Kabupaten Musi Rawa. STKIP-PGRI Lubuk Linggau, hh 1-12.
Aini, Hida, Rizki, Supriyanto Agung, Hendranto Boedi. 2016. Hubungan Tekstur Sdimen
dengan Mangrove di Desa Mojo Kcamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.
Dipongoro Jurnal of Marquars. Vol.5 No.4, hh 209-215.
Aprianto, Joko, Widoretno, Sri, Nurmiyati, Agustin, Putri. Studi Biodiversitas Tanaman
Pohon di 3 resort Polisi Hutan (RPH) di Bawah Kesatuan Pemngku Hutan (KPH)
Telawa Menggunakan Metode Point Center Quarter (PCQ). Seminar Nasional IX
Pendidikan Biologi FKIP UNS, hh 502-512.
Cahyanto, Tri, Chairunnisa, Destiana, Sudjarwo, Tony. 2014. Analisis Vegetasi Pohon Hutan
Alam Gunung Manglayang Kabupaten Bandung. Jurnal Biologi FST. Vol.8 No.2 hh,
145-161.
Marisa, Hanifa. 2015. Application of Point-Centered Quarter Method for Measurement the
Beach Crab (Ocypode spp) Density. Biovalentia : Biological Research Jurnal. Vol.1
No.1, hh 1-6.
Mitchell, Kevin. 2007. Quantitative Analysis by the Point-Centerd Quarter Method. New
York: Hobart and William Smith Collegs.
Siappa, Hariany, Hikmat, Agus , Kartono, Agus Priyono. 2016. Komposisi Vegetasi, Pola
Sebaran, dan Faktor Habitat Ficus magnoliifolia (Nunu Pisang) Di Hutan
Pangale,Desa Toro, Sulawesi Tengah. Jurnal.krbogor.lipi.go.id. Vol. 19 No.1 hh, 36-
46.
LAMPIRAN
Foto Kegiatan
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
lL
Data Kelompok 8
Koordinat
NO Kuadran Jenis Pohon Jarak (m) Diameter (cm) Akumulasi Jenis LBDS
x y
1. I Saga (Adenanthera pavonina) 5,54 39,5 3 1224,79 4,9 4
II Saga (Adenanthera pavonina) 6,8 22 379,94 2,7 -6,2
III Sengon (Albizia chinensis) 8,3 30 706,5 -8,2 -1,2
IV Bipa (Pterygota alata) 7,4 20 314 -2,4 7
2. I Bipa (Pterygota alata) 1,7 30 3 706,5 1,7 0,5
II Randu (Ceiba pentandra) 3,8 33 854,86 3,6 -4,3
III Randu (Ceiba pentandra) 3,5 54 2289,06 -1,8 -2,4
IV Saga (Adenanthera pavonina) 7,4 22 379,94 -5,4 3,1