Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KUADRAT KUADRAN

MATA KULIAH EKOLOGI TUMBUHAN

Oleh :
MUTIARA ASHIA ZAHRA 183112620150095

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
JUNI 2020
I. PENDAHULUAN
Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan
petak contoh. Langkah pertama dari metode ini adalah membuat Kurva Spesies Area.
Setelah luas minimum area dari satuan petak contoh yang dianggap mewakili satuan tipe
komunitas tertentu telah kita peroleh, maka selanjutnya kita dapat melakukan penarikan
contoh tersebut. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas
yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m2, cm2 dan lain-lain.
Bentuk petak contoh dalam metode kuadrat pada dasarnya ada 3: (a) bentuk
lingkaran, (b) bentuk bujur sangkar dan (c) bentuk empat persegi panjang. Dari ketiga
bentuk petak contoh ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, seperti
bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dipakai untuk analisis vegetasi herba
yang bergerombol, karena ukurannya dapat diperluas dengan cepat dan teliti dengan
menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk vegetasi herba
rendah bentuk empat persegi panjang akan lebih efisien dibandingkan dengan bentuk
bujur sangkar pada luasan yang sama. Hal ini disebabkan karena kelompok tumbuhan
cenderung akan tumbuh membentuk lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk
empat persegi panjang akan lebih banyak kemungkinannya untuk memotong kelompok
tumbuhan dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada luasan yang sama, dengan
demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak. Namun demikian bentuk petak
contoh empat persegi panjang mempunyai kekurangan terhadap bentuk bujur sangkar,
karena perbandingan panjang tepi terhadap luasnya lebih besar daripada perbandingan
panjang tepi bujur sangkar terhadap luasnya. Kesalahan tersebut akan meningkat
apabila perbandingan panjang tepi terhadap luasnya meningkat.
Dilihat dari segi penyebaran tumbuhan, bentuk bujur ssangkar memiliki keuntungan
apabila dibandingkan dengan bentuk lingkaran, namun demikian bentuk lingkaran
mempunyai keuntungan dibandingkan dengan bentuk-bentuk geometris lainya. Bentuk
lingkaran juga lebih efisien digunakan pada daerah-daerah dengan tipe vegetasi yang
berkelompok seperti daerah gurun pasir.
Metode kuadran merupakan salah satu metode analisis vegetasi yang tidak
menggunakan petak contoh. Metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang
berbentuk pohon dan tihang pada vegetasi lain. contohnya vegetasi hutan. Apabila
diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika
diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5
m sampai diameter 10 cm disebut saling atau belta (pancang) dan mulai anakan sampai
pohon setinggi 2,5 meter disebut seedling (anakan/semai).
Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi,
dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan
plot less method karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan
hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar
sehingga untuk melakukan analisa dengan melakukan perhitungan satu persatu akan
membutuhkan waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi
berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada
individu tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat – sifatnya bila di analisa
akan menolong dalam menentukan struktur komunitas.
II. TUJUAN
• Mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran dan struktur dari suatu tipe
vegetasi yang diamati.
• Menduga komunitas yang terbentuk pohon dan tihang, pada vegetasi hutan,
tanpa menggunakan petak contoh.

III. METODE DAN CARA KERJA


A. ALAT DAN BAHAN
• Sebuah tipe komunitas tumbuhan tertentu sebagai objek praktikum.
• Tali rafia atau benang untuk menentukan luas petak percobaan.
• Penghitung atau counter untuk menghitung jumlah jenis individu di dalam
petak contoh.
• Patok tanda pembatas.
• Alat tulis dan kertas label untuk mengumpulkan data.
• Perlengkapan pembuatan herbarium.
• Buku-buku identifikasi, dan lain-lain.

B. CARA KERJA
• KUADRAT
1. Tentukan suatu areal tipe vegetasi yang menjadi objek untuk dianalisis.
2. Luas petak contoh ditentukan dari hasil pembuatan kurva spesies area dan banyaknya
petak contoh tergantung dari biaya, waktu dan tenaga. Tetapi dari berbagai
pengalaman, pada dasarnya ukuran petak contoh seluas 1 m 2 dibuat untuk
menganalisis tumbuhan herba, 10-20 m2 dibuat tingginya kurang dari 3 meter dan
100 m2 untuk komunitas pohon yang berbentuk hutan (Oosting, 1956). Bentuk petak
contoh dapat berupa lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar,
tergantung dari tujuan serta komunitas yang sedang diamati.
3. Penentuan awal petak contoh dilakukan secara acak atau secara sistemaris atau
kombinasi keduanya, yaitu pertama dibuat acak dan selanjutnya dilakukan
sistematis.
4. Dalam setiap petak contoh dicatat data setiap individu jenis yang terdapat.

Data yang dicatat dapa berupa :


• Ketetapan Mutlak Jenis i atau KM(i)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖


𝐾𝑀 (𝑖 ) =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ

• Kerapatan relative jenis i atau KR(i)


𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐾𝑅(𝑖 ) 𝑥100%
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ

• Frekuensi mutlak jenis I atau FM(i)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖


𝐹𝑀(𝑖 ) =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 𝑣𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖

• Frekuensi relatif jenis I atau FR(i)

𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖


𝐹𝑅(𝑖 ) = 𝑥 100%
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
Untuk menghitung Dominansi pada vegetasi berbentuk herba dan semak rendah
dilakukan dengan cara menaksir presentase(%) penutupan tajuk atau dihitung
biomassanya, sedangkan untuk vegetasi berbentuk pohon dilakukan dengan menghitung
luas bidang dasar pada tinggi 1,30 meter dari muka tanah atau pada ketinggian dada.
- Dominasi Mutlak Jenis I atau Dm (i)
DM (i) = Jumlah luas bidang dasar suatu jenis i atau
DM (i) = Jumlah penutupan jenis i
- Dominasi relative jenis I atau DR(i)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖


𝐷𝑅(𝑖 ) = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠

5. Tentukan besarnya Indeks Nilai Penting(INP) dari masing-masing jenis dengan


menjumlahkan parameter masing-masing jenis tersebut

6. Tentukan Perbandingan Nilai Penting (SDR)


SDR menunjukkan jumlah Indeks Nilai Penting dibagi dengan besaran yang
membentuknya. SDR dipakai karena jumlahnya tidak lebih dari 100 %, sehingga
mudah untuk diinterpretasikan.
• KUADRAN
1. Langkah awal dari pengerjaan metode ini adalah dengan berpedoman peta vegetasi
dan areal yang akan dianalisis, kita menentukan pengamatan di lapangan dengan
transek yaitu garis lurus memotong areal yang diamati (sesuai arah kompas).
2. Tentukan satu titik (misalkan titik A) terletak pada transek tersebut. Pada titik A
tersebut dibuat garis lurus yang tegak lurus terhadap transek
3. Selanjutnya untuk arah pergerakan (kompas) disesuaikan dengan arah transek, hasil
dari perpotongan garis dengan transek tersebut didapatkan empat kuadran 1, 2, 3, dan
4.
4. Tiap kuadran dilakukan pengukuran jarak diameter pohon dan tihang dengan titik
pengamatan (titik A) dan diameter pohon pada setinggi dada atau 50 cm diatas akar
pohon (banir). Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm disebut
pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang) dan
jika tinggi pohon 2,5 m sampai berdiameter 10 cm disebut sadlig/belta (pancang)
dan mulai anakan sampai pohon setinggi 2,5 m disebut seedling (anakan / semai).
5. Dalam gambar terlihat bahwa walaupun dalam kuadran I terdapat dua jenis pohon,
tetapi yang dilakukan pengukuran adalah jarak pohon terdekat dengan titik A. Jadi
denga kata lain tiak kuadran hanya dilakukan pengukuran terhadap satu pohon dan
satu tihang saja.
6. Penentuan jarak antara titik-titik pengamatan selanjutnya, dinilai dari awal
pengamatan (A) dengan mengukur jarak ke B, sejauh lebih besar dari dua kali (>2 kali)
jarak rata-rata antar pohon yang ada di daerah vegetasi yang akan dianalisis. Begitu
juga dengan titik pengamatan berikutnya (C,D dst) jaraknya adalah lebih besar 2 kali
(>2D) jarak rata-rata pohon (D).
7. Selanjutnya setiap titik pengamatan dibuat empat (4) kuadran yang berpusat di titik
pengamatan tersebut. Pada setiap kuadran lakukan pengukuran terhadap satu pohon
dan satu tihang yang jaraknya paling dekat ke titik pengamatan. Hal ini seperti telah
dilakukan pada titik A (point 2 dan 3).
8. Hasil pengukuran lapangan dimasukkan pada table 4.10 dan setelah pengukuran
lapangan selesai, dilakukan pengolahan data berikutnya dengan menghitung nilai
kerapatan, frekuensi, dominansi dan indeks nilai penting berdasarkan rumus-rumus
yang dikemukakan oleh Cox (1972), sebagai berikut:
• Kerapatan :

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 (ℎ𝑎)


𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 =
𝑑2
Dimana d adalah jarak rata-tata seluruh jenis pohon dari titik pengamatan
• Kerapatan Relatif Jenis I (KR i)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐾𝑅 (𝑖 ) = 𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
• Kerapatan Mutlak Jenis I (KM i)
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐾𝑀 (𝑖 ) = 𝑥𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
100
• Frekuensi mutlak jenis I (FM i)
𝜀 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑖 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐹𝑀 (𝑖 ) =
𝜀 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠

• Frekuensi Relatif Jenis I (FR i)


𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐹𝑅 (𝑖 ) = 𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
• Dominansi Mutlak Jenis I (DM i)
DM (i) = jumlah luas bidang atau jenis i
Atau
DM(i) = jumlah penutupan tajuk jenis i
• Dominasi relative jenis I (DR i)
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐷𝑅 (𝑖 ) = 𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
• Indeks Nilai Penting (INP) = KR (i) + FR (i) +DR (i)
Jenis pohon yang mempunyai INP paling tinggi merupakan jenis yang dominan dari
vegetasi yang dianalisis.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
• KUADRAT
Table 1 Faktor abiotik

Faktor Awal Akhir

Jam 11.18 12.00

Suhu 33oC 37oC

Kelembaban 57% 49%

Table 2 Hasil pengukuran luas bidang dasar

Luas bidang dasar (cm)


Nama Jenis

Mangifera sp1 9 9
Mangifera sp2 19,2 19,2
Mangifera sp3 24 -
Mangifera sp4 14,5 14,5
Mangifera sp5 14 14
Palmae 1 55,5 -
Palmae 2 6,5 6,5
Palmae 3 21,5 21,5
Citrus sp. 6 6
Ebouni sp. 5,5 5,5
Polyanthia sp. 9,2 9,2
Eusideroxylon sp. 8,5 8,5
Myrtaceae 21,5 21,5
Ficus sp 21 21

Table 3 Hasil perhitungan data analisis vegetasi metode kuadrat plot persegi

METODE KUADRAT PLOT PERSEGI


Jumlah KR INP INP
Nama Jenis Individu KM FM FR DM DR
plot (%) (%) (Desimal)
Mangifera sp. 5.00 1.00 5.00 35.71 1.00 12.50 80.70 34.21 82.42 0.82
Palmae 3.00 1.00 3.00 21.43 1.00 12.50 83.50 35.40 69.32 0.69
Citrus sp. 1.00 1.00 1.00 7.14 1.00 12.50 6.00 2.54 22.19 0.22
Eboni sp. 1.00 1.00 1.00 7.14 1.00 12.50 5.50 2.33 21.97 0.22
Polyanthia sp. 1.00 1.00 1.00 7.14 1.00 12.50 9.20 3.90 23.54 0.24
Eusideroxylon
1.00 1.00 1.00 7.14 1.00 12.50 8.50 3.60 23.25 0.23
sp.
Myrtaceae 1.00 1.00 1.00 7.14 1.00 12.50 21.50 9.11 28.76 0.29
Ficus sp. 1.00 1.00 1.00 7.14 1.00 12.50 21.00 8.90 28.54 0.29
14 100 8 100 235.9 100 300

Table 4 Hasil perhitungan data analisis vegetasi metode kuadrat plot lingkaran

METODE KUADRAT PLOT LINGKARAN


Jumlah KR INP INP
Nama Jenis Individu KM FM FR DM DR
plot (%) (%) (Desimal)
Mangifera sp. 4.00 1.00 4.00 33.33 1.00 12.50 56.70 36.25 82.09 0.82
Palmae 2.00 1.00 2.00 16.67 1.00 12.50 28.00 17.90 47.07 0.47
Citrus sp. 1.00 1.00 1.00 8.33 1.00 12.50 6.00 3.84 24.67 0.25
Eboni sp. 1.00 1.00 1.00 8.33 1.00 12.50 5.50 3.52 24.35 0.24
Polyanthia sp. 1.00 1.00 1.00 8.33 1.00 12.50 9.20 5.88 26.72 0.27
Eusideroxylon
1.00 1.00 1.00 8.33 1.00 12.50 8.50 5.43 26.27 0.26
sp.
Myrtaceae 1.00 1.00 1.00 8.33 1.00 12.50 21.50 13.75 34.58 0.35
Ficus sp. 1.00 1.00 1.00 8.33 1.00 12.50 21.00 13.43 34.26 0.34
12 100 8 100 156.40 100 300

Table 5perbandingan data analisis segiempat dan lingkaran

KR FR DR INP
Nama Jenis

Mangifera indica 35.71 33.33 12.50 12.50 34.21 36.25 82.42 82.09
Palmae 21.43 16.67 12.50 12.50 35.40 17.90 69.32 47.07
Citrus sp. 7.14 8.33 12.50 12.50 2.54 3.84 22.19 24.67
Ebouni sp. 7.14 8.33 12.50 12.50 2.33 3.52 21.97 24.35
Polyatnhia sp. 7.14 8.33 12.50 12.50 3.90 5.88 23.54 26.72
Eusideroxylon sp 7.14 8.33 12.50 12.50 3.60 5.43 23.25 26.27
Myrtaceae 7.14 8.33 12.50 12.50 9.11 13.75 28.76 34.58
Ficus sp. 7.14 8.33 12.50 12.50 8.90 13.43 28.54 34.26
TOTAL 100 100 100 100 100 100 300 300

• KUADRAN
Table 6 hasil pengukuran luas bidang dasar

Fase Pohon
No. Plot No. Titik Plot
Spesies Pohon DBH (cm) Jarak (m)
D1 Mangifera indica 50 4
D2 Myrtaceae 55 5
A
D3 Mangifera indica 60 5,5
D4 Mangifera indica 60 4
D1 Swietenia mahoni 45 18,8
D2 Arecaceae 65 1,7
B
D3 Diospyros 45 13
D4 Polyalthia longifolia 130 6

Table 7 perhitungan data analisis vegetasi secara kuadran

METODE KUADRAN

Nama jenis individu jml plot KM KR FM FR DM DR INP (%)

Mangifera indica 3.00 1.00 3.00 37.50 0.75 37.50 13.50 23.28 98.28

Myrtaceae 1.00 1.00 1.00 12.50 0.25 12.50 5.00 8.62 33.62

Swietenia mahagoni 1.00 1.00 1.00 12.50 0.25 12.50 18.80 32.41 57.41

Arecaceae 1.00 1.00 1.00 12.50 0.25 12.50 1.70 2.93 27.93

Dyospyros 1.00 1.00 1.00 12.50 0.25 12.50 13.00 22.41 47.41

Polyalthia longifolia 1.00 1.00 1.00 12.50 0.25 12.50 6.00 10.34 35.34

8.00 100 2.00 100 58.00 100 300

B. PEMBAHASAN
Praktikum ini melakukan pengamatan terhadap analisa vegetasi dengan menggunakan
metoda kuadrat dan kuadran. Pada metode kuadrat menggunakan petak contoh dengan bentuk
persegi dan lingkaran. Dilakukan pengamatan mulai pukul 11.18 dengan suhu 33oC dan
berakhir 12.00 dengan suhu sekitar 37oC, kelembaban pada awal pengamatan sebesar 57% dan
akhir pengamatan 49%.
Pada metode kuadrat ini, ditemukan 8 jenis tumbuhan (Mangifera sp,Palmae,Citrus
sp,Ebouni sp,Polyanthia sp, Eusideroxylon sp,Myrtaceae,Ficus sp) dengan jumlah individu
yang ditemukan pada plot persegi yaitu 14, dan 12 individu pada plot lingkaran. Kemudian
Spesies yang paling banyak tersebar di kedua plot adalah spesies Mangifera sp. dengan jumlah
5 individu di plot persegi, dan 4 individu di plot lingkaran.
Pada tanaman Mangifera sp. dengan bidang segiempat memiliki Kerapatan Relatif
terbesar yaitu 35.71. Hal ini dikarenakan jumlah individu pada jenis tanaman ini paling banyak
dibandingkan dengan jumlah individu pada spesies lainnya. Kedua bidang baik segiempat
maupun lingkaran memiliki frekuensi relative yang sama sebesar 12,50. Frekuensi memberikan
gambaran bagaimana pola penyebaran suatu jenis,
Dominasi tertinggi didapatkan oleh Mangifera sp pada bidang lingkaran. Dominasi dapat
diartikan sebagai penguasaan dari satu spesies terhadap spesies lain dapat berupa cahaya
maupun ruang. Hal ini mungkin terjadi karena menggunakan bidang lingkaran, ukurannya
dapat diperluas dengan cepat dan teliti dengan menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada
titik pusat lingkaran, dengan demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak. Serta,
karena Mangifera sp paling banyak sehingga paling mendominasi baik ruang,cahaya,dan
sebagainya.
Dari kerapatan relatif , Frekuensi Relatif dan dominasi relative dapat diperoleh indeks
nilai penting yang didapat dari penjumlahan ketiganya sehingga jumlah maksimalnya 300.
Indeks nilai penting merupakan gambaran lengkap mengenai karakter sosiologi suatu spesies
dalam komunitas(Contis dan Mc Intosh,1951). Jumlah total nilai indeks penting baik persegi
maupun lingkaran sama-sama 300. Namun indeks nilai penting tertinggi terdapat pada spesies
Mangifera sp pada bidang segiempat.
Pada pengamatan menggunakan metode kuadran, dilakukan untuk menduga komunitas
yang terbentuk pohon dan tihang, pada vegetasi hutan, tanpa menggunakan petak contoh. Pada
plot A terdapat spesies pohon Mangifera indica dan dari family Myrtaceae. Plot B terdapat
spesies pohon Swietenia mahoni, Diospyros sp, Polyathia longifolia, dan family Arecaceae.
Dilihat dari tabel hasil perhitungan kuadran, diperoleh bahwa nilai kerapatan relative,
dominansi relative maupun nilai indeks penting terbesar yaitu pada jenis Mangifera indica,
sedangkan pada jenis lain tidak terlampau jauh angka yang diperoleh relative sama. Hal
tersebut dapat terjadi karena, jenis Mangifera indica paling banyak ditemukan di kedua jalur.
Hidupnya suatu tumbuhan pada lokasi tertentu juga dipengaruhi oleh faktor biotik
maupun abiotic. Pada masing-masing spesies terjadi kompetisi dalam mendapatkan makanan
baik berupa nutrisi-nutrisi dari dalam tanah, bahan organik, udara, air, cahaya matahari dan
mineral lainnya. Di mana spesies yang mampu bertahan akan terus hidup dan menguasai daerah
tersebut. Sedangkan yang lemah akan punah. Hal ini juga dapat menjadi alasan bahwa ternyata
tumbuhan Mangifera sp adalah tumbuhan yang paling kuat beradaptasi pada lingkungan
tersebut.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

1. Kerapatan relatif dan dominansi relatif terbesar di kedua plot terdapat pada jenis
Mangifera sp dengan menggunakan metode kuadrat dan kuadran.
2. Indeks nilai penting terbesar di kedua metode terdapat pada jenis Mangifera sp.
3. Metode kuadran lebih efisien digunakan untuk menduga komunitas yang berbentuk
pohon maupun tihang.

DAFTAR PUSTAKA
Andayaningsih Dwi, Rahayu SE, Yenisbar. 2020. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan.
Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta.
Natasa W,dkk.2010.Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadran.FMIPA Universitas
Padjajaran.Jatinangor.
Sa’diyah E,dkk.2015. Analisis Vegetasi Berdasarkan Kerimbunan,Kerapatan dan Frekuensi
dengan Metode Kuadrat di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi.FMIPA
Universitas Malang.
Hendrik AD.2014.Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan Metode Kuadrat.FKIP
Tanjungpura.Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai