Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisme di alam ini tidak bisa hidup secara terpisah sendiri. Pada prinsipnya terbentuk
dari berbagai interaksi antra populasi yang ada. Misalnya dalam mencari luas minimum dan jumlah
minimum suatu area. Tentunya didalamnya terdapat suatu komunitas populasi-populasi tersebut
akan berhimpun kedalam kelompok membentuk komunitas (Lestari, 2011).
Pada luas minimum menggambarkan bentuk vegetasi secara keseluruhan jenis tumbuhan. Dalam
suatu luas terkecil yang dapat mewakili vegetasi. Luas terkecil ini dapat mewakili karakteristik
komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Bentuk vegetasi dalam petak tersebut dapat
memperlihatkan hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Vegetasi
terbentuk dari interaksi antar jenis tumbuhan. Untuk mengetahui apakah penyebaran individu
didalam suatu populasi dalam suatu vegetasi dapat dilakukan pengamatan, dari hasil pengamatan
teersebut akan didapatkan bentuk penyebaran, diantaranya secara acak, merata, atau berkelompok
(Rasyid, 1993).
Penyebaran populasi merupakan pergerakan individu ke dalam atau keluar dari populasi.
Penyebaran populasi berperan penting dalam penyebaran secara geografi dari tumbuhan, hewan
atau manusia ke suatu daerah dimana mereka belum menempatinya. Penyebaran populasi dapat
disebabkan karena dorongan mencari makanan, menghindarkan diri dari predator, pengaruh iklim,
terbawa air/angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya (Umar, 2013).
Informasi kepadatan populasi saja belum cukup untuk memberikan suatu gambaran yang lengkap
mengenai keadaan suatu populasi yang ditemukan dalam suatu habitat. Dua populasi mungkin
dapat mempunyai kepadatan yang sama, tetapi mempunyai perbedaan yang nyata dalam pola
penyebaran spatialnya (tempat). Kepadatan populasi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh pola
penyebaran populasinya (Umar, 2013).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis organisme yang ditemukan pada setiap plot yang ada di Pantai Kenjeran?
2. Bagaimana presentase komposisi jenis substrat yang dihuni oleh organisme di Pantai
Kenjeren?
3. Apakah jenis substrat mempengaruhi distribusi organisme di Pantai Kenjeran?

1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis organisme yang ditemukan pada setiap plot yang ada di Pantai
Kenjeran.
2. Untuk mengetahui presentase komposisi jenis substrat yang dihuni oleh organisme di
Pantai Kenjeren.
3. Untuk mengetahui pengaruh jenis substrat terhadap distribusi organisme di Pantai
Kenjeran?

1.4 Hipotesis Kerja


H0 :Organisme tidak memiliki preferensi terhadap jenis substrat tertentu.
H1 :Organisme memiliki preferensi terhadap jenis substrat tertentu sehingga
distribusi organsisme dipengaruhi oleh komposisi substrat
BAB II
METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan


1. Tali raffia

Tali Rafia adalah tali berbahan dasar plastik berkualitas tinggi, tidak berserabut dan tidak
mudah putus. Tali Rafia sangat populer karena sangat banyak kegunaannya, dengan kata lain
merupakan alat bantu yang serba guna. Tali raffia pada praktikum kali ini berfungsi untuk
membatasi plot.

2. Meteran
Meteran disebut juga sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga sebagai rol meter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna untuk
mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat digunakan untuk membuat lingkaran.
Meteran pada praktikum Distribusi Individu Dalam Populasi Dan Komposisi Substrat berfungsi
untuk mengukur besar plot.
3. Nampan
Nampan adalah alat atau tempat untuk menyajikan makanan atau minuman, terbuat
dari kayu, logam, dan plastik. Bentuk dari nampan berbagai macam, seperti persegi panjang,
persegi, ataupun bulat dengan warna yang bermacam-macam. Fungsi lain dari nampan dapat
digunakan untuk membawa barang-barang (Subroto, 2000). Nampan dalam praktikum Distribusi
Individu Dalam Populasi Dan Komposisi Substrat berfungsi untuk menampung hewan sampel.

4. Kantong plastik zip


Kantung plastik zip adalah suatu wadah / kantong berbahan LDPE yang dapat digunakan
sebagai pembungkus dan mempunyai rel atau "klip" di atasnya yang bisa dibuka atau ditutup
kembali (Yam,2009). Kantung plastik zip pada praktikum Distribusi Individu Dalam Populasi Dan
Komposisi Substrat berfungsi untuk menyimpan substrat

5. Kertas saring
Kertas saring adalah suatu kertas semi-permeabel yang dipotong melingkar dan
ditempatkan serenjang dalam suatu corong pemisah, agar kotoran tidak larut tersaring dan
memungkinkan bagian dari larutan dapat terpisahkan melalui pori-pori kertas.berfungsi untuk
memisahkan substrat hasil akhir saringan dari air (Paulapuro, 2000).
6. Neraca digital
Cara penggunaan neraca yaitu dengan menyeimbangkan timbangan terlebih dahulu hingga
batas pada atas neraca setara dengan angka nol. Jika sudah seimbang, maka meletakkan benda
yang ingin diukur massanya pada salah satu sisi timbangan. Lalu menggeser-geser anak timbangan
pada lengan neraca mulai dari anak timbangan terbesar hingga timbangan setimbang (setara
dengan angka 0). Jika sudah setimbang, maka kita harus menjumlahkan semua angka yang tertera
pada masing-masing anak timbangan. Neraca pada praktikum Distribusi Individu Dalam Populasi
Dan Komposisi Substrat berfungsi untuk untuk menghitung berat substrat dan kertas saring.

7. Ayakan
Ukuran ayakan dinyatakan dengan mesh, yaitu banyaknya lubang dalam setiap inci persegi.
Kisaran ukuran mesh standar adalah mulai dari 4 mesh sampai dengan 400 mesh. untuk menyaring
dan membedakan substrat. Ayakan yang digunakan berukuran 5, 10 dan 40 mesh.
8. Oven
Oven merupakan sebuah peralatan berupa ruang termal terisolasi yang digunakan sebagai
pengeringan suatu bahan. Pengeringan menggunakan oven lebih cepat dibandingkan dengan
pengeringan menggunakan panas matahari. Akan tetapi, kecepatan pengeringan tergantung dari
tebal bahan yang dikeringkan. Penggunaan oven biasanya digunakan untuk skala kecil. Oven yang
digunakan adalah elektrik oven yaitu oven yang terdiri dari beberapa tray didalamnya, serta
memiliki sirkulasi udara didalamnya. ( Saputra A, 2010 ). Oven pada praktikum praktikum
Distribusi Individu Dalam Populasi Dan Komposisi Substrat untuk mengeringkan substrat.

9. Spidol unuk memberi tanda pada sampel


Spidol adalah suatu alat tulis yang ukurannya lebih besar dari pulpen dan menggunakan tinta
tebal. ada beberapa jenis spidol antara lain permanen dan non permanen.
2.2 Cara Kerja
Praktikum ini dilaksanakan di bawah jembatan Suramadu pukul 11.00 – 13.00. Ada dua
kegiatan yang dilakukan diantaranya menghitung jumlah individu dalam sampling plot dan
mengidentifikasi karakter substrat. Langkah pertama yang dilakukan ialah membuat dua plot
dengan ukuran 50 cm x 50 cm dengan subplot berukuran 25 cm x 25 cm, kemudian praktikan
menarik garis transek yang tegak lurus dengan bibir pantai yang telah ditentukan oleh asisten
dosen sepanjang 50 meter. Jarak antar plot yaitu 5 meter. Praktikan menancapkan pipa plot
pada dasar perairan, kemudian mengambil sampel organisme pada tiap plot dan dilanjutkan
mengambil substrat pada plot ke 1,5 dan 10 yang dimasukkan pada kantung plastik yang telah
diberi label. Praktikan mengidentifikasi sampel organisme dan substrat di Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Airlangga.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Setelah dilakukan pengamatan dan koleksi organisme pada setiap plot, didapatkan data
identifikasi jenis organisme dan jumlahnya masing- masing serta kondisinya dalam tabel
1 di bawah ini.
Tabel 3.1. Distribusi Populasi Tiap Plot
Plot Organisme yang Ditemukan Jumlah Keterangan
1 Kelomang (Coenobita sp.) 6 Hidup 1
Kerang (Anadara granosa) 4 Hidup 3
2 Kelomang (Coenobita sp.) 4 Mati
Kerang (Meretrix meretrix) 2 Mati
3 Kelomang (Coenobita sp.) 2 Mati
Kerang (Fragum unedo) 2 Mati
4 Kelomang (Coenobita sp.) 2 Mati
Kerang (Meretrix meretrix) 2 Mati
5 Kelomang (Coenobita sp.) 2 Hidup
Kerang (Pinna sp.) 4 Mati
6 Kelomang (Coenobita sp.) 1 Mati
Kerang (Meretrix meretrix) 3 Mati
7 Kelomang (Coenobita sp.) 1 Mati
Kerang (Meretrix meretrix) 7 Mati
8 Kelomang (Coenobita sp.) 7 Mati
Kerang (Meretrix meretrix) 1 Mati
9 Kelomang (Coenobita sp.) 15 Mati
Kerang (Meretrix meretrix) 10 Mati
10 Kelomang (Coenobita sp.) 16 Mati
Kerang (Anadara granosa) 3 Hidup 1

Selain dilakukan koleksi organism juga dilakukan pengambilan sampel substrat untuk
dihitung persentase komposisinya. Plot yang diambil sampel substratnya adalah plot 1
sebagai plot awal, plot 5 sebagai plot tengah, dan plot 10 sebagai plot akhir. Massa masing-
masing komposisi substrat disajikan dalam tabel 3.2 dan hasil perhitungan persentase
komposisi substrat terdapat dalam tabel 3.3. (rumus presentase substrat ditulis di cara kerja)
Tabel 3.2. Massa masing- masing substrat pada plot 1, 5, dan 10.
ISI TABEL MASSA TIAP PLOT
Tabel 3.3. Presentase komposisi substrat masing- masing substrat pada plot 1, 5, dan 10.
ISI TABEL PRESENTASE KOMPOSISI SUBSTRAT
Setelah diketahui presentase komposisi masing- masing substrat, kemudian dibuat
tabel yang memuat jumlah organisme yang hidup pada masing masing substrat (tabel 3.4).
Tabel 3.4 Hubungan komposisi substrat terhadap jumlah organisme yang menghuni
substrat tersebut. (gabungan tabel 3.3
Plot Persentase komposisi Jenis organisme Jumlah organism
substrat yang ditemukan
1 Pasir (…%) Total kerang X
Berbatu (….%) Total kelomang Y

3.5 Pembahasan
Tujuan dari praktikum Distribusi Individu Dalam Populasi dan Komposisi Substrat ialah untuk
mengetahui jenis organisme pada setiap plot yang ada di pantai kenjeran, mengetahui jenis
organisme yang mendominasi pada setiap plot di pantai Kenjeran. Dan mengetahui hubungan atau
pengaruh komposisi substrat terhadap kehidupan suatu organisme di perairan pantai.
Pantai merupakan bagian wilayah pesisir yang bersifat dinamis, artinya ruang pantai (bentuk
dan lokasi) berubah dengan cepat sebagai respon terhadap proses alam dan aktivitas manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamisnya lingkungan pantai diantaranya adalah iklim
(temperatur, hujan), hidro-oseanografi (gelombang, arus, pasang surut), pasokan sedimen (sungai,
erosi pantai), perubahan muka air laut (tektonik, pemanasan global) dan aktivitas manusia seperti
reklamasi pantai dan penambangan pasir (Solihuddin, 2006).
Pantai merupakan bagian daratan yang terdekat dengan laut. Garis pantai adalah garis batas
antara laut dengan darat. Pesisir adalah bagian daratan yang tergenang oleh air laut ketika pasang
naik dan kering ketika pasang surut. Wilayah pesisir/pantai adalah suatu hal yang lebarnya
bervariasi, yang mencakup tepi laut (shore) yang meluas kearah daratan hingga batas pengaruh
marin masih dirasakan (Wahyudin,2005).
Beberapa gastropoda dan bivalvia memiliki habitat di perairan sepanjang pantai dan umumnya
banyak ditemukan pada perairan dangkal dan merupakan indikator polutan. Semakin besar polusi
yang terdapat pada suatu perairan maka gastropoda dan bivalvia yang mampu bertahan hidup akan
lebih sedikit atau hanya jenis tertentu saja yang akan ditemukan (Rosenberg and Resh, 1993).
Substrat mempunyai peranan penting bagi kehidupan gastropoda dan bivalvia. Menurut Nybaken
(1982) umumnya gastropoda dan bivalvia hidup disubstrat untuk menentukan pola hidup,
ketiadaan dan tipe organisme. Ukuran sangat berpengaruh dalam menentukan kemampuan
gastropoda dan bivalvia menahan sirkulasi air. Bahan organik dan tekstur sedimen sangat
menentukan keberadaan dari gastropoda dan bivalvia. Tekstur sedimen atau substrat dasar
merupakan tempat untuk menempel dan merayap atau berjalan, sedangkan bahan organik
merupakan sumber makanannya.
Pada praktikum ini, praktikan melakukan sampling substrat dan populasi suatu individu di
dalam suatu plot, yang dimana substrat diambil sebanyak 3 kali pada plot 1, plot 5 dan plot 10
.kemudian membawa individu dan substrat yang telah diambil(setelah melalui peletakan plot-plot
dengan kedalaman ± 10 cm dan jarak antar plot 10 meter sesuai dengan petunjuk dari asistensi).
Kemudian,menganalisis data tersebut menggunakan ayakan dengan ukuran 5 mesh,10 mesh, dan
40 mesh untuk setiap plot.
Organisme yang didapat, kemudian diidentifikasi morfologinya untuk menentukan jenis
spesies pada plot 1 hingga plot 10. Pada hasil identifikasi diketahui bahwa pada plot 1 terdapat 2
spesies, diantaranya Kelomang (Coenobita sp.) berjumlah 6 individu, dengan spesifikasi 1 hidup
dan individu lainnya mati, dan Kerang (Anadara granosa) berjumlah 4 individu, dengan
spesifikasi 3 hidup dan 1 mati. Kemudian pada plot 2 juga didapatkan 2 spesies yang berhasil
diidentifikasi, diantaranya Kelomang (Coenobita sp.) berjumlah 4 individu dimana semua individu
mati, dan Kerang (Meretrix meretrix) berjumlah 2 individu dimana semua individu mati. Pada plot
3, ditemukan Kelomang (Coenobita sp.) dan Kerang (Fragum unedo) dengan masing-masing
individu berjumlah 2 dan seluruhnya mati. Pada plot 4, spesies yang berhasil diidentifikasi
diantaranya Kelomang (Coenobita sp.) dan Kerang (Meretrix meretrix) dimana masing-masing
individu berjumlah 2 yang semuanya mati. Pada plot 5, terdapat 2 spesies diantaranya Kelomang
(Coenobita sp.) berjumlah 2 individu yang masih hidup dan Kerang (Pinna sp.) berjumlah 4
individu dimana individu tersebut diketahui telah mati. Kemudian, pada plot 6 ditemukan
Kelomang (Coenobita sp.) 1 individu yang telah mati dan Kerang (Meretrix meretrix) berjumlah
3 individu yang telah mati. Pada plot 7 didapatkan 2 spesies yaitu Kelomang (Coenobita sp.)
berjumlah 1 individu dan Kerang (Meretrix meretrix) berjumlah 7 individu yang tiap individu
ditemukan mati. Pada plot 8 didapatkan 2 spesies , diantaranya Kelomang (Coenobita sp.)
berjumlah 7 individu yang keseluruhnya mati dan Kerang (Meretrix meretrix) berjumlah 1
individu yang telah mati. Selanjutnya untuk plot 9 didapatkan 2 spesies , diantaranya Kelomang
(Coenobita sp.) berjumlah 15 individu dengan spesifikasi keseluruhan individu mati dan Kerang
(Meretrix meretrix) berjumlah 10 individu dimana seluruh individu mati. Terakhir pada plot 10
didapatkan 2 spesies, diantaranya Kelomang (Coenobita sp.) berjumlah 16 individu yang
keselruruhannya mati dan kerang (Anadara granosa) berjumlah 3 individu dengan spesifikasi 1
hidup dan 2 mati.
Berdasarkan spesies yang berhasil diidentifikasi diketahui spesies yang paling banyak
ditemukan yaitu Kelomang (Coenobita sp.) yang terdapat pada di setiap plot dan Kerang (Meretrix
meretrix).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

1. Terdapat 2 jenis organisme yang ditemukan di bawah jembatan Suramadu dalam


praktikum yaitu klomang dan kerang. Pada plot 1 ditemukan organisme Kelomang
(Coenobita sp.) dan Kerang (Anadara granosa). Pada plot 2 ditemukan organisme
Kelomang (Coenobita sp.) dan Kerang (Meretrix meretrix). Pada plot 3 ditemukan
organisme Kelomang (Coenobita sp.) dan Kerang (Fragum unedo). Pada plot 4 ditemukan
organisme Kelomang (Coenobita sp.) dan Kerang (Meretrix meretrix). Pada plot 5
ditemukan organisme Kelomang (Coenobita sp.) dan Kerang (Pinna sp.). Pada plot 6
ditemukan organisme Kelomang (Coenobita sp.) dan Kerang (Meretrix meretrix). Pada plot
7 ditemukan organisme Kelomang (Coenobita sp.) dan Kerang (Meretrix meretrix). Pada
plot 8 ditemukan organisme Kelomang (Coenobita sp.) dan Kerang (Meretrix meretrix. Pada
plot 9 ditemukan organisme Kelomang (Coenobita sp.) dan Kerang (Meretrix meretrix, dan
pada plot 10 ditemukan organisme Kelomang (Coenobita sp.) dan Kerang (Anadara
granosa)

2.

3.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, M. A., 2011. Pola Penyebaran Individu dalam
Populasi. http://marwahadinda2010.wordpress.com. Diakses pada hari Senin, 4 November2019
pukul 16.00 WIB.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. (Diterjemahkan oleh M. Eidman et. al.) 459 hlm.

Paulapuro, Hannu. 2000. Paper and Board grades. Papermaking Science and Technology. 18.
Finland: Fapet Oy.

Rasyid, 1993. Ekologi Tanaman. UMM Press, Malang.

Rosenberg, D. M. and V. H. Resh. 1993. Freshwater Biomonitoring and Benthic


Macroinvertebrates. Chapman and Hall. New York. London.

Saputra A dan Ningrum DK. 2010. Pengeringan Kunyit Menggunakan Microwave dan Oven.
Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Solihuddin, Tb. 2006. Karakteristik Pantai dan Potensi Bencana Geologi Pantai Bilungala,
Gorontalo. Segara. Vol II, No.1, Jakarta. ISSN 1907-0659, Hal.214-222.
Subroto, J. 2000. Buku Pintar Alat Laboratorium. Solo: Aneka.
Umar, R., 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Wahyudin, Y. 2005. Kerusakan Lingkungan Pesisir dan Laut Wacana pada Kolom Teras
WARTA Pesisir dan Laut Edisi Nomor 01/Th.VI/2005, ISSN 1410-9514

Yam, Kit L. 2009. The Wiley Encyclopedia of Packaging Technology. John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai