Anda di halaman 1dari 18

SAMPLING TUMBUHAN

Fitri Ainiyah(1711C1010)
Rahma Sapitri Jawa(1712C1002)

Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih


Tahun 2019/2020
Komunitas vegetasi pada tumbuhan mempunyai hubungan di antara mereka,
mungkin pohon, semak, rumput, lumut kerak dan Thallophyta, tumbuh-
tumbuhan ini lebih kurang menempati strata atau lapisan dari atas ke bawah
secara horizontal, ini disebut stratifikasi. Individu yang menempati lapisan
yang berlainan menunjukkan perbedaan-perbedaan bentuk pertumbuhan,
setiap lapisan komunitas kadang-kadang meliputi klas-klas morfologi
individu yang berbeda seperti, strata yang paling tinggi merupakan kanopi
pohon-pohon atau liana. Untuk tujuan ini, tumbuh-tumbuhan mempunyai
kelas morfologi yang berbeda yang terbentuk dalam “sinusie” misalnya pohon
dalam sinusie pohon, epifit dalam sinusie epifit dan sebagainya (Syafei,
1990).
Sampling tumbuhan menentukan permasalahan yang sering kita hadapi dalam
menentukan suatu individu tanaman. Tumbuhan yang terbentuk pohon atau herba. Untuk
tanaman yang hidup di dalam kelompok atau bereproduksi secara vegetatif dengan akar di
dalam tanah, cara yang umum digunakan adalah menganggap individu-inidividu tersebut
terputus-putus. Sedangkan untuk tanaman yang tumbuh dalam bentuk rumpun, maka
setiap rumpun dianggap sebagi satu individu. Untuk kondisi seperti ini, jenis pengukuran
yang paling cocok adalah dengan mengukur luas penutupan. Dalam ekologi, frekuensi
dipergunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang berisi suatu spesies
tertentu dengan jumlah total sampel. Frekunsi relatif suatu spesies adalah frekuensi dari
suatu spesies dibagi dengan jumlah frekuensi dari semua spesies yang terdapat dalam
suatu komunitas (Soegianto, 1994).
MACAM-MACAM TEKNIK
PENGAMBILAN
MACAM-MACAM
SAMPLING TEKNIK
TUMBUHAN
PENGAMBILAN SAMPLING TUMBUHAN
Berbagai teknik yang dilakukan untuk mengambil sampel tumbuhan.

 Teknik Sampling dengan Plot (quadrat sampling technique)


Beberapa metode dalam teknik sampling ini adalah :
1. Metode Species Area Curve (Minimal Area)
2. Metode Kuadrat
 kuadrat juga ada beberapa jenis:
-Liat quadrat
-Count/list count quadrat
-Cover quadrat (basal area kuadrat)
-Chart quadrat

 Teknik Sampling tanpa Plot (Plotless sampling technique)


Metode tanpa petak ini dapat dibagi menjadi :
1. Metode Point Intercept
2. Metode Line Intercept
3. Metode Point-Centered Quartered
4. Metode Jarak (Distance Method)
Pada percobaan ini dilakukan yaitu :
Untuk mengetahui kepadatan, frekuensi, dan dominansi dari organisme penyusun
suatu komunitas dengan menggunakan metode petak tunggal, petak ganda,dan line
transek,
METODE PERCOBAAN

Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu plot 1 x 1 m, patok 1m,
meteran, tali rafia (1 m, 30 m) dan alat tulis menulis.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu areal komunitas
yang diamati.
CARA KERJA

Metode Plot Tunggal


1. Dipilih suatu kawasan atau areal komunitas yang akan diamati.
2. Diletakkan plot berukuran 1 X 1 m ke area tersebut tanpa memilih daerah dimana plot
akan diletakkan.
3. Dilihat dan dihitung tumbuhan (rumput) per jenis dan jumlah keseluruhan yang ada di
dalam plot.
4. Dimasukkan data ke dalam tabel dan dianalisis untuk kerapatan, frekuensi, dan
dominansi masing-masing spesies yang didapatkan.
Metode Plot Ganda
1. Dipilih suatu kawasan atau areal komunitas yang akan diamati.
2. Dibentangkan 2 tali sepanjang 1 meter dan lebar diantara kedua tali sebesar 10 cm.
3. Dibuat plot sebanyak 5 plot pada bentangan tali tersebut, setiap 20 cm dibuat 1 plot
sampai terbentuk 5 plot.
4. Dilihat dan dihitung tumbuhan (rumput) per jenis dan jumlah keseluruhan yang ada di
dalam plot.
5. Dimasukkan data ke dalam tabel dan dianalisis untuk kerapatan, frekuensi, dan
dominansi masing-masing spesies yang didapatkan.
   Metode Line Transek
1. Dipilih suatu kawasan atau areal komunitas yang akan diamati
2. Dibentangkan tali sepanjang 10 m.
3. Hihitung dan diamati tumbuhan (rumput dan semak) yang tersentuh oleh tali.
4. Dilakukan pengambilan tiga kali sampling.
5. Dimasukkan data ke dalam tabel dan dianalisis untuk kerapatan, frekuensi, dan
dominansi masing-masing spesies yang didapatkan.
HASIL

Data Hasil Pengamatan dengan Menggunakan Metode Keterangan :


Line Transek
A = Rumput Gajah
B = Patikan Kebo
C = Tumbuhan A
D = Tumbuhan B
E = Putri Malu Mimosa pudica
F = Rumput Belulang
G = Tumbuhan C
H = Tumbuhan D
I = Tumbuhan E
Hasil Pengamatan dengan Menggunakan Metode Plot Tunggal

Keterangan :
A = Rumput Belulang
Hasil Pengamatan dengan Menggunakan Metode Plot Ganda

Keterangan :
A = Rumput Gajah
Hasil dari seluruh sampling dari berbagai metode dimasukkan kedalam tabel dan
dianalisis untuk kerapatan, frekuensi, dan dominansi masing-masing spesies yang di
dapatkan. Pada metode plot tunggal menghasilkan kerapatan mutlak 22, frekuensi mutlak
1, dominansi mutlak 1, INP 300%, dan SDR 100% dari 1 spesies yang didapatkan. Nilai
INP (Indeks Nilai Penting) dapat digunakan untuk melihat kerapatan, frekuensi dan
dominansi suatu spesies yang ada dalam suatu wilayah. Karena dalam metode ini hanya
didapatkan 1 spesies, maka dapat disimpulkan bahwa spesies tersebut memiliki kerapatan
tumbuh yang tinggi, menyebar dan mendominasi areal tersebut.
Pada metode line transek menghasilkan kerapatan mutlak total 131,4, frekuensi
mutlak total 4,97, dominansi mutlak total 0,95, INP total 299,83%, dan SDR total
99,95% dari 9 spesies yang didapatkan. Nilai INP dari masing-masing spesies A, B, C,
D, E, F, G, H dan I secara berurut adalah 123,55%, 37,44%, 13,58%, 20,22%, 44,25%,
11,03%, 13,58%, 27,25%, dan 8,98%. Dari 9 spesies yang ditemukan, didapatkan hasil
bahwa spesies A memiliki nilai INP tertinggi yaitu sebesar 123,55% berarti spesies A
memiliki kerapatan tumbuh yang tinggi, menyebar dan mendominasi areal tersebut.
Pada metode plot acak berganda menghasilkan kerapatan mutlak100, frekuensi mutlak 1,
dominansi mutlak 1, INP 300%, dan SDR 100% dari 1 spesies yang didapatkan. Nilai INP
(Indeks Nilai Penting) dapat digunakan untuk melihat kerapatan, frekuensi dan dominansi
suatu spesies yang ada dalam suatu wilayah. Karena dalam metode ini hanya didapatkan 1
spesies, maka dapat disimpulkan bahwa spesies tersebut memiliki kerapatan tumbuh yang
tinggi, menyebar dan mendominasi areal tersebut.
Indeks nilai penting dari masing-masing spesies menunjukkan dominasi suatu
jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan
kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas. Indeks Nilai Penting dihitung
berdasarkan penjumlahan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan
Dominansi Relatif (DR). Dapat pula disimpulkan bahwa setiap teknik-teknik
sampling yang digunakan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
proses perhitungannya dan penerapannya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingginya vegetasi pada suatu area
komunitas yaitu bisa disebabkan oleh faktor kesuburan tanah di area komunitas
tersebut, sehingga tumbuhan dapat memperoleh unsur hara atau makanan dengan
baik dan pertumbuhannya akan baik. Faktor lain yang mungkin berpengaruh
adalah faktor suhu atau iklim yang baik, sehingga memungkinkan tumbuhan
beradaptasi dengan baik serta dapat hidup dengan suhu dan iklim yang baik.
TERIMAKASIH

18

Anda mungkin juga menyukai