Asalamu’alaikum wr.wb, salam sehat, waras selalu ya, stay healthy, stay at
home/kos-kosan. Jaga kesehatan ya.
Berikut adalah bahan kedua kuliah ini, terusan dari pelabelan makanan.
a. Nama produk
b. Daftar bahan yang digunakan
c. Berat bersih atau isi bersih
d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor
e. Halal bagi yang dipersyaratkan
f. Tanggal dan kode produksi
g. Keterangan kedaluwarsa
h. Nomor izin edar, dan
i. Asal usul bahan pangan tertentu.
Apa tujuan pelabelan dan peraturan pelabelan pangan olahan ini? Tentu
memberi informasi kepada konsumen sehingga konsumen dapat memilih bahan
pangan yang akan dibeli. Semisal ada berapa jenis biskuit coklat: ada Oreo,
Goodtimes Cookies dsb. Dengan memberikan label yang berupa tulisan dan
gambar, maka akan memberikan keterangan pangan olahan yang dijual. Kalau
hanya ditulis “Oreo” maka konsumen yang tidak mengenal belum tentu tahu
produk apakah itu. Tetapi kombinasi gambar biskuit Oreo (dua keping biskuit
dan di tengahnya ada krim), jumlahnya dalam satu bungkus, maka informasi
tersebut dapat dipakai konsumen untuk memilih produk, misal konsumen ingin
biskuit yang ada kepingan coklatnya tetapi tidak ingin ada krimnya, maka ia
bisa menimbang-nimbang mana yang akan dibeli, Oreo atau Goodtimes
Cookies, hal yang lain, karena kecenderungan semakin ke sini konsumen
semakin memperhatikan kesehatan, maka kadang ada produk olahan dengan
varian produk “less sugar” semisal Teh Pucuk, Coca-Cola dengan Diet Coke,
Pepsi dengan Diet Pepsi, lalu produk kopi Nescafe mengeluarkan produk
dengan pemanis buatan, demikian juga dengan keripik jagung Nachos. Biskuit
mengeluarkan produk ‘biskuit gandum’ atau ‘roti tawar gandum’. Walaupun
dari rasa bisa lebih ‘tidak enak’ tetapi karena kesadaran akan kesehatan semakin
tinggi, maka produk dengan klaim ‘gula lebih sedikit’, ‘mengandung omega 3’,
‘mengandung antioksidan’, ‘gandum’ bisa tetap dibeli konsumen.
Varian yang kelihatan atau terdengar ‘lebih sehat’ ini dibuat untuk memenuhi
keinginan konsumen yang semakin ke sini semakin lebih memperhatikan
asupan makanannya. Missal produk dengan pengganti gula atau yang gulanya
dikurangi diharapkan menarik perhatian konsumen yang menderita diabetes
mellitus dan takut kadar gulanya meningkat. Produk-produk dengan gandum
dibuat untuk melancarkan pencernaan dan mengurangi kadar trigliserida yang
kemudian diharapkan mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler, demikian
juga berbagai 'lemak omega sekian sekian’ sampai kemudian kita sering
mendengar ‘lemak baik’ dan ‘lemak jahat’ yang merupakan ‘bahasa iklan’ yaitu
supaya sampai ke konsumen dan dimengerti oleh konsumen. Maksud lemak
baik dan lemak jahat (tentu tidak ada lemak yang baik hati dan lemak yang
berniat jahat), tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi lemak
tak jenuh (yaitu trigliserida dengan asam lemak berikatan rangkap) mengurangi
resiko plak pada dinding pembuluh darah dibandingkan dengan konsumsi lemak
jenuh. (ada banyak penelitian yang menunjang klaim ini, ada juga penelitian
yang tidak menunjang –harus dipelajari lebih lanjut).
Demikian dulu, nanti contoh membaca label produk diberikan (tidak semua
dibahas, tapi satu dua contoh dari tugas yang terkumpul hari ini, saya tunggu
sampai jam 12 malam ya)
Salam