Anda di halaman 1dari 13

Kelompok:

Fuad Akbar Maulana


Fitri Ainiyah
Rahma Safitri Jawa
SULFONAMIDA
A. Pengertian Sulfonamida
Sulfonamida (atau sering juga disebut obat sulfa) merupakan golongan obat-obatan yang
memiliki gugus fungsi sulfonamida. Golongan obat ini ada yang memiliki sifat antimikroba dan
ada juga yang tidak. Obat sulfa yang tidak memiliki aktivitas antibakteri misalnya sultiam yang
digunakan sebagai antikonvulsan, juga sulfonilurea dan diuretik tiazid.
Sulfonamida atau sulfa adalah golongan antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi
bakteri. Sulfa bisa digunakan untuk menangani berbagai penyakit akibat infeksi bakteri, seperti
infeksi saluran kemih, bronkitis, meningitis bakterial, pneumonia, serta infeksi mata atau telinga.

Gugus fungsi Sulfonamida


Sulfonamida bekerja dengan cara mengganggu pembentukan asam folat pada bakteri. Asam folat
merupakan nutrisi yang dibutuhkan bakteri untuk membentuk asam nukleat, DNA, dan RNA,
agar bakteri dapat berkembang biak. Jika proses pembentukan asam folat terganggu, bakteri
tidak bisa berkembang biak.
Alergi terhadap sulfonamid sering terjadi. Insiden keseluruhan dari reaksi obat yang merugikan
terhadap antibiotik sulfa adalah sekitar 3%, atau angka ini dekat dengan kejadian alergi karena
penisilin, maka obat yang mengandung sulfonamida diresepkan dengan hati-hati. Beberapa obat
atau bahan tamabahan makanan mengandung belerang seperti sulfat dan sulfit, tetapi secara
kimiawi tidak terkait dengan gugus sulfonamida, sehingga tidak menyebabkan reaksi
hipersensitivitas yang sama seperti yang terlihat pada sulfonamida.
Peringatan Sebelum Menggunakan Sulfonamida
 Jangan menggunakan sulfonamida jika Anda memiliki alergi terhadap obat ini atau obat
dengan kombinasi sulfa di dalamnya.
 Jangan menggunakan sulfonamida bila Anda sedang hamil atau menyusui.
 Sulfonamida tidak boleh digunakan pada anak usia di bawah 2 bulan.
 Konsultasikan penggunaan sulfonamida dengan dokter jika Anda berusia 65 tahun atau
lebih.
 Segera hentikan penggunaan sulfonamida bila muncul ruam di kulit. Penggunaan yang
diteruskan dapat membuat ruam semakin parah.
 Sulfonamida dapat menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari. Oleh sebab
itu, hindari paparan sinar matahari langsung atau gunakan tabir surya bila keluar rumah,
selama menggunakan obat ini.
 Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat asma, penyakit darah (seperti agranulositosis
dan anemia aplastik), defisiensi G6PD, penyakit ginjal, dan penyakit liver.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi warfarin, cyclosporine, digoxin,
methotrexate, asam valproat, pyrimethamine, clozapin, dan leucovorin.
 Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah
mengonsumsi obat ini.
B. Jenis dan merek dagang sulfonamida
Berikut ini adalah jenis dan merek dagang sulfonamida:
 Sulfamethoxazole
Sulfamethoxazole umumnya dikombinasikan dengan trimethoprim. Obat kombinasi ini
disebut kotrimoksazol.
Merek dagang sulfamethoxazole-trimethoprim: Bactoprim, Bactrim, Cotrimoksazole,
Fasiprim, Novatrim, Pehatrim, Primadex, Primazole, Primavon, Sanprima
 Sulfisoxazole
Merek dagang sulfisoxazole: -
Bentuk obat: minum
Dosis dewasa: 4–8 gram per hari, dibagi menjadi 4–6 dosis.
Dosis anak-anak >2 bulan: 75 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 4–6 dosis. Dosis
maksimal: 150 mg/kgBB per hari atau sama dengan 6 gram per hari.
C. Golongan Sulfonamida
1. Sulfadimethoxine (atau sulphadimethoxine, nama dagang Di-Methox atau Albon) adalah
obat antimikroba sulfonamide tahan lama yang digunakan dalam kedokteran hewan. Ini
digunakan untuk mengobati banyak infeksi, termasuk infeksi saluran pernafasan, saluran
kemih, enterik, dan jaringan lunak dan dapat diberikan sebagai standalone atau
dikombinasikan dengan ormetoprim untuk memperluas jangkauan target. Seperti semua
sulfamida, sulfadimethoxine menghambat sintesis bakteri dari asam folat dengan
bertindak sebagai inhibitor kompetitif terhadap PABA. Ini adalah obat yang paling umum
diresepkan untuk anjing yang menderita coccidiosis.
2. Sulfamonomethoxine
3. Sulfamethoxazole, umumnya dikombinasikan dengan trimethoprim. Obat kombinasi ini
disebut kotrimoksazol.
4. Sulfadiazine adalah obat untuk mengatasi sejumlah infeksi akibat bakteri. Obat yang
masuk ke dalam kelompok antibiotik sulfonamida (sulfa) ini bekerja dengan cara
membunuh bakteri atau menghentikan perkembangbiakannya.
Sulfadiazine juga bisa digunakan sebagai kombiasi pengobatan untuk toksoplasmosis dan
untuk mencegah kekambuhan penderita demam rematik
5. Sulfadimidin (Sulphadimidine, Sulfametazin) adalah Sulfonamida Anti-mikroba untuk
mengobati infeksi pada beberapa bakteri. Banyak digunakan dalam produksi olahan
seperti "Sulfadimidine Oral Suspension", "Sulfadimidine Solutions", "Tablet
Sulfadimidin". Hal ini juga digunakan dalam produksi obat hewan. Sulfonamida seperti
Sulfadimidine Sodium menghambat konversi enzimatik asam pteridin dan p-
aminobenzoat (PABA) menjadi asam dihidropteroat dengan bersaing dengan PABA
untuk mengikat dihydrofolate synthetase, yang merupakan intermediate sintesis asam
tetrahidrofolik.
6. Sulfaquinoxaline adalah obat hewan yang dapat diberikan kepada sapi dan domba untuk
mengobati coccidiosis. Ini tersedia di Pakistan dengan Sanna Laboratories dalam
kombinasi dengan Amprolium dan Vitamin K sebagai potensi pengobatan coccidiosis
D. Contoh-Contoh sulfonamida
1. Sulfacetamida (N-[(4-aminofenil)sulfonil]-asetamida;
2. Sulfadiazin
3. Sulfadimetoksin (4-amino-n-(4,6-dimetil-2-pirimidinil)benzenesulfonamida);
4. Sulfaguanidin(=sulfametazin:4-amino-N-(4,6-dimetil-2pirimidinil)benzenesulfonamida);
5. Sulfaguanidin (4-amino-N-(aminoiminometil)benzenesulfonamida);
6. Sulfametizol (4-amino-N-(5-metil-1,2,3-tiadiazol-2il)benzenesulfonamide);
7. Sulfametoksazol(4-amino-N-(5-metil-3-isoxazolil)benzesulfonamida);
8. Sulfatiazol (4-amino-N-2-tiazolilbenzenesulfonamida);dan sebagainya
E. Kelarutan
 Sulfa sulfa yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebas akan mudah larut dalam
HCl encer Irgamid dan Irgafon tidak larut dalam HCl encer
 Sulfa-sulfa dengan gugus aromatik sekunder sukar larut dalam HCl,misalnya
septazin,soluseptazin,sulfasuksidin larut dalam HCl,akan tetapi larut dalam NaOH.
 Sulfa Dengan gugusan SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasak dengan asam kuat HCl
atau HNO3.
Sulfa bertindak bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif dan
negatif.Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme saingan antara PABA (Para
Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus dasar sulfa:
H2N-C6H4-COOH
F.Reaksi Sulfonamida
Reaksi umum penentuan Sulfonamida:
1. Pemeriksaan pendahuluan atau penggolongan
a. Reaksi elementor terhadap unsur C,N,S : positif
b. Reaksi terhadap gugus-gugus amin:
Reaksi Diazotasi,reaksi dengan p-DAB HCl (Erlich),rekasi korek api dan reaksi
idophenol.Positif untuk amin-amin yang tidak terblokir atau amin bebas,amin yang
terblokir akan negative misalnya ftalazol
c. Reaksi terdap gugus sulfon:
Sulfonamida akan positif bila terjadi reaksi dengan penambahan:
Zat+H2O2 30%+HNO3 DAN BaCl2 atau Barium Nitrat dan adanya endapan
BaSO4 putih (BaSO4 sukar larut,bahkan aqua regia)positif untuk amin-amin bebas,
d. Reaksi furfural: terhadap gugus amin bebas
1 tetes pereaksi atau reagen (furfural 2% dalam asetat glasial)+zat memberikan
warna merah tua segera berubah menjadi ungu.
Semua sulfat memberikan hasil positif,kecuali sulfasuksidin,pthalazol,septazin.
e. Reaksi Vanilin: Huckhal dan Turftiti
Terhadap derivete metil piridin,diatas kaca arloji atau objek:1 tetes H2SO4
ditambah beberpa kristal vanilin,campurkan +zat uji,panaskan diatas nyala api kecil:
kuning atau hijau muda( dilihat dibawah dasar putih).
Kecuali: Sulfamerazin Na: merah tua
Sulfamezathin Na: merah tua
Irgamid : hijau tua-hitam dengan tepi merah
f. Reaksi Korek Api
Zat + HCL encer lalu kedalamnya dicelupkan korek api, Sulfonamida akan
positif,terjadi warna jingga sampai jingga kuning dari amin aromatis. Selain sulfa
yang positf untuk reaksi ini adalah floroglucine,asam sulfa nitrat dan resorcine.
Asam sulfanilat : kuning
g. Reaksi Diazo : untuk amin aromatik primer
Zat + 2 gtt HCL 2 N dan air, + NaOH dan teteskan larutan 0,1 gram β-naftol a-naftol
: merah ungu
Cratisin:kekeruhan jingga kuning
Negativ:sulfasuksidin,seltazin,thalazol
Khusus amin aromatis mula-mula terjadi endapan jingga,penambahan β-naftol
dalam NaOH menimbulkan warna merah ungu.Bila digunkan a-naftol terjadi warna
merah darah.
Amin aromatis yang tak bebas reaksinya negatif.Setelah dihidrolisa baru
memberikan hasil posif.
h. Reaksi Erlich dengan p-DAB HCl: Reaksi yang umum dengan amin aromatik
sulfonamida akan memberikan warna jingga dengan adanya amin aromatis primer
pada gugusnya.Bezokain dan alkaloid turunan amino benzoate lainnya positif
dengan reaksi ini.
Reaki: p-DAB HCl : 1 gram dalam 10 ml +air ad 100 ml zat + pereaksi 1-2 tetes di
atas plat tetes: warna yang timbul adalah warna kuning jingga.
Kuning sitrun: Sulfametazin,Sulfadizine,Sulfamorazin,Gratisin
Kuning: Elkosin
Kuining tua: Thalazol,Sulfanilamide
Jingga : Sulfaguanidin
i. Reaksi dengan CuSO4
Larutkan CuSO4 dalam air yang encer.Reaksi ini diberikan oleh sulfa yang
heterosiklik dalam NaOH dengan CuSO4 endapan tidak berwarna.
Hijau: Elkosin,Globucid,Lucocil,Sulfapyridin.
Ungu: Sulfaidzin,Sulfasuksidin,Sulfatiazol
Putih: Irgafon,Sulfanilamid.
j. Reaksi Indophenol ( khusus untuk amin aromatis dengan tempat para bebas)
Caranya :
Panaskan zat 100 mg dalam tabung reaksi + 2 cc air sampai mendidih lalu segera+2
tetes NaOH dan 2 ml kaforit + 1 tetes fenol liquafactum segar,amati warna yang
terjadi .
-Albuoid : Hijau (hijau tua)
-Elkosin: Coklat
-Gantrisin: Merah coklat
-Irgafon: Hijau
-Lucosil: Coklat merah
-Sulfapyridinn: Coklat
-Sulfa thiazol: kuning jingga
-Sulfaidiazin: merah rosa
-Sulfaquanidin: Kuning
- Sulfamorazin: merah rose
-Sulfamotatin: merah rose
-Sulfanolamid : biru(ungu)
-Sulfasuksidin: kuning lemah
-Thazalol : tidak berwarna
k. Reaksi Roux,amati perubahan warna
Pereaksi: Na Nitroprusida 10 ml
Aquadest 100 ml
NaOH 2 ml
KMnO4
Cara melakukan reaksi :
Na Nitropusid dilarutkan dalam air lalu+kan NaOH kemudian+KMnO4,terjadi endapan
banyak. Saring ke dalam botol berwarna coklat sebaiknya r.p, karena mudah terurai dalam
penyimpanan.
Cara melakukan reaksi:
Zat padat diletakan diatas plat tetes lalu tambah satu tetes pereaksi lalu diaduk dengan
batang pengaduk. Dilihat perubahan warna yang terjadi.
-Albuoid: Coklat hijau-hijau
-Sulfapyridin: Ungu
-Elkosin: Ungu coklat ungu
-Sulfasuksidin: Hijau kuning
-Sulfadiazin: Ungu-hijau biru
-Sulfathiazol: hijau kuning
-Sulfaquanidin: ungu-coklat
-Sulfatiooreum:merah biru
-Sulfamezatinus: ungu-hijau tua
-Irgafen : hijau kuning
-Lucosil : hijau kuning hijau
-Thazalol : (-0)
i. Reaksi dengan KbrO3
Tablet harus diisolasi terlebih dahulu
Pelaksanaanya:
Dalam tabung reaksi kecil 10 mg zat +1 ee H2SO4 + 1 tetes K-Bromat jenuh amati
perubahn warna yang terjadi.
-Sulfa yang memberikan warna kuning
-Sulfa yang memberikan warna ungu-biru,rose merah
-Asam Sulfanilat : Ungu coklat
-Cratisin: Coklat
-Marfanil: keruh putih kuning
-Medison: coklat-ungu-coklat
-Ftalazol: tidak berwarna
-Sulfadiazine: kuning jingga coklat merah
-Sulfanilamide: ungu merah
-Sulfasukdidin: ungu coklat,endapan
-Thidicur: kuning coklat,jingga
m. Pirolisa
Semua sulfa kalau di panaskan diatas titik leburnya akan terurai dan timbul warna
dari residu:
-Sulfadiazine: merah
-Sulfaguanidin: ungu
-Sulfanilamid : violet
-Sulfatiazol : coklat merah
Atau akan membebaska H2S:
-Elkosin
-Septazin
-Soluseptazin
-Sulfamerazin
-Sulfasuksidin
-Ultraseptyl
-Sulfatiazol
-Na-Sulfamezatin
-Na-Sulfamerazin
-Na-Sulfathiazol
-Na-Irgafen
-Sulfamozatin
-Na-Irgamid
Yang membebaskan H2S adalah garam Na nya,
Atau melepaskan NH3
-Sulfaguanidin
-Sulfanilamide
-Sulfathiszole
Atau gas SO2
-Lucosil
-Sulfapyridin
n. Sublimasi
- Sublimasi,hanya beberapa sulfa yang positif
(Sulfadiazin,Sulfamerazin,Sulfamezatin,Thalazol,Elkosin).
1. Reaksi Kristal
 Rekristalisasi aseton-air
- Dalam tabung reaksi zat dilarutkan dalam aseton,disaring filtratnya+air.Larutan di di
teteskan pada glass objek.
 Reak zat Kristal
-Drogendorf,yaitu zat + HCl 0,5 N + 1 tetes pereaksi dan asamkan beberapa lama,lihat
dibawah mikroskop
-Bouchardat,Fe kompleks, Bi kompleks dan Cu kompleks. Pembentukan reaksi kompleks
terjadi setelah pemanasan dan ada yang tanpa pemanasan telah terbentuk,misal
Sulfasetamida.Asam pikrat,asam pikrolon (jangan terlalu asam). Asam
silikowalframat( silikowalframat 2 % dalam HCl 4 N)
 Reaksi Eder
-( 1 bagian Br2,1 bagian Kbr dan 20 bagian air),PtCl3(AuCl3) dalam air 10 %
 Reaksi Romyn dan Leveizer
-Reagen berisi 10 gram Cu asetat dalam NaOH 25 % hingga 100 ml ,atau 1gram Cu
asetat dalam NaOH hingga 100 ml.Reaksi ini juga dapat memberikan bermacam-macam
warna dan positif untuk sulfat,barbital dan asam organik.
 Rowin: zat + CuAc kristal + amin,di goraskan batang kaca,aminya methylamin,dan
ethylamin
2. Reaksi pendahuluaan dan reaksi warna
a. Zat murni,di lelehkan dalam tabung reaksi akan terjadi perubahan warna dan keluar
gas H2S,NH3 dan CO3
b. Sublimasi,hanya beberapa sulfa yang positif
(Sulfadiazin,Sulfamerazin,Sulfamezatin,Thalazol,Elkosin).
c. Tes Weber ( K4Fe(CN)6 10% +Na Nitroprusid 10 %+ NaOH 10% campur sama
bnayak),perhatikan perubahan warna.
Metode Analisis
Nitrimetri adalah metode titrasi yang menggunakan NaNO2
Sebagai peniter dalam suasana asam. Pada suasana asam,NaNO2
berubah menjadi HNO2'asam nitrit( yang akan bereaksi dengan sampel yang dititrasi membentuk
garam diazonium. Pembentukan garam diazonium berjalan lambat, oleh karena itu untuk
mempercepat prosesnya biasanya ditambahkan KBr sebagai katalis.(Tim asisten,2014)
Zat yang dapat dititrasi dengan metode nitrimetri adalah zat yangmengandung gugus -NH2
'amin( aromatis primer atau zat lain yang dapat dihidrolisis atau direduksi menjadi amin aromatis
primer (Tim asisten,2014)
Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa
organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer.Penetapan kuantitas zat didasari oleh
reaksi antar fenil amina primer 'aromatik( dengan natrium nitrit dalam suasana asam membentuk
garam diazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan persamaan yang
berlangsung dalam dua tahap seperti berikut.:
NaNO2 + HCl NaCl +HNO2
Ar-NH2+HNO2 +HCl Ar-NaCl + H2O
Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar,karena garam diazonium yang terbentuk mudah
terdegradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrigen.Sehingga reaksi dilakukan pada suhu
dibawah 150 C reaksi diazotasi dapat di percepat dengan penambahan garam kalium,kalium
bromide(Tim asisten;2014)
Dalam titrasi diazotasi digunakan dua macam indikator, yaitu 3 indikator dalam dan
indikator luar. sebagai indikator dalam digunakan campuranin dikator tropeolin OO dan metilen
biru yang mengalami perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk
indikator luarnya digunakan kertas kanji iodide (Said,2003)
Indikator yang digunakan meliputi:
1. Indikator Dalam
Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen biru.Tropeolin OO
merupakan indikator asam-basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan warna
kuning bila dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai
pengkontras warna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan warna dari
ungu menjadi biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi.
2. Indikator Luar
Indikator luar yang digunakan adalah pasta kanji iodida atau dapat pula menggunakan
kertas kanji iodide. Ketika larutan digoreskan pada pasta atau kertas, adanya kelebihan
asam nitrit akan mengoksidasi iodid emenjadi iodium dan dengan adanya kanji atau
amilum akan manghasilkan warna biru segera. I ndikator kanji1iodida ini peka terhadap
kelebihan 0,05-0,10 ml natrium nitrit dalam 200 ml larutan.
Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagi berikut :(Abdurohman;2008)
NaNO2 + HCl NO2 +HCl
Ki+ HCl HCl + HI
2HI +2HONO 2NO +2H2O
I2 + kanji kanji iod (biru)
Prinsip reaksi nitrimetri
Prinsip titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi,yaitu:
1. Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatik primer(amin aromatik
sekunder dan gugus nitro aromatik).Contoh zat yang memiliki gugus amin aromatik
primer adalah benzokain.Contoh zat yang memiliki gugus amin aromatis sekunder adalah
parasetamol dan fenasetin.Contoh zat yang memiliki gugus nitro aromatik adalah
kloromfenikol.
2. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder.Contoh zat yang memiliki
gugus amin alifatis adalah Na siklamat.
3. Pembentukan senyawa azo dari gugus hidrazida.Contoh zat yang memiliki gugus
hidrazida adalah INH.
4. Pemasukkan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya titrasi dengan menggunakan
asam nitrit dalam suasana asam.
Reaksi diaazotasi tidak stabil dalam suhu kamar,karena garam diazonium yang
terbentuk mudah terdegradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga
reaksi dilakukan pada suhu di bawah 150 C.Untuk mendapatkan suhu dibawah 150 C
dapat dilakukan dengan merendam erlenmeyer yang berisi sampel dalam bejana berisi
batu es.
 Metode Kerja
Metode yang digunakan dalam analisis kuantitatif obat golongan sulfonamida ini adalah
metode nitritometri yang dikenal juga dengan metode pembentukan gram diazotasi.
Alat dan Bahan
 Alat
Alat-1alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah bulpump,buret, erlenmeyer, gelas
kimia, gelas ukur, kertas perkamen, lumpang dan alu, pipet tetes, pipet volum, statif dan
klem, korek api serta thermometer.

 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah : asam
klorida(HCl),aquadest(H2O),kontrimoksasol (table (table dansuspensi),metilen
biru(C16H18CIN3S),natrium nitrit(NaNO2) dantropeolinOO
(C10H14N3NaO2S),pereaksi parri,pereaksi DAB(Dimetilamin
Benzaldehid),amoniak,alkohol,asam sulfat (H2SO4),tembaga sulfat(CuSO4).
Cara Kerja
Analisis kualitatif:
a). Reaksi Korek Api
- Disiapkan korek api , yang ujungnya yang berwarna coklat sudah dibuang
- Lalu korek api tersebut dimasukkan HCl kedalam gelas kimia
- Kemudian korek api tersebut dimasukkan ke dalam cawan porselin yang berisi sampel
- Hasil akhirnya itu berwarna kuning jingga / merah
b). Reaksi Parri
- Disiapkan gelas beker
- Dimasukkan sampel kedalam gelas beker tersebut
- Ditambahkan alkohol kedalam sampel
- Lalu ditambahkan pereaksi parri dan amoniak
- Hasil akhirnya itu berwarna jingga
c). Reaksi Erlich

- Disiapkan sampel
- Ditambahkan pereaksi DAB – HCl
- Hasil akhirnya itu terbentuk warna ungu

d). Reaksi vanilin

- Disiapkan kaca objek


- Dimasukkan sampel diatas kaca objek ,
- ditambahkan beberapa serbuk vanilin
- setelah dicampur dengan sampel, dipanaskan diatas nyala api kecil
- hasil akhirnya merah

e). Reaksi Kristal

- Disiapkan sampel, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- Ditambahkan CuSO4 dan ke dalam sampel
- Hasil akhir endapan Kristal Hijau

Analisis kuantitatif:

f). Titrasi Nitritometri

- Disiapkan alat dan bahan


- Diambil ukuran sampel suspensi cotrimoksazol sebanyak 5 ml dengan gelas ukur,
dimasukkan kedalam gelas kimia
- Dipipet HCl sebanyak 10 mL, ditambahkan kedalam sampel homogenkan
- Dipipet aquadest sebanyak 20 mL, lalu ditambahkan kedalam sampel gelas kimia
berisi sampel
- Didinginksn hingga suhu ± 15 °c
- Ditambahkan indikator TOO dan MB dengan berbandingan 5 : 3 menjadi warna ungu
- Dititrasi dengan natrium nitrit hingga terjadi perubahan warna menjadi hijau toska

Anda mungkin juga menyukai