Anda di halaman 1dari 5

Protobiont (2016) Vol.

5 (3) : 54-58

Inventarisasi Jenis-Jenis Mangrove yang Ditemukan di Kawasan


Tanjung Bila Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas
Dekky1, Riza Linda1, Elvi Rusmiyanto Pancaning Wardoyo1
1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak,
email korespondensi: dekkymipa@ymail.com

Abstract
Mangrove is a community of tropical coastal plants dominated by several species of trees with shrubs that
have the ability to grow in coastal areas. The purpose of this research is to know various kind of mangroves
which located in Tanjung Bila area. The research were done for 4 month start from February until May 2016
in Tanjung Bila Pemangkat region Sambas regency. The data of mangrove vegetation were collected using
the transect line plot method. There were 8 species of mangroves found in Tanjung Bila area and classified
into 5 family i.e. Avicennia marina, Avicennia alba (Avicenniaceae), Bruguiera cylindrica, Rhizophora
apiculata (Rhizophoraceae), Sonneratia caseolaris (Sonneratiaceae), Acanthus ilicifolius, Acanthus volubilis
(Acanthaceae) dan Acrostichum speciosum (Pteridaceae).

Keywords: Tanjung Bila area, mangrove, inventory

PENDAHULUAN penyusun hutan mangrove yang ada di Indonesia


tergabung dalam 92 spesies tumbuhan, yang terdiri
Mangrove merupakan hutan yang tumbuh di pesisir atas pohon (47 spesies), semak (5 spesies), herba (9
pantai atau ekosistem yang dipengaruhi oleh spesies), epifit (29 spesies), dan parasit (2 spesies)
pasang surut air laut. Pengaruh laut dan darat, di (Susilowati et al., 2002).
kawasan ekosistem mangrove menyebabkan
terjadinya interaksi kompleks antara sifat fisika dan Hutan mangrove di pesisir pantai Kalimantan
sifat biologi (Arief, 2003). Mangrove berperan Barat, khususnya Kabupaten Sambas mempunyai
penting dalam melindungi pantai dari abrasi yaitu luas yang cukup besar. Luas hutan mangrove di
sebagai pemecah ombak dan tegakan mangrove Kabupaten Sambas mencapai 7.872 Ha dan sekitar
dapat melindungi pemukiman dari angin kencang. 229 Ha berada di Kawasan Tanjung Bila (BPS,
Akar mangrove mampu mengikat dan 2013). Hutan mangrove di Kawasan Tanjung Bila
menstabilkan substrat lumpur, hutan mangrove memiliki potensi kerusakan yang cukup tinggi
juga mempunyai fungsi hayati sebagai sumber akibat pengaruh antropogenik berupa penebangan
pakan, tempat pembiakan, perlindungan dan atau pengambilan kayu. Oleh karena itu diperlukan
pemeliharaan biota perairan, burung dan mamalia penelitian mengenai inventarisasi jenis-jenis
(Ezwardi, 2009). mangrove di Kawasan Tanjung Bila Kecamatan
Pemangkat Kabupaten Sambas. Penelitian ini
Berdasarkan vegetasi penyusunnya, hutan dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis mangrove
mangrove dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu yang dapat ditemukan di Kawasan Tanjung Bila.
hutan mangrove utama (major mangrove), adalah
mangrove yang tersusun atas satu jenis tumbuhan BAHAN DAN METODE
saja; hutan mangrove ikutan (minor mangrove), Waktu dan Tempat
yaitu mangrove yang terdiri atas jenis-jenis Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, mulai dari
campuran; dan tumbuhan asosiasi (associated Februari hingga Mei 2016. Lokasi penelitian
plants), yaitu berbagai jenis tumbuhan yang berada dilakukan di Kawasan Tanjung Bila, Kecamatan
di sekitar hutan mangrove yang kehidupannya Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat
sangat bergantung pada kadar garam, dan (Gambar 1). Identifikasi jenis mangrove dilakukan
kelompok tumbuhan ini biasanya hidup di daerah di lapangan dan di Laboratorium Biologi Fakultas
yang hanya digenangi air laut pada saat pasang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
maksimum saja (Tomlinson, 1986). Vegetasi Universitas Tanjungpura Pontianak.

54
Protobiont (2016) Vol. 5 (3) : 54-58

Gambar 1. Peta lokasi penelitian (Mapsource, 2016)

Alat dan Bahan ukuran yang berbeda-beda. Ukuran plot 10 x 10


Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meter untuk pohon, ukuran sub plot 5 x 5 meter
adalah alat tulis, GPS (Global Positioning System), untuk pancang, dan ukuran sub plot 2 x 2 meter
gunting, kompas, kamera, kertas HVS, meteran, untuk semai (Onrizal, 2008) (Gambar 2).
parang, plastik, pancang, dan tali raffia.
Bahan yang digunakan adalah alkohol 70%. Identifikasi Sampel
Identifikasi jenis mangrove dilakukan dengan
Pengambilan Sampel menggunakan buku Panduan Pengenal Mangrove
Pengambilan data vegetasi hutan mangrove di Indonesia (Noor et al., 2006), Biodiversitas
dilakukan dengan metode transek berplot yaitu di Genetik Spesies dan Ekosistem Mangrove di Jawa
dalam transek terdapat masing-masing plot. Garis (Susilowati, et al., 2002), Field Guide To
transek diletakkan tegak lurus dengan garis pantai, Philippine Mangroves (Primavera, 2009), dan
dengan dibuat sepanjang 50 m ke arah darat, Mangrove Guidebook for Southeast Asia ( Giesen,
sehingga terdapat 5 plot dalam satu garis transek. et al., 2006).
Setiap plot di dalamnya terdapat sub plot dengan

Gambar 2. Desain kombinasi metode transek berplot (Onrizal, 2008)

55
Protobiont (2016) Vol. 5 (3) : 54-58

HASIL DAN PEMBAHASAN famili. Jenis mangrove terbanyak didominasi oleh


Hasil famili Acanthaceae, Avicenniaceae dan
Mangrove yang ditemukan di Kawasan Tanjung Rhizophoraceae masing-masing berjumlah 2
Bila Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas spesies (Tabel 1).
berjumlah 8 spesies yang dikelompokan menjadi 5

Tabel 1. Jenis-Jenis Mangrove yang Ditemukan di Kawasan Tanjung Bila Kecamatan Pemangkat Kabupaten
Sambas
Famili Spesies Nama local Keterangan
Acanthaceae Acanthus ilicifolius Jeruju hitam Minor
A.volubilis Jeruju Minor
Avicenniaceae Avicennia marina Api-api jambu Mayor
A.alba Api-api putih Mayor
Rhizophoraceae Bruguiera cylindrical Tancang putih Mayor
Rhizophora apiculata Bakau minyak Mayor
Sonneratiaceae Sonneratia caseolaris Bogem Mayor
Pteridaceae Acrostichum speciosum Paku laut lasu Minor

Pembahasan Avicenniaceae ini dengan sebutan api-api. Ciri-ciri


Berdasarkan hasil identifikasi dan pengamatan umum mangrove dari famili Avicenniaceae yang
yang dilakukan di Kawasan Tanjung Bila ditemukan pada penelitian ini adalah habitusnya
Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas berupa pohon, daun tunggal dengan letak
ditemukan 8 spesies penyusun hutan mangrove berlawanan dan akar pasak berbentuk pensil. Ciri-
yang dikelompokkan menjadi 5 famili yaitu A. ciri dari spesies A. marina memiliki daun berbentuk
marina, A. alba (Avicenniaceae), B. cylindrica, R. elliptical-lanceolata, ujung daun runcing dengan
apiculata (Rhizophoraceae), S. caseolaris permukaan daun bagian atas berwarna hijau kuning
(Sonneratiaceae), A. ilicifolius, A.volubilis mengkilap dan bagian bawah daun berwarna abu-
(Acanthaceae) dan A. speciosum (Pteridaceae). Di abu atau keputihan. Buah A. marina berbentuk
antara vegetasi mangrove yang ditemukan 5 jenis membulat berwarna hijau agak abu-abu dan
di antaranya adalah kategori mangrove mayor dan diselubungi bulu-bulu halus pendek, ujung buah
3 jenis mangrove minor (Tabel 1). agak tajam seperti paruh. Menurut Kusman et al.,
(2003) batang A. marina dapat mencapai diameter
Jumlah jenis mangrove yang ditemukan pada 40 cm dan tinggi pohon bisa sampai 25 m. A.
penelitian ini tidak berbeda jauh jika dibandingkan marina ditemukan disemua stasiun penelitian yakni
dengan penelitian yang dilakukan oleh Tierdhani di area tambak penduduk (St 1), area dekat muara
(2011) di Kawasan Muara Sungai Peniti Kabupaten sungai (St 2) dan area hutan mangrove yang masih
Pontianak dan Hambran (2014) di Desa Sebubus alami (St 3). Aida et al., (2014) menyatakan bahwa
Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas. Hasil A. marina merupakan tumbuhan pionir pada lahan
penelitiannya masing-masing memperoleh 6 dan 8 pantai, yang memiliki kemampuan menempati dan
jenis vegetasi penyusun hutan mangrove. tumbuh pada berbagai habitat pasang-surut, bahkan
ditempat asin sekalipun. A. marina di Australia
Anggota famili Acanthaceae, Avicenniaceae dan dapat tumbuh dan toleran terhadap kadar salinitas
Rhizophoraceae merupakan mangrove yang yang sangat tinggi yaitu sebesar 85 ppt
banyak ditemukan di Kawasan Tanjung Bila, (Aksornkoae, 1993).
masing-masing sebanyak 2 spesies. Banyaknya
mangrove yang ditemukan dari famili Karakteristik dari A. alba yang ditemukan memiliki
Acanthaceae, Avicenniaceae dan Rhizophoraceae daun berbentuk elliptical-oblong, ujung daunnya
dikarenakan sangat mudah beradaptasi dengan meruncing, warna permukaan daun bagian atas
kondisi lingkungan di sekitarnya dan memiliki hijau mengkilat dan dan bagian bawah pucat putih
sebaran yang luas. berlilin. Buah A. alba berberbentuk seperti kerucut,
elips memanjang seperti cabai. Menurut Noor et
A. marina dan A. alba merupakan jenis mangrove al., (2006) spesies A. alba memiliki habitus berupa
dari famili Avicenniaceae. Masyarakat setempat pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian
mengenal jenis mangrove dari famili mancapai 25 m. Kumpulan pohon membentuk
56
Protobiont (2016) Vol. 5 (3) : 54-58

sistem perakaran horizontal dan akar nafas yang memiliki pengaruh masukan air tawar yang kuat
rumit. Akar nafas biasanya tipis berbentuk jari atau secara permanen.
seperti asparagus yang ditutupi oleh lentisel. A.alba
pada penelitian ini ditemukan disemua stasiun Mangrove dari famili Sonneratiaceae yang
pengambilan sampel. Menurut Giesen et al., ditemukan pada penelitian ini adalah S.caseolaris.
(2006), A.alba adalah tumbuhan pionir yang biasa S.caseolaris yang ditemukan berbentuk pohon
dijumpai pada tanah lumpur yang baru terbentuk di dengan permukaan batang yang halus dan akar
tepi laut juga di bagian yang lebih asin di sepanjang vertikal berbentuk kerucut. Daunnya tunggal
pinggiran sungai yang dipengaruhi pasang surut. dengan letak berlawanan, bentuk daun bulat telur
memanjang dan ujung tumpul membulat, tangkai
B. cylindrical merupakan salah satu anggota dari daun berwarna merah. Buah S.caseolaris berwarna
famili Rhizophoraceae yang ditemukan di hijau kekuningan permukaan licin, kelopak tidak
Kawasan Tanjung Bila. Karakteristik dari B. menutupi buah cuping kelopak melebar dan
cylindrical yang ditemukan memiliki habitus membalik. Jenis ini kurang dapat beradaptasi
berupa pohon, buahnya berbentuk silindris dengan kondisi lingkungan di Kawasan Tanjung
memanjang agak melengkung, warnanya hijau Bila, sehingga hanya ditemukan di St 2 dengan rona
didekat pangkal buah dan hijau keunguan dibagian lingkungan yang dekat dengan Muara Sungai
ujung buah. Daun B. cylindrical berbentuk bulat (Gambar 1). Keberadaan S. caseolaris yang hanya
telur terbalik memanjang, ujungnya agak pada St 2 menunjukan bahwa jenis ini mampu
meruncing, warna daun dibagian permukaan atas tumbuh pada bagian yang mendapat masukan air
hijau cerah dan bagian bawah kekuningan. tawar. Menurut Susilowati et al., (2002) jenis ini
Menurut Sudarmadji, (2004) tinggi pohon B. tumbuh di tepi Muara Sungai, dan menyukai
cylindrical dapat mencapai 4 m, batang silindris, salinitas yang rendah.
kulit luar batang berwarna abu-abu , relatif halus
Famili lainnya yang juga ditemukan di Kawasan
dengan sedikit lentisel. B. cylindrical pada
Tanjung Bila adalah famili Acanthaceae dan
penelitian ini hanya ditemukan di St 2 dan St 3.
Pteridaceae. Kedua famili ini adalah vegetasi
Menurut Susilowati et al., (2002), Bruguiera sp
mangrove yang termasuk dalam kelompok
menyukai tanah lempung yang mengandung sedikit
mangrove minor. Kelompok mangrove yang tidak
bahan organik dan biasanya terdapat dibagian
mampu untuk membentuk komponen utama
belakang zona Avicennia.
vegetasi yang menyolok, sehingga jarang
membentuk tegakan murni dan hanya menempati
Anggota dari famili Rhizophoraceae yang lain tepian habitat (Susilowati et al., 2002). Anggota
yang ditemukan di Kawasan Tanjung Bila adalah famili Acanthaceae yang ditemukan sebanyak 2
R. apiculata, atau dikenal dengan nama bakau spesies yaitu A.ilicifolius dan A.volubilis.
minyak. Ciri-ciri dari R. apiculata habitusnya Karakteristik A.ilicifolius dan A.volubilis yang
berupa pohon, batangnya berwarna abu-abu tua, biasa dikenal oleh masyarakat dengan sebutan
daun permukaan halus mengkilap, ujung runcing jeruju, memiliki habitus berupa semak. Daunnya
dengan duri, bentuk lonjong, ukuran panjang 3-13 merupakan daun tunggal, letaknya berlawanan
cm, pangkal berbentuk baji, permukaan bawah berbentuk lanset lebar, permukaan daun halus.
tulang daun berwarna kemerahan, tangkai pendek. Ujung daun A.ilicifolius meruncing berduri tajam
Buah R. apiculata berwarna coklat, bentuk mirip dan tepi daunnya berbentuk gerigi besar-besar.
buah jambu air, hipokotil silindris berdiameter 1-2 A.volubilis memiliki ujung daun yang runcing dan
cm, panjang dapat mencapai 20 cm, bagian ujung tepi daun yang rata.
sedikit berbintik-bintik, warna hijau keunguan dan
akarnya berbentuk akar tunjang. Menurut Noor et A. speciosum merupakan satu-satunya anggota dari
al., (2006) tinggian pohon R. apiculata dapat famili Pteridaceae yang ditemukan di Kawasan
mencapai 30 m dengan diameter batang mencapai Tanjung Bila. Mangrove ini dikenal oleh
50 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga masyarakat lokal dengan sebutan paku laut lasu. A.
mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang speciosum hanya ditemukan di St 2 yang
memiliki akar udara yang keluar dari cabang. R. berdekatan dengan Muara Sungai. Menurut
apiculata ditemukan di 2 stasiun pengamatan, yaitu Kusman et al., (2003) A. speciosum tumbuh pada
St 2 dan St 3. Menurut Kusman et al., (2003) R. areal mangrove yang lebih sering tergenang oleh
apiculata tumbuh pada tanah berlumpur, halus dan pasang surut. Khususnya tumbuh pada gundukan
tidak menyukai substrat yang keras dan bercampur lumpur yang dibangun oleh udang dan kepiting
pasir. Menyukai perairan pasang surut yang yang terlindung atau di bawah naungan. Ciri-ciri
57
Protobiont (2016) Vol. 5 (3) : 54-58

umum A. speciosum yang ditemukan pada Kusman, C, Onrizal, & Sudarmadji, 2003, Jenis-Jenis
penelitian ini adalah habitusnya berupa semak. Pohon Mangrove di Teluk Bintuni Papua,
Daunnya majemuk menyirip, berbentuk lanset, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor,
ujung daun runcing, daun muda berwarna hijau Bogor
kecoklatan sisi bawah ujung daun tua fertil, Noor, YR, Khazali, M & Suryadiputra INN, 2006,
sporangia coklat. Panduan Pengenal Mangrove di Indonesia,
Wetland Internasional Indonesia Programme,
UCAPAN TERIMA KASIH Bogor
Onrizal, 2008, Panduan Pengenal dan Analisis Vegetasi
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Hutan Mangrove, Departemen Kehutanan,
Bujang dan Darmi yang telah membantu dalam Fakultas pertanian, Universitas Sumatra Utara,
pengambilan sampel penelitian. Medan
Primavera, JH, 2009, Field Guide to Philippine
DAFTAR PUSTAKA Mangroves, Philipine Tropical Forest
Conservation Foundation.Inc, Manila
Aida, GR, Wardiatno, Y, Fahrudin, A & Kamal, MM,
2014, ‘Produksi Serasah Mangrove di Pesisir Sudarmadji, 2004, ‘Deskripsi Jenis-jenis Anggota Suku
Tangerang Banten’, Jurnal Ilmu Pertanian Rhizophoraceae di Hutan Mangrove Taman
Indonesia Vol. 19, no. 2, hal. 91-97 Nasional Baluran Jawa Timur’, Jurnal
Biodiversitas, Vol. 5, No. 2, hal. 66-70
Aksornkoae, S, 1993, Ecology and Management of
Mangroves, IUCN, Bangkok Susilowati, A, Setyawan, AD & Sutarno, 2002,
Biodiversitas Genetik, Spesies, dan Ekosistem
Arief, A, 2003, Hutan Mangrove Fungsi dan Mangrove Di Jawa, Kelompok Kerja
Manfaatnya. Kanisius, Yogyakarta Biodiversitas Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Badan Pusat Statistik, 2013, Sambas Dalam Angka
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Ezwardi, I, 2009, Struktur Vegetasi dan Mintakat Hutan
Tierdhani, FD, 2011, Komposisi Vegetasi dan Produksi
Mangrove Di Kuala Bayeun Kabupaten Aceh
Serasah Hutan Mangrove Di Kawasan Muara
Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
Sungai Peniti Kabupaten Pontianak, Skripsi,
Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Giesen, W, Wuffraat, S, Zieren, M & Scholten, L, 2006,
Tomlinson, PB, 1986, The Botany of mangroves,
Mangrove Guidebook for Southeast Asia, FAO
Cambridge University Press, Cambridge UK
and Wetlands Internasional, Bangkok
Hambran, Linda, R & Lovadi, I, 2014, ‘Analisa Vegetasi
Mangrove Di Desa Sebubus Kecamatan Paloh
Kabupaten Sambas’, Jurnal Protobiont Vol. 3,
no. 2, hal. 201-208, <
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jprb/article/vi
ew/6815/7020>

58

Anda mungkin juga menyukai