Anda di halaman 1dari 14

IDENTIFIKASI KERAGAMAN RUMPUT LAUT (seaweed) DI PANTAI

KASTELA
“Zulkarnain Abd Rahman, Nur Sarif, Risnawati Yakub, Agustin Fataharani,Norul Fitri, Nurbany
Maruf, Riskam Aramin“
Program Studi PendidikanBiologi
FakulatasKeguruan Dan IlmuPendidikan, UniversitasKhairun 2019.
Alamat :Jln. Bandara Babullah Kampus 1 Unkhair

Abstrak
Adapun tujuan penelitian yang kami muat dalam penelitian ini adalah Untuk mengatahui
cara pengamatan kergaman pada jenis jenis rumput laut yang ada di pantai kastela Pengambilan
data mengunakan identifikasi secara langsung pada ploting yang telah di buat dan analisis
datanya menggunakan Indeks Keanekaragaman, Indeks Dominasi, Indeks keseragaman Hasil
praktikum yang di dapatkan, yakni keragaman jenis rumput laut di dapatkan dari filum
phaeyopita yang mana di dominasi oleh jenis padian australis. Tidak heran jenis ini
mendominasi komuitas dari pantai kastelah, dengan habitat yang ekstrim di mana debit air yang
rendah dan keruh serta terdapat arus gelombang yang kuat membuat hanya beberapa jenis
rumput laut yang mampuh hidup. Namun padina australis mampu hidup dengan kondisi yang
demikian.
Keywords: Rumput laut, Identifikasi,Keanekaragaman,Dominansi, Keseragaman.

PENDAHULUAN luas di seluruh Indonesia menjadikan


Indonesia dijuluki dengan sebutan
A. LATAR BELAKANG
Mega Biodiversity Country. Namun
Sebagai negara Kepulauan
hingga saat ini, pemanfaatan sumber
yang terdiri dari 17.508 pulau dengan
daya hayati yang tersebar di seluruh
panjang pantai sekitar 81.000 km
Indonesia ini masih relatif rendah
(Insan dan Dwi, 2008) dalam
(Yudha, 2009) dalam
(agustriawan,2011), Indonesia
(agustriawan,2011),.
memiliki potensi sumber daya hayati
Rumput laut merupakan
pesisir dan laut yang sangat besar.
ganggang (alga) makrobentik yaitu
Keanekaragaman hayati yang tersebar
ganggang berukuran besar dan D. Manfaat Penelitian
menempel pada substrat dengan Adapun manfaat penelitian yang dapat
penyebaran mulai dari daerah pasang kami sajikan yakni :
surut terendah sampai perairan yang  Mendaptkan data tentantang kergaman
dangkal dalam suatu lingkungan rumput laut yang ada di pantai desa
perairan laut (Trono and Ganzon, kastela.
1988) dalam (agustriawan,2011), E. Metode Penelitian
Rumput laut merupakan salah 3.1. Tipe Penelitian
satu dari berbagai sumber hayati laut Penelitian ini merupakan penelitian 
yang dapat dimanfaatkan secara deskriptif penelitian yakni mengident
ekonomis untuk manusia. Rumput laut ifikasi keragaman rumput laut di pantai
banyak dimanfaatkan untuk bahan Kastela.
makanan, bahan dasar obat-obatan
maupun bahan dasar kosmetik. 3.2. Waktu Dan Tempat
(Handayani, 2006). Penelitian ini di lakukan selama 2
B. Rumusan Masalah minggu mulai survei lokasi dari tanggal
Adapun rumusan masalah yang kami 10 November dan identifikasi serta
muat dalam penelitian kali ini adalah analisis data pada tanggal 23 Desember

 Bagaimana melakukan pengamata 2019, Pada lokasi yaitu pantai Kastela.

keragaman pada jenis jenis rumput laut


yang ada di pantai kastela
C. Tujuan
Adapun tujuan penelitian yang kami
muat dalam penelitian ini adalah :
 Untuk mengatahui cara pengamatan
kergaman pada jenis jenis rumput laut
yang ada di pantai kastela.

dalam penelitian ini yakni meteran 100


3.3. Alat Penelitian m, tali, plastik, alat tulis
Alat dan bahan yang di gunakan (pena/pensil,kertas,papan
LJK,), kamera/hp, gunting, kertas zipper. Destalino, 2018).
3.4. Metode Penelitian Penelitian di mulai dengan
Pada masing-masing stasiun memilih lokasi di pantai kastelah sebelah
dibentangkan tiga buah transek garis selatan dan utara. Untuk di buat menjadi
dengan posisi tegak lurus garis pantai ke dua stasiun di mana masing-masing
arah tubir (tubir adalah bagian dari garis stasiun memiliki diameter seluas sekitar
pantai yang berdekatan dengan lautan 30 m. kemudia mulai mengambil titik
dalam), pada tiap garis diletakkan tiga garis line di dalam stasiun yang mana
buah plot. Sehingga diperoleh sembilan masing-masing stasiun terdiri dari tiga
plot pengamatan pada masing-masing line. Dengan panjang line 10 meter.
stasiun. Kemudian buat ploting yang berukuran
1mx1m sebnyak 3 ploting dalam satu
garis line. Setelah kedua stasiun telah
dibuat selanjutnya mengukur parameter
lingkungan yang di antaranya
suhu,salinitas dan derajat
keasaman,untuk suhu di ukur dengan
thermometer dan ph di ukur dengan ph
meter serta salinitas mengunakan
refaktometer.
3.5. Identifikasi
Pada setiap plot pengamatan
Pengambilan data mengunakan
ditempatkan sebuah transek kuadrat
identifikasi secara langsung pada ploting
dengan ukuran 5 m x 5m yang disekat
Stasion 1 Gambar 1. Station 1 yang telah di buat. Di mulai dengan
menjadi 30 bagian dengan Stasion
ukuran2
dan stasion 2
melihat banyaknya individu dalam satu
masing-masing petak 1 m x 1 m . Jarak
plot, dan di cocokan dengan referensi
antara transek kuadrat diseragamkan dan
yang buku mengenai keragaman rumput
disesuaikan dengan luas rumput laut
laut.(trono, et al, 1998) dalam
yang ada. Dalam tiap transek kuadrat
(agustiawan ,2011).
yang telah ditempatkan, dilihat indeks
3.6. Analisis Data
keragaman, keseragaman dan dominansi
1. Indeks keragaman (H)
(Wibowo, Ario, Suryono, Taufiq, &
Data berupa keanekaragaman jenis Interpertasi :
yang dianalisa menggunakan Indeks Bila nilai E, mendekati nol (0).
Keanekaragaman jenis Shanon– Spesies penyusunya tidak banyak
Weaver (Odum, ragamnya, ada dominasi dari spesies
1993).dalam(Wibowo et al., 2018) tertentu dan menunjukan tekanan
n
terhadap tekanan ekosistem bila E
H ' =−∑ ❑ ¿ ln ¿
i=1 N N mendekati satu (1), jumlah individu
Dengan : yang di miliki antar spesies tidak jauh
H’ : indeks keragaman jenis berbeda,tidak ada dominasi dan tidak
Ni : jumlah individu ke-i ada tekanan terhadap ekosistem indeks
N : jumlah total individu dominasi.
seluruh jenis 2. Indeks dominasi (C)
Interpertasi : Indeks Dominasi (C) dihitung
H’< 1 = berarti komuntas dengan menggunakan rumus (Odum
dalam keadaan tak stabil. 1993) dalam (Wibowo et al., 2018)
1< H’< 3 = berarti
komunitas dalam keadaan n
C=∑ ❑ ¿ ( )
sedang (moderat). 1=1 N
H’>3 = berarti komunitas 2

dalam keadaan baik.

1. Indeks keseragaman (E) Dengan :

Indeks keseragaman dihitung C : indeks dominasi

menggunakan rumus dari Odum Ni : jumlah individu jenis ke-i

(1993) dalam (Wibowo et al., 2018) N : jumlah total individu


seluruh jenis

H' Interpertasi :
yaitu : E=
inS Bila nilai C, mendekati nol
Dengan : (0) di dalam komunitas tersebut
E : indeks keseragaman tidak ada spesies yang dominan,
H’ : indeks keragaman komunitas dalam keadaan stabil,
S : jumlah macam spesies dan bila nilai C mendekai 1
(satu), ada dominasi dari spesies (turbinaria conoides).
tertentu, komunitas berada dalam
keadaan labil dan terjadi tekanan Suhu di lokasi penelitian yakni
pada ekosistem. pantai kastela,20oC sedangkan untuk kondisi
F. Hasil dan Pembahasan PH air di pantai kastelah yang kami ukur
4.1. jenis jenis rumput laut menggunakan kertas laktmus menunjukan
Secara garis besar pantai kasetelah kondisi air laut yang basah, dan untuk
terletak di selatan kota ternate yang salinitasi air laut di pantai kastelah yang di
berhadapan dengan pulau makian, kondisi ukur mengunakan hand refactometer
pantai yang di dominasi dengan pasir hitam 47%brix. Sedangkan untuk suhu optimum
dan turumbung karang. Pantai kastelah bagi tumbuhnya rumput laut yakni 15oC-
mejadi destinati wisata bagi masyarakat kota 30oC dan silinitas yang baik yakni 30-37ppt.
ternate, di balik itu terdapat kelimpahan (Luning, 1990 dalam Pulukadang,
sumber daya lautnya yakni gulma laut atau 2004).dalam (agustriawan,2011).
(seaweed) rumput laut. Yang bervariasi Kondisi pantai kastelah yang
jenis,yang terdapat mulai dari kedalam 10 memiliki subtrat batu karang dan lumpur
cm sampai dengan 80cm. dan pada pasir dengan ombak yang sanggat besar di
kedalaman tertentu. musim selatan.kondisi ombak yang kuat
Dari hasil identifikasi yang menyebabkan rumput laut yang tumbuh di
ditemukan sebanyak 3 jenis individu subtract pasir berlumpur tidak kuat untuk
berbeda pada stasiun 1 sebelah selatan menahan ombak. Sedangkan untuk rumput
pantai kastela yang terdiri dari 2 koloni laut yang tumbuh di subtract batu karang
(padina australis),11 individu (halemeda mampu tumbuh dan berkembang.
macroloba), 14 individu (condium
intricatum okamaru), dan 5 jenis individu 4.2. keragaman rumput laut.
berbeda pada stasiun 2 sebelah utara pantai Salah satu potensi biota laut
kastela yang terdiri dari 34 individu (padina perairan Indonesia adalah alga makro atau
australis), 2 individu (turbinaria decurrens), dikenal dalam perdagangan sebagal rumput
7 individu (neomoris annulata), 1 individu laut (seaweed). Alga makro laut ini tidak
(rosenvingea orientalis), 1 individu mempunyai akar, batang dan daun sejati
(acrosorium polyneurum), 3 individu yang kemudian disebut dengan thallus,
karenanya secara taksonomi dikelompokkan dengan arus dan gelombang yang tidak
ke dalam Divisio Thallophyla. Empat kelas begitu kuat. Perkembangbiakan alga makro
cukup besar dalam Divisio ini adalah laut dapat terjadi melalui dua cara, yaitu
Chlorophyeae (alga hijau), Phaehphyceae secara vegetatif melalui thallus dan secara
(alga coklat), Rhodophyceae (alga merah), generatif melalui thallus dipploid yang
dan Cyanophyceae (alga biru-hijau). menghasilkan spora.
(waryono,2008) Ekspedisi laut Siboga (1899-1900),
Alga biru hijau dan sebagian jenis menginvetarisasi sekitar 555 jenis alga laut
alga hijau banyak hidup dan berkembang di yang tumbuh di wilayah perairan Indonesia
dalam air tawar, sedangkan alga merah dan (Weber-van Bosse A, 1913-1928).
alga coklat perairan laut, merupakan Ekspedisi Danish di Kepulauan Kai (1914-
habitatnya. Sebagian besar jenis alga coklat 916), menginventarisasi sekitar 25 jenis alga
hidup di daerah sub-tropis, sedangkan alga merah; 28 jenis alga hijau, dan 11 jenis alga
merah umumnya hidup di daerah tropis. coklat (Weber-van Bosse A, 1926).
Beberapa faktor yang mempengaruhi Ekspedisi Snellius 11 di perairan Indonesia
pertumbuhan alga makro laut antara lain; (1985), menginventarisasi sekitar 41 jenis
substrate salinitas, nutrisi baik yang berasal alga merah; 59 jenis alga hijau, dan 9 jenis
dari substrat maupun massa air, gelombang, alga coklat (Coppejans E & Prud'homme
arus, kedalaman dan kejernihan dalam van Reine WF, 1989a, 1989b, 1992a,
kaitannya dengan intesitas cahaya. Alga 1992b). Buginesia III Project di perairan
makro laut banyak dijumpai tumbuh di Kepulauan Spermonde Sulawesi Selatan
daerah perairan yang agak dangkal dengan (1988-1990), menginventarisasi sekitar 118
kondisi dasar perairan berplisir, sedikit jenis dari 40 marga alga merah; 80 jenis dari
lumpur atau campuran kedua-nya. Memiliki 21 marga alga hijau, dan 36 jenis dari 11
sifat benthic (melekat) dan sering disebut marga alga coklat (Verheij E &
sebagai benthic algae. Hidup sebagal Prud’homme van Reine WF, 1993). Dalam
fitobentos dengan melekatkan thallusnya (waryono,.2008)
pada substrat pasir, lumpur berpasir, karang, 4.3. karakteristik rumput laut
fragmen karang mati, kulit kerang, batu atau Keragaman,keseragaman dan dominan
kayu. Kondisi perairan yang cocok pada Keragaman di dapatkan dari hasil
umumnya adalah perairan yang jernih selama penelitian di lapangan dengan di
lakukan analisis data mengununakan rumus penekana komuniatas rumput lautdi pantai
yang telah di tetapkan.nilai tertinggi di kastela. Serta terdapat dominansi dari jenis
dapatkan dengan jumlah yang sanngat tinggi rumput laut padina australis yang mana
oleh padina australis jenis rumput laut yang telah di ketahui sebelumnya pada analisi
paling banyak mendominasi sepanjang data keseragaman.
pantai kastelah, di karenakan habitat dari 4.4. jenis perindividu
1.. padina australis
padina australis ini landai dengan kondisi
Berdasarkan dari hasil penelitia yang
air yang keruh berlumpur di tambah debit air di temukan di dapatkan cirri-ciri sebagai
berikut, alga ini berwarna coklat kekuningan
yang sedikit dan mampu hidup di tempat
, thallus berbentuk seperti kipas permukaan
dengan salinitas yang tinggi sehingga halus,licin dan agak tebal panjangnya antara
4-5 cm. alga ini tumbuh menempel pada
rumput laut jenis ini mampu hidup dan
batu karang.
berkembang dengan baik di perairan kastela,
Untuk keseragaman di dapatkan nilai
keseragaman dari berbagai jenis individu
namun, tidak terdapat keseragaman yang
signifikan yang di penggaruhi oleh jumlah
padina australis yang menyebabkan terdapat

Gambar 1. padina australis dari hasil


\ penelitian pantai kastela

Gambar 3. Codium intricatum okamura


dari hasil penelitian di pantai kastela

Gambar
6.https://www.algaebase.org
3.Codium intricatum

Jenis spesies (holotipe) dari


genus Codium adalah Codium  tomentosum 
Stackhouse . Genus memiliki thali dari dua
bentuk, baik tegak atau bersujud.

Gambar 2.https://www.algaebase.org

Gambar 5. Turbinaria decurrens

5. Turbinaria decurrens

Jenis spesies (holotype) dari


genus Turbinaria adalah Turbinaria 
turbinata (Linnaeus)  Kuntze. Daun
menggasing, melebar hingga distal akhir Gambar 4.
membentuk batas helaian mahkota https://www.algaebase.org
melalui barisa gigi dan vesikula berada
di tengah mahkota

a. Halemeda macroloba
Bertipe holdfastblade panjang
keseluruhan 16 cm, panjang dan
lebar blade berbeda-beda rata 1-
bentukan rumpun tekstur blade
Gambar 6. Halemeda
macroloba licin, bentuk blade seperti kipas
agak membulat

1,5 cm talusnya berbentuk seperti

a. Bornettela nitida a. rosenvingea orientalis


Melintasi thali berkoloni, berbentuk silinder memiliki thallus tegak, coklat zaitun,
tabung : tinggi mencapai 5 cm. lunak dan lemah, hingga 15 cm,
percabangan pada bagian dasar thallus bercabang sebagian besar. Struktur
seperti gulungan berisi 24-28 dengan rongga pusat dan dinding daun
percabangan. Bagian holofast ada akar teba; 3-5 sel, ini dengan lapisan dalam
serabut sebagai penempel pada subtract. sel medula hialin.

Gambar 7. Bornettela nitida rosenvingea orientalis

a. acrosorium polyneurum
jenis spesies (holotipe), dari genus
acrosorium adalah acrosorium
aglaophylloides zanardini ex

Gambar 8. turbinaria conoides

Gambar 8. Acrosorium polyneurum


a. turbinaria conoides No Stasiun Suhu /Co Ph air salinitas
batang silindris, tegak, kasar, 1. Satu dan dua 21Co basa 47%
terdapat bekas-bekas
percabangan, holdfast berupa
cakram kecil dengan terdapat
perakaran yang berkspansi radial.

1. Tabel pengamatan.
Gamabar tabel 1. Jenis rumput laut yang di
temukan di pantai kastela.

Tabel 2. Parameter lingkungan

Jumah
individu/koloni
No Jenis rumput laut rumput laut
Clorophyta
condium intricatum 14
1
okamaru
2 neomoris annulata 7
3 halemeda macroloba 11
Phaeophyta Tabel 3. Hasil analisi data
1 rosenvingea orientalis 1
2 turbinaria conoides 3
3 turbinaria decurrens 2
4 padina australis 34
Rhidophyta
1 acrosorium polyneurum 1
Ploting Jumlah
Stasiu
n Jenis Spesies 1 2 3 4 5 6 7 8 9 H' E' C'
Turbinaria decurrens 1 4 0.27 0.37 0.07
Halimeda macroloba 7 3 0.35 0.49 0.14
I
Candium intricatum 1
0.30 0.43 0.32
okamura 1 3 8 1 0
Jumlah 0.922 1.291 0.521
1
2.92 0.64 0.44
Padina australis 10 0 4 6 1 1
Turbinaria decurrens 2 0.18 0.04 0.03
Neomoris annulata 7 0.64 0.14 0.10
Rosenvingea orientalis 1 0.09 0.02 0.01
Acrosorium
0.09 0.02 0.01
polyneurum 1
II Turbinaria conides 2 1 0.27 0.06 0.04
Jumlah 4.192 0.917 0.630

 Indeks keragaman (H’) antaranya :

Dari hasil yang di dapat serta di analisis • Padina australis :2.92 :

yang dilakukan didapatkan indeks 1< H’< 3 = berarti komunitas dalam

keragaman pada stasiun 1 yakni : 0.922 di keadaan sedang

mana keragaman perindividu diantaranya : • Turbinaria decurrens :0.18 :

• Turbinaria decurrens :0.27 H’< 1 : berarti komuntas dalam

: H’< 1 : berarti komuntas dalam keadaan tak stabil

keadaan tak stabil • Neomoris annulata :0.64 :

• Halimeda macroloba :0.35 H’< 1 : berarti komuntas dalam

: H’< 1 : berarti komuntas dalam keadaan tak stabil

keadaan tak stabil • Rosenvingea orientalis :0.09 :

• Candium intricatum H’< 1 : berarti komuntas dalam

okamura. :0.30 : H’< 1 : berarti keadaan tak stabil

komuntas dalam keadaan tak stabil • Acrosorium polyneurum :0.09 :


H’< 1 : berarti komuntas dalam
Jika di lihat dari intrepertasi H’ di dapatkan
keadaan tak stabil
pada stasiun 1 : H’< 1 : berarti komuntas
• Turbinaria conides :0.27 :
dalam keadaan tak stabil.
H’< 1 : berarti komuntas dalam
Dan dari stasiun 2 yang telah di
keadaan tak stabil
analisi di dapatkan nilai indeks keragaman
yakni : 4.192 Jika di lihat dari interpertasi H’ di

Di mana keragaman perindividu di dapatkan pada stasiun 2 : H’>3 = berarti


komunitas dalam keadaan baik. Spesies penyusunya tidak banyak
 Indeks keseragaman (E’) ragamnya, ada dominasi dari spesies
Dari hasil yang di dapatkan serta tertentu dan menunjukan tekanan
telah di analisis di dapatkan hasil analisis terhadap tekanan ekosistem.
keseragaman pada stasiun 1 yakni : 1.291  Indeks dominansi C’
di mana keseragaman perindividu Dari hasil yang di
diantaranya : dapatkan serta di analisis
• Turbinaria decurrens : 0.37 mengunakan indeks
• Halimeda macroloba :0.49 dominansi pada stasiun 1
• Candium intricatum okamura. :0.43 yakni : 0.521 di mana
dominansi antar individu
Jika di lihat dari interpertasi
ialah:
keseragaman E’ maka nilainya yakni :
• Turbinaria decurrens :0.07
mendekati 1 jumlah individu yang di miliki
• Halimeda macroloba :0.14
antar spesies tidak jauh berbeda,tidak ada
• Candium intricatum okamura. :0.32
dominasi dan tidak ada tekanan terhadap
ekosistem indeks dominasi. jika di lihat dari nilai intrepertasi
dominansi C’ : mendekati nol (0) di
Dan dari stasiun 2 di dapatkan nilai yang dalam komunitas tersebut tidak ada
di analisis mengunakan indeks keseragaman spesies yang dominan, komunitas
E’ di dapatkan hasil yakni :0.917 di mana dalam keadaan stabil.
keseragaman antara individu yakni : Dari hasil yang di dapatkan serta di analisis
• Padina australis :0.64 mengunakan indeks dominansi pada stasiun
• Turbinaria decurrens :0.04 2 yakni : 0.630 dan nilai dominansi antar
• Neomoris annulata :0.14 individu ialah:
• Rosenvingea orientalis :0.02 • Padina australis :0.44
• Acrosorium polyneurum :0.02 • Turbinaria decurrens :0.03
• Turbinaria conides :0.06 • Neomoris annulata :0.10
• Rosenvingea orientalis :0.01
Jika di lihat dari nilai
• Acrosorium polyneurum :0.01
intrepertasi keseragaman E’ mmaka
• Turbinaria conides :0.04
nilai yakni : nilai mendekati nol (0).
Jika di lihat dari nilai interpertasi sekitarnya, Provinsi Maluku Utara
C’ : mendekati nol (0) di dalam 2012.

komunitas tersebut tidak ada spesies Suparmi, & Sahri, A. (2009). Mengenal
yang dominan, komunitas dalam Potensi Rumput Laut : Kajian
Pemanfaatan Sumber Daya Rumput
keadaan stabil.
Laut Dari Aspek Industri Dan
Kesehatan. Sultan Agung, XLIV(118),
PENUTUP 95–116.
5.1. KESIMPULAN. Wibowo, E., Ario, R., Suryono, S., Taufiq,
Hasil praktikum yang di dapatkan, N., & Destalino, D. (2018). Struktur
Komunitas Rumput Laut di Perairan
yakni keragaman jenis rumput laut di
Pasir Panjang Desa OlibuuKabupaten
dapatkan dari filum phaeyopita yang mana Boalemo, Gorontalo. Buletin
di dominasi oleh jenis padian australis. Oseanografi Marina, 7(1), 59.
Tidak heran jenis ini mendominasi komuitas https://doi.org/10.14710/buloma.v7i1.1
9081
dari pantai kastelah, dengan habitat yang
ekstrim di mana debit air yang rendah dan
keruh serta terdapat arus gelombang yang
kuat membuat hanya beberapa jenis rumput
laut yang mampuh hidup. Namun padina
australis mampu hidup dengan kondisi yang
demikian.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, T. (2006). Protein pada Rumput


Laut. Oseana, 31(4), 23–30.
Kadi, A. (2005). Beberapa catatan kehadiran
marga Sargassum di perairan
Indonesia. Oseana, 30(4), 19–29.
Agustriawan, I.(2011). Keanekaragaman dan
pemanfaatan rumput laut di pantai
bayah, banten. 061106017
Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. (2012).
Ekosistem Pesisir Ternate, Tidore dan

Anda mungkin juga menyukai