Dosen Pengampuh :
Dr.Bachtiar S.Pd.,M.Si
Oleh :
Nur Sarif
03101711034
B/VI
UNIVERSITAS KHAIRUN
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah
Maluku Utara (Nuri Bayan)”.Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua tentang Burung Endemik Maluku Utara (Nuri
Bayan).
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya karya ilmiah ini . Kami berharap semoga Makalah ini
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................!
DAFTAR ISI...............................................................................................................................!!
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang..................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................................................3
3. Tujuan pembahasan.........................................................................................................3
A. Kesimpulan .....................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan satwa liar
tertinggi di dunia (ProFauna Indonesia, 2013). Indonesia juga merupakan salah satu
dari 10 besar negara “mega diversivitas” dan pemasok terbesar produk satwa liar di
Asia, baik secara legal maupun ilegal. Salah satu satwa liar yang terancam punah
dalam skala global akibat adanya perdagangan secara ilegal yaitu burung dengan
Resources (IUCN), 11% dari 9040 spesies burung yang dikenal di dunia berada
dalam keadaan terancam punah (Campbell, et al., 2010). Satwa liar yang terancam
punah dengan tingkat populasi yang semakin menurun antara lain adalah burung Nuri
Bayan. 356 spesies burung paruh bengkok, sebanyak 123 jenis telah mendekati
terancam punah atau lebih parah dan 16 jenis telah berstatus critically endangered
langkanya burung paruh bengkok seperti Nuri Bayan di alam disebabkan oleh
kerusakan habitat (50%), tekanan gabungan antara perburuan dan kerusakan habitat
(10%), perburuan (5%), perdagangan (3%), habitat yang sempit disertai populasi
1
yang rendah (16%), dan sebab lain yang tidak diketahui (16%) (Warsito dan Bismark,
2010). Salah satu penyebab terbesar penurunan jumlah spesies, khususnya sekitar
Burung Nuri Bayan (Eclectus roratus) merupakan jenis burung paruh bengkok
Bayan yang ada di Wildlife Rescue Centre (WRC) Yogyakarta, selain untuk menjaga
jumlahnya agar tidak punah, juga berfungsi untuk meliarkan kembali satwa yang
telah hilang sifat keliarannya sehingga satwa mampu dilepas ke alam. Burung-
burung tersebut didapatkan dari hasil titipan hasil sitaan dan perburuan maupun
Mariana, 2010).
Maluku Utara khususnya jenis cenderawasih dan paruh bengkok beserta habitatnya,
keanekaragaman hayati Zona Wallacea bagian timur. Sedikitnya ada 249 jenis burung
yang terbatas di kawasan ini, yang merupakan 36 % dari 698 jenis yang tercatat di
kawasan wallacea selain itu 27 jenis yang endemik Indonesia juga terdapat disini
2
Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL), merupakan perwakilan dari
hayati yang tinggi dan spesies endemik untuk wilayah Maluku Utara. Hasil kajian
yang telah dilakukan beberapa pakar ornitologi menyimpulkan bahwa sebanyak 243
jenis burung di Maluku Utara (26 jenis endemik). Sekitar 213 terdapat di Halmahera
(24 jenis endemik), 126 jenis merupakan burung penetap dan empat jenis adalah
endemik Halmahera, dimana burung penetap dianggap penting bagi konservasi dan
saat ini diperkirakan terancam punah secara global (Poulsen et al., 1999).
3
BAB II
PEMBAHASAN
Nuri Bayan merupakan salah satu burung paruh bengkok yang asli Indonesia.
Burung Nuri Bayan pun termasuk salah satu burung yang dilindungi di Indonesia,
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Nama latin burung dari famili Psittacidae (parrot)
ini adalah Eclectus roratus (Müller, 1776). Dalam bahasa Inggris dikenal dengan
nama Eclectus Parrot, Grand Eclectus Parrot, King Parrot, Red-sided Eclectus Parrot,
Kaka Moro, Kaka Wandala (Sumba), Karea (Buru), Sopies (Membramo), dan Ubu
(Bacan).
Panjang tubuh sekitar 38 cm dengan berat badan 375 – 550 gram. Salah satu yang
unik dari ciri fisik burung Nuri Bayan adalah perbedaan mencolok pada warna bulu
antara burung jantan dan betina. Burung Nuri Bayan jantan didominasi oleh bulu
berwarna tubuh hijau, dengan kedua sisi perut dan sayap berwarna merah, warna biru
4
pada bawah sayap, paruh jingga kemerahan dengan ujung paruh kuning, dan kaki
abu-abu kehitaman. Sedangkan burung Nuri Bayan betina didominasi oleh bulu
berwarna merah, bulu dada, punggung, dan sayap bagian bawah biru keunguan, paruh
Suara burung Nuri Bayan berupa kuakan tunggal serupa nada “graaah” yang
keras, parau dan meninggi serta suara “kedek-kedek” yang berirama. Burung asli
Indonesia ini tergolong sebagai paruh bengkok yang pandai dalam menirukan suara.
Layaknya burung Beo dan Kakatua, Nuri Bayan pintar menirukan suara-suara di
siang lebih sering terlihat sendirian atau berpasangan namun ketika malam bergabung
dalam kelompok yang terdiri hingga belasan individu dalam sarang komunal. Sarang
Sang Betina umumnya bertelur dan menetaskan dua butir telur dalam sekali
(Eclectus roratus) dikenal dengan beberapa kebiasaan unik lainnya semisal kebiasaan
selingkuh (berganti pasangan) yang berbeda dengan kebiasaan burung paruh bengkok
Burung Nuri Bayan merupakan burung asli Indonesia yang secara alami tersebar
5
paruh bengkok yang dilindungi ini bisa dijumpai di Pulau Papua, pulau-pulau di
Sedikitnya terdapat sembilan supspesies atau ras Nuri Bayan yang dikenal.
Queensland (Australia)
selatan.
cornelia diperkirakan masih sekitaran 1.900 ekor burung dewasa, sedangkan populasi
penurunan meskipun laju penurunan kurang dari 30% dalam 10 tahun terakhir.
6
Dengan pertimbangan tersebut, ditambah luasnya daerah persebaran (mencapai
daftar Appendix II. Sedangkan oleh pemerintah Indonesia, keberadaan burung Nuri
Sehingga izin pemeliharaan dan jual-beli hewan ini diatur ketat dan hanya
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nuri Bayan merupakan salah satu burung paruh bengkok yang asli Indonesia.
Burung Nuri Bayan pun termasuk salah satu burung yang dilindungi di Indonesia,
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Burung Nuri Bayan atau Eclectus Parrot (Eclectus
roratus) berukuran sedang. Panjang tubuh sekitar 38 cm dengan berat badan 375 –
550 gram. Salah satu yang unik dari ciri fisik burung Nuri Bayan adalah perbedaan
mencolok pada warna bulu antara burung jantan dan betina. Burung Nuri Bayan
merupakan burung asli Indonesia yang secara alami tersebar di Indonesia, Papua
yang dilindungi ini bisa dijumpai di Pulau Papua, pulau-pulau di Kepulauan Maluku,
dan Pulau Sumba (Nusa Tenggara Timur). Populasinya tidak diketahui secara pasti,
burung dewasa, sedangkan populasi secara global diprediksi di atas 10.000 ekor.
B. Saran
Adapun saran saya yaitu marilah kita menjaga kelestarian alam dan menjaga
8
DAFTAR PUSTAKA
Sawitri, Reny & Mariana Takandjandji. 2010. Pengelolaan dan Perilaku Burung
Elang di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga, Sukabumi. Jurnal Penelitian
Hutan dan Konservasi Alam. Vol. VII No. 3 : 257-270.
Poulsen, M. K., Lambert, F. R., dan Cahyadin, Y. (1999). Evaluasi terhadap Usulan
Taman Nasional Lolobata dan Aketajawe (Dalam Konteks Prioritas Konservasi
Keanekaragaman Hayati di Halmahera). Bird Life Indonesia Program Bersama
Bogor: Departemen Kehutanan.
Coates, B.J., dan K.D. Bishop. 2000. Panduan Lapangan Burung-Burung Di Kawasan
Wallacea. Bird Life International-Indonesia Programme & Dove
Publications.Bogor.