Belum lama ini, tim peneliti gabungan dari Universitas Oxford, Universitas Wina,
dan Mac Planck Institue, memberikan ujian yang lebih kompkles. Dengan menyediakan
serangkaian kunci bagi Kakatua goffin untuk membuka puzzle mekanik yang cukup kompleks.
Nyatanya, kakatua goffin mampu melakukannya. Peneliti menggunakan 10 ekor kakatua
goffin sebagai sampelnya, agar error sampling bisa ditekan sekecil mungkin.
Estimasi Populasi
Populasi burung Kakatua Tanimbar (Cacatua goffiniana) berkisar antara 100.000 hingga
499.999 (BirdLife International, 2001). Populasinya cenderung mengalami penurunan akibat
degradasi habitat, perburuan untuk diperdagangkan, dan perburuan lantaran dianggap hama
pertanian. Kecenderungan penurunan populasi ditambah dengan daerah persebarannya yang
terbatas.International Union for Conservation of Nature (IUCN Redlist)
memasukkannyamengkategorikan Kakatua Tanimbarsebagai salah satu hewan langka dengan
status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam). Sedangkan oleh CITES (Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora; konvensi perdagangan
internasional untuk spesies-spesies flora dan satwa liar) diburung ini masukdaftar dalam
Appendiks I, sehingga dilarang dari segala bentuk perdagangan internasional, baik hidup
maupun mati.
Menurut pendapat masyarakat setempat, jumlah Kakatua Tanimbar cukup banyak dan
menjadi hama bagi hasil pertanian masyarakat yang berkebun disekitar kawasan Suaka
MargasatwaSM Pulau Tanimbar.Sesuai pengamatan yang dilakukan tim survey burung
Kakatua tanimbar (Cacatua goffini)BKSDA Maluku, perkiraan mengenai populasinya adalah
35.572 ekor pada kawasan Suaka MargasatwaSMPulau Tanimbar.Daerah persebaran alami
Kakatua Tanimbar terbatas di kepulauan Tanimbar, Maluku, yang terletak di antara Laut
Banda dan Laut Arafuru. Beberapa pulau di Tanimbar yang didiami burung ini secara alami
antara lain pulau Yamdena, Larat, Wuliaru, Selu, Sera, dan Seleru. Burung ini telah
diintroduksi ke kepulauan Kai (Maluku), Puerto Riko, dan Singapura.
Dari waktu ke waktu kualitas hutan di kawasan Suaka MargasatwaSM Pulau Tanimbar
terus berubah dan cenderung berkurang. Hal ini disebabkan adanya pembukaan lahan
perladangan yang dilakukan masyarakat dan pencurian kayu secara ilegal.yang nantinya
Perubahan luas hutan tersebut nantinyapasti akan mempengaruhi tingkat kepadatan
populasi burung ini.Menurut pengamatan primer dan sekunder oleh tim survey jenis kakatua
masuk ke dalam kategori belum terancam.