Anda di halaman 1dari 94

MACAM-MACAM BURUNG PARUH BENGKOK II

*KELUARGA PARKIT ARATINGA

Parkit Hijau

Parkit Leher Merah

Parkit Mahkota Biru

Parkit Scharlet Frontet

Parkit Miterd

Parkit Finsch's

parkit topeng merah

Parkit Bermata Putih

Parkit Kuba

Parkit Matahari

Parkit Jandaya

Parkit Golden Capped

Parkit Kepala Hitam

Parkit Tenggorokan Zaitun

Parkit Peach Fronted

Parkit Orange fronted

Parkit Caatinga

Parkit Tenggorokan Brown

Parkit Alexandria

Parkit Maroon Bellied

Parkit Cobalt

Parkit Mentok

Parkit Grey

Parkit Malabar

Parkit Gunung

Parkit Malherbe's

Parkit Cincin Mawar

Parkit Mahkota Merah

Parkit Newton (Punah)

Parkit Tui

Parkit Sulphur

Parkit Chevroned

Parkit Selandia Baru

Parkit Mutiara

Parkit Plain

Parkit Ekor Panjang

Parkit Carolina (Punah)

Parkit Dada Merah

Parkit Rosela

Parkit Budgerigar (Lokal)

Parkit Monk

*KLUARGA MACAW

Gread Green Macaw

Spix's Macaw

Sayu Macaw

Hyacinth Macaw

Lear Macaw

Merah & Hijau Macaw

Biru & Kuning Macaw

Scarlet Macaw

Blue Tenggorokon Macaw

Militer Macaw

Red Fronted Macaw

Kuba Red Macaw (Punah)

Chestnut Fronted Macaw

Red Bellied Macaw

Blue Bersayap Macaw

Blue Berkepala Macaw

Golden Menangkap Macaw

Red Bahu Macaw

* KLUARGA KAKATUA

Kakatua Raja

Kakatua Jambul Jingga

Kakatua Putih

Kakatua Maluku

Kakatua Kecil Jambul Kuning

Kakatua Tanibar/Goffin

Kakatua Little Corella

* Kluarga Bayan

Bayan Raja Australia

Bayan Senegal

Bayan Selandia Baru

Bayan Hijau & Merah

* KLUARGA NURI

Nuri Sayap Hitam

Nuri Dusky

Nuri Melesat Kekuningan

Nuri Leher Biru

Nuri Kardinal

Nuri Leher Violet

Nuri Merah & Biru

Nuri Merah

Nuri Blue Eared

Nuri Hitam

Nuri Brown

Nuri Purple Bellied

Nuri Blac Capped

Nuri mengobrol

Nuri Yellow Bibbed

Nuri Purple Naped

Nuri Berkerah Kepala Hitam

Nuri Melesat Kekuningan

*KLUARGA PERKICI

Perkici Bangkong (Punah)

Perkici Blue Crowned

Perkici Violet

Perkici Kesturi

Perkici Little

Perkici Mahkota Ungu

Perkici Glossopsitta

Perkici Berkepala Zaitun

Perkici Charmosyna

Perkici Papua

Perkici Red Flanked

Perkici Wajah Plum

Perkici Neopsittacus

Perkici Kuning Tagihan

Perkici Bondol

Perkici Pohnpei

Perkici Mindanao

Perkici Flores

Perkici Josephine

Perkici Iris

*KLUARGA LOVE BIRD

Love Bird Lilian's

Love Bird Fischer's

Love Bird Pipi Hitam

Love Bird Peach

Love Bird Wajah Merah

Love Bird Swidern's

Love Bird Madagaskar

Love Bird Kerah Kuning

*KLUARGA SRINDIT

Srindit Srilangka

Srindit Mahkota Ungu

Srindit India

Srindit Filiphina

Srindit Sulawesi

Srindit Jawa

*KLUARGA FORPUS

Forpus Sayap Biru

Forpus Kacamata

Forpus Pasifik

Forpus Wajah Kuning

Forpus Grend Rumped

PARUH BENGKOK
PENGANTAR:

Pada halaman ini khusus disajikan tentang aneka burung


paruh bengkok yang dilindungi karena kelangkaannya.
Penyajian di sini ditujukan untuk menarik minat penghobi
burung atau penyanyang binatang untuk memulai
menangkarkannya. Salam.
Burung paruh bengkok secara ilmiah dikelompokkan ke dalam
bangsa (ordo) Psittaciformes dan hanya memiliki suku (famili)
tunggal, yaitu Psittacidae yang dalam bahasa Inggris dikenal
sebagaiparrot. Suku ini dibagi 3 anak suku berdasarkan
morfologi dan kebiasaan makannya, yakni burang kakatua
(Cacatuiinae), nuri (Loriinae), dan betet (Psittaciinae). Di
seluruh dunia tercatat ada 328 jenis burang parah bengkok,
sementara di Indonesia sendiri terdapat 76 jenis (23,17%) dan
14 jenis (18,42%) di antaranya merupakan burung yang
dilindungi.
A. Klasifikasi
Menurut Gruson (1976) klasifikasi burung paruh bengkok
adalah sebagai berikut.
* Filum: Chordata
* Anak filum: Vertebrata
* Kelas: Aves
* Bangsa: Psittaciformes
* Suku: Psittacidae
* Anak suku: Cacatudinae
Marga:
- Cacatua
- Probosciger
* Jenis:
- Cacatua galerita

- Cacatua sulphurea
- Cacatua moluccensis
- Cacatua alba
- Cacatua goffini
- Probosciger aterrimus
* Anak suku: Loriinae
* Marga:
- Lorius
- Trichoglossus
- Eos
- Psittrichas
* Jenis:
- Lorius lory
- L. domicellus
- Trichoglossus ornatus
- Eos histrio
- Psittrichas fulgidus
* Anak suku: Psittaiinae
* Marga:
- Eclectus
- Tanygnathus
- Loriculus
* Jenis:
- Edectus roratus
- Tanygnathus sumatranus
- Loriculus exilis
- L. catamene
Anggota burung paruh bengkok banyak digemari orang karena
mempunyai berbagai keistimewaan, seperti mudah dijinakkan

dan akrab dengan manusia, mampu menirukan suara,


mempunyai bulu yang indah, mengundang kelucuan, serta
relatif mudah untuk berbiak.
Dengan keistimewaannya tersebut menjadikan masyarakat
sangat tertarik untuk memelihara dan merawatnya. Oleh
karenanya, berbagai seluk-beluk burung ini, seperti morfologi,
penangkaran,pakan, serta kesehatannya layak untuk diketahui
dan dipahami.
Disebut burung paruh bengkok karena memang bentuk
paruhnya bengkok. Berbeda dengan paruh burung pemangsa,
seperti elang, rajawali, dan burung hantu yang bersifat
perobek, burang paruh bengkok mempunyai paruh yang
bersifat masif (padat dan kompak). Paruh bagian atas dan
bagian bawah berbentuk bengkok menyerupai alat catut.
Dengan bentuk demikian, paruh ini bersifat penghancur
(pemecah) biji-bijian besar dan kecil yang keras sekali pun.
Burung paruh bengkok ini dapat dibedakan menjadi 3
kelompok berdasarkan bentuk lidah, cara makan, keberadaan
bulu di kepala (jambul) yang dapat ditegakkan (ereksi), serta
warna bulunya.
Kelompok tersebut adalah kakatua, nuri, dan betet.
B. Kelompok Kakatua
Ciri khas dari burang kelompok kakatua adalah adanya bulu
jambul yang dapat ditegakkan. Ciri lainnya terdapat pada
bentuk lidah dan cara makannya. Lidah kakatua berbentuk
kubus yang permukaannya halus. Pakannya berupa biji-bijian
dengan kulit yang keras maupun lunak.

Cara makannya dengan memecahkan kulit biji tersebut


menggunakan paruhnya yang kuat kemudian mengambil
isinya dengan bantuan lidahnya. Kakatua dikenal mempunyai
struktur dan bentuk paruh yang paling kuat dan kokoh di
antara kelompok paruh bengkok. Warna bulu tubuhnya hanya
putih, merah muda, dan hitam.
Daerah asal kakatua terbatas di daerah Indonesia Timur, yaitu
Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Papua Nugini,
Kepulauan Pasifik, dan Australia juga termasuk daerah asal
kelompok burang ini.
Beberapa jenis kakatua yang dilindungi adalah kakatua koki,
kakatua raja, kakatua-kecil jambul-kuning, kakatua tanimbar,
dan kakatua maluku.
1. Kakatua raja (Probosciger aterrimus)

Kakatua raja mudah dibedakan dengan jenis lain dari bulu


tubuh dan jambulnya yang berwarna hitam serta pipi
berwarna merah tua.
a. Deskripsi dan penyebaran
Jenis kakatua ini mempunyai ukuran tubuh antara 5570 cm.
Bulu tubuh dan jambulnya berwarna hitam dengan pipi
berwarna merah tua.
Penyebarannya meliputi daerah sekitar Papua dan Australia.
b. Anakjenis
Jenis ini mempunyai 3 ras atau anak jenis, yaitu goliath,
stenolophus, dan aterrimus.
1. P. a. goliath. Di antara ke-3 anak jenis kakatua raja, P. a.
goliath mempunyai ukuran tubuh yang paling besar, yaitu antara
6070 cm. Penyebarannya di Papua yang meliputi daerah
sekitar Papua bagian barat, daerah kepala burung, dan P. Waigeo.
2. P. a. aterrimus. Ukuran tubuhnya lebih kecil dibandingkan P. a.
goliath, yaitu berkisar 5560 cm. Penyebarannya meliputi
daerah Papua bagian selatan, P. Aru, sampai Australia bagian
utara.
3. P. a. stenolophus. Ukuran tubuhnya hampir sama dengan anak
jenis goliath, tetapi lebar bulu jambulnya lebih sempit.
Penyebarannya berada di sekitar Papua bagian utara dan P.
Yapen.

c. Status populasi
Anak jenis goliath dan stenolophus masing-masing
diperkirakan berjumlah 20.000 ekor. Sementara kondisi
aterrimus hampir langka karena populasinya diperldrakan

hanya 10.000 ekor saja. Sementara yang dipelihara ex


situ (penangkaran) di seluruh dunia diperkirakan sekitar 350
ekor. Burang ini dilindungi sejak tahun 1970 melalui SK
Menteri Pertanian No. 42/Kpts/Um/1970 dan dipertegas
dengan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.
2. Kakatua tanimbar (Cacatua goffini)

Cacatua goffini

Disebut kakatua tanimbar karena burung ini hanya terdapat di


P. Tanimbar, Maluku.
a. Deskripsi dan penyebaran
Panjang tubuh kakatua tanimbar sekitar 32 cm. Bulu dan
jambul-nya berwarna putih. Demikian juga kelopak matanya
berwarna putih kebiruan dan lore (bulu di atas paruh)
berwarna merah muda. Penyebarannya hanya terdapat

(endemik) di P. Tanimbar (Maluku) dan sekitarnya, yaitu P.


Yamdena, Larat, dan Selara.
b. Status populasi
Populasi kakatua tanimbar di alam diperkirakan lebih dari
200.000 ekor. Pengikisan populasi diakibatkan oleh
deforestasi dan penangkapan, baik untuk diperdagangkan
maupun dianggap sebagai hama perkebunan jagung. Jenis
kakatua ini dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
No. 7 Tahun 1999.
3.
Kakatua
koki
atau
kuning (Cacatua gallerita)

kakatua-besarjambul-

Cacatua gallerita

Ukuran tubuh yang relatif besar dan adanya jambul yang


berwarna kuning menjadi ciri khas dari jenis kakatua ini.
a. Deskripsi dan penyebaran
Ukuran tubuh jenis kakatua ini berkisar 3052 cm. Bulu
tubuhnya berwarna putih dengan jambul berwama kuning.

Warna kuning juga terdapat di bawah sayap dan ekor.


Lingkaran mata berwarna biru pucat atau putih, tergantung ras
kakatuanya.
Jeritannya
sangat
keras
melengking.
Penyebarannya meliputi daerah Kepulauan Maluku, Papua.
b. Anakjenis
Jenis ini mempunyai 4 ras (anak jenis). Namun, kakatua yang
penyebarannya berada di wilayah Indonesia hanya 2 anak
jenis, yaitu kakatua koki medium (C. g. eleonoralC. g.
aruensis) dan kakatua koki besar (C. g. triton)
1) Kakatua koki medium atau kakatua-mediumjambulkuning (C. g. eleonoralC. g. aruensis)
Penyebaran kakatua ini meliputi daerah sekitar P. Aru dan P.
Kai. Kakatua koki medium sering disebut kakatua jambul
kuning ukuran medium atau sedang. Ukuran sayapnya antara
26,129,2 cm dan merupakan ras yang terkecil. Ciri khas lain
dari kakatua ini adalah kelopak matanya berwarna biru sangat
pucat.
2) Kakatua koki besar atau kakatua-besarjambul-kuning (C.g.
triton)
Penyebaran kakatua koki besar meliputi daerah di sekitar P.
Papua. Kakatua ini sering disebut kakatua koki besar karena
tubuhnya lebih besar dari pada C. g. eleonora. Panjang
sayapnya antara 26,134,7 cm. Kelopak matanya berwarna
biru muda. Dua anak jenis lain yang terdapat di Australia,
yaitu C. g. galerita yang penyebarannya di sekitar Australia
dan C.g.fitzroyi yang penyebarannya di sekitar Australia
bagian utara.

b. Status populasi
Di alam, populasi kakatua koki menunjukkan angka yang
stabil dan relatif aman, yakni tercatat sekitar 500.000 ekor. Di
Indonesia, pengikisan populasi kakatua koki terjadi karena
perusakan habitat yang berupa hutan dataran tinggi (sampai
sekitar 1.000 m dpl), pembunuhan karena dianggap hama
pengganggu tanaman jagung, serta ditangkap secara liar dan
semena-mena untuk diperdagangkan sebagai hewan
kesayangan.
Sebagai upaya pelestariannya, kakatua koki ditetapkan sebagai
burung yang dilindungi sejak tahun 1978 melalui SK Menteri
Pertanian No. 742/Kpts/Um/12/1978 dan dipertegas lagi
dengan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999. Burung
ini, terutama ras ukuran besar (C.g.triton),mempunyai
kemampuan untuk menirukan suara-suara di sekelilingnya
(burung pelatah) serta mempunyai perilaku yang lucu dan
jinak terhadap manusia.
4. Kakatua-kecil jambul-kuning (Cacatua sulphurea)

Cacatua sulphuera

Jenis kakatua ini berasal dari Sulawesi dan Nusa Tenggara


Timur.
a. Deskripsi
Panjang tubuh berkisar antara 3335 cm.
b. Anak jenis
Jenis kakatua ini mempunyai 4 anak jenis (subspesieslras)
yang ciri-cirinya dapat dilihat pada Tabel 2.
Keempat anak jenis tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kakatua-kecil

jambul-kuning (Cacatua

sulphurea

sulphurea). Ras ini dijumpai di P. Sulawesi dan pulau-pulau di


sekitarnya, seperti Mina, Butung, Tanah Jampea, Kayuadi,
Kaleo, Kalatoa, Madi, dan Kep. Tukangbesi.

2. Kakatua putih kecil jambul jingga (C. s. titrinocristatd), dijumpai


di P. Sumba.
3. Kakatua kecil abbot (C. s. abboti) yang dijumpai di p.
Masalembo dan P. Masakambing.
4. Kakatua timor (C. s. parvula): dijumpai di Nusa Tenggara,
seperti di P. Lombok, Sumbawa, Komodo, Rinca, Padar, Flores,
Pantar, Alor, Semau dan Timor.

c. Status populasi
Di seluruh dunia, burung kakatua jenis ini diperkirakan ada
40.000 ekor, meliputi in situ dan ex situ. Sementara setiap
anak jenis raempunyai tingkat kelangkaan yang berbeda.
Untuk anak jenissulphurea populasi terbanyak yang masih
dapat bertahan terdapat di P. Buton, yakni 50100 ekor pada
sensus tahun 1997.
Anak jenis parvula tersebar di di beberapa pulau di Nusa
Tenggara, di antaranya yang mempunyai populasi terbanyak
dilaporkan di P. Komodo sebanyak 8590 ekor (sensus 1995)
dan di P. Moyo diperkirakan ada 1.600 ekor (sensus 1981).
Anak jenis citrinocristata diperkirakan antara 1.1502.644
ekor (analisa tahun 1995) yang telah mengalami penurunan
populasi terparah pada tahun 19861989, yakni mencapai
80%.
Anak jenis yang paling langka, yaitu abboti yang saat ini
hanya tersisa 5 ekor saja di P. Masakambing (sensus tahun
1997). Kecenderungan kelangkaan ini terutama disebabkan
oleh penangkapan untuk diperdagangkan dan juga karena
perasakan liabitat alaminya.

Berdasarkan catatan menunjukkan bahwa perdagangan ekspor


jenis kakatua-kecil jambul-kuning mencapai sekitar 100.000
ekor pada tahun 19801992. Sementara di habitat yang
beragam mulai dari daerah perkebunan, tepi hutan sampai
luitan dengan ketinggian 800 m dpl terus mengalami
pingikisan.
Jenis kakatua ini dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah
Kl No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan
dan
Salwa
Liar.

Cacatua moluccensis

5. Kakatua maluku (Cacatua moluccensis)


Sesuai namanya, burung ini berasal dari pulau rempah, yaitu
Maluku.
a. Deskripsi dan penyebaran
Panjang tubuh kakatua maluku antara 4050 cm. Bulu dan
jambulnya berwarna merah muda. Kelopak matanya putih.
Paruhnya berwama hitam. Gerakannya lambat. Penyebarannya
meliputi P. Seram, Saparua, dan Haruku yang terdapat di
Maluku.
b. Status populasi
Kakatua maluku hidup di dataran rendah antara 1001.200 m
dpl di daerah hutan primer dataran rendah. Populasinya terus
menurun dan saat ini jumlahnya diperkirakan tinggal sekitar
8.000 ekor saja. Salah satu sebab penurunan populasi karena
perdagangan yang pernah mencapai 5.000 ekor per tahun pada
19811985. Kini jenis ini menjadi rentan dan dimasukkan ke

dalam apendiks ICITES. Jenis ini dilindungi berdasarkan


Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.
C. Kelompok Nuri
Ciri khas burang nuri adalah bentuk lidah dan cara makannya.
Lidah nuri mempunyai permukaan yang mirip dengan sikat.
Dengan bentuk permukaan yang demikian maka cara
makannya adalah dengan menjilat. Jenis pakannya berupa
buah-buahan, madu, dan tepung sari bunga (nektar). Warna
bulu pada nuri sangat beraneka ragam. Penyebarannya
terdapat di daerah Indonesia bagian Timur, Papua Nugini,
Kepulauan Pasifik, dan Australia.
1. Kasturi kepala-hitam
hitam (Lorius lory)

atau

nuri-merah

kepala-

Nuri kepala hitam

Salah satu hal yang menjadi daya tarik jenis nuri ini adalah
kepandaiannya berbicara dan berwarna indah sehingga banyak
dicari orang.

a. Deskripsi dan penyebaran


Kasturi atau lebih dikenal dengan sebutan nuri mempunyai
bentuk ekor yang melebar. Dada bagian atas dan kepala
berwarna merah. Bagian mahkota kepala berwarna hitam.
Bagian kepala bawah dan mantel berwarna ungu tua yang
berlanjut sampai dada sehingga berbentuk seperti kalung.
Paha dan bagian bawah ekor berwarna biru turkis. Daerah
pinggang berwarna merah dan ekor bagian atas berwarna biru
turkis. Sayap bagian atas berwarna bijau dan sayap bagian
bawah berwarna merah. Berat tubuh antara 200240 g dan
panjang tubuhnya sekitar 31 cm.
Penyebaran jenis nuri ini meliputi daerah kepala burang Papua
dan sekitarnya, seperti P. Batanta, Salawati, dan Misool.
b. Anak jenis
Kasturi kepala-hitam mempunyai 7 anak jenis, yaitu L. l. lory,
L .1. erythrothorccc, L. l. somu, L. l. salvadorii, L .1.
viridicrissalis, L. Ljobiensis, dan L. l. cyanauchen.
1. L l. lory. Ciri yang nyata pada anak jenis L. l. lory ini adalah
warna biru pada daerah tengkuk dan melebar ke arah punggung
sampai ke bagian dada, perut, serta tungging. Pada sayap bagian
bawah mulai dari pangkal sayap sampai ke bagian ujung
berwarna merah, kuning, dan hitam. Pada burang yang belum
dewasa, mantel ungu di tengkuk belum menyatu dengan daerah
perutnya. Penyebarannya meliputi bagian kepala burang Papua
dan Papua llnral.
2. L. l. erythrothorax (red-breasted lory). Ciri yang mudah dilihat
dari L.l

erythrothorax adalah

mantelnya

borwarna

ungu

melingkar tidak penuh pada bagian leher. Pada bagian punggung,

dada, dan tungging terdapat warna biru yang terpisah satu saina
lain. Pada sayap bagian bawah mempunyai warna yang mirip
donganL. l. lory. Penyebarannya meliputi Papua bagian selatan
yang meluas ke arah Papua Nugini (di utara sampai Semenanjung
Onin dan di sclatan sampai Semenanjung Huon).
3. L. l. somu (nuri somu). Ciri pada anak jenis ini adalah tiadanya
mantel ungu di tengkuk. lenyebarannya meliputi P. Papua
bagian tengah.dan daerah bagian selatan PapuaNugini.
4. L.l. salvadorii (nuri salvadori). Ras nuri ini mirip dengan L.
l. erythrothorca, tetapi warna ungunya lebih dominan dibanding
hitam. Warna ungu ini meluas sampai daerah bawah sayap.
Penyebarannya meliputi P. Papua bagian utara, dari Aitape
sampai Teluk Astrolabe.
5. L. l. viridicrissalis. Anak jenis viridicrissalis mirip dengan anak
jenis salvadorii, tetapi warna daerah dadanya lebih dominan
hitam serta meluas sampai bawah sayap. Penyebarannya meliputi
P. Papua bagian utara, dari Teluk Humboldt sampai Sungai
Memberamo.
6. 6) L. l.jobisiensi (nuri jobi). Ciri nuri jobi hampir mirip dengan L.
l. salvadorii, tetapi warna merah di dada dan ungu di bagian
mantelnya lebih pucat. Penyebarannya meliputi P. Yapen dan
Mios Num di Teluk Geelvink.
7. 7) L. l. cyanauchen (nuri biak). Ciri khas nuri biak adalah warna
biru pada bagian tengkuknya bersatu dengan warna hitam di
mahkotanya. Mantel ungu ini melingkar tidak penuh. Pada
bagian punggung terdapat pula warna biru yang melebar ke
bagian dada teras ke arah tungging. Pada sayap bagian bawah
terdapat warna biru, kuning, dan hitam yang tersusun dari
pangkal sampai ke ujung sayap. Penyebarannya hanya terdapat di
P. Biak di Teluk Geelvink.

c. Status populasi
Burung ini tersebar luas di P. Papua dan sekitarnya, teratama
di daerah dataran rendah. Populasinya diperkirakan lebih dari
100.000 ekor. Jenis nuri ini dilindungi sejak tahun 1970
melalui
Surat
Keputusan
Menteri
Pertanian
No.421/Kpts/Um/8/1970. Warna utamanya merah dengan
bagian kepalanya berwarna hitam. Pada bagian leher terdapat
kalung berwarna biru keunguan. Sayapnya berwarna hijau.
2. Perkici dora atau nuri ornet (Trichoglossus ornatus)

Trichoglossus ornatus atau perkici dora

Jenis nuri ini sangat menarik karena warna-warni bulunya


terlihat seperti pelangi.
a. Deskripsi dan penyebaran
Secara sepintas, nuri ornet sangat mirip dengan nuri
pelangi (T. haematodus). Perbedaannya, pada bagian pipi nuri
ornet berwarna merah, sedangkan nuri pelangi berwarna biru
tua atau hitam. Panjang tubuh sekitar 25 cm dan berat tubuh

antara 110130 g. Penyebarannya meliputi P. Sulawesi dan


sekitarnya.
b. Status populasi
Habitat alaminya berupa hutan pegunungan sampai ketinggian
1.000 m dpl, tetapi tidak menyukai hutan yang lebat. Populasi
di alam diperkirakan lebih dari 50.000 ekor. Burung ini
dilindungi berdasarkan SK Menteri Pertanian No.
757/Kpts/Um/12/1979 dan dipertegas lagi dengan Peraturan
Pemerintah PJ No. 7 Tahun 1999.
3. Nuri kabare atau kasturi raja (Psittrichas fulgidus)

Psittrichas fulgidus

Ciri khas nuri kabare adalah bentuk parahnya seperti elang


sehingga sering disebut nuri elang.
a. Deskripsi clan penyebaran

Bulu tubuhnya dominan berwarna merah dan hitam. Panjang


tubuhnya 46 cm. Burung ini mempunyai ukuran tubuh yang
terbesar di antara kelompok nuri. Perbedaan morfologi antara
burung jantan dan betina, terletak pada sejumput bulu
berwarna merah di belakang mata pada burang jantan,
sedangkan pada burung betina tidak dijumpai.
Habitat alaminya berapa hutan dataran tinggi Papua yang
terletak pada ketinggian 1001.800 m dpl dengan luas sekitar
km2.
b. Status populasi
Populasi di alam diperkirakan berjumlah di atas 10.000 ekor
dan cenderung terus menurun akibat tekanan eksploitasi. Jenis
ini mempunyai status dilindungi sejaktahun 1978 melalui SK
Mentan No. 742/Kpts/Um/12/1978 dan dipertegas dengan
Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.
4. Kasturi tengkuk-biru atau nuri merah kepala biru
maluku (Lorius domicella)
Jenis nuri ini hanya dapat ditemukan di Maluku.
a. Deskripsi dan penyebaran

Lorius domicella atau kasturi tengkuk biru

Warna tubuh nuri jenis ini pada umumnya merah tua. Pada
bagian leher terdapat kalung kuning. Bagian mahkota
kepala berwarna hitam agak violet. Sayapnya hijau. Mata dan
paruhnya merah oranye. Panjang tubuh antara 2829 cm.
Berat antara 200250 g. Kasturi tengkuk-biru maluku serupa
dengan nuri punggung-kuning (L. chlorocercus), tetapi dapat
dibedakan dengan kalung warna kuningnya lebih sempit
serta warna ungu pada bagian mahkota kepala belakangnya.
Penyebarannya meliputi daerah P. Seram. Dahulu pernah
tercatat dijumpai juga di P. Ambon dan P. Buru.
b. Status populasi
Habitat nuri merah kepala biru maluku berapa hutan primer
pada ketinggian 5001.000 m dpl. Namun, dewasa ini
habitat Lorius domicella sudah merambah sampai perkebunan
pepaya dan pisang. Populasi nuri ini semakin terancam

kepunahan akibat deforestasi dan penangkapan yang membabi


buta. Pada tahun 1991, populasinya diperkirakan sekitar
20.000 ekor. Saat ini populasinya diperkirakan mengalami
sedikit kenaikan.
Nuri ini masuk dalam daftar jenis burung yang dilindungi
sejak tahun 1972 dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian
No. 327/Kpts/Um/i972 dan diperkuat dengan Lampiran
Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999.
5. Nuri talaud (Eos histrio)
Pada sidang CITES tahun 1994 di Florida, nuri talaud dikategorikan dalam Apendiks I.
a. Deskripsi dan penyebaran

Warna dominan nuri talaud adalah merah dan biru. Ciri


utamanya adalah biru pada bagian dada dan mantel (sayap)

yang memanjang sampai sekitar mata serta melebar sampai


bagian belakang kepala. Bulu bagian skapula (pangkal sayap
dekat daerah punggung), paha, dan bulu terbangnya berwarna
hitam, parah berwarna kuning kemerahan, dan iris mata
berwarna cokelat kehitaman. Panjang tubuhnya antara 3031
cm dan berat tubuhnya antara 150190 g. Ciri pembeda
adalah warna biru yang melebar di bagian dada dan di
belakang kepala.
b. Anak jenis
Terdapat 3 anak jenis nuri talaud sebagai berikut:
1. E.h.histrio terdapat di Kepulauan Sangihe.
2. E. h. talautensis terdapat di pulau-pulau di Kepulauan Talaud.
3. E.h. challengeri terdapat P. Miangas dan di Kepulauan Nanusa.

Perbedaan morfologi ketiga anak jenis tersebut tidaklah terlalu


jelas. Anak jenis E. h. histrio agak lebih besar dibanding E. h.
talaut-ensis. Selain itu, pada E. h. histrio mempunyai lebih
banyak warna hitam di bagian sayap dan garis biru yang lebih
besar di bagian dada. Pada anak jenis E. h.
challengeri memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan
dengan kedua anak jenis lainnya serta warna birunya tidak
terlalu banyak.
c. Status populasi
Populasi di alam sudah sangat jarang yaitu antara 5.000
10.000 ekor saja yang cenderang terus menuran. Habitat
aslinya berapa hutan dengan luas hanya meliputi 1.000 km
dan terletak pada ketinggian antara 0500 m. Ancaman
serius terhadap populasinya adalah eksploitasi. Oleh

karenanya, dalam sidang CITES di Florida pada tahun 1994


menempatkan nuri talaud dalam kategori Apendic I.
Sementara di Indonesia termasuk di dalam daftar jenis burang
yang dilindungi sejak tahun 1979 melalui undang-undang No.
757/Kpts/Um/12/1979 kemudian diperjelas lagi dengan
eraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999.
D. Kelompok Betet
Betet mempunyai bentuk lidah dan cara makan yang serupa
dengan kakatua. Bentuk dan struktur lidah betet tidak sekuat
dan sekokoh lidah kakatua, tetapi lebih kuat dibanding nuri.
Selain itu, yang membedakan kelompok betet dengan kakatua
adalah tidak adanya bulu jambul yang dapat ditegakkan di
kepalanya.
Warna bulunya tidak sekaya nuri, tetapi umumnya terbatas
pada warna hijau dan merrah saja. Penyebaran anak kelompok
betet ini adalah yang terluas di antara bangsa paruh bengkok.
Anggota kelompok ini dapat dijumpai di Afrika, Asia,
Amerika Selatan, Australia, dan sekitar Kepulauan Pasifik.
Beberapa jenis burung anggota kelompok betet di antaranya
nuri bayan, betet-kelapa punggung-biru, serindit paruh-merah,
dan serindit sangihe.

Eclectus roratus atau bayan

1. Nuri bayan atau bayan (Eclectus roratus)


Jenis kelamin nuri bayan dibedakan berdasarkan warna pada
bulu tubuhnya.
a. Deskripsi
Burung ini berukuran 35 cm. Terdapat perbedaan morfologi
yang mencolok antara burung jantan dan betina. Pada burung
jantan, warna dominannya hijau dengan sedikit bercak merah
pada bagian sayap sebelah dalam. Sementara pada burung
betina warna utamanya merah dengan atau tanpa bercak ungu
pada bagian dada serta kuning pada bagian ujung ekornya.
b. Anakjenis
Nuri bayan mempunyai 7 anak jenis yang 2 anak jenis di
anlaranya tidak terdapat di wilayah Indonesia. Dua anak jenis

yang tidak terdapat di Indonesia, yaitu nuri bayan Australia


(. r. magillivrayi) yang terdapat di Semenanjung York,
Australia dan nuri bayan solomon (E. r. solomonensis) yang
terdapat di P. Solomon.
Sementara 5 anak jenis yang terdapat di Indonesia, yaitu nuri
bayan maluku selatan (E. r, roratus),nuri bayan maluku
utara (E. r. vosmaeri), nuri bayan sumba (E. r. cornelia), nuri
bayan tanimbar(E. r. ricdeli), dan nuri bayan papua (E. r.
polychloros).
Ke-5 anak jenis ini dapat dibedakan berdasarkan warna pada
burung betina.
1. Nuri bayan maluku selatan. Pada betina ditandai dengan warna
ungu yang menutup seluruh bagian dada dan perutnya.
Sementara pada burung jantan terdapat bercak merah pada
bagian dada, hitam pada ekor bagian dalam, dan kuning muda
pada ujung ekor bagian dalam. Anak jenis ini terdapat di daerah
Kepulauan Maluku bagian selatan, yakni di P. Buru, Seram,
Ambon, Saparua, dan Haruku.
2. Nuri bayan maluku utara. Burung betina hampir mirip dengan
nuri bayan maluku selatan (E. r. roratus),tetapi warna kuning
selain pada ujung ekor bagian dalam juga terdapat pada tunggir.
Anak jenis ini terdapat di daerah Maluku Utara.
3. Nuri bayan sumba. Burung betina mirip dengan nuri bayan
maluku selatan (E. r. roratus), tetapi tidak dijumpai kalung ungu
di daerah dada dan perutnya. Pada burang jantan disertai dengan
warna merah. Penyebaran anak jenis ini hanya terdapat di P.
Sumba.
4. Nuri bayan tanimbar. Burung betina mirip dengan nuri bayan
sumba (E. r. riecfe/i), tetapi warna kuning selain pada ujung ekor

bagian dalam juga terdapat pada tunggirnya. Selain itu, pada


bagian punggungnya berwarna kelabu. Penyebaran anak jenis ini
hanya terdapat di P. Tanimbar.
5. Nuri bayan papua. Burung betina mirip dengan nuri bayan
maluku selatan (E .r. roratus), tetapi tanpa warna kuning di ujung
ekornya. Pada malanya terdapat lingkaran berwarna biru. Anak
jenis ini terdapat di Pulau Papua (Papua dan Papua Nugini).

c. Status populasi
Populasi nuri bayan di dunia diperkirakan di atas 300.000
ekor. Di alam, habitat burung ini cukup beragam dari hutan
sampai daerah Niivana, mangrove, perkebunan kelapa, dan
hutan kayu putih di ketinggian sampai 1.900 m dpl. Namun,
paling umum dijumpai di hutan dataran rendah, pesisir, dan
perkebunan. Nuri bayan dijumpai hidup sendiri, berpasangan,
atau dalam kelompok kecil.
Nuri bayan mulai dilindungi sejak tahun 1972 melalui SK
Menteri Pertanian No.327/Kpts/Um/7/1972, dan dipertegas
lagi dengan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.
Sementara anakjenis yang cukup kritis populasinya adalah
nuri bayan sumba.
2. Serindit paruh-merah atau serindit sulawesi (Loriculus
exilis)

Serindit paruh merah

Jenis burung ini termasuk burung yang mungil karena hanya


berukuran sekitar 10 cm.
a. Deskripsi dan penyebaran
Jenis nuri ini berukuran kecil sekitar 10 cm. Kebiasaan yang
menarik dari burang ini adalah selalu beristirahat dengan
bergantungan pada kawat atau ranting pohon, dengan posisi
kaki di atas dan kepala di bawah. Warna dominan adalah hijau
dengan punggung berwarna merah.
Pada jantan, daerah tenggorokan berwarna merah. Sementara
pada betina, warna merah ini akan mengecil atau hilang sama
sekali. Paruhnya merah. Mahkota hijau. Penyebaran burung
ini hanya terdapat di P. Sulawesi. b. Status populasi Di alam
populasinya diperkirakan lebih dari 10.000 ekor, yang
menghuni daerah hutan, hutan bakau pesisir, sekitar kampung

dan daerah terbuka. Burang ini dapat hidup dari dataran


rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl.
Jenis ini dilindungi berdasarkan SK Menteri Pertanian No.
757/Kpts/Um/12/1979, dan dipertegas lagi dengan Peraturan
Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.

3. Serindit sangihe (Loriculus catamene)

Serindit sangihe merapakan burung endemik di P. Sangir yang


terletak di sebelah utara Sulawesi.
a. Deskripsi dan penyebaran
Serindit sangihe berukuran kecil (13,5 cm). Tubuh didominasi
warna hijau. Mahkota dan tenggorok bewarna merah.
Paruhnya hitam dan iris putili kekuningan. Burung ini
endemik di P. Sangir, di utara Sulawesi.
b Status populasi

Burung ini sudah sangat jarang dijumpai semenjak vegetasi di


habitatnya diubah jadi perkebunan kelapa. Tercatat populasi
terbesar yang pernah dijumpai sebanyak 17 ekor burung pada
tahun 1985). Burung ini dilindungiberdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No, 7 Talum 1999.
4. Betet-kelapa punggung- biru dan kastura sulawesi
(Tanygnathus sumatranus).
a. Diskripsi dan penyebaran

Salah satu jenis betet

Tubuh didominasi warna hijau; bagian bawah dan mantel


berwarna hijau kekuningan pada jantan, dan hijau tua pada
betina serta biru muda pada tepi bulu sayap; punggung dan
daerah pinggang berwarna biru; ujung ekor berwarna hijau
kekuningan pada burung jantan, paruh berwarna merah, dan
betina berwarna putih krem. Iris kuning muda. Panjang tubuh
sekitar 32 cm.
Penyebaran burung ini terdapat di P. Sulawesi dan sekitarnya.

b. Anakjenis: Betet-kelapa punggung-biru mempunyai 4 anak


jenis sebagai berikut.
1. Tanygnathus sumatranus sumatranus (mulleri mulleri) yang
tersebar di daerah Sulawesi dan sekitarnya.
2. T. s. sangirensis ditandai dari pangkal sayap dan penutup kecil
berwarna lebih biru, kepala lebih hijau gelap daripada badan, dan
iris berwarna kuning. Penyebaran meliputi P. Sangir dan
Karakelong.
3. T. s. burbidgii dicirikan dari warna bulu hijau lebih tua, daerah
sekitar

leher

lebih

terang;

dan

iris

berwarna

kuning.

Penyebarannya meliputi Kepulauan Sulu.


4. T. s. everetti, T. s. duponti, dan T. s.freeri ditandai dengan iris
berwarna merah. Burung ini tersebar di wilayah Filipina.

c. Status populasi
Habitatnya berapa hutan dataran rendah, pinggiran hutan,
perkebunan, dan persawahan sampai di ketinggian 800 m dpl.
Kastura sulawesi hidup berpasangan atau kelompok kecil.
Sering kali burung ini merupakan hama yang menyerang
perkebunan jagung. Perilakunya aktif di waktu malam.
Populasi di seluruh dunia tercatat sekitar 50.000 ekor.
Akibat tekanan lingkungan maka jenis ini dilindungi sejak
tahun 1979 melalui SK Mentan No. 757/Kpts/Um/i2/i979, dan
dipertegas lagi dengan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun
1999.
Sumber: Perawatan dan Penangkaran Burung Paruh
Bengkok yang Dilindungi, karya Widyabrata Prahara,
penerbit Penebar Swadaya.

PROBLEM UTAMA BURUNG PARUH


BENGKOK1.Gampang rontok bulu2. Nyekukruk tidak
semangat+ Gampang rontok bulu, penyebabnya antara lain
(1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori tinggi
sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah
banyak aktivitas; (3) Selama masa mabung tidak mendapat
asupan nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah
asupan mineral, bisa gunakan Bird Mineral selama masa
mabung atau pasca mabung..
+ Nyekukruk tidak semangat, biasanya dikarenakan
cacingan. Atasi dengan AscariStop.

Anda mungkin juga menyukai